PROPOSAL SKRIPSI
Digunakan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Kebidanan Guna Mendapatkan
Gelar Sarjana Kebidanan S1 (S.Keb)
Oleh :
RETNO TRI SULISTIANA
210605157
Menurut World Health Organization memprediksi prevalensi bayi yang lahir dengan
berat lahir rendah dan meningkatkan angka kematian bayi sekitar 60–80% dengan prevalensi
pada negara berkembang sekitar 21% dari semua kejadian di negara berkembang tersebut
terdapat prevalensi angka kejadian BBLR di Asia 42,7%, alam hal ini upaya pemerintah
dalam menangani resiko kematian pada periode neonatal 6-48 jam setelah lahir adalah
cakupan kunjungan neonatal pertama atau KN1, kasus ini mempunyai dampak yang lebih
besar mengalami morbiditas dan mortalitas dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat
badan normal. Komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang ada pada
tubuhnya belum tumbuh sempurna apabila masa kehamilan kurang dari 37 minggu, Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR), karena lahir prematur atau kecil untuk usia kehamilan,
Kangaroo Mother Care (KMC) merupakan asuhan untuk bayi berat lahir rendah atau
lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau
skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.
Sebelum mengenal KMC, inkubator merupakan salah satu cara untuk mengatasi bayi dengan
BBLR atau premature. Penggunaan inkubator dalam asuhan bayi berat lahir rendah dinilai
menghambat kontak dini ibu-bayi dan pemberian air susu ibu (ASI) (Ardilla, 2022).
Metode kanguru merupakan salah satu alternative untuk asuhan BBLR. Kangaroo Mother
Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat
lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi
dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk
menghangatkan bayi. Keikutsertaan serta dukungan suami sangat diperlukan dalam setiap
asuhan bayi. Dukungan sangat berpengaruh dan menentukan keberhasilan dalam penerapan
metode kanguru. Suami tidak hanya dapat memberikan dukungan materi dan tenaga, tetapi
dukungan psikologis bagi ibu yang melahirkan BBLR sangat berarti untuk membantu
Optimalisasi Dukungan Keluarga Dalam Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
suami dalam melakukan perawatan bayi BBLR memiliki prevalensi peningkatan berat bayi
lebih baik, yakni 76% dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan maksimal dari
Dalam rumah tangga, pasangan suami istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban.
Dalam hal merawat anakpun keduanya memiliki peran yang sama. Keluarga yang memiliki
BBLR, suami juga memiliki peran dalam memenuhi kebutuhannya yaitu dengan memberikan
makanan, kebutuhan yang cukup dan suami dapat turut serta dalam asuhan BBLR dengan
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 2 ibu dengan bayi
BBLR di wilayah kerja peneliti yang memiliki suami dan tidak memiliki suami, setelah
dilakukan evaluasi terdapat perbedaan berat lahir antara ibu yang menggunakan metode
kangaroo mother care dan peneliti berasumsi bahwa dukungan dan support keluarga yang
mempengaruhi peningkatan berat badan bayi. Maka peneliti akan melakukan penelitian
dengan judul…..
n saat ini yaitu : Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang yaitu, jumla
1 (Zurhernis, 2020) Desain Penelitian ini adalah Hasil: Hasil penelitian dari 3
HUBUNGAN MOTIVASI analitik kuantitatif dengan p 2 responden sebanyak 31 ora
DENGAN SIKAP IBU endekatan cross-sectional. T ng, (96,9%) memiliki motiva
TENTANG PERAWATAN eknik pengambilan sampel si kuat, sebanyak 27 respond
METODE KANGGURU menggunakan non probabili en (84,7%) memiliki sikap m
PADA BAYI BERAT ty sampling dengan metode endukung, uji pearson korela
BADAN LAHIR RENDAH accidental sampling. Jumlah si diperoleh p value sebesar
DIRUANG sampel 32 responden. Uji an 0,000. Kesimpulan:, Ada hub
PERINATOLOGI RSUD alisis yang digunakan adala ungan motivasi dengan sikap
SULTAN IMANUDDIN h uji pearson korelasi denga ibu tentang perawatan metod
PANGKALAN BUN n nilai p ≤ 0,05. e kanguru pada Bayi Berat L
ahir Rendah (BBLR) di Ruan
g perinatologi RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun.
