Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL INOVASI

TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN DENGAN


“PIJAR” (PIJAT REFLEKSI) KAKI PADA KLIEN DENGAN DIABETES
MILITUS UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU.

MAHASISWA

IDA ROSYADA
NIM 201133031

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


MATA KULIAH : STASE KELUARGA DAN KOMUNITAS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN DENGAN


“PIJAR” (PIJAT REFLEKSI) KAKI PADA KLIEN DENGAN DIABETES
MILITUS UNTUK MENURUNKAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU.

DI SETUJUI OLEH

Tanggal :

CLINIKAL INSTRUKTUR PEMBIMBING AKADEMIK


LAPANGAN

( )

( )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kepada Allah SWT ysng telah memberikan


karunia dan kasih sayangnya sehingga kita semua masih di berikan perlindungan
dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan laporan pendahuluan ini. Saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena dapat
kiranya di berikan kritik dan saran yang dapat membangun sehingga laporan ini
benar dan dapat di jadikan sumber bacaan yang bermanfaat
Ucapan terima kasih di sampaikan kepada:
1. Didik Haryadi, S.Gz,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. Ns. Nurbani, M.Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
3. Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Pontianak
4. Pembimbing Akademik
5. Clinikal Instrukstur Lapangan
6. Teman-temam mahasiswa Polkkes Kemenkes Prodi Ners yang sangat
membanggakan dan luar biasa.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-
dalamnya semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa dan institusi terkait
ilmu pengetahuannya.

3
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

VISI
Menjadi Institusi Pendidikan Profesi Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Di Tingkat Regional
Tahun 2020

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Profesi Ners yang unggul dalam
Bidang Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis Kompetensi
2. Meningkatkan Program Pendidikan Profesi Ners yang unggul dalam
Bidang Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Yang Berbasis
Penelitian
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang unggul dalam
Bidang Keperawatan Gadar dan Keperawatan Perioperatif Yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna
4. Mengembangkan Program Pendidikan Profesi Ners yang unggul
dalam Bidang Keperawatan Gadar dan Perioperatif Keperawatan
yang Mandiri,Transparan,dan Akuntabel
5. Mengembangkan Kerjasama Baik Lokal Maupun Regional

4
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................2
...........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................5
BAB I.................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.............................................................................................................6
A. Latar Belakang.......................................................................................................6
B. Tujuan....................................................................................................................8
BAB II...............................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................9
A. Pengertian..............................................................................................................9
B. Mekanisme...........................................................................................................10
C. Manajemen...........................................................................................................10
D. Tehnik/Cara..........................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................13
METODELOGI...............................................................................................................13
A. Topik....................................................................................................................13
B. Sub Topik.............................................................................................................13
C. Kelompok.............................................................................................................13
D. Tujuan Umum......................................................................................................13
E. Tujuan Khusus.....................................................................................................13
F. Waktu...................................................................................................................14
G. Tempat.................................................................................................................14
H. Setting..................................................................................................................14
I. Media...................................................................................................................14
J. Prosedur Opersional Yang Di Lakukan................................................................14
K. Referensi..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
LAMPIRAN ( HASIL ANALISA EBN).........................................................................19

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus kerap disebut sebagai silent


killer karena gejalanya sering tak disadari tapi bisa begitu mematikan.
Cara terbaik untuk mengetahui apakah kita mengalami diabetes atau tidak
adalah dengan melakukan tes gula darah di fasilitas kesehatan. Menurut
kriteria 2015, diabetes melitus ditegakkan bila kadar glukosa darah puasa
(GDP) ≥ 126 mg/dL; atau glukosa darah 2 jam pasca pembebanan (GDPP)
≥ 200 mg/dL; atau glukosa darah sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL dengan
gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil & jumlah banyak,
dan berat badan turun.(agustina meldy rika et al.)

Alasan Tidak Rutin Minum Obat aanti diabetes/Suntik Insulin ,


merasa sudah sehat dengan prevelensi 50,4 %. Kriteria DM Perkeni 2011
dan 2015 Kriteria Kriteria Diagnosis DM (konsensus Perkeni 2015) .
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam atau Pemeriksaan glukosa plasma ≥200
mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban
glukosa 75 gram. Atau Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl
dengan keluhan klasik (poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya) Atau Pemeriksaan HbA1c
≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP). Komplikasi yang
sering terjadi pada pasien DM antara lain penyakit jantung koroner, ginjal,
kebutaan, aterosklerosis, dan bahkan ada anggota tubuh yang bisa
diamputasi akibat kematian jaringan yang membusuk.(Castro-Sánchez et
al.)

