Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA NY.

I
G3P2A0 PARTURIEN ATERM DENGAN HIPERTENSI DI RUANG PONED
PUSKESMAS JATINANGOR SUMEDANG

Laporan Kasus

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Maternitas


Program Profesi Ners XXXVI Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Disusun Oleh :
Restu Wijayanti

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA NY. I
G3P2A0 PARTURIEN ATERM DENGAN HIPERTENSI DI RUANG PONED
PUSKESMAS JATINANGOR SUMEDANG

Nama Mahasiswa : Restu Wijayanti


Ruangan/Puskesmas : PONED/Puskesmas Jatinangor Sumedang

Pengkajian
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 34 Tahun
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMU
Alamat : Dusun Sayang RT 004/RW 007
Desa Sayang Kec. Jatinangor Kab. Sumedang
Diagnosa Masuk : G3P2A0 Parturien Aterm Kala I fase Aktif
Nomor Medical : -
Record
Tanggal Masuk RS : 19 Desember 2018 jam 22.00
Tanggal Pengkajian : 19 Desember 2018

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. H
Umur : 38 Tahun
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMU
Alamat : Dusun Sayang RT 004/RW 007
Desa Sayang Kec. Jatinangor Kab. Sumedang
Hubungan dengan : Suami
klien
B. Data Kehamilan dan Persalinan
Kehamilan klien saat ini G3P2A0, kehamilan merupakan hal yang tidak
direncanakan. HPHT klien tanggal 15 Maret 2018 dengan Taksiran persalinan
(TP) pada tanggal 22 Desember 2018. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang
ketiga bagi klien. Sejak melahirkan anak pertama 12 tahun yang lalu hingga
kehamilannya saat ini, klien menggunakan KB pil. Klien mengakui sedikit kurang
teratur saat meminum pil KB. Klien mengetahui dirinya hamil pada usia
kehamilan 20 minggu, dikarenakan mengalami perdarahan saat bekerja di pabrik.
Sejak saat itu klien teratur kontrol ke bidan sebulan sekali sampai usia kandungan
28 minggu, dan kontrol setiap minggu mulai usia kandungan 32 minggu. Klien
juga sempat melakukan USG 1x pada usia kehamilan 32 minggu. Klien tidak
pernah mengikuti kelas prenatal. Setelah melahirkan klien mengatakan ingin
menggunakan KB IUD, karena takut gagal lagi bila menggunakan KB pil/suntik.
Kondisi kehamilan ibu saat ini disertai tekanan darah tinggi, hingga tensi
tertinggi mencapai 150 mmHg. Pada awal-awal kehamilan klien mengatakan ada
sedikit keluhan mual namun klien menyangka hanya sakit maag dan tidak
mengira dirinya sedang hamil. Pada pemeriksaan kehamilan terakhir pagi hari
tanggal 19-12-2018 tekanan darah masih 140/100mmHg. Klien mengaku tidak
tahu persis kapan awalnya ia mengidap hipertensi. Klien mengatakan hipertensi
diketahui saat ia pertama kali memeriksakan kehamilannya. Klien mengatakan
telah melakukan pemeriksaan protein urine dan hasilnya negatif.
Klien mengatakan ingin bersalin secara normal agar tidak terlalu lama
dirawat dan dapat segera pulang ke rumah setelah proses persalinan, karena klien
memiliki 2 anak lain yang masih memerlukan perhatiannya. Klien ingin segera
menyusui bayinya dan bersedia untuk berada di ruangan perawatan yang sama.
Klien ingin mengetahui informasi seputar KB IUD (kelebihan, kekurangan,
metode, serta resikonya).

C. Riwayat Persalinan Sekarang


Klien mengatakan mulai mules dari pukul 19.00 malam. Mules dirasakan semakin
kuat, sering dan teratur sehingga keluarga memutuskan untuk membawa klien ke
klinik Kahatex pada pukul 20.00. Karena tidak ada fasilitas bersalin di klinik,
klien disarankan pergi ke faskes 1 yang memiliki fasilitas pelayanan bersalin dan
nifas. Klien tiba di Puskesmas Jatinangor pukul 22.00. Pada saat pemeriksaan, his
4x/10 menit dengan lama kontraksi 45 detik. Denyut jantung janin 145x/menit.
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Tampak meringis sambil memegang perutnya
Tanda-tanda Vital
TD : 140/90
Nadi : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36.4°C
b. Kepala : Persebaran rambut merata, warna rambut hitam, tidak terdapat
lesi dan tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa.
Mata : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan, penglihatan baik
Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak terdapat polip dan tidak ada
pembengkakan sinus, tidak terdapat secret, tidak menggunakan alat bantu
napas
Telinga : Kedua telinga simetris, tidak terdapat lesi maupun benjolan,
tidak terdapat pengeluaran serumen, pendengaran baik
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak sianosis , tidak terdapat lesi, lidah
bersih, warna gusi merah muda, reflex mengunyah baik.
c. Leher
Refleks menelan baik, tidak ada massa/pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar getah bening.
d. Dada
Pengembangan paru simetris, palpasi tidak ada nyeri tekan maupun
massa, bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru, tidak terdengar bunyi
tambahan pada paru maupun jantung. Denyut jantung teratur HR =
82x/menit
e. Payudara
Kedua payudara simetris, tidak terdapat benjolan atau pembengkakan
payudara, aerola hiperpigmentasi/kehitaman, nipple menonjol, kondisi
bersih, palpasi tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan maupun
massa, colostrum sudah keluar.
f. Abdomen
Bentuk cembung lembut, terdapat linea alba dan striae gravidarum tipis.
Leopold I : TFU 35 cm bagian fundus bokong
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : bagian terbawah adalah kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : divergen (sebagian besar sudah masuk PAP)
g. Ekstremitas
Atas : tidak terdapat edema, fraktur, benjolan maupun lesi
Bawah : tidak terdapat edema , tidak terdapat lesi maupun massa, tidak
terdapat fraktur, tidak terdapat varises, reflek patella kedua kaki positif
h. Genitalia
Vagina tidak terdapat varises, pengeluaran blood show pervagina, pada
anus tidak terdapat hemoroid
2. Kenaikan BB selama hamil
Tinggi Badan : 155 Cm
BB sebelum hamil : 68 Kg
IMT sebelum hamil : 28,3 (obesitas tingkat 1)
BB saat hamil : 77 Kg
Kenaikan BB selama hamil : 9 Kg
3. Pemeriksaan dalam pertama dilakukan jam 22.00 WIB oleh Bidan Teti. Hasil
pemeriksaan dalam portio tipis, penurunan kepala 3/5, sutura berdekatan,
pembukaan 5 cm
4. Ketuban pecah spontan pukul 22.25 WIB berwarna kehijauan.
5. Hasil Lab (5/12/2018)
Hb 12.7 g/dL (normal 12.3-15.3)
Protein urine negatif (normal negatif)
Anti HIV non reaktif (normal non reaktif)
D. Data Psikososial
1. Berapa penghasilan keluarga tiap bulan
Klien dan suami sama-sama bekerja. Klien bekerja sebagai pegawai Kahatex
(pabrik tekstil), suami klien sama-sama bekerja sebagai pegawai di Kahatex
namun berbeda bagian. Suami mengatakan penghasilan mereka berdua cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meski sederhana.
2. Bagaimana pengalaman melahirkan yang lalu
Kehamilan dan proses persalinan yang lalu sama sekali tidak menimbulkan
trauma pada klien, karena klien merasa seluruh proses persalinan dan
kelahiran sebelumnya cukup lancar. Klien bersyukur Alloh memudahkan
setiap proses kehamilan dan kelahiran yang pernah dialaminya.
3. Bagaimana perasaan ibu terhadap kehamilan sekarang?
Meski bukan kehamilan yang direncanakan, klien merasa bahagia masih
diberikan kepercayaan untuk kembali hamil sebelum usianya menginjak 35
tahun. Klien merasa kehamilannya kali ini merupakan hadiah yang tidak
terduga dari Alloh bagi keluarga kecilnya.
4. Bagaimana tanggapan suami dan teman terdekat tentang kehamilan ibu?
Suami mengatakan bahagia dengan kehamilan istrinya yang ke 3 ini, karena
akan membuat keluarga kecilnya semakin lengkap dan ramai. Klien
mengatakan seluruh keluarga juga merasa bersyukur dan bahagia dengan
kehamilannya saat ini.
5. Apakah ibu mengalami kejadian menyenangkan atau pengalaman buruk pada
masa lalu
Klien mengatakan tidak ada pengalaman atau kejadian buruk pada masa lalu

E. Laporan Persalinan
Pengkajian awal
1. Tanggal 19 Desember 2018 jam 22.00
2. Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmHg, Nadi : 82 x/menit, Suhu : 36. 4 °C, RR: 22 x/menit
3. Pengkajian Leopold I – IV
a. Kontraksi uterus : 5 x 10 menit, durasi 45 detik
b. DJJ : 148 x/menit
c. Status janin hidup, tunggal, presentasi kepala
d. Leopold I : TFU 35 cm, bagian fundus teraba bokong
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : bagian terbawah adalah kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : divergen (sebagian besar kepala sudah masuk PAP)
4. Hasil pemeriksaan dalam
a. Pembukaan : 5 cm
b. Pendataran : portio tipis
c. Hodge : Kepala section -3
d. Presentasi : Kepala
e. Selaput ketuban : Utuh
5. Status janin, hidup, tunggal, persentasi terbawah kepala
6. Pengeluaran pervaginam : blood show serta lendir jernih
7. Perdarahan pervaginam : tidak ada

Pengkajian Kala I (fase aktif)


1. Mulai persalinan : tanggal 19 Desember 2018
2. Tanda dan gejala
Keluhan mules semakin sering, durasi semakin panjang dan semakin kuat
disertai keluaran cairan ketuban berwarna kehijauan.
3. Tanda – tanda Vital
TD : 140/90 mmHg N : 88 x/menit RR : 22x/menit S: 36.7°C
4. Lama kala I
Lama Kala I fase aktif : 50 menit
5. Keadaan psikologis
Klien terlihat menahan nyeri karena mules, klien mengatakan ingin segera
melahirkan bayinya
6. Kebutuhan khusus klien
Manajemen nyeri persalinan
7. Tindakan
Selama kala I dilakukan observasi DJJ, air ketuban, penyusupan kepala,
pembukaan serviks, penurunan kepala, frekuensi dan durasi kontraksi, serta
observasi TTV (TD, nadi, suhu).
8. Pengobatan
Tidak ada terapi yang diberikan
9. Observasi kemajuan persalinan
Tanggal Wakt Kontraksi Uterus DJJ Ket
u
Fase Aktif
19/12/ 22.00 5x/10 menit, 45 detik 148 x/menit Pembukaan 5 cm
2018 22.30 5x/10 menit, 50 detik 146 x/menit Pembukaan lengkap
22.50 Bayi perempuan lahir, hidup, langsung menangis

Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Dilatasi serviks Nyeri persalinan
- Klien mengatakan merasa Kontraksi
mules sejak pukul 19.00 ↓
- Klien mengatakan mules Perangsangan zat vasoaktif (histamin,
dirasakan semakin kuat, bradikinin, prostaglandin)
sering dan teratur ↓
Subtantia gelatinosa pada kornu dorsalis
DO : medulla
- Kontraksi 5x dalam 10 ↓
menit selama 45 detik Thalamus
- Klien Tampak meringis ↓
sambil memegang Korteks cerebri
perutnya ↓
- Pembukaan serviks 5 cm Nyeri Persalinan
pada pukul 22.00
- Pembukaan serviks
lengkap pada pukul 22.50
- Skala nyeri 10 (1-10)

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, ditandai dengan his yang
semakin sering, kuat dan teratur dan peningkatan pembukaan serviks.
Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri persalinan Setelah dilakukan perawatan selama 1. Lakukan pengkajian ulang nyeri 1. Untuk mengetahui dan mengenal
berhubungan 1x intervensi klien dapat beradaptasi komprehensif meliputi lokasi, tingkat nyeri pasien, monitoring
dengan dilatasi dengan nyeri dengan kriteria hasil : karakteristik, onset/durasi, kontraksi dan pembukaan serviks
serviks ditandai - Klien dapat mengenal lamanya frekuensi, kualitas, intensitas atau yang terjadi pada klien, sehingga
dengan his yang nyeri beratnya dan faktor pencetus dapat dijadikan data dasar dalam
semakin sering, - Nyeri berkurang diantara kontraksi pelaksanaan intervensi terkait
kuat dan teratur - Klien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri.
dan peningkatan non farmakologis 2. Berikan informasi tentang nyeri 2. Informasi yang tepat tentang nyeri
pembukaan (relaksasi/distraksi/massage) termasuk penyebab nyeri, berapa dapat mengurangi tingkat
serviks. - TD < 130/90 mmHg lama nyeri akan hilang kecemasan dan membantu klien
- Nadi 80-100x/menit dalam membentuk mekanisme
- Ekspresi wajah tampak lebih koping terhadap rasa nyeri
nyaman 3. Berikan penjelasan kemajuan 3. Informasi yang tepat dapat membuat
persalinan, proses nyeri karena klien lebih tenang, dan kondisi
kontraksi merupakan hal yang tenang akan meminimalkan nyeri
normal dalam persalinan. yang dirasakan
4. Observasi reaksi ketidaknyamanan 4. Ketidaknyamanan dapat membuat
secara nonverbal tubuh lebih sensitif terhadap
rangsangan seperti nyeri
5. Ajarkan dan bantu klien cara 5. Massage punggung belakang
penggunaan terapi non terbukti menurunkan intensitas nyeri
farmakologis (distraksi, guide pada ibu melahirkan. Teknik
imagery/massage lumbal, relaksasi massage menutup gate dari
nafas dalam, posisi nyaman) penerimaan nyeri dan merangsang
pelepasan endorphin serta
meningkatkan kadar serotonin untuk
menghambat transmisi sinyal nyeri
ke otak (Janssen, P., Shroff, F., &
Jaspar, P, 2012)

6. Kontrol lingkungan yang dapat 6. Lingkungan yang tidak kondusif


mempengaruhi respon mempengaruhi tingkat kenyamanan
ketidaknyamanan klien (suhu
ruangan, cahaya dan suara)
Implementasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Hasil/Respon Paraf
19 Nyeri 22.00 Mengobservasi kemajuan persalinan (tanda-tanda TD 140/90 mmHg, Suhu 36.8°C Restu
Desember persalinan vital, kontraksi, denyut jantung janin, pembukaan Nadi 88 x/menit, RR 22x/menit
2018 berhubunga servik, penurunan kepala) DJJ 148 x/menit, pembukaan 5 cm
n dengan Kontraksi 5x dalam 10 menit selama 45 detik
dilatasi Penurunan kepala 3/5
serviks
ditandai 22.10 Melakukan dan mengajarkan klien serta keluarga Klien tampak lebih nyaman ketika di massage Restu
dengan his mengenai manajemen nyeri dengan teknik massage
yang punggung
semakin
sering, kuat 22.15 Memberikan rasa nyaman pada klien selama kala I Klien merasa lebih nyaman ketika menghadap Restu
dan teratur dengan memposisikan klien dengan nyaman miring ke kiri
dan
peningkatan Memberikan fasilitas pada klien dengan Klien sesekali memegang tangan perawat atau
pembukaan menganjurkan keluarga yaitu suami klien untuk suaminya saat kontraksi berlangsung, klien
serviks. menemani klien di kamar bersalin dan memassage lebih nyaman ketika dilakukan massage
punggung klien

22.30 Mengobservasi kemajuan persalinan (nadi, Nadi 84 x/menit, DJJ 144 x/menit, Restu
kontraksi, denyut jantung janin) Kontraksi 5x dalam 10 menit selama 50 detik

22.40 Menganjurkan klien menarik nafas dalam ketika Klien menarik nafas dalam ketika kontraksi Restu
nyeri terasa, jangan dulu mengedan sebelum terasa
pembukaan lengkap

Mengobservasi ada tidaknya distensi kandung kemih Kandung kemih kosong


Evaluasi dan catatan perkembangan
Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf
19 Desember 2018 Nyeri persalinan S:
22.45 berhubungan - Klien mengatakan mules semakin terasa kuat dan sering
dengan dilatasi - Klien mengatakan lebih nyaman ketika miring kiri dan dimassage
serviks, ditandai punggung ketika mules
dengan his yang O:
semakin sering, - TD 140/90 mmHg
kuat dan teratur dan - Suhu 36.8°C
peningkatan - Nadi 88 x/menit
pembukaan serviks. - Pernapasan 20 x/menit
- DJJ 142 x/menit
- Kontraksi 5x dalam 10 menit selama 50 detik Restu W
- Klien tampak menarik nafas dalam ditengah kontraksi
- Pukul 22.50 pembukaan 10 cm (lengkap)
- Skala nyeri 10 (1-10)
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan dengan managemen nyeri persalinan di kala II
Pengkajian Kala II
1. Kala II dimulai : tanggal 19 Desember 2018
2. Tanda-tanda Vital
TD: 150/90 mmHg, Nadi: 90x/menit, DJJ 142 x/menit, kontraksi masih sama
5x dalam 10 menit selama lebih dari 50 detik
3. Lama kala II
Lama kala II : 10 menit
4. Tanda dan gejala
- His klien kuat 5x dalam 10 menit selama lebih dari 40 detik
- Klien mengatakan ingin mengeran
- Berkeringat di bawah bibir
- Perineum menonjol, anus dan vulva membuka
- Hasil pemeriksaan dalam: portio tidak teraba, pembukaan lengkap,
ketuban tidak ada, penurunan kepala 1/5
- Pukul 22.40 WIB dipimpin persalinan dan pukul 22.50 WIB lahir bayi
spontan.
5. Jelaskan upaya meneran
Klien dipimpin meneran saat kepala tampak di vulva 5-6 cm dengan posisi
litotomi. Pada saat terjadi kontraksi, kepala dan bahu diangkat 45° ditahan
oleh suami klien, dagu menekan dada, mata dibuka, paha ditarik kearah
abdomen, tangan merangkul belakang paha dibawah lutut, klien meneran
dengan tarikan nafas panjang tidak terputus-putus, setelah beberapa kali
meneran kemudian bayi lahir.
6. Keadaan psikososial
Klien tampak meringis kesakitan dan terlihat meneran saat kontraksi
7. Kebutuhan khusus
- Memberikan kenyamanan selama proses meneran
- Dipimpin dalam proses meneran
- Posisi litotomi dan meneran dengan benar
8. Tindakan
Persalinan dipimpin oleh bidan. Dilakukan penghisapan lendir dari mulut dan
hidung bayi karena ketuban hijau.
Catatan Kelahiran
1. Bayi lahir jam 22.50
2. Nilai APGAR menit 1 (7) dan 5 (9)
3. Kondisi perineum : laserasi grade I
4. Bonding ibu dan bayi : dilakukan inisiasi menyusui dini dengan kontak kulit
langsung antara bayi dan ibu. Bayi diselimuti selama IMD dan diberi topi
5. Pengobatan : oksitosin 10 unit IM, paha anterolateral kanan

Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : Dilatasi serviks, Ekspulsi fetus Nyeri
Klien meengatakan mules ↓ Persalinan
hebat dan tidak kuat ingin Penekanan dan pelebaran otot
mengedan ↓
Pelebaran otot serviks, vulva dan vagina
DO: ↓
- Klien terlihat ingin Pelepasan mediator kimia
mengedan Merangsang nociseptor
- Klien terlihat meringis ↓
dan merintih kesakitan Subtantia gelatinosa pada kornu dorsalis
- Klien berkeringat medual
- Badan bergetar ↓
- Pembukaan 10 Thalamus
cm/lengkap (pukul 22.40) ↓
- Kontraksi 5x 10 menit Korteks cerebri
selama 50 detik ↓
- Penurunan kepala 1/5 Nyeri persalinan

Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks, ekspulsi fetus, ditandai
dengan mules semakin hebat; klien meringis, berkeringat dan bergetar; klien tak
tahan ingin mengedan; pembukaan lengkap; kontraksi 5x10 menit selama 50
detik; penurunan kepala 1/5.
Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri persalinan Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan kemajuan 1. Informasi yang tepat dapat membuat klien
berhubungan dengan perawatan selama kala II, persalinan, proses nyeri karena lebih tenang, dan kondisi tenang akan
dilatasi serviks, klien dapat mengontrol kontraksi merupakan hal yang meminimalkan nyeri yang dirasakan
ekspulsi fetus nyeri pada kala II dengan normal dalam persalinan.
ditandai dengan kriteria : 2. Kontrol lingkungan yang dapat 2. Lingkungan yang tidak kondusif (bising,
mules semakin hebat; - Klien dapat mempengaruhi respon terlalu banyak pengunjung)
klien meringis, menggunakan teknik ketidaknyamanan klien mempengaruhi tingkat kenyamanan
berkeringat dan non farmakologis 3. Observasi reaksi ketidaknyamanan 3. Ketidaknyamanan dapat membuat tubuh
bergetar; klien tak - Klien dapat beristirahat secara nonverbal lebih sensitif terhadap rangsangan seperti
tahan ingin diantara kontraksi nyeri
mengedan; - TTV dalam batas 4. Ajarkan dan bantu klien cara 4. Teknik massage menutup gate dari
pembukaan lengkap; normal penggunaan terapi non farmakologis penerimaan nyeri dan merangsang
kontraksi 5x10 menit - Ekspresi wajah lebih (massage punggung, relaksasi nafas pelepasan endorphin serta meningkatkan
selama 50 detik; nyaman dalam) kadar serotonin untuk menghambat
penurunan kepala transmisi sinyal nyeri ke otak (Janssen,
1/5. P., Shroff, F., & Jaspar, P, 2012)
5. Bantu klien dalam memilih posisi 5. Posisi yang nyaman dapat menghasilkan
untuk mengedan tenaga yang optimal
6. Observasi keefektifan untuk 6. Istirahat diantara kontraksi dapat
mengedan. Bantu klien untuk membantu menyimpan energi untuk
merelaksasikan semua otot dan meneran berikutnya.
beristirahat diantara kontraksi
7. Observasi distensi kandung kemih 7. Distensi kandung kemih dapat
mengaganggu kontraksi sehingga
menghambat pengeluaran janin
Implementasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Hasil/Respon Paraf
19/12/ Nyeri 19.40 Memberikan posisi nyaman pada klien untuk Klien diposisikan miring kiri ketika mengedan dan
2018 persalinan mengedan dikembalikan ke posisi litotomi ketika kepala
berhubungan terlihat di vulva 5-6 cm Restu
dengan dilatasi 19.35 Melakukan massage punggung di tengah Keluarga melakukan massage punggung ketika
serviks, kontraksi tidak terjadi klien miring dan muncul kontraksi, klien masih
ekspulsi fetus, kesakitan
19.45 Menganjurkan klien menarik nafas dalam Klien masih tampak meringis kesakitan, sesekali
ketika kontraksi muncul dan mengedan klien menarik napas dalam ketika tidak ada
sesuai intruksi kontraksi
20.05 Menganjurkan klien untuk mengedan dengan Klien mengatakan sudah tidak kuat lagi untuk
1 kali napas panjang dengan mata dibuka mengejan, klien mengejan dipimpin oleh bidan
lebar dan melihat kearah perut

Evaluasi dan Catatan Perkembangan


Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf
19 Desember 2018 Nyeri berhubungan dengan dilatasi S:
serviks, ekspulsi fetus ditandai O:
22.50 dengan mules semakin hebat; klien - Klien terlihat mengedan dengan 1 tarikan napas
meringis, berkeringat dan bergetar; panjang dan mata membuka lebar melihat kearah Restu
klien tak tahan ingin mengedan; perut
pembukaan lengkap; kontraksi 5x10 - Bayi lahir pukul 22.50
menit selama 50 detik; penurunan A: Masalah nyeri persalinan teratasi
kepala 1/5. P: Intervensi selesai
Pengkajian Kala III
1. Tanda dan Gejala
- Kontraksi uterus kuat
- Adanya peregangan tali pusat
- Ada keluaran darah dari jalan lahir
2. Plasenta lahir jam
Plasenta lahir jam 23.00
3. Cara lahir plasenta
Setelah diberikan oksitosin 10 UI IM dilakukan peregangan tali pusat
dorsokranial, plasenta lahir dengan tarikan ringan.
4. Karakteristik plasenta
Kotiledon lengkap, terdapat sedikit pengapuran plasenta, jumlah arteri 2 buah
dan vena 1 buah, panjang tali pusat ± 50 cm.
5. Perdarahan ± 300 cc terdapat laserasi perineum
6. Keadaan psikososial
Klien sudah tampak lebih tenang
7. Kebutuhan khusus
Klien diberikan minuman teh manis per oral
8. Tindakan
Dilakukan hecting tanpa anastesi pada jaringan otot luar dan perineum karena
laserasi perineum grade I
9. Pengobatan
- Amoxicilin 3x 500 mg PO
- Paracetamol 3x1 tab PO
Analisa Data
Data Analisa Masalah
DS : - Resiko
DO : Proses persalinan dan Hipertensi perdarahan
- Klien partus pengeluaran plasenta ↓
spontan ↓ Resistensi vaskular
- Plasenta lahir 10 Plasenta terlepas dari meningkat
menit setelah dinding rahim ↓
partus, plasenta ↓ Pembuluh darah tipis
lengkap Terputusnya dan mudah pecah
- Perdarahan ± 300 kontinuitas jaringan
cc dan pembuluh darah
- Terdapat laserasi
perineum grade I
- TD saat persalinan
140/90 mmHg Resiko perdarahan

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perdarahan berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan dan
pembuluh darah ditandai dengan pasien post partum kala 3, adanya laserasi
perineum grade I, perdarahan ± 300 cc
Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Resiko perdarahan Setelah dilakukan perawatan 1. Monitor dengan ketat risiko 1. Monitoring perdarahan pada klien
berhubungan dengan 1x24 jam perdarahan tidak terjadinya perdarahan pada pasien secara akurat sehingga dapat
terputusnya kontinuitas terjadi dengan kriteria : (berapa kali klien ganti pembalut) menentukan intervensi
- Perdarahan total tidak ii. selanjutnya
jaringan dan pembuluh
lebih dari 300 cc 1. Catat kadar hemoglobin/ hematokrit 2. Kadar hemoglogin turun
darah ditandai dengan
- Kulit dan membrane mengindikasikan adanya
pasien post partum kala 3,
mukosa pasien tidak pucat perdarahan, kadar hematocrit naik
adanya laserasi perineum
- Nilai hemoglobin dan mengindikasikan perdarahan atau
grade I, perdarahan ± 300
hematokrit berada dalam kurang cairan
cc 2. Pantau kontraksi uterus
batas normal (tidak kurang 3. Kontraksi uterus yang baik dapat
dari 10) meminimalkan terjadinya
perdarahan
3. Berikan terapi infus cairan bila 4. Pemberian cairan IV efektif untuk
diperlukan mengembalikan kondisi
hemodinamik stabil
5. Keterlibatan pasien dan keluarga
4. Instruksikan pasien dan keluarga
dapat membantu untuk
untuk memonitor tanda-tanda
penanganan dini bila terjadi
perdarahan dan mengambil tindakan
perdarahan
yang tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya lapor kepada perawat)
5. Kolaborasi pemberian oksitosin atau 6. Oksitosin membantu
tokolisis meningkatkan kontraksi uterus
6. Kolaborasi pemberian tranfusi jika 7. Memberikan produk darah untuk
perdarahan berlanjut menstabilkan kehilangan darah
berlebih dan memberikan
kebutuhan darah yang diperlukan
Implementasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Jam Implementasi Hasil/Respon Paraf
19/12/2018 Resiko 23.00 -Mengkaji keluaran plasenta -Plasenta utuh, kotiledon lengkap, tidak ada sisa Restu
perdarahan plasenta dalam rahim
berhubungan 23.05 -Melakukan massage uterus dan -Klien melakukan massage uterus secara mandiri
dengan mengajarkan kepada klien untuk
terputusnya memassage uterusnya
kontinuitas 23.15 -Melakukan asistensi hecting perineum -Laserasi perineneum grade I dijahit tanpa anastesi,
jaringan dan perdarahan dari robekan perineum tidak ada
pembuluh darah setelah dilakukan penjahitan
ditandai dengan 23.20 -Memasang tampon vagina (bola dunia) -Tampon vagina terpasang selama 20 menit
pasien post -Memastikan intake cairan adekuat
partum kala 3, dengan memberikan cairan peroral -Klien meminum air teh manis ± 1 gelas besar dan
adanya laserasi -Monitor TTV, tinggi fundus uteri, air aqua 200 cc
perineum grade I, 23.30 kontraksi uterus -Tanda vital TD 130/90, nadi 82x/menit, suhu
perdarahan ± 300 36.8°C, RR 20x/menit, kontraksi uterus baik,
cc -Meng aff bola dunia, observasi uterus teraba bulat keras
23.40 perdarahan -Bola dunia sudah di aff, perdarahan 300 cc
Evaluasi dan Catatan Perkembangan Keperawatan
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
19/12/2018 Resiko perdarahan berhubungan dengan S:-
23.40 proses persalinan ditandai dengan adanya O:
laserasi perineum grade I - Plasenta lahir 23.00
- Kotiledon lengkap
- Terdapat laserasi grade I
- Perdarahan 300 ml (setengah luasnya underpad) Restu
- Rupture perineum telah dijahit
A :Masalah teratasi
P : Intervensi selesai
Pengkajian Kala IV
1. Mulai jam 23.30
2. Tanda-Tanda Vital
Jam Kontraksi Kandung Perdara
Waktu TD HR Suhu TFU
ke Uterus kemih han
I 23.30 130/90 82 36,8 sejajar pusat Baik, keras 100 cc 30 cc
23.45 140/90 84 sejajar pusat Baik, keras Kosong 20 cc
00.00 140/90 80 sejajar pusat Baik, keras Kosong 20 cc
00.15 140/90 78 sejajar pusat Baik, keras Kosong 10 cc
II 00.45 140/100 82 37,2 2 jari bwh pusat Baik, keras Kosong 20 cc
01.15 130/80 76 2 jari bwh pusat Baik, keras Kosong 10 cc

3. Kontraksi Uterus baik (keras)


4. Perdarahan total selama persalinan ± 300 cc
5. Bonding ibu dan bayi
Bonding ibu dan bayi dilakukan segera setelah melahirkan dan dilanjutkan di
ruang perawatan nifas. Ibu dan klien dirawat di ruangan yang sama.
6. Tindakan
Observasi tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu), tinggi fundus uteri dan kontraksi
uterus, ada tidaknya distensi kandung kemih, serta perdarahan pervaginam.
Analisa Data
Data Analisa Masalah
DS : Risiko infeksi
- Klien mengatakan klien Prosedur invasive Kurang
bingung ke toilet karena hecting rupture pengetahuan
adanya luka perineum untuk
- klien mengatakan takut ↓ menghindari
untuk BAK Luka jahitan pemajanan
DO: ↓ pathogen
- Terdapat laserasi perineum Port entry masuknya
grade I pathogen
- Terdapat luka jahitan ↓
perineum (4 jahitan) Resiko infeksi

DS :
- Klien mengatakan ingin Kurang informasi dan kurang sumber Defisiensi
mengetahui informasi pengetahuan Pengetahuan
seputar KB IUD
- Klien mengatakan ingin
mengganti KB dengan IUD
karena tidak ingin
menambah anak dalam
waktu dekat
- Klien mengatakan takut
gagal lagi bila
menggunakan KB suntik
atau pil
DO :
- Klien banyak bertanya
mengenai KB IUD

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak adekuat akibat
prosedur invasive, ditandai dengan adanya laserasi perineum grade 1 dan dilakukan
tindakan hecting perineum sebanyak 4 jahitan.
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi dan kurang
sumber pengetahuan mengenai KB IUD, ditandai dengan klien banyak bertanya
seputar KB IUD.
Rencana Asuhan Keperawatan
N Diagnosa Perencanaan
o Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Resiko infeksi Setelah diberikan asuhan 1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga 1. Mengenali tanda infeksi dini (adanya
berhubungan keperawatan selama 1x mengenai tanda dan gejala infeksi kemerahan, nyeri, panas, nanah) dapat
dengan 24 jam, diharapkan pasien mencegah terjadinya infeksi
pertahanan dapat terhindar dari resiko berkelanjutan
tubuh primer infeksi dengan kriteria 2. Observasi dan laporkan tanda gejala infeksi 2. Kemerahan, panas, nyeri,bengkak dan
tidak adekuat hasil: seperti kemerahan, panas, nyeri,bengkak dan perubahan fungsi, merupakan respon
akibat prosedur - Tidak ada tanda-tanda perubahan fungsi awal tubuh terhadap proses inflamasi
invasive, infeksi area luka dan yang dapat berlanjut menjadi proses
ditandai dengan sekitarnya seperti infeksi. Pengenalan infeksi segera/
adanya laserasi kemerahan, panas, secara dini agar dapat dilakukan
perineum grade pengeluaran pus, intervensi yang tepat
1 dan dilakukan bengkak atau 3. Anjurkan klien untuk sering mengganti 3. Kondisi lembab dan basah merupakan
tindakan hecting perubahan fungsi pembalut (sekurang-kurangnya tiap 2 jam) media baik untuk pertumbuhan dan
perineum - Klien memahami cara perkembangan kuman
sebanyak 4 mencegah terjadinya 4. Ajarkan klien melakukan pembersihan 4. Perawatan perineum yang benar dapat
jahitan. infeksi perineum yang benar (dengan air bersih, mencegah masuk/ berkembangnya
dilakukan setiap habis BAK/BAB/mengganti mikroorganisme patogen, terutama pada
balutan, arah lengan dalam membasuh luka jahitan. Membasuh perineum dari
perineum dari depan ke belakang. depan ke belakang mencegah
kontaminasi kuman dari area anus ke
perineum.
5. Berikan nutrisi tinggi kalori tinggi protein 5. Penyembuhan luka plasental bed dan
endometrium dipengaruhi oleh asupan
nutrisi yang baik. Protein merupakan zat
yang sangat penting dalam pembentukan
sel-sel baru.
6. Berikan penkes terkait nutrisi yang baik untuk 6. Pemberian informasi dapat
penyembuhan luka dan penkes perawatan luka meningkatkan pengetahuan keluarga
dirumah tentang nutrisi yang baik dan perawatan
luka di rumah
7. Observasi TTV dan pantau kenaikan suhu, dan 7. Kenaikan suhu dan lekosit darah
hasil labolatorium menjadi salah satu indikator terjadinya
infeksi
8. Kolaborasi pemberian antibiotic jika 8. Antibiotik digunakan untuk membunuh
diperlukan mikroorganisme pathogen yang dapat
menyebabkan infeksi

2. Defisiensi Setelah dilakukan 1. Kaji ulang tingkat pengetahuan klien 1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien
pengetahuan intervensi selama 1 jam, akan memberikan kesempatan klien
berhubungan pengetahuan klien untuk mengemukakan pandangannya
dengan meningkat tentang dan apa yang mereka ketahui terkait
kurangnya perawatan bayi, pentingnya KB IUD agar pendidikan
informasi dan manajemen laktasi, dan kesehatan bisa tepat sasaran dan efisien
kurang sumber alat kontrasepsi dengan 2. Diskusikan mengenai KB IUD 2. Menentukan kebutuhan informasi apa
pengetahuan kriteria hasil : yang belum terpenuhi dan ingin
mengenai KB - Klien menyatakan diinformasikan seputar KB IUD
IUD, ditandai paham mengenai 3. Diskusikan dan berikan pendidikan kesehatan 3. Meningkatkan pengetahuan ibu
dengan klien seputar kontrasepsi mengenai IUD mengenai apa itu IUD, tujuan
banyak bertanya IUD penggunaan, alat dan bahan, metode,
seputar KB - Klien mengambil kelebihan, serta resiko penggunaan.
IUD. keputusan yang benar 4. Libatkan keluarga (suami) dalam pengambilan 4. Suami merupakan pasangan yang akan
terkait penggunaan keputusan terkait pemilihan KB IUD terdampak terhadap pemilihan KB
kontrasepsi IUD klien, sehingga keputusan penggunaan
KB harus disepakati berdua.
Implementasi Keperawatan
Tgl Diagnosa Jam Implementasi Hasil/Respon Paraf
20 /12/2018 Resiko infeksi 05.00 - Menganjurkan klien untuk cebok - Klien mengatakan akan melakukan
berhubungan dengan menggunakan air dingin/air kran cebok dengan air dingin
pertahanan tubuh primer (jangan menggunakan air hangat)
tidak adekuat akibat 05.10 - Menganjurkan klien untuk - Klien membersihkan area kemaluannya
prosedur invasive, membersihkan area kewanitaannya setelah BAK dengan mengusap
ditandai dengan adanya dengan cara yang benar, yaitu usapan perineum dari arah depan ke belakang,
laserasi perineum grade dari depan ke belakang dan membasuh hingga bersih
1 dan dilakukan 05.15 - Menganjurkan klien untuk sering - Klien mengatakan akan sering
tindakan hecting mengganti pembalut (tiap 2 jam) mengganti pembalut.
perineum sebanyak 4 05.20 - Menganjurkan klien untuk - Klien mengatakan menghabiskan
jahitan. meningkatkan nutrisi yang adekuat makanan yang diberikan dari
puskesmas dan akan mengkonsumsi
makanan tinggi karbohidrat dan protein
saat di rumah
05.30 - Memberikan informasi kepada klien - Klien dapat menyebutkan tanda infeksi
untuk kontrol lebih cepat bila terdapat seperti ibu demam, jahitan terasa nyeri
tanda infeksi seperti peningkatan suhu bengkak dan merah
tubuh ibu, pada jahitan perineum
terdapat kemerahan, nyeri, keluaran
nanah, bengkak
06.00 - Memberikan terapi antibiotic - Amoxicilin 500 mg peroral diberikan Restu

20/12/2018 Defisiensi pengetahuan 06.00 - Mengkaji tingkat pengetahuan klien - Klien mengatakan masih belum tahu
berhubungan dengan
kurangnya informasi seputar penggunaan KB IUD
dan kurang sumber 06.10 - Mendiskusikan mengenai KB IUD (apa - Klien dapat menyebutkan kembali apa Restu W
pengetahuan mengenai itu IUD, jenisnya, tujuannya, itu IUD, tujuan, manfaat dan resiko,
KB IUD, ditandai kelebihannya, resikonya, metode serta metode pemasangannya
dengan klien banyak pemasangan, serta kapan waktu yang - Klien dan suami mengatakan mantap
bertanya seputar KB tepat untuk melakukan pemesangan untuk menggunakan KB IUD sehabis
IUD. IUD) nifas bnanti, sambil membawa bayinya
06.30 - Mendiskusikan mengenai pilihan imunisasi
kontrasepsi dengan melibatkan suami
klien

Catatan perkembangan (SOAP)


Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan
20/12/2018 Resiko infeksi S:
08.00 berhubungan dengan - Klien mengatakan akan cebok menggunakan air dingin /kran dengan detol (tidak
pertahanan tubuh menggunakan air hangat)
primer tidak adekuat - Klien mengatakan akan mencoba untuk selalu membersihkan area kewanitaannya serta selalu
akibat prosedur mengganti balutan supaya tidak lembab (tiap 2 jam)
invasive, ditandai - Klien mengatakan harus mengkonsumi makanan yang tinggi kalori dan protein setelah di
dengan adanya laserasi rumah
perineum grade 1 dan - Klien mengatakan akan kontrol tepat waktu dan kontrol bila ada keluhan demam, panas dan
dilakukan tindakan bengkak pada luka jahitan Restu W
hecting perineum O:
sebanyak 4 jahitan. - Klien tampak membersihkan area kemaluannya
- Antibiotik amoxicillin 3x500 diberikan selama 1 minggu

A:
Masalah resiko infeksi teratasi
P:
Intervensi selesai
20/12/2018 Defisiensi pengetahuan S:
08.00 berhubungan dengan - Klien mengatakan memahami seputar KB IUD
kurangnya informasi - Klien mengatakan mantap menggunakan KB IUD
dan kurang sumber O:-
pengetahuan mengenai A: Restu W
KB IUD, ditandai Defisiensi pengetahuan teratasi
dengan klien banyak P:
bertanya seputar KB Intervensi selesai
IUD.
Pengkajian Bayi

- Bayi lahir hari Rabu, 19 Desember 2018 pukul 22.05 berjenis kelamin perempuan.
Nilai APGAR Menit ke 1 (7) menit ke 5 (9). Dilakukan langkah awal pada bayi
baru lahir : mengeringkan, menghangatkan, rangsang taktil, lalu IMD.
- IMD dilakukan selama 1 jam, bayi langsung menemukan puting ibu, reflek hisap
baik. Berat badan bayi 3400 gram dengan Panjang Badan (PB) 48 cm, tidak ada
kelainan kongenital, anus berlubang, perawatan tali pusat dilakukan, bayi diberikan
tetes mata dan vitamik K 1 mg (IM) pada 1 jam setelah pelaksananaan IMD.
- Pada tanggal 20 Desember 2018 pukul 01.00 Bayi. Ny. N diberi imunisasi Hepatitis
B (IM) di paha anterolateral kanan. BAK ada, BAB ada (meconium).
- Bayi dibawa ke ruang nifas (rooming in) pukul 01.15.
EBP Intervensi Keperawatan
No Nama/Tahun Judul Metode Sampel Hasil Kesimpulan Instrumen
1. Erdogan, S. Effects of Study-control Populasinya adalah Rata-rata skor VAS Massage  Sosiodemogr
U., low back eksperimental seluruh ibu hamil yang pertama adalah 5,2 ± 0,9 punggung afik form
Yanikkerem, massage on datang untuk dan 7,3 ± 1,3 untuk bawah memiliki  Visual
dampak yang Analogue
E., & Goker, perceived Kelompok melahirkan di Celal kelompok massage dan
signifikan untuk Scale (VAS)
A. (2017) birth pain perlakuan Bayar University kontrol. mengurangi  Delivery
and mendapatkan Hafsa Sutan Hospital Skor VAS kedua nyeri persalinan Room
satisfaction massage pada tiga ditemukan 6,6 ± 1,6 dan Observation
fase selama periode Jumlah sampel 62 pada kelompok massage meningkatkan Form
intrapartum. orang yang terbagi dan 8,8 ± 1,0 pada kepuasan  Interview
Massage dilakukan menjadi dua kelompok kontrol. dengan (persepsi ibu
kelahiran mengenai
tiap 30 menit pada kelompok, yaitu Skor VAS ketiga secara
akhir fase laten, kelompok kontrol dan signifikan lebih tinggi kelahiran,
rasa nyeri
aktif dan transisi kelompok perlakuan pada kelompok kontrol
persalinan,
(pada dilatasi daripada kelompok persalinan
serviks 3-4 cm, 5-7 Kriteria inklusi: massage selama evaluasi dan
cm, 8-10 cm) Persalinan aterm, janin ketiga (9,2 ± 2,4 vs 6,7 massage)
secara bersamaan. tunggal, pembukaan ± 2,7) (p <0,05).
Skor VAS servik ≥ 4 cm, Durasi rata-rata tahap
dievaluasi tiga kali kelahiran spontan, kedua adalah 24,6 ±
selama semua fase. tidak ada komplikasi 12,7 menit pada
Kepuasan dinilai persalinan atau kelompok massage dan
dari level 1-10 kelainan sistemik, 31,7 ± 20,9 menit pada
tidak terdapat kelompok kontrol (p>
Kelompok kontrol cephalopelvic 0,05).
mendapat standar disproportion, placenta Nilai rata-rata kepuasan
perawatan RS dan previa, ablatio tentang persalinan 8,8 ±
dievaluasi jugapada placenta, fetal distress 0,7 pada kelompok
3 fase tersebut. massage dan 6,9 ± 0,8
pada kelompok kontrol
(p <0,05).
2. Ali, S. A.-S. Effect of Quasi-eksperimen Convenient Skor nyeri di antara Massage  Face Pain
K., & Ahmed, Change in nonprobability kelompok perlakuan punggung Scale (FPS)
H. M. (2018) Position Dua kelompok sampling adalah sebagai berikut merupakan
pendekatan
and Back perlakuan, Jumlah sampel 80 ibu setelah intervensi
manajemen
Massage on kelompok pertama yang dibagi kedalam 3 pertama, kedua, dan nyeri yang lebih
Pain mendapatkan kelompok, yaitu dua ketiga, masing-masing: efektif
Perception perubahan posisi kelompok perlakuan grup A — 52,33, 47,00, dari perubahan
during First dan kelompok masing-masing 20 49,2; grup B — 32,8, posisi selama
Stage of kedua mendapat orang dan satu 30,28, 30,38; grup C — tahap pertama
Labor massage punggung kelompok kontrol (20 38.44, 42.36, 41.21. persalinan.
belakang. orang) Ada perbedaan yang
Kelompok kontrol signifikan antara
mendapatkan Kriteria inklusi : kelompok A, B, dan C
standar perawatan Umur <20-35 tahun, setelah intervensi
dari RS gravida 1 dan 2, pertama, kedua, dan
kehamilan aterm, janin ketiga (p1=0,011,
Intervensi tunggal hidup dalam p2=0,042, p3=0,024).
dilakukan pada tiga presentasi cephalic,
Fase pembukaan (4, dalam fase aktif tahap
7 dan 10 cm) dalam pertama persalinan
setiap kelompok, (pembukaan serviks
dan persepsi rasa setidaknya 3-4 cm).
sakit diukur setelah
masing-masing Kriteria ekslusi :
intervensi Ibu dengan kehamilan
menggunakan Face berisiko tinggi, seperti
Pain Scale mereka dengan
eklamsia, pre-
eklamsia, perdarahan,
malpresentasi,
kontraindikasi untuk
persalinan
pervaginam, multipel
kehamilan, gestational
diabetes, persalinan
prematur, postdate
kehamilan, mereka
yang menerima obat-
obatan analgesik.
Kedua kelompok
perlakuan dan
kelompok kontrol
tidak menerima
pengajaran antenatal
mengenai manajemen
nyeri selama
persalinan, karena
jenis layanan ini tidak
termasuk dalam
perawatan antenatal
primer di Irak sebelum
atau selama persalinan.
3. Janssen, P., Massage Randomized Jumlah sampel adalah Pelebaran serviks rata- Terapi massage  McGill
Shroff, F., & therapy and controlled trial 77 wanita nulipara rata pada saat ke rumah Efektif untuk Present
Jaspar, P. labor sehat dalam persalinan sakit adalah 5,9 cm pengelolaan Pain
(2012) outcomes: a Kelompok spontan yang dibagi (95% CI 5,2-6,7) nyeri terkait Intensity
randomized perlakuan diberikan menjadi kelompok dibandingkan4,9 pada dengan Scale.
controlled massage pada tiga perlakuan (37 orang) kelompok kontrol (95% penggunaan
trial. periode yaitu pada dan kelompok kontrol CI 4,2-5,8). analgesia
pembukaan 3-4 , 5- (40 orang) Skor skala nyeri McGill epidural yang
6, dan 7-8 secara konsisten lebih tertunda.
kemudian Kriteria inklusi : rendah dikelompok Terapi massage
dievaluasi skala nullipara, kehamilan terapi massage berpotensi untuk
nyeri tunggal, presentasi dibandingkan kelompok mengurangi dan
cephalic, aterm kontrol (13,3 vs 16,9 menurunkan
Kelompok kontrol (37- 41), usia ibu (18 pada 3-4 cm, 13,3 vs. paparan
diberikan dan 35 tahun), 15,8 pada 5-6 cm, dan untuk analgesia
perawatan standar persalinan spontan, 19,4 vs 28,3 pada 7- epidural selama
RS, evaluasi kemampuan untuk 8cm), meskipun persalinan
dilakukan sama berbicara dan perbedaan ini tidak
dalam tiga periode membaca bahasa signifikan secara
Inggris statistik

Kriteria ekslusi:
Kondisi medis yang
sudah ada seperti
insulin
diabetes dependen,
penyakit ginjal,
jantung, atau tiroid,
hipertensi, epilepsi,
psikosis,menggunakan
narkoba.
Kondisi yang timbul
selama kehamilan
yang membutuhkan
pengawasan/intervensi
termasuk diabetes
gestasional,
hipertensi gestasional,
perdarahan trimester
II/III, bayi kecil
(IUGR), anomaly
janin, memiliki
riwayat ketuban pecah
dini

4. Gallo, R. B. Massage Randomised Trial Jumlah sampel 46 Pada akhir intervensi, Terapi massage  Visual
S., Santana, L. reduced orang ibu hamil yang keparahan nyeri adalah mengurangi Analogue
S., Ferreira, C. severity of Kelompok dibagi ke dalam 52 mm (SD 20) pada tingkat Scale
H. J., pain during perlakuan diberikan kelompok perlakuan (2 kelompok perlakuan dan keparahan nyeri (VAS)
Marcolin, A. labour: a massage oleh orang) dan kelompok 72 mm (SD 15) pada meskipun tidak  Short Form
C., PoliNeto, randomised fisiotherapis selama kontrol (23 orang) kelompok kontrol, yang berubah McGill
O. B., Duarte, trial 30 menit sedangkan secara signifikan karakteristik dan Pain
G., & kelompok kontrol Kriteria inklusi : berbeda dengan lokasi nyerinya Questionnai
Quintana, S. mendapatkan primigravida, janin perbedaan rata-rata 20 re
M. (2013). perawatan rutin tunggal dalam posisi mm (95% CI 10 hingga
dari RS dan cephalic, kehamilan 31). Kelompok-
fisioterapis datang berisiko rendah, kelompok tidak berbeda
hanya untuk gestasi setidaknya 37 secara signifikan pada
menjawab minggu, onset ukuran hasil yang
pertanyaan persalinan spontan, berhubungan dengan
Evaluasi dilakukan pelebaran servik 4–5 nyeri. Hasil obstetrik
setelah 30 menit cm, tidak ada jugaserupa antara
berupa evaluasi penggunaan obat- kelompok kecuali durasi
skala nyeri, lokasi obatan dari masuk ke persalinan, yaitu 6,8 jam
dan karakteristik rumah sakit sampai (SD 1,6) pada kelompok
nyeri dilakukan intervensi, eksperimen dan 5,7
tidak adanya masalah jam(SD 1.5) pada
kognitif atau psikiatri, kelompok kontrol,
membran ovulasi utuh, perbedaan rata-rata 1,1
keaksaraan, dan jam (95% CI 0,2-2,0).
dengantidak ada faktor Pasien dalam kedua
risiko terkait. Kriteria kelompok merasa puas
ekslusi: Adanya dengan perawatan yang
kondisi dermatologis diberikan oleh
yang menjadi fisioterapis.
kontraindikasi
dilakukan massage

5. Mortazavi, S. Effects of Randomized Jumlah sampel 120 ibu Kelompok massage Terapi massage  Self-
H., Khaki, S., massage controlled trial hamil primipara usia memiliki tingkat nyeri efektif sebagai reported
Moradi, R., therapy and 16-36 tahun yang lebih rendah di alternative untuk present pain
Heidari, K., & presence of Kelompok Dibagi kedalam tiga fase kedua dan fase mengurangi rasa intensity
Rahimparvar, attendant perlakuan kelompok yaitu ketiga (p <0,05) nyeri dan (PPI)
S. F. V. (2012) on pain, mendapatkan kelompok perlakuan dibandingkan dengan kecemasan pada  Visual
anxiety and massage selama 30 (40 orang), kelompok kelompok pendamping, persalinan. Analogue
satisfaction menit di tiap fase pendamping (40 tetapi sebaliknya, Dukungan dari Scale
during pembukaan 3-4 cm orang), kelompok tingkat kecemasan lebih pendamping ibu
labor (fase satu), 5-7 cm kontrol (40 orang) rendah pada kelompok juga membawa
(fase dua), 8-10 cm Kriteria inklusi : pendamping dalam fase pengaruh positif
(fase tiga) Ibu hamil dengan kedua dan ketiga (p untuk
kemudian dinilai kehamilan tanpa <0,05). mengurangi
skala nyeri pada komplikasi, usia Kepuasan lebih tinggi kecemasan dan
tiga fase tersebut gestasi 37-42 minggu, pada kelompok massage meningkatkan
dilatasi serviks > 4 cm di semua fase (p kepuasan
Kelompok <0,001).
pendamping Kriteria ekslusi : Kelompok massage
dimana ibu hamil Pasien dengan indikasi mengalami nyeri dan
didampingi oleh dilakukan operasi kecemasan yang lebih
penunggunya, skala Caesar, pasien dengan rendah di ketiga fase
nyeri diukur di tiap induksi oksitosin dibandingkan dengan
fase kelompok kontrol (p
<0,05).
Kelompok kontrol Analisis data tingkat
mendapatkan kepuasan menunjukkan
perawatan standar nilai yang lebih tinggi
di rumah sakit, dalam tiga fase pada
skala nyeri diukur kelompok massage
di ketiga fase dibandingkan dengan
tersebut. kontrol (p <0,001) dan
perbandingan kelompok
pendamping dan kontrol
menunjukkan kepuasan
yang lebih tinggi ada
pada kelompok
pendamping dalam fase
2 dan 3 (p <0,001).
Durasi fase aktif lebih
rendah pada kelompok
massage (p <0,001).
DAFTAR PUSTAKA

Ali, S. A.-S. K., & Ahmed, H. M. (2018). Effect of Change in Position and Back
Massage on Pain Perception during First Stage of Labor. Pain Management
Nursing, 19(3), 288–294.

Bulechek, Gloria et al. 2016.Nursing Interventions Clasification (NIC) 6th edition.


Singapore : Elsevier

Erdogan, S. U., Yanikkerem, E., & Goker, A. (2017). Effects of low back massage on
perceived birth pain and satisfaction. Complementary Therapies in Clinical
Practice, 28, 169–175.

Gallo, R. B. S., Santana, L. S., Ferreira, C. H. J., Marcolin, A. C., PoliNeto, O. B.,
Duarte, G., & Quintana, S. M. (2013). Massage reduced severity f pain during
labour: a randomised trial. Journal of Physiotherapy, 59(2), 109–116.

Herdman, T. Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan : definisi


dan klasifikasi 2015-2017 edisi 10, editor, T. Heather Herdman, Shigemi
Kamitsuru; alih Bahasa, Budi Anna Keliat et.al; editor penyelaras, Monica Ester.
Jakarta : EGC

Janssen, P., Shroff, F., & Jaspar, P. (2012). Massage therapy and labor outcomes: a
randomized controlled trial. International Journal of Therapeutic Massage &
Bodywork, 5(4), 15.

Moorhead, Sue et al. 2016. Nursing Outcomes Clasifications (NOC) 5th edition.
Singapore: Elsevier

Mortazavi, S. H., Khaki, S., Moradi, R., Heidari, K., & Rahimparvar, S. F. V. (2012).
Effects of massage therapy and presence of attendant on pain, anxiety and
satisfaction during labor. Archives of Gynecology and Obstetrics, 286(1), 19–23.
DESKRIPSI PARTOGRAF

Ibu Ika usia 34 tahun G3P2A0 datang ke Puskesmas Jatinangor pada tanggal 19
Desember 2018 pukul 22.00 WIB diantar suaminya untuk mendapatkan asuhan. Ibu
mengatakan bahwa ia sudah merasakan kontraksi sejak pukul 19.00. Nyeri semakin
lama semakin kuat dan sering, menjalar dari perut ke pinggang hingga punggung.

Perawat melakukan anamnesis dan pemeriksaan, didapatkan hasil :


1. Kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala, punggung kanan, penurunan
kepala 3/5, kontraksi uterus 5 kali dalam 10 menit, durasi 45 detik, DJJ 148 x/mnt,
pembukaan serviks 5 cm, sutura teraba berdekatan, selaput ketuban utuh, tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi 82 x/mnt, suhu 36,40C. Ekstremitas edema -/-, varices
-/-, homan sign -/- refleks patella +/+. Hasil pemeriksaan urine tidak ada protein
dan keton.
2. Pukul 22.30 DJJ 146x/mnt, kontraksi 5x dalam 10 menit selama 50 detik, nadi
88x/mnt, selaput ketuban pecah pukul 22.25, warna cairan ketuban hijau, klien
mengatakan semakin merasa nyeri dan tidak tahan ingin meneran, pembukaan 10
cm, klien dipimpin meneran oleh perawat.
3. Pukul 22.50 seorang bayi perempuan lahir, menangis spontan BB 3400 gram, PB
48 cm. 1 menit setelah bayi lahir, dilakukan penyuntikan oksitosin 10 U IM pada
paha kanan ibu.
4. Pukul 23.00 plasenta lahir lengkap, perkiraan kehilangan darah 300 cc, terdapat
laserasi derajat 1 pada perineum atas, samping kiri, dan bawah, dilakukan hecting.
5. Pukul 23.30 TD 130/90 mmHg, nadi 82x/mnt, suhu 36,8 0C, TFU sejajar pusat,
tonus uterus baik (keras), pengeluaran urine 100 cc, jumlah darah per vaginam 30
cc
6. Pukul 23.45 TD 140/90 mmHg, nadi 84x/mnt, TFU sejajar pusat, tonus uterus baik
(keras), kandung kemih kosong, jumlah darah per vaginam 20 cc
7. Pukul 00.00 TD 140/90 mmHg, nadi 80x/mnt, TFU sejajar pusat, tonus uterus baik
(keras), kandung kemih kosong, jumlah darah per vaginam 20 cc
8. Pukul 00.15 TD 140/80 mmHg, nadi 78x/mnt, TFU sejajar pusat, tonus uterus baik
(keras), kandung kemih kosong, jumlah darah per vaginam 10 cc
9. Pukul 00.45 TD 140/100 mmHg, nadi 82x/mnt, suhu 37,2 0C, TFU sejajar pusat,
tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong, jumlah darah per vaginam 20 cc
10. Pukul 00.15 TD 130/80 mmHg, nadi 76x/mnt, TFU sejajar pusat, tonus uterus baik
(keras), kandung kemih kosong, jumlah darah per vaginam 10 cc
11. Perawat mendokumentasikan semua yang dilakukan dalam partograf

Anda mungkin juga menyukai