2 (Kesehatan Pasak Bumi Kali Desain penelitian adalah Sc Berdasarkan pencarian datab
mantan et al., 2022) oping review, diterbitkan da ase diperoleh 10 artikel yang
Kangaroo Mother Care (KM lam bahasa Inggris, diterbitk berhubungan dengan tujuan p
C) Support in Low Birth We an dalam bahasa Indonesia, enelitian. Penelitian ini beras
ight (LBW ) 5 tahun terakhir (2017 hingg al dari negara-negara di Asia,
a 2021) database yang digun India, Pakistan, Afrika Timu
akan oleh PubMed, perpusta r. Ini terdiri dari studi RCT k
kaan online Wiley, Science ualitatif, kuantitatif,. Terdapa
Direct, dan pencarian pemili t 4 tema dari hasil pemetaan
han Artikel Google Scholar database yaitu bentuk dukun
menggunakan Prism Flowch gan KMC.
art dan penilaian kritis meng
gunakan Mixed Methods Ap
praisal Tool (MMAT) jurnal
potensial diekspor ke perang
kat lunak manajemen refere
nsi Mendeley.
3 (Sofiana, Hakimi and Mufdl quasi eksperimental dengan Hasil penelitian Median
ilah, 2018) rancangan Non- Equivalent perubahan berat bayi pada
Pengaruh Keikutsertaan Sua Control Group Design. Pop BBLR pada kelompok
mi Dalam Kangaroo Mother ulasi dalam penelitian ini se keikutsertaan suami 92.5
Care Terhadap Perubahan B mua bayi berat lahir rendah gram dibandingkan dengan
erat Pada Bayi Berat Lahir yang memenuhi kriteria inkl kelompok kontrol 75 gram.
Rendah usi di rumah sakit Yogyakar Hasil analisis menggunakan
ta. Teknik sampling yang di analysis measurement bahwa
pilih yaitu consecutive samp rata-rata kelompok
ling, dengan 30 responden p perlakuan 1882 gram dan
ada masing-masing kelomp kelompok kontrol 2005
ok perlakuan dan kontrol. A gram. Variabel luar yang
nalisis bivariat menggunaka berpengaruh terhadap
n Wilcoxon, MannWhitney perubahan berat adalah
dan analisys measurement, s pemenuhan nutrisi.
edangkan analisis multivaria Keikutsertaan suami tidak
bel menggunakan regresi memiliki pengaruh yang
linear. signifikan terhadap
perubahan berat pada bayi
berat lahir rendah (p value
0.06)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah seberapa efektif Pengaruh keikutsertaan suami dalam kangaroo dalam mother care
Apakah keikutsertaan suami dalam kangaroo dalam mother care efektif dalam
1. Diketahuinya berat badan bayi sebelum dilakukan kangaroo mother care pada kelompok
2. Diketahuinya berat badan bayi sebelum dilakukan kangaroo mother care pada kelompok
3. Diketahuinya berat badan bayi setelah dilakukan kangaroo mother care pada kelompok
4. Diketahuinya berat badan bayi setelah dilakukan kangaroo mother care pada kelompok
5. Menganalisis perbedaan kenaikan berat badan bayi pada kelompok control dan kelompok
perlakuan.
Sebagai bahan referensi atau wawasan bagi penelitian untuk mengadakan penelitian l
ebih lanjut terkait efektivitas dari metode kangaroo mother care yang di dukung oleh
Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan dan kajian bagi petugas
Puskesmas Anyar
wawasan serta informasi yang benar tentang efektivitas peran suami dalam metode
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi berat lahir rendah di wilayah kerja UPT
Kriteria inklusi dalam penelitian ini untuk bayi yaitu berat bayi antara 2000- 2300 gram,
tidak bergantung oksigen, untuk ibu dan suami yaitu bersedia menjadi responden (informed
consent), suami bekerja maupun tidak bekerja, suami melakukan KMC dua kali seminggu
(pada hari yang berbeda), Suami melakukan KMC minimal 60 menit secara intermiten,
badan dalam keadaan bersih, tidak dalam kondisi sakit. Data primer yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kohort
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
a. Pengertian BBLR
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan neonatus yang lahir dengan berat badan
kurang dari normal (2500 gram). BBLR adalah neonatus yang kelahirannya tanpa melihat
b. Klasifikasi BBLR
Klasifikasi BBLR menurut karakteristik BBLR atau masa kehamilannya (Idayanti, 2013)
yaitu :
1) Prematuritas Murni, merupakan keadaan dimana bayi dalam masa kehamilan kurang da
ri 37 minggu dan usia badan sesuai dengan berat badan bayi untuk masa kehamilan. Bia
2) Dismaturitas, merupakan keadaan dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari ber
at badan yang seharusnya untuk masa kehamilan, hal tersebut disebabkan adanya gangg
uan pertumbuhan pada saat bayi berada di dalam kandungan. Bayi dengan kelahiran dis
maturitas merupakan bayi yang tergolong kecil untuk masa kehamilannya. Ada 3 yang t
ergolong dalam dismaturitas, yang pertama neonatus kurang bulan – kecil masa kehamil
an (NKBKMK), yang kedua neonatus cukup bulan – kecil masa kehamilan (NCBKMK),
1) Umur Ibu
Faktor usia dapat mempengaruhi kondisi dari mulut rahim seorang wanita, jika
mulut rahim terlalu lemah maka bayi dapat lahir prematur. Seorang wanita dikatakan s
iap fisik jika masa pertumbuhannya telah terhenti, dimana masa pertumbuhan tersebut
terhenti pada usia sekitar 20 tahun. Salah satu faktor penyebab terjadinya komplikasi k
ehamilan yang bisa meningkatkan kasus melahirkan BBLR yaitu wanita yang mengan
dung pada usia 35 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena resiko munculnya masalah
kesehatan kronis, sebab anatomi tubuh mulai mengalami degenerasi sehingga sangat m
udah mengalami komplikasi pada saat kehamilan ataupun persalisan. Komplikasi terse
Usia ideal bagi ibu untuk hamil yaitu sekitar 20 sampai 35 tahun. Kehamilan yan
g beresiko tinggi yang dapat menimbulkan komplikasi dalam kehamilan ataupun persa
linan yaitu ibu yang hamil di bawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Kehamilan pada
ibu yang umur dibawah 20 tahun masih dalam pertumbuhan sehingga asupan makan le
bih banyak digunakan untuk pertumbuhan ibu dari pada untuk bayi yang ada di dalam
kandungan, sedangkan kehamilan pada ibu yang umurnya diatas 35 tahun biasanya org
an kelainan kongenital dan sangat beresiko mengalami kelahiran prematur (Alya, 201
3).
2) Paritas
Paritas merupakan jumlah kelahiran bayi yang lahir hidup maupun bayi yang lah
ir dengan keadaan meninggal. Seorang ibu yang kerap melahirkan sangat beresiko terk
ena anemia pada kehamilan selanjutnya jika ibu tidak terlalu memperhatikan asupan n
utrisinya, karena nutrisi yang masuk ke dalam tubuh ibu akan di bagi dengan janin yan
g ada di dalam kandungannya. Paritas yang beresiko melahirkan bayi dengan BBLR y
aitu paritas 0 dan paritas yang lebih dari 4. Paritas 0 dikatakan beresiko melahirkan BB
LR disebabkan oleh kejiwaan ibu. Ibu yang baru pertama kali mengandung dan melahi
rkan biasanya kondisi jiwanya lebih tertekan dari pada ibu yang sudah pernah melahir
kan lebih dari 1 kali. Sedangkan paritas yang lebih dari 4 kali dapat mempengaruhi ke
hamilan berikutnya. Kondisi ini disebabkan karena keadaan ibu yang belum pulih dari
kehamilan dan kelahiran sebelumnya. Pada umumnya paritas yang aman dilihat dari ri
2011)
3) Kehamilan ganda.
Kehamilan ganda merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang bisa me
nyebabkan ibu melahirkan BBLR. Biasanya berat badan janin pada kehamilan ganda l
ebih ringan dibandingkan janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sa
ma. Pada minggu ke-30 kenaikan berat badan antara kehamilan ganda dengan kehamil
an tunggal masih sama tapi setelah itu kenaikan berat badan pada kehamilan ganda dan
kehamilan tunggal akan berbeda. Setelah minggu ke 30 kenaikan berat badan berkuran
berkurang. Terdapat perbedaan antara kedua berat badan pada kehamilan ganda, perbe
daan ini berkisaran antara 50 sampai 1000 gram,disebabkan oleh adanya pembagian da
rah pada plasenta kedua janin. Pada kehamilan ganda, uterus biasanya mengalami diste
nsi yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya partus prematurus. Pada kehami
lan ganda kebutuhan ibu akan nutrisi meningkat, yang bisa menyebabkan anemia dan
penyakit defisiensi lain, sehingga ibu sering melahirkan bayi yang berat badannya kura
d. Ciri-ciri BBLR
Berat badan bayi baru lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan bayi kurang dari
45 cm, lingkar kepala bayi kurang dari 33 cm, lingkar dada bayi kurang dari 30 cm,
ukuran kepala bayi biasanya lebih besar dibandingkan dengan ukuran tubuh, biasanya
masa kehamilan bayi kurang dari 37 minggu, rambut kepala bayi biasanya tipis dan
halus, kulit perut bayi tipis, pembuluh darah kelihatan atau transparant, ubun-ubun dan
satura lebar, tulang rawan dan daun telinga imatur, umumnya kulit bayi tipis dan
transparant, banyak terdapat rambut lanugo, kurangnya lemak kulit (jaringan lemak
subkutan), pernafasan tidak teratur bahkan sering terjadi apnue, tangisan dan pergerakan
masih lemah, reflek tonus leher masih lemah dan reflek menelan serta menghisap belum
1) Hipotermia
Adalah kondisi dimana suhu tubuh sangat rendah yaitu dibawah 35°C. Hipotermi
terjadi disebabkan oleh sedikitnya lemak yang ada ditubuh dan pengaturan tubuh pada n
eonatus belum matang. Dengan adanya PMK maka akan memberikan kehangatan pada
bayi sehingga bayi tetap dalam kondisi hangat . Hipotermia ditandai dengan penurunan
metabolisme tubuh, dan menyebabkan frekuensi nadi menurun, repirasi menurun, serta t
2) Hipoglikemia
Adalah kondisi dimana bayi memiliki kadar gula yang rendah. Hipoglikemia terja
di disebabkan oleh sedikitnya simpanan energi pada neonatus dengan BBLR. Pada kond
isi ini bayi sangat membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir. ASI diberikan 2 ja
3) Gangguan pernafasan, pada BBLR ini disebabkan oleh organ pernafasan yang masih im
f. Penanganan BBLR
Solusi untuk menangani kondisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) terus
dikembangkan, pada tahun 1978 Rey dan Martinez di Bogota menemukan metode yang
dapat menjaga suhunya tetap stabil,dan dapat meningkatkan kasih sayang antara bayi
Perawatan Metode Kanguru yang disingkat dengan PMK merupakan perawatan yang
diberikan kepada bayi yang berat badannya rendah, yang secara umum berat lahirnya
kurang dari 2500 gram. Metode PMK ini dilakukan dengan cara kontak langsung, sehingga
antara kulit ibu dengan kulit bayi akan saling menempel. Pada dasarnya PMK adalah
perawatan pengganti pada BBLR yang menggunakan perawatan inkubator. Dengan adanya
perawatan metode kanguru, maka bayi akan mendapatkan kehangatan secara langsung dari
1) PMK Intermiten yaitu metode yang tidak diberikan secara terus menerus. Biasanya met
ode ini dilaksanakan di Unit Perawatan Khusus (level II) dan intensif (level III) dengan
durasi minimal 1 jam. Metode ini diberikan ketika ibu mengunjungi bayi yang masih dal
am perawatan inkubator. PMK dapat dilakukan kepada bayi yang sedang sakit atau dala
m masa penyembuhan dari sakit serta yang memerlukan pengobatan medis, seperti; infu
2) PMK Kontinu yaitu metode yang diberikan secara terus menerus atau selama 24 jam. Bi
asanya metode ini dilaksanakan di unit rawat gabungan atau ruangan khusus digunakan
untuk unit PMK. Selain di rumah sakit, metode ini dapat dilakukan dirumah ketika ibu s
udah keluar dari rumah sakit (pasca hospitalisasi). Metode ini dapat diberikan kepada ba
yi yang sakit, tetapi kondisi bayi harus stabil dan bayi tidak terpasang alat pernapasan se
PMK dapat mendekatkan hubungan antara ibu dan bayi, kepercayaan diri ibu dala
m mengasuh bayi meningkat, terjalinnya perasaan kasih sayang antara ibu dengan bayi,
berpengaruh pada psikologis ibu yaitu ibu merasa lebih tenang ketika bersama bayi, dap
at mempermudah pemberian ASI bagi bayi, meningkatkan kesuksesan ibu dalam menyu
nya kasih sangang antara bayi dan ayah, menambah rasa percaya diri ayah serta tumbuh
PMK dapat mendekatkan hubungan bayi dengan ibu atau ayah, menstabilkan suh
u tubuh dan denyut jantung bayi, bayi lebih gampang dan sering minum ASI, meningkat
kan berat badan bayi, pola pernafasan bayi lebih teratur, meningkatkan kenyamanan bay
1) Memposisikan bayi dalam keadaan tanpa busana. Bayi dipakaikan popok, kaos kaki, ka
os tangan, dan topi. Kemudian meletakkan bayi dengan posisi tegak dan telungkup pada
dada ibu. Dengan begitu antara tubuh ibu dan tubuh bayi akan menempel.
2) Mengatur posisi bagian leher dan kepala bayi, agar tidak mengganggu pernafasan bayi.
3) Ketika melakukan PMK sebaiknya ibu memakai pakaian yang berukuran lebih besar dar
i badannya. Sehingga ibu dan bayi berada dalam satu pakaiaan. Apabila ibu tidak memp
4) Waktu pelaksanaan PMK posisi ibu bisa dengan berdiri, duduk atau berbaring.
1) Dukungan edukasi atau informasi dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan bagi ibu. De
ngan adanya edukasi dan informasi mengenai perawatan metode kanguru seperti penger
tian PMK, manfaat dari PMK, dan cara melakukan PMK. Dari edukasi tersebut maka ib
u akan memahami proses PMK dan betapa pentingnya melakukan perawatan metode ka
nguru bagi bayinya. Sehingga ibu akan bersedia dalam melaksanakan perawatan metode
2) Dukungan suami merupakan dukungan yang paling diharapkan oleh para ibu. Karena ba
gi ibu, orang yang paling dekat dan yang selalu ada untuk ibu adalah suami. Dengan du
kungan dari suami dan keikutsertaan suami dalam melakukan perawatan metode kangur
u ini, maka ibu akan sangat termotifasi dalam melakukan PMK, terjalinnya kasih sayang
antara bayi dan ayah, bayi bisa secara langsung mengenali ayahnya, selain itu juga akan
menambah rasa percaya diri serta ikatan batin bagi ayah dengan bayi.
3) Dukungan sosial merupakan dukungan dari orang-orang sekitar ibu, bisa dari saudara at
aupun masyarakat sekitar yang menunjang keberhasilan ibu dalam melakukan perawata
n metode kanguru.
1) Standar Operasional Prosedur (SOP) belum jelas terkait dalam sistem dan prosedur pela
ksanaan kebijakan, pembagian tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab , dan organi
2) Belum ada sosialisasi kepada ibu dan keluarga mengenai PMK sehingga Informasi tenta
3) Jumlah tenaga kesehatan yang sudah mengikuti pelatihan PMK masih sedikit, sehingga
kekurangan staf yang terampil dalam melayani program perawatan metode kanguru .
4) Partisipasi ibu dan keluarga dalam melakukan perawatan metode kanguru masih sangat
kurang. Hal ini disebabkan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan PMK b
5) Faktor budaya dan adat menjadi salah satu hambatan dalam melakukan PMK, karena bi
asanya ibu serta keluarga belum familiar dan belum mengenal dengan program ataupun
6) Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan metode kanguru masih kurang atau belum me
menuhi standar
7) Keterbatasan terkait dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan
Faktor penyebab
BBLR
PMK
1. Usia ibu
2. Paritas
3. Kehamilan ganda Perubahan
berat Badan
BBLR
Sumber: (Sofiana, Hakimi and Mufdlilah, 2018; Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan et al., 2022)
BAB III
Berdasarkan kerangka teori yang ada maka disusunlah sebuah konsep. Kerangka konsep
dalam penelitian ini menjelaskan asumsi bahwa terdapat hubungan antara peran suami dalam
KMC dengan kenaikan berat badan bayi dengan BBLR. Variabel dependen dalam penelitian ini
ialah keikutsertaan suami dalam KMC dan variabel independennya ialah kenaikan berat badan
bayi dengan BBLR. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hubungan antara variable-variabel
gram).
Hipotesis adalah jawaban penelitian atau dalil yang kebenaranya akan di buktikan dalam pen
elitian (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hipotesis adalah sebagai berikut:
1. H1: Terdapat pengaruh keikutsertaan suami dalam Perawatan Metode Kanguru Terhadap
2. H0: Tidak terdapat pengaruh Keikutsertaan suami dalam Perawatan Metode Kanguru Ter
METODE PENELITIAN
Retrospektif. Pendekatan Retrospektif adalah pendekatan yang melihat pada waktu yang lalu
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kohort retrospektif.
Rancangan kohort adalah suatu penelitian survey (noneksperimen) yang paling baik dalam
mengkaji hubungan antara factor resiko dengan efek (penyakit). Dengan menggunakan
pendekatan retrospectif, dengan kata lain efek (perkembangan anak) diidentifikasi pada saat ini,
kemudian factor resiko (kejadian BBLR) diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu
(Murti, 2015).
Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di wilayah kerja Puskesmas Anyar tahun 2023.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Setiawan dan Saryono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang
lahir dengan berat badan lahir rendah pada bulan Januari 2022 – Maret tahun 2023 di
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Setiawan dan Saryono, 2010). Sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
a. Kriteria inklusi:
1. Bayi yang dilahirkan di UPT Puskesmas Anyar bulan Januari 2022 – Maret 2023
2. Data rekam medis yang lengkap meliputi berat badan lahir bayi dan alamat untuk
b. Kriteria Eksklusi
a. Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subyek dan proses pengump
ulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2018).
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.
a. Pungumpulan Data
1. Data primer, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberi
ianalisa.
2. Data Sekunder, Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dengan meng
b. Pengelolaan Data
Pengelolaan data dilakukan setelah data terkumpul semua dengan langkah langka
h sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (editing data)
Data yang telah dikumpulkan diperiksa segera mungkin berkenaan dengan kete
a.
Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban dan hasil observasi sehin
gga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor (Suyant
o, 2011).
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokan ke dalam table kerja
a. Analisa Univariat
ap variabel penelitian (Notoadmojo, 2010) selain itu pelaporan juga ditampilkan dalam bent
uk nilai ratarata (mean) dan ukuran tendensi sentral (modus, median dan standar deviasi) (Pa
mungkas, 2017), analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan
presentasi dari usia, paritas, pekerjaan, motivasi dan sikap ibu terhadap PMK.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat di lakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau beko
lerasi yang dapat dilakukan dengan penguji statistic (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahu
i distribusi data penelitian normal atau tidak dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini me
Aghamohammadi, A. and Nooritajer, M. (2011) ‘Maternal age as a risk factor for pregnancy
outcomes: Maternal, fetal and neonatal complication’, African Journal of Pharmacy and
during Early and Middle Childhood, Child and Adolescent Health and Development.
Ardilla, A. &. Z. Z., 2022. Penyuluhan Kader Tentang Kangaroo Mother Care (KMC) di
Gampong Lancam Garam Kec. Banda Sakti Kota Lhokseumawe. KUAT: Keuangan
Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, J. et al. (2022) ‘Kangaroo Mother Care (KMC) Support in
Low Birth Weight (LBW )’, 5(2), pp. 2722–7537. Available at: http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK.
RENDAH (BBLR) DI RUMAH. Caring: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), pp. 40-48.
Murti, B. (2012) ‘Desain studi’, Matrikulasi Program Studi Doktoral Kedokteran - FKUNS
[Preprint].
Murti, B. (2015) ‘Populasi, Sampel, Dan Pemilihan Subyek’, Naskah Tutorial Pengembangan
Noviana, R. &. K. F., 2023. Kangaroo Mother Care (KMC) Support in Low Birth Weight
Sofiana, J., Hakimi, M. and Mufdlilah (2018) ‘Pengaruh Keikutsertaan Suami Dalam Kangaroo
Mother Care Terhadap Perubahan Berat Pada Bayi Berat Lahir Rendah’, University
Souza, R.C. de et al. (2022) ‘The possible mediating relationship promoted by the self-efficacy
https://doi.org/10.1016/j.jped.2021.12.011.
Ward, A. et al. (2019) ‘The impact of heat exposure on reduced gestational age in pregnant
Wu, G., Imhoff-Kunsch, B. and Girard, A.W. (2012) ‘Biological mechanisms for nutritional