6
Angka kematian akibat dari DM yang dilaporkan adalah sebesar 4
juta jiwa, diprediksi jumlah penderita DM Pada tahun 2045 mengalami
peningkatan yang mencapai 629 juta jiwa. Amerika Serikat menempati
urutan ke tiga dunia dengan pravalensi penderita diabetes melitus 30,2 juta
jiwa. Tahun 2045 diperkirakan terjadi peningkatan 35,6 juta jiwa. Di Asia
timur negara cina menempati posisi tertinggi pertama dunia dengan jumlah
penderita diabetes melitus sebanyak 114,4 juta jiwa. Pada tahun 2045
diperkirakan meningkat 134,3 juta jiwa (IDF, 2017). Indonesia Diabetes
Militus menempati urutan ke 6 sebagai negara dengan jumlah penderita
DM terbanyak didunia setelah China, India. (Citra Kunia putri dan trisna
insan Noor)Studi populasi diabetes mellitus tipe 2 di berbagai negara
melaporkan bahwa jumlah penderita DM di dunia telah mencapai 425 juta
jiwa, dimana prevalensi diabetes cenderung lebih tinggi pada pria (221
juta jiwa) dibanding wanita 204 juta jiwa(Lyu et al.)
Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan Diagnosis Dokter pada
Penduduk Semua Umur di Kota Singkawang , Provinsi Kalimantan Barat,
Riskesdas 2018 adalah 1240. Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan
Diagnosis Dokter pada Penduduk Umur ≥15 Tahun menurut Kota
Singkawang , Provinsi Kalimantan Barat, Riskesdas 2018 dengan jumlah
866. ). Pravalensi dan insidensi penderita DM tipe 2 meningkat secara
signifikan dari tahun ke tahun,penyakit ini menjadi sebuah ancaman
kesehatan global (PERKENI, 2015).(Hari Nugroho)
Beberapa cara pengobatan tradisional yang di kembangkan di Cina
berusia ribuan tahun dan melibatkan praktek-praktek seperti akupunktur,
akupresur, herbal, pijat, dan qi gong. Pengobatan Cina melibatkan
diagnosis dan pengobatan gangguan qi (diucapkan "chee"), atau energi
vital (Williams & Hopper, 2015) yang merupakan salah satu terapi
komplementer yang mudah di lakukan aman, efektif, murah dan efisien
untuk memperbaiki kadar glukosa darah . Diabetes menyebabkan 1,5 juta
kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari batas
maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan

7
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh
tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum
usia 70 tahun lebih tinggi di negara- negara berpenghasilan rendah dan
menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global
Report, 2016).(Agustini et al.)
Penyakit Diabetes mellitus yang tidak bisa disembuhkan tetapi
dapat dikendalikan dengan mengatur kadar gula darah dalam batas normal.
Pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan melalui terapi farmakologi
dan terapi non farmakologi.(Zhang et al.)
Salah satu pengobatan non farmakologi yang menjadi alternatif
pengobatan diantaranya ialah pijat refleksi .(Gupitasari et al.)
B. Tujuan

1. Membantu klien dalam menurunkan kadar gula darah dengan mudah


dan dapat dilaksanakan sendiri di rumah.
2. Menurunkan kadar gula darah dengan mengurangi efek penggunaan
obat-obat farmakologi
3. Menghemat biaya obat-obatan yang harus di komsumsi pasien setiap
hari.
4. Menambah pelayanan asuhan keperawatan yang merupakan terapi
komplementer
5. Memberikan kenyaman kepada klien dengan cara memberikan terapi
pijat refleksi.
6. Mengurangi Risiko efek-efek obat farmakologi yang di komsumsi
klien setiap hari.
7. Mempercepat penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes
Militus
8. Mengembangkan wawasan dan keterampilan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan komplementer. 
9. Meningkatkan Kualitas Hidup

8
10. Membuat kualitas hidup klien menjadi lebih baik dengan penyakit
yang di deritanya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian

1. Diabetes Militus adalah gangguan sistem endokrin yang dikarakteristikkan


oleh fluktuasi kadar gula darah yang abnormal, biasanya berhubungan
dengan defect produksi insulin dan metabolisme glukosa (Dunning, 2003).
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan
peningkatan konsentrasi gula pada darah yang disertai dengan munculnya
gejala utama yang khas, yakni urin yang berasa manis dalam jumlah yang
sangat besar (Bilous & Donelly, 2014).(Musiana et al.)
2. Kadar gula darah adalah tingkat gula dalam darah yang diatur ketat didalam
tubuh. Kadar gula meningkat setelah makan dan biasanya berada di level
terendah sebelum makan (Henrikson & Bech-Nielson, 2009). Kadar gula
darah adalah jumlah glukosa (gula) yang ada dalam darah (Sari, 2007).
3. Pijat refleksi merupakan terapi komplementer dengan melakukan penekanan
pada titik- titik tubuh tertentu menggunakan tangan atau benda-benda lain
seperti kayu, plastik atau karet (Wikipedia, 2014).
Pijat refleksi adalah pijat dengan melakukan penekanan pada titik syaraf
yang terdapat di kaki maupun tangan dengan tujuan untuk memberikan
rangsangan bioelektrik pada organ tubuh tertentu sehingga memimbulkan
efek rileks karena mempengaruhi beberapa hormon terkait dan aliran darah
menjadi lancar (Trionggo & Ghofar, 2013).
Pijat refleksi merupakan suatu bentuk pemijatan tradisional yang dilakukan
dengan cara menarik, meremas, maupun mendorong, dan memegang untuk
merangsang titik akupuntur dan bagian lain dari tubuh untuk menciptakan
keseimbangan dan hormonal dalam sistem tubuh (Toruan, 2012).(Zhang et
al.)

9
B. Mekanisme

Kegiatan inovasi ini dapat dilaksanakan pada pasien dengan penyakit


Diabetes Militus. Kegiatan pijit refleksi menggunakan alat-alat yang
mudah di dapat dan dengan harga yang sangat murah. Alat yang di
perlukan antara lain :
- Waslap
- Baskom
- Air hangat
- Lap kering atau handuk
- Minyak /oil
- Masker
- Handscon

C. Manajemen

10
Masalah

Inovasi Pijat
Hasil Yang Refleksi Dalam Penelitian
Diharapkan penurunan Gula
Darah Pada ( EBN)
Diabetes Militus

Penerapan/
Pengembangan

D. Tehnik/Cara
1. Persilahkan orang yang akan dipijat untuk duduk / berbaring senyaman
mungkin. Mulailah dengan posisi terlentang. Selama sesi pijat, mungkin
pasien akan diminta untuk berganti posisi telungkup agar pemijat dapat
menerapkan teknik pijat yang tepat pada kaki dan pergelangan kaki.
2. Ucapkan doa sebelum melakukan tindakan.
3. Seka kaki klien pada bagian-bagian yang akan dipijat menggunakan air
hangat dengan waslap.
4. Keringkan dengan handuk bersih.
5. Lapisi tempat untuk meletakkan kaki dengan handuk, hal ini untuk
mencegah krim atau minyak pijat mengotori tempat pijat.
6. Oleskan minyak atau lotion ke bagian yang akan dipijat. Minyak atau
lottion bukan sebuah keharusan, tetapi biasanya dianjurkan untuk

11
mengurangi terjadinya gesekan antara tangan pemijat dengan kaki
pasien.
7. Lakukan peregangan dan relaksasi otot dengan megoleskan minyak atau
lotion mulai dari bawah pergelangan kaki menuju jari-jari, punggung
kaki dan telapak kaki, ulangi gerakan ini sampai semua minyak atau
lotion merata.
8. Mulailah dengan memegang kaki yang akan dipijat dengan tangan
kanan, pegang tepat pada bagian pangkal tumit (tendon Achilles) lalu
angkat perlahan ke atas untuk meregangkan otot betis.
9. Oleskan minyak atau lotion ke telapak kaki menggunakan kedua
tangan. Pegang kaki dengan ibu jari berada di telapak kaki sementara
keempat jari tangan lain memegang punggung kaki.
10. Posisikan tangan menggenggam kaki pasien bagian luar, tempatkan
jari-jari tangan dibalik telapak kaki, kecuali ibu jari. Kemudian,
letakkan ibu jari pada kaki sebelah dalam atau di atas titik refleksi
(utamanya pada hypofisis, pankreas, otak, hati). Kedua ibu jari akan
digunakan secara begantian untuk mengurut titik refleksi, sedangkan
jari-jari yang lain digunakan untuk menopang kaki pasien.
11. Dengan kedua tangan, gerakan kaki ke depan dan ke belakang. Tekan
jari- jari kaki perlahan kearah telapak kaki, lalu ke punggung kaki
selama beberapa kali. Gerakan ini akan mengendurkan semua sendi dan
ligament di kaki sehingga sirkulasi darah dan energi atau Qi akan
lancar.
12. Ulangi teknik pemijatan beberapa kali, mulailah dengan tekanan yang
ringan lalu berangsur-angsur tingkatkan tekanan tersebut, apabila pasien
merasakan kesakitan maka kurangi tekanannya.

