1. Desain Penelitian
2020).
2. Database Pencarian
2022. Pada penelitian ini menggunakan data sekunder, yakni data yang
“Hiperbilirubin’’”
B. Seleksi Studi
PENGARUH BABY Sampel berjumlah 32 bayi Pada artikel dijelaskan bahwa Pada artikel ini dijelaskan
MASSAGE TERHADAP yang terbagi dalam 16 pijat bayi dapat menurunkan manfaat pijat bayi peneliti
PENURUNAN KADAR responden kelompok kadar bilirubin disertai juga menyampaikan
BILIRUBIN intervensi dan 16 responden dengan fototerapi sehingga pertimbangan intervensi ini
Ika Purnamasari sebagai kelompok kontrol pijat bayi bias dijadikan bisa diaplikasikan pada
Candra Dewi Rahayu yang diambil berdasarkan sebagai terapi adjuvant asuhan keperawatan.
Ikhda Nugraheni penghitungan besar sampel disamping pemberian
Jurnal Keperawatan Karya komparatif numeric tidak fototerapi.
Bhakti Volume 6, Nomor 1, berpasangan dua kelompk
Januari 2020 e-issn : 2716- satu kali pengukuran
0785 Hal 56-66
Kesimpulan :
V2:
Penelitian ini menggunakan
desain penelitian Quasi
Experimen dengan Non
equivalent control group with
pre post test design.
Kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak
dipilih secara random, setiap
kelompok dilakukan pre test
dan post test terkait variabel
dependen yang diteliti
V3
Tidak ada factor perancu
dalam penelitian ini
V4
Analisis data dilakukan secara
univariat, bivariat, dan
multivariat. Uji normalitas
data dan uji homogenitas
dilakukan sebagai persyaratan
dalam statistik parametrik.
Hasil Uji normalitas,
diperoleh bahwa data
terdistribusi normal. Uji
statistic selanjutnya adalah
repeated anova, independen
sample t-test, Paired sample t-
test dan ANCOVA.
V5
Berdasarkan hasil penelitian
ini dan beberapa penelitian
sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa pijat bayi
dapat menurunkan kadar
V3
Tidak ada factor perancu
dalam penelitian ini
V4
Analisis data dilakukan secara
univariat, bivariat, dan
multivariat. Uji normalitas
data dan uji homogenitas
dilakukan sebagai persyaratan
dalam statistik parametrik. Uji
normalitas dengan Shapiro
Wilk didapatkan bahwa data
terdistribusi normal sehingga
uji hipotesis yang digunakan
adalah Paired Samples T-
Test untuk mengetahui
perbedaan ratarata dua sampel
yang berpasangan. Uji
homogenitas data penurunan
kadar bilirubin serum dengan
Lavene Test (F) dan data
mempunyai varian yang
homogen.
V5
Hasil penelitian mengenai
pengaruh massage pada bayi
lainnya, menyebutkan Baby
spa lebih baik untuk
meningkatkan pertumbuhan
berat badan dan Panjang
badan, sedangkan baby
massage dan baby spa sama-
sama baik untuk
perkembangan bayi (Pratiwi
& Palupi, 2017).
V2
Jenis penelitian ini adalah
eksperimen semu atau Quasi
Eksperimen dengan
menggunakan rancangan pre
post-test-only non equivalent
without control untuk
mengetahui efektifitas terapi
pijat terhadap kadar bilirubin
bayi sesudah intervensi
V3
Tidak ada factor perancu
dalam penelitian ini
V4
Analisa bivariat
menggunakan Mann-Whitney
V5
PENGARUH PIJAT BAYI DAN V1 Pada penelitian ini menjelaskan pijat bayi dan breadstfeeding
bahwa adanya pengaruh pijat dapat ditetapkan sebagai cara
BREASTFEEDING TERHADAP Sampel dalam penelitian ini
bayi dan breadstfeeding terhadap untuk menurunkan bilirubin.
PENURUNAN KADAR neonatus hiperbilirubinemia
penurunan kadar bilirubin Intervensi ini dapat diberikan
BILIRUBIN PADA NEONATUS yang menerima fototerapi oleh tenaga kesehatan yakni
perawat, bidan.
DENGAN sebanyak 70 bayi dibagi menjadi
selama 3 hari/sampel
Kesimpulan
jumlah populasi
V2
dengan rancangan
kelompok perlakuan I
(pijat+breastfeeding), kelompok
Perlakuan II (pijat+susu
(susu formula).
Kesimpulan
V3
penelitian ini
V4
V5
menerima fototerapi.
Kesimpulan
Artikel ini menjelaskan bahwa
pijat bayi.
B. Keputusan klinis
Dari keempat artikel mengenai pijat bayi setelah ditelaah untuk
menentukan keputusan klinis peneliti memilih artikel kedua karena
penelitian ini menjelaskan tentang faktor resiko dari jenis kelamin bayi,
jenis persalinan, pemberian asi, keekfektikan dari baby field
massage.penelitian ini menjelaskan bahawa bayi perempuan lebih banyak
mengalami hiperbilirubin dari pada laki-laki, Namun dalam hal ini jenis
kelamin hanya menjadi salah satu risiko terjadi hiperberbilirubinemia dan
dalam penelitian ini mendapatkan hasil bahwa jenis kelamin bukan
merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia dan perlu dicari lagi
sebab terjadi hiperbilirubinemia selain jenis kelamin. Persalinan bayi
dengan tindakan vakum ekstraksi dan Sectio Caesaria memiliki risiko
lebih besar mengalami hiperbilirubinemia dibandingkan dengan persalinan
spontan Jenis persalinan dengan tindakan (vakum ekstraksi dan Sectio
Caesarea) memiliki peluang 50,9 kali bayinya mengalami
hiperbilirubinemia dibandingkan dengan ibu dengan jenis persalinan
spontan. Jumlah minum pada bayi yang dilakukan fototerapi dihitung
berdasarkan kebutuhan cairan sesuai usia bayi. Untuk penghitungan
kebutuhan cairan berdasarkan kebutuhan cairan bayi baru lahir cukup
bulan, mulai hari ke-3 sejak kelahiran dibutuhkan 100-160 ml/KgBB/hari
Keadekuatan pemberian Air Susu Ibu pada bayi merupakan tugas perawat
sehingga kebutuhan cairan pada bayi terpenuhi selama fototerapi. ASI
diketahui mempunyai peran dalam mengembalikan bilirubin ke dalam
sirkulasi enterohepatic pada neonatus, Selain risiko dehidrasi karena
paparan sinar fototerapi, bayi hiperbilirubinemia juga biasanya malas
minum. Oleh karena itu perawat perlu optimalisasi dalam
mempertahankan status hidrasi bayi agar terpenuhi kebutuhannya. Baby
field massage dapat digunakan sebagai terapi adjuvant terhadap kadar
bilirubin serum pada bayi hiperbilirubinemia yang fototerapi. Setelah
dilakukan dilakukan fototerapi hasil bilirubin serum berada dalam zona
low risk fototerapi merupakan prosedur rutin yang dilakukan untuk
hiperbilirubinemia. Selain fototerapi intervensi baby field massage dapat
diterapkan untuk membantu menurunkan kadar bilirubin serum. Bayi yang
diberikan baby field massage selama mendapatkan fototerapi akan lebih
tenang dan sirkulasi darah akan menjadi lebih lancar sehingga akan
mempercepat ekskresi bilirubin hasil konversi dari fototerapi
dibandingkan bayi yang dilakukan fototerapi saja, maka diharapkan akan
mempercepat proses fototerapi. Maka dalam hal ini baby field massage
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kadar bilirubin serum pada
bayi yang mendapatkan fototerapi.
C. Deskripsi topic
Penulis dan tahun Deskripsi topic/ issue
Ika Purnamasari Pijat bayi pada kasus
Candra Dewi Rahayu hiperbilirubinemia telah terbukti
Ikhda Nugraheni, 2020 mampu menstimulasi nervus vagus
dan meningkatkan pergerakan usus
serta menngurangi enterohepatik
yang sirkulasi berfungsi bilirubin
untuk meningkatkan ekskresi
bilirubin. Selain itu disebutkan
stimulasi pada kulit bayi melalui
pijat bayi dapat meningkatkan
aliran darah dan limfe serta cairan
tubuh lainnya yang dapat
membantu megeksresikan produk
sampah metabolic termasuk
bilirubin Langkah-langkah
pemijatan dilakukan pada area
wajah, dada, perut, ekstremitas dan
punggung.
Wuwuk Setiarini Baby field massage memiliki
Agnes Erida Wijayanti banyak manfaat diantaranya
Yuli Ernawati. meningkatkan berat badan,
meningkatkan intake kalori,
meningkatkan aktivitas vagal,
meningkatkan motilitas lambung,
meningkatkan sistem menurunkan
kadar imun, bilirubin tidur, dan
memperpendek rawat inap di
rumah sakit teknik massage
dilakukan dari kaki ke punggung
karena lebih nyaman dengan
sentuhan dari kaki terlebih dahulu
dan hal ini merupakan kebaruan
dari penelitian ini.. Adapun
penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh baby field
massage sebagai komplementer
terapi terhadap kadar bilirubin
serum bayi hiperbilirubinemia.
Paulinus Deny Krisnanto Listyana Terapi pijat juga akan
Natalia Retnaningsih Endang meningkatkan airan darah,
Lestiawati, 2019 meningkatkan cairan jaringan dan
meningkatkan pengumpulan dan
ekresi dari bilirubin. Sentuhan akan
memberikan efek sedasi dan
menurunkan kadar kortisol dan
meningkatkan enterokinesis yang
membantu dalam sistem
pencernaan Namun penelitian ini
tidak terjadi perbedaan dikarenakan
durasi waktu yang hanya 10 menit
setiap terapi pijat dan waktu
pemijatan hanya 2 hari sedangkan
pada penelitian sebelumnya antara
3 sampai 4 hari pemijatan dengan
durasi sekali pemijatan antara 15
sampai 20 menit. Hal ini
dikarenakan prosedur rumah sakit
yang memeberikan waktu untuk
pemijatan selama 10 menit dan
durasi rawat inap hanya sekitar 2
sampai 3 hari saja.
Nurul Qamariah Rista Andaruni Pemberian ASI yang sering akan