12
BAB III

METODELOGI
A. Topik

“Terapi komplementer Keperawatan dengan “PIJAR” (Pijat Refleksi) Kaki


pada Klien dengan Diabetes Militus Untuk Menurunkan Kadar Gula
Darah Sewaktu.

B. Sub Topik

Efek Pijar menurunkan kadar gula darah sewaktu pasien Diabetes Militus

C. Kelompok

- Penderita Diabetes Militus Type II


- Penderita Diabetes Militus Type II dengan nyeri kaki Neoropaty

13
- Penderita Lansia ( > 60 th)

D. Tujuan Umum

Mengembangkan asuhan keperawatan komplementer dengan


menggunakan Pijat refleksi Kaki pada penderita Diabetes Militus Type II
untuk menurunkan kadar gula darah sewaktu

E. Tujuan Khusus
a. Memahami dan menjelaskan tehnik pijat refleksi kaki (PIJAR) pada
penderita diabetes militus
b. Menjelaskan metodologi pengembangan inovasi pijat refleksi kaki
(PIJAR) pada penderita diabetes militus
c. Menjelaskan manual prosedur dari inovasi pengembangannya serta
pertimbangan etik inovasi pijat refleksi kaki (PIJAR) pada penderita
diabetes militus

F. Waktu
Dilaksankan pada hari Sabtu tanggal 14 November 2020 jam 15.00
G. Tempat
Jl. Padat Karya gang. Sanusi Kel. Sei Wie Kec. Singkawang Tengah Kota
Singkawang Kalimantan Barat
H. Setting
Tempat dilakukan di ruangan, dengan posisi duduk di lantai.
I. Media

- Liflet
- Standar Prosedur Operasional
- Air hangat dalam Baskom.
- Tangan Bersih

14
J. Prosedur Opersional Yang Di Lakukan

Alat dan Bahan


- Waslap
- Baskom
- Air hangat
- Lap kering atau handuk
- Minyak /oil
- Masker
- Handscon
Prosedur
- Cuci Tangan
- Lakukan Komunikasi Terapeutik
- Lakukan Komunkasi Pra Interaksi
- Berikan salam
- Kenalkan diri dengan klien
- Jelaskan tujuan di lakukan tindakan
- Lakukan kontrak waktu pelaksanaan dengan klien
- Lakukan Komunikasi pada tahap Interaksi
- Siapkan alat-alat yang di butuhkan
- Cuci tangan kembali
- Gunakan masker bedah
- Gunakan Handscoon
- Lakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
- Persilahkan orang yang akan dipijat untuk duduk / berbaring
senyaman mungkin. Mulailah dengan posisi terlentang. Selama
sesi pijat, mungkin pasien akan diminta untuk berganti posisi
telungkup agar pemijat dapat menerapkan teknik pijat yang tepat
pada kaki dan pergelangan kaki.

15
- Bersama klien ucapkan doa sebelum melakukan tindakan.
- Seka kaki klien pada bagian-bagian yang akan dipijat
menggunakan air hangat dengan waslap.
- Keringkan dengan handuk bersih.
- Lapisi tempat untuk meletakkan kaki dengan handuk, hal ini untuk
mencegah krim atau minyak pijat mengotori tempat pijat.
- Oleskan minyak atau lotion ke bagian yang akan dipijat. Minyak
atau lottion bukan sebuah keharusan, tetapi biasanya dianjurkan
untuk mengurangi terjadinya gesekan antara tangan pemijat dengan
kaki pasien.
- Lakukan peregangan dan relaksasi otot dengan megoleskan minyak
atau lotion mulai dari bawah pergelangan kaki menuju jari-jari,
punggung kaki dan telapak kaki, ulangi gerakan ini sampai semua
minyak atau lotion merata.
- Mulailah dengan memegang kaki yang akan dipijat dengan tangan
kanan, pegang tepat pada bagian pangkal tumit (tendon Achilles)
lalu angkat perlahan ke atas untuk meregangkan otot betis.
- Oleskan minyak atau lotion ke telapak kaki menggunakan kedua
tangan. Pegang kaki dengan ibu jari berada di telapak kaki
sementara keempat jari tangan lain memegang punggung kaki.
- Posisikan tangan menggenggam kaki pasien bagian luar, tempatkan
jari-jari tangan dibalik telapak kaki, kecuali ibu jari. Kemudian,
letakkan ibu jari pada kaki sebelah dalam atau di atas titik refleksi
(utamanya pada hypofisis, pankreas, otak, hati). Kedua ibu jari
akan digunakan secara begantian untuk mengurut titik refleksi,
sedangkan jari-jari yang lain digunakan untuk menopang kaki
pasien.
- Dengan kedua tangan, gerakan kaki ke depan dan ke belakang.
Tekan jari- jari kaki perlahan kearah telapak kaki, lalu ke punggung
kaki selama beberapa kali. Gerakan ini akan mengendurkan semua

16
sendi dan ligament di kaki sehingga sirkulasi darah dan energi atau
Qi akan lancar.
- Ulangi teknik pemijatan beberapa kali, mulailah dengan tekanan
yang ringan lalu berangsur-angsur tingkatkan tekanan tersebut,
apabila pasien merasakan kesakitan maka kurangi tekanannya.
- Setelah tindakan selesai beritahu klien bahwa tindakan pemijitan
sudah selesai.
- Rapikan alat.
- Lakukan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu setelah di lakukan
tindakan
- Lepas Handscon
- Cuci tangan
- Catat hasil pemeriksaan gula darah dan beritahu klien.

K. Referensi

- Jurnal Internasional
- Jurnal Lokal
- Kutipan tulisan
- Buku

17
DAFTAR PUSTAKA

Agustina meldy rika, et al. “Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Pasien Tentang
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Di Banjarbaru Kalimantan Selatan.”
Nusantara Medical Science Journal, 2017, hal. 14–18.
Agustini, Ni Luh Putu Inca Buntari, et al. “The Effect of Foot Massage on
Decreasing Peripheral Neuropathy Diabetic Complaints in the Patients with
Type 2 Diabetes Mellitus.” Jurnal Ners, vol. 14, no. 3, 2020, hal. 305,
doi:10.20473/jn.v14i3.17152.
Castro-Sánchez, Adelaida María, et al. “Connective tissue reflex massage for type
2 diabetic patients with peripheral arterial disease: Randomized controlled
trial.” Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, vol. 2011,

18
2011, doi:10.1093/ecam/nep171.
Citra Kunia putri dan trisna insan Noor, 2011. “Pengaruh Pijat Refleksi Kaki
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Rsud
Ungaran.” 8 http://repository.unimus.ac.id, vol. 53, no. 9, 2013, hal. 1689–
99.
Gupitasari, Virna, et al. Pengaruh Pijat Refleksi Kaki Terhadap Kadar Gula
Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Rsud Ungaran. 2018, hal.
1–15.
Hari Nugroho, Rositta. “Determinan Tingkat Keparahan Pada pasien penderita
Diabetes Mellitus.” Junal Kesehatan Masyarakat, vol. 3, no. 2, 2019, hal.
193–204.
Lyu, Wei Bo, et al. “Effect of Self-Acupoint Massage on Blood Glucose Level
and Quality of Life in Older Adults With Type 2 Diabetes Mellitus: A
Randomized Controlled Trial.” Journal of gerontological nursing, vol. 45,
no. 8, 2019, hal. 43–48, doi:10.3928/00989134-20190709-05.
Musiana, et al. Pengendalian Kadar Glukosa Darah. no. 2, 2015, hal. 224–32.
Zhang, Xiaolin, et al. “The feasibility of Chinese massage as an auxiliary way of
replacing or reducing drugs in the clinical treatment of adult type 2 diabetes:
A systematic review and meta-analysis.” Medicine, vol. 99, no. 34, 2020, hal.
e21894, doi:10.1097/MD.0000000000021894.

LAMPIRAN ( HASIL ANALISA EBN)

19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai