Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SUAMI DALAM KANGAROO MOTHER

CARE TERHADAP PERUBAHAN BERAT PADA BAYI LAHIR RENDAH


DI PUSKESMAS ANYAR
TAHUN 2023

PROPOSAL SKRIPSI

Digunakan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Kebidanan Guna Mendapatkan
Gelar Sarjana Kebidanan S1 (S.Keb)

Oleh :
RETNO TRI SULISTIANA
210605157

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization memprediksi prevalensi bayi yang lahir dengan

berat lahir rendah dan meningkatkan angka kematian bayi sekitar 60–80% dengan prevalensi

pada negara berkembang sekitar 21% dari semua kejadian di negara berkembang tersebut

terdapat prevalensi angka kejadian BBLR di Asia 42,7%, alam hal ini upaya pemerintah

dalam menangani resiko kematian pada periode neonatal 6-48 jam setelah lahir adalah

cakupan kunjungan neonatal pertama atau KN1, kasus ini mempunyai dampak yang lebih

besar mengalami morbiditas dan mortalitas dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat

badan normal. Komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ yang ada pada

tubuhnya belum tumbuh sempurna apabila masa kehamilan kurang dari 37 minggu, Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR), karena lahir prematur atau kecil untuk usia kehamilan,

menyumbang lebih dari 80% kematian neonatus (Noviana, 2023).

Kangaroo Mother Care (KMC) merupakan asuhan untuk bayi berat lahir rendah atau

lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau

skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi.

Sebelum mengenal KMC, inkubator merupakan salah satu cara untuk mengatasi bayi dengan

BBLR atau premature. Penggunaan inkubator dalam asuhan bayi berat lahir rendah dinilai

menghambat kontak dini ibu-bayi dan pemberian air susu ibu (ASI) (Ardilla, 2022).

Metode kanguru merupakan salah satu alternative untuk asuhan BBLR. Kangaroo Mother

Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat
lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi

dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk

menghangatkan bayi. Keikutsertaan serta dukungan suami sangat diperlukan dalam setiap

asuhan bayi. Dukungan sangat berpengaruh dan menentukan keberhasilan dalam penerapan

metode kanguru. Suami tidak hanya dapat memberikan dukungan materi dan tenaga, tetapi

dukungan psikologis bagi ibu yang melahirkan BBLR sangat berarti untuk membantu

keberhasilan asuhan bayi (Purbasary, 2019).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Merdikawati, 2021) yang berjudul “

Optimalisasi Dukungan Keluarga Dalam Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Di Rumah” melaporkan bahwa Partisipan yang mendapatkan dukungan keluarga terutam,a

suami dalam melakukan perawatan bayi BBLR memiliki prevalensi peningkatan berat bayi

lebih baik, yakni 76% dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan maksimal dari

suami atau keluarga.

Dalam rumah tangga, pasangan suami istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban.

Dalam hal merawat anakpun keduanya memiliki peran yang sama. Keluarga yang memiliki

BBLR, suami juga memiliki peran dalam memenuhi kebutuhannya yaitu dengan memberikan

makanan, kebutuhan yang cukup dan suami dapat turut serta dalam asuhan BBLR dengan

asuhan metode kanguru.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada 2 ibu dengan bayi

BBLR di wilayah kerja peneliti yang memiliki suami dan tidak memiliki suami, setelah

dilakukan evaluasi terdapat perbedaan berat lahir antara ibu yang menggunakan metode

kangaroo mother care dan peneliti berasumsi bahwa dukungan dan support keluarga yang
mempengaruhi peningkatan berat badan bayi. Maka peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul…..

1.2 Kebaruan Penelitian

Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitia

n saat ini yaitu : Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang yaitu, jumla

h, tempat dan populasi sample

No Peneliti Metode Hasil

1 (Zurhernis, 2020) Desain Penelitian ini adalah Hasil: Hasil penelitian dari 3
HUBUNGAN MOTIVASI analitik kuantitatif dengan p 2 responden sebanyak 31 ora
DENGAN SIKAP IBU endekatan cross-sectional. T ng, (96,9%) memiliki motiva
TENTANG PERAWATAN eknik pengambilan sampel si kuat, sebanyak 27 respond
METODE KANGGURU menggunakan non probabili en (84,7%) memiliki sikap m
PADA BAYI BERAT ty sampling dengan metode endukung, uji pearson korela
BADAN LAHIR RENDAH accidental sampling. Jumlah si diperoleh p value sebesar
DIRUANG sampel 32 responden. Uji an 0,000. Kesimpulan:, Ada hub
PERINATOLOGI RSUD alisis yang digunakan adala ungan motivasi dengan sikap
SULTAN IMANUDDIN h uji pearson korelasi denga ibu tentang perawatan metod
PANGKALAN BUN n nilai p ≤ 0,05. e kanguru pada Bayi Berat L
ahir Rendah (BBLR) di Ruan
g perinatologi RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun.

2 (Kesehatan Pasak Bumi Kali Desain penelitian adalah Sc Berdasarkan pencarian datab
mantan et al., 2022) oping review, diterbitkan da ase diperoleh 10 artikel yang
Kangaroo Mother Care (KM lam bahasa Inggris, diterbitk berhubungan dengan tujuan p
C) Support in Low Birth We an dalam bahasa Indonesia, enelitian. Penelitian ini beras
ight (LBW ) 5 tahun terakhir (2017 hingg al dari negara-negara di Asia,
a 2021) database yang digun India, Pakistan, Afrika Timu
akan oleh PubMed, perpusta r. Ini terdiri dari studi RCT k
kaan online Wiley, Science ualitatif, kuantitatif,. Terdapa
Direct, dan pencarian pemili t 4 tema dari hasil pemetaan
han Artikel Google Scholar database yaitu bentuk dukun
menggunakan Prism Flowch gan KMC.
art dan penilaian kritis meng
gunakan Mixed Methods Ap
praisal Tool (MMAT) jurnal
potensial diekspor ke perang
kat lunak manajemen refere
nsi Mendeley.

3 (Sofiana, Hakimi and Mufdl quasi eksperimental dengan Hasil penelitian Median
ilah, 2018) rancangan Non- Equivalent perubahan berat bayi pada
Pengaruh Keikutsertaan Sua Control Group Design. Pop BBLR pada kelompok
mi Dalam Kangaroo Mother ulasi dalam penelitian ini se keikutsertaan suami 92.5
Care Terhadap Perubahan B mua bayi berat lahir rendah gram dibandingkan dengan
erat Pada Bayi Berat Lahir yang memenuhi kriteria inkl kelompok kontrol 75 gram.
Rendah usi di rumah sakit Yogyakar Hasil analisis menggunakan
ta. Teknik sampling yang di analysis measurement bahwa
pilih yaitu consecutive samp rata-rata kelompok
ling, dengan 30 responden p perlakuan 1882 gram dan
ada masing-masing kelomp kelompok kontrol 2005
ok perlakuan dan kontrol. A gram. Variabel luar yang
nalisis bivariat menggunaka berpengaruh terhadap
n Wilcoxon, MannWhitney perubahan berat adalah
dan analisys measurement, s pemenuhan nutrisi.
edangkan analisis multivaria Keikutsertaan suami tidak
bel menggunakan regresi memiliki pengaruh yang
linear. signifikan terhadap
perubahan berat pada bayi
berat lahir rendah (p value
0.06)

4 (Souza et al., 2022) Studi cross-sectional bersara Hasil: Kelompok kangguru


The possible mediating relat ng dalam kohort, dilakukan memiliki tingkat pemberian
ionship promoted by the sel di Unit Neonatal rumah saki ASI eksklusif yang lebih tin
f-efficacy of breastfeeding a t universitas Brasil antara Se ggi saat keluar dari rumah sa
ssociated with the Kangaroo ptember 2018 dan Maret 20 kit (p = 0,000). Ada hubunga
Method on indicators of exc 20. Sampel terdiri dari 114 n positif antara tinggal di ka
lusive breastfeeding bayi baru lahir dengan berat nguru (p = 0,003) dan skor s
≤1800 g dan ibu mereka. Uj elf-efficacy menyusui (p = 0,
i Mann-Whitney dan uji eks 025) dengan tingkat pemberi
ak Fisher untuk membandin an ASI eksklusif saat keluar
gkan tingkat pemberian ASI dari rumah sakit. Self-efficac
eksklusif. Model persamaan y menyusui tidak bertindak s
struktural yang disesuaikan ebagai mediator.
digunakan untuk memeriksa
efek mediasi dari self-effica
cy menyusui.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah seberapa efektif Pengaruh keikutsertaan suami dalam kangaroo dalam mother care

terhadap perubahan berat pada bayi lahir rendah di Puskesmas Anyar .

1.4 Pertanyaan Penelitian

Apakah keikutsertaan suami dalam kangaroo dalam mother care efektif dalam

meningkatkan berat badan pada bayi lahir rendah di Puskesmas Anyar.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum

Menganalisis efektivitas keikutsertaan suami dalam kangaroo mother care terhadap

perubahan berat pada bayi lahir rendah di Puskesmas Anyar.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya berat badan bayi sebelum dilakukan kangaroo mother care pada kelompok

kontrol tanpa peran suami

2. Diketahuinya berat badan bayi sebelum dilakukan kangaroo mother care pada kelompok

dengan peran serta suami

3. Diketahuinya berat badan bayi setelah dilakukan kangaroo mother care pada kelompok

kontrol tanpa peran suami

4. Diketahuinya berat badan bayi setelah dilakukan kangaroo mother care pada kelompok

dengan peran serta suami

5. Menganalisis perbedaan kenaikan berat badan bayi pada kelompok control dan kelompok

perlakuan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi atau wawasan bagi penelitian untuk mengadakan penelitian l

ebih lanjut terkait efektivitas dari metode kangaroo mother care yang di dukung oleh

peran serta suami.

1.5.2 Bagi UPT Puskesmas Anyar

Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan dan kajian bagi petugas

kesehatan khususnya bidan untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan suami dalam


kangaroo dalam mother care terhadap perubahan berat pada bayi lahir rendah di

Puskesmas Anyar

1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan,

wawasan serta informasi yang benar tentang efektivitas peran suami dalam metode

kangaroo mother care, sehingga selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan

desain lebih baik

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi berat lahir rendah di wilayah kerja UPT

Puskesmas Anyar. Sampel sebanyak 60 responden diambil secara consecutive sampling.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini untuk bayi yaitu berat bayi antara 2000- 2300 gram,

tidak bergantung oksigen, untuk ibu dan suami yaitu bersedia menjadi responden (informed

consent), suami bekerja maupun tidak bekerja, suami melakukan KMC dua kali seminggu

(pada hari yang berbeda), Suami melakukan KMC minimal 60 menit secara intermiten,

badan dalam keadaan bersih, tidak dalam kondisi sakit. Data primer yang diperoleh dengan

menggunakan kuesioner. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kohort

retrospective. Semua hasil data akan dianalisis menggunakan program SPSS.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Konsep Dasar BBLR.

a. Pengertian BBLR

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan neonatus yang lahir dengan berat badan

kurang dari normal (2500 gram). BBLR adalah neonatus yang kelahirannya tanpa melihat

masa kehamilan. (Pratiwi, 2015).

b. Klasifikasi BBLR

Klasifikasi BBLR menurut karakteristik BBLR atau masa kehamilannya (Idayanti, 2013)

yaitu :

1) Prematuritas Murni, merupakan keadaan dimana bayi dalam masa kehamilan kurang da

ri 37 minggu dan usia badan sesuai dengan berat badan bayi untuk masa kehamilan. Bia

sa disebut dengan Neonatus Kurang Bulan - Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMA).

2) Dismaturitas, merupakan keadaan dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari ber

at badan yang seharusnya untuk masa kehamilan, hal tersebut disebabkan adanya gangg

uan pertumbuhan pada saat bayi berada di dalam kandungan. Bayi dengan kelahiran dis

maturitas merupakan bayi yang tergolong kecil untuk masa kehamilannya. Ada 3 yang t

ergolong dalam dismaturitas, yang pertama neonatus kurang bulan – kecil masa kehamil

an (NKBKMK), yang kedua neonatus cukup bulan – kecil masa kehamilan (NCBKMK),

yang ketiga neonatus lebih bulan – kecil masa kehamilan (NLBKMK).

c. Faktor-faktor penyebab BBLR

1) Umur Ibu
Faktor usia dapat mempengaruhi kondisi dari mulut rahim seorang wanita, jika

mulut rahim terlalu lemah maka bayi dapat lahir prematur. Seorang wanita dikatakan s

iap fisik jika masa pertumbuhannya telah terhenti, dimana masa pertumbuhan tersebut

terhenti pada usia sekitar 20 tahun. Salah satu faktor penyebab terjadinya komplikasi k

ehamilan yang bisa meningkatkan kasus melahirkan BBLR yaitu wanita yang mengan

dung pada usia 35 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena resiko munculnya masalah

kesehatan kronis, sebab anatomi tubuh mulai mengalami degenerasi sehingga sangat m

udah mengalami komplikasi pada saat kehamilan ataupun persalisan. Komplikasi terse

but dapat menyebabkan terjadinya kematian perinatal (Alya, 2013).

Usia ideal bagi ibu untuk hamil yaitu sekitar 20 sampai 35 tahun. Kehamilan yan

g beresiko tinggi yang dapat menimbulkan komplikasi dalam kehamilan ataupun persa

linan yaitu ibu yang hamil di bawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Kehamilan pada

ibu yang umur dibawah 20 tahun masih dalam pertumbuhan sehingga asupan makan le

bih banyak digunakan untuk pertumbuhan ibu dari pada untuk bayi yang ada di dalam

kandungan, sedangkan kehamilan pada ibu yang umurnya diatas 35 tahun biasanya org

an reproduksinya sudah berkurang sehingga akan meningkatkan resiko kelahiran deng

an kelainan kongenital dan sangat beresiko mengalami kelahiran prematur (Alya, 201

3).

2) Paritas

Paritas merupakan jumlah kelahiran bayi yang lahir hidup maupun bayi yang lah

ir dengan keadaan meninggal. Seorang ibu yang kerap melahirkan sangat beresiko terk

ena anemia pada kehamilan selanjutnya jika ibu tidak terlalu memperhatikan asupan n

utrisinya, karena nutrisi yang masuk ke dalam tubuh ibu akan di bagi dengan janin yan
g ada di dalam kandungannya. Paritas yang beresiko melahirkan bayi dengan BBLR y

aitu paritas 0 dan paritas yang lebih dari 4. Paritas 0 dikatakan beresiko melahirkan BB

LR disebabkan oleh kejiwaan ibu. Ibu yang baru pertama kali mengandung dan melahi

rkan biasanya kondisi jiwanya lebih tertekan dari pada ibu yang sudah pernah melahir

kan lebih dari 1 kali. Sedangkan paritas yang lebih dari 4 kali dapat mempengaruhi ke

hamilan berikutnya. Kondisi ini disebabkan karena keadaan ibu yang belum pulih dari

kehamilan dan kelahiran sebelumnya. Pada umumnya paritas yang aman dilihat dari ri

wayat kematian maternal adalah paritas 1 sampai 4 (Aghamohammadi and Nooritajer,

2011)

3) Kehamilan ganda.

Kehamilan ganda merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang bisa me

nyebabkan ibu melahirkan BBLR. Biasanya berat badan janin pada kehamilan ganda l

ebih ringan dibandingkan janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sa

ma. Pada minggu ke-30 kenaikan berat badan antara kehamilan ganda dengan kehamil

an tunggal masih sama tapi setelah itu kenaikan berat badan pada kehamilan ganda dan

kehamilan tunggal akan berbeda. Setelah minggu ke 30 kenaikan berat badan berkuran

g disebabkan oleh regangan berlebih sehingga menyebabkan peredaran darah plasenta

berkurang. Terdapat perbedaan antara kedua berat badan pada kehamilan ganda, perbe

daan ini berkisaran antara 50 sampai 1000 gram,disebabkan oleh adanya pembagian da

rah pada plasenta kedua janin. Pada kehamilan ganda, uterus biasanya mengalami diste

nsi yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya partus prematurus. Pada kehami

lan ganda kebutuhan ibu akan nutrisi meningkat, yang bisa menyebabkan anemia dan
penyakit defisiensi lain, sehingga ibu sering melahirkan bayi yang berat badannya kura

ng dari normal (Zurhernis, 2020).

d. Ciri-ciri BBLR

Berat badan bayi baru lahir kurang dari 2500 gram, panjang badan bayi kurang dari

45 cm, lingkar kepala bayi kurang dari 33 cm, lingkar dada bayi kurang dari 30 cm,

ukuran kepala bayi biasanya lebih besar dibandingkan dengan ukuran tubuh, biasanya

masa kehamilan bayi kurang dari 37 minggu, rambut kepala bayi biasanya tipis dan

halus, kulit perut bayi tipis, pembuluh darah kelihatan atau transparant, ubun-ubun dan

satura lebar, tulang rawan dan daun telinga imatur, umumnya kulit bayi tipis dan

transparant, banyak terdapat rambut lanugo, kurangnya lemak kulit (jaringan lemak

subkutan), pernafasan tidak teratur bahkan sering terjadi apnue, tangisan dan pergerakan

masih lemah, reflek tonus leher masih lemah dan reflek menelan serta menghisap belum

sempurna (Ward et al., 2019).

e. Komplikasi pada BBLR

1) Hipotermia

Adalah kondisi dimana suhu tubuh sangat rendah yaitu dibawah 35°C. Hipotermi

terjadi disebabkan oleh sedikitnya lemak yang ada ditubuh dan pengaturan tubuh pada n

eonatus belum matang. Dengan adanya PMK maka akan memberikan kehangatan pada

bayi sehingga bayi tetap dalam kondisi hangat . Hipotermia ditandai dengan penurunan

metabolisme tubuh, dan menyebabkan frekuensi nadi menurun, repirasi menurun, serta t

ekanan darah menurun (Pratiwi, 2015).

2) Hipoglikemia
Adalah kondisi dimana bayi memiliki kadar gula yang rendah. Hipoglikemia terja

di disebabkan oleh sedikitnya simpanan energi pada neonatus dengan BBLR. Pada kond

isi ini bayi sangat membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir. ASI diberikan 2 ja

m sekali pada minggu pertama (Wu, Imhoff-Kunsch and Girard, 2012).

3) Gangguan pernafasan, pada BBLR ini disebabkan oleh organ pernafasan yang masih im

atur (Alderman et al., 2017).

f. Penanganan BBLR

Solusi untuk menangani kondisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) terus

dikembangkan, pada tahun 1978 Rey dan Martinez di Bogota menemukan metode yang

dapat menjaga suhunya tetap stabil,dan dapat meningkatkan kasih sayang antara bayi

dengan ibu, yaitu dengan menggunakan Metode Kanguru (Zurhernis, 2020)

2.1.2 Konsep Dasar Perawatan Metode Kanguru (PMK)

a. Pengertian Perawatan Metode Kanguru

Perawatan Metode Kanguru yang disingkat dengan PMK merupakan perawatan yang

diberikan kepada bayi yang berat badannya rendah, yang secara umum berat lahirnya

kurang dari 2500 gram. Metode PMK ini dilakukan dengan cara kontak langsung, sehingga

antara kulit ibu dengan kulit bayi akan saling menempel. Pada dasarnya PMK adalah

perawatan pengganti pada BBLR yang menggunakan perawatan inkubator. Dengan adanya

perawatan metode kanguru, maka bayi akan mendapatkan kehangatan secara langsung dari

ibu (Depkes, 2009).


b. Jenis Perawatan Metode Kanguru

1) PMK Intermiten yaitu metode yang tidak diberikan secara terus menerus. Biasanya met

ode ini dilaksanakan di Unit Perawatan Khusus (level II) dan intensif (level III) dengan

durasi minimal 1 jam. Metode ini diberikan ketika ibu mengunjungi bayi yang masih dal

am perawatan inkubator. PMK dapat dilakukan kepada bayi yang sedang sakit atau dala

m masa penyembuhan dari sakit serta yang memerlukan pengobatan medis, seperti; infu

s dan tambahan oksigen (Mayasari, 2015)

2) PMK Kontinu yaitu metode yang diberikan secara terus menerus atau selama 24 jam. Bi

asanya metode ini dilaksanakan di unit rawat gabungan atau ruangan khusus digunakan

untuk unit PMK. Selain di rumah sakit, metode ini dapat dilakukan dirumah ketika ibu s

udah keluar dari rumah sakit (pasca hospitalisasi). Metode ini dapat diberikan kepada ba

yi yang sakit, tetapi kondisi bayi harus stabil dan bayi tidak terpasang alat pernapasan se

perti oksigen (Mayasari, 2015).

c. Manfaat Perawatan Metode Kanguru

1) Manfaat perawatan metode kanguru bagi ibu

PMK dapat mendekatkan hubungan antara ibu dan bayi, kepercayaan diri ibu dala

m mengasuh bayi meningkat, terjalinnya perasaan kasih sayang antara ibu dengan bayi,

berpengaruh pada psikologis ibu yaitu ibu merasa lebih tenang ketika bersama bayi, dap

at mempermudah pemberian ASI bagi bayi, meningkatkan kesuksesan ibu dalam menyu

sui (Pratiwi, 2015).

2) Manfaat perawatan metode kanguru bagi ayah


PMK dapat mendekatkan hubungan antara ayah dan bayi (Pratiwi, 2015). Terjalin

nya kasih sangang antara bayi dan ayah, menambah rasa percaya diri ayah serta tumbuh

ikatan batin antara ayah dengan bayi (Wahyuni, 2013).

3) Manfaat perawatan metode kanguru bagi bayi

PMK dapat mendekatkan hubungan bayi dengan ibu atau ayah, menstabilkan suh

u tubuh dan denyut jantung bayi, bayi lebih gampang dan sering minum ASI, meningkat

kan berat badan bayi, pola pernafasan bayi lebih teratur, meningkatkan kenyamanan bay

i dan waktu tidur bayi lebih lama

d. Cara Melakukan Perawatan Metode Kanguru

1) Memposisikan bayi dalam keadaan tanpa busana. Bayi dipakaikan popok, kaos kaki, ka

os tangan, dan topi. Kemudian meletakkan bayi dengan posisi tegak dan telungkup pada

dada ibu. Dengan begitu antara tubuh ibu dan tubuh bayi akan menempel.

Gambar 2.1 Posisi Tubuh Bayi

2) Mengatur posisi bagian leher dan kepala bayi, agar tidak mengganggu pernafasan bayi.

Untuk posisi kepala sebaiknya dimiringkan ke kanan atau ke kiri.


Gambar 2.2. Posisi kepala dan leher bayi

3) Ketika melakukan PMK sebaiknya ibu memakai pakaian yang berukuran lebih besar dar

i badannya. Sehingga ibu dan bayi berada dalam satu pakaiaan. Apabila ibu tidak memp

unyai pakaian yang longgar, ibu bisa menggunakan selimut.

Gambar 2.3. Ibu memasang pakaian atau blus yang longgar

4) Waktu pelaksanaan PMK posisi ibu bisa dengan berdiri, duduk atau berbaring.

Gambar 2.4. Posisi perawatan metode kanguru


e. Dukungan dalam Melakukan Perawatan Metode Kanguru

1) Dukungan edukasi atau informasi dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan bagi ibu. De

ngan adanya edukasi dan informasi mengenai perawatan metode kanguru seperti penger

tian PMK, manfaat dari PMK, dan cara melakukan PMK. Dari edukasi tersebut maka ib

u akan memahami proses PMK dan betapa pentingnya melakukan perawatan metode ka

nguru bagi bayinya. Sehingga ibu akan bersedia dalam melaksanakan perawatan metode

kanguru (Sofiana, Hakimi and Mufdlilah, 2018)

2) Dukungan suami merupakan dukungan yang paling diharapkan oleh para ibu. Karena ba

gi ibu, orang yang paling dekat dan yang selalu ada untuk ibu adalah suami. Dengan du

kungan dari suami dan keikutsertaan suami dalam melakukan perawatan metode kangur

u ini, maka ibu akan sangat termotifasi dalam melakukan PMK, terjalinnya kasih sayang
antara bayi dan ayah, bayi bisa secara langsung mengenali ayahnya, selain itu juga akan

menambah rasa percaya diri serta ikatan batin bagi ayah dengan bayi.

3) Dukungan sosial merupakan dukungan dari orang-orang sekitar ibu, bisa dari saudara at

aupun masyarakat sekitar yang menunjang keberhasilan ibu dalam melakukan perawata

n metode kanguru.

f. Hambatan dalam melakukan perawatan metode kanguru

1) Standar Operasional Prosedur (SOP) belum jelas terkait dalam sistem dan prosedur pela

ksanaan kebijakan, pembagian tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab , dan organi

sasi pelaksana satu dengan yang lain tidak harmonis

2) Belum ada sosialisasi kepada ibu dan keluarga mengenai PMK sehingga Informasi tenta

ng pelaksanaan perawatan metode kanguru belum jelas

3) Jumlah tenaga kesehatan yang sudah mengikuti pelatihan PMK masih sedikit, sehingga

kekurangan staf yang terampil dalam melayani program perawatan metode kanguru .

4) Partisipasi ibu dan keluarga dalam melakukan perawatan metode kanguru masih sangat

kurang. Hal ini disebabkan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan PMK b

elum sesuai dengan standarnya

5) Faktor budaya dan adat menjadi salah satu hambatan dalam melakukan PMK, karena bi

asanya ibu serta keluarga belum familiar dan belum mengenal dengan program ataupun

pelayanan perawatan metode kanguru.

6) Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan metode kanguru masih kurang atau belum me

menuhi standar

7) Keterbatasan terkait dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan dalam pelaksanaan

perawatan metode kanguru


8) Merasa kerepotan dalam melakukan perawatan metode kanguru karena mempunyai bayi

kembar (Wahyuni, 2013)

2.5 Kerangka Teori

Faktor penyebab
BBLR
PMK
1. Usia ibu
2. Paritas
3. Kehamilan ganda Perubahan
berat Badan
BBLR

Keikutsertaan Suami dalam


Penerapan Metode
Kangguru pada BBLR

Sumber: (Sofiana, Hakimi and Mufdlilah, 2018; Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan et al., 2022)
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang ada maka disusunlah sebuah konsep. Kerangka konsep

dalam penelitian ini menjelaskan asumsi bahwa terdapat hubungan antara peran suami dalam

KMC dengan kenaikan berat badan bayi dengan BBLR. Variabel dependen dalam penelitian ini

ialah keikutsertaan suami dalam KMC dan variabel independennya ialah kenaikan berat badan

bayi dengan BBLR. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hubungan antara variable-variabel

yang akan diteliti dapat digambarkan sebagai berikut:

Variable Dependen Variable Independent

Keikutsertaan Suami dalam


Perubahan Berat Badan BBLR
Penerapan Metode Kangguru

3.2 Definisi Operasional

Variable Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Skala

Perawatan Metode Merupakan perawatan Mengaplikasikan Kuisioner Ordinal


Kangguru
yang diberikan kepada bayi Teknik PMK
1: Suami berperan
yang berat badannya dengan benar
0: suami tidak
rendahkurang dari 2500
berperan
gram dan dilakukan

dengan cara kontak

langsung, sehingga antara


kulit ibu dengan kulit bayi

akan saling menempel.

BBLR merupakan neonatus yang Penimbangan Baby scale -

lahir dengan berat badan

kurang dari normal (2500

gram).

BBLR adalah neonatus

yang kelahirannya tanpa

melihat masa kehamilan.

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban penelitian atau dalil yang kebenaranya akan di buktikan dalam pen

elitian (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini hipotesis adalah sebagai berikut:

1. H1: Terdapat pengaruh keikutsertaan suami dalam Perawatan Metode Kanguru Terhadap

Pada perubahan berat badan BBLR

2. H0: Tidak terdapat pengaruh Keikutsertaan suami dalam Perawatan Metode Kanguru Ter

hadap Pada perubahan berat badan BBLR


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Design Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan

Retrospektif. Pendekatan Retrospektif adalah pendekatan yang melihat pada waktu yang lalu

(melihat ke belakang) (Murti, 2012).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kohort retrospektif.

Rancangan kohort adalah suatu penelitian survey (noneksperimen) yang paling baik dalam

mengkaji hubungan antara factor resiko dengan efek (penyakit). Dengan menggunakan

pendekatan retrospectif, dengan kata lain efek (perkembangan anak) diidentifikasi pada saat ini,

kemudian factor resiko (kejadian BBLR) diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu

(Murti, 2015).

4.2 Tempat penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di wilayah kerja Puskesmas Anyar tahun 2023.

4.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Setiawan dan Saryono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang

lahir dengan berat badan lahir rendah pada bulan Januari 2022 – Maret tahun 2023 di

wilayah UTP Puskesmas Anyar Kabupaten Serang


2. Sample

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Setiawan dan Saryono, 2010). Sampel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok kasus.

Kriteria inklusi dan eksklusi tersebut antara lain:

a. Kriteria inklusi:

1. Bayi yang dilahirkan di UPT Puskesmas Anyar bulan Januari 2022 – Maret 2023

2. Data rekam medis yang lengkap meliputi berat badan lahir bayi dan alamat untuk

ditelusuri dan diberikan kuesioner

3. Suami bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent

b. Kriteria Eksklusi

1. BBLR dengan gangguan pernafasan

2. Suami atau Keluarga dengan keluhan penyakit kulit

3. Data alamat tidak lengkap

4.4 Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data


1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adal
ah observasional kepada pengguna pelayanan kesehatan yang dilakukan secara langsung
oleh peneliti. Proses pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang
pengisiannya berdasarkan pengamatan atau observasi dengan pengukuran oleh peneliti. K
uesioner dilakukan pada pasien untuk memperoleh gambaran terhadap pelayanan yang di
rasakan oleh pasien.
Instrument Penelitian sangat menentukan kualitas data yang akan dijadikan sumbe
r dalam suatu penelitian. Untuk penyusunan instrument penelitian disusun secara sistemat
is agar dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam penelitian ini digunakan kuesion
er atau daftar pertanyaan tentang keterlibatan suami dalam KMC.
2. Teknik Pengolaan Data

a. Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subyek dan proses pengump

ulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2018).

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.

a. Pungumpulan Data

1. Data primer, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberi

kuesioner kepada responden dengan cara:

a) Sebelum responden diberi kuesioner peneliti meminta persetujuan kepada i

bu dengan memberi pernyataan sebagai tanda bahwa ibu bersedia untuk m

enjadi responden dalam penelitian ini.

b) Peneliti memberikan kuesioner pada responden yang menurut peneliti sesu

ai dengan kriteria yang sudah peneliti tentukan.

c) Sebelum mengisi kuesioner responden diberi petunjuk untuk pengisian dan

setelah selesai mengisi kuesioner di cek ulang kelengkapannya.

d) Mengumpulkan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk d

ianalisa.

e) Melakukan pengecekan kembali tentang kelengkapan data.

2. Data Sekunder, Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dengan meng

gunakan data dokumentasi dari register yang ada di Puskesmas Anyar.

b. Pengelolaan Data

Pengelolaan data dilakukan setelah data terkumpul semua dengan langkah langka

h sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (editing data)

Data yang telah dikumpulkan diperiksa segera mungkin berkenaan dengan kete

patan dan kelengkapan jawaban, sehingga memudahkan pengolahan selanjutny

a.

2. Pemberian skor (scoring)

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban dan hasil observasi sehin

gga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor (Suyant

o, 2011).

3. Pemberian kode (coding)

Tahap ini mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk masing-masing

kelompok sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data. Pemberian kode dilakuk

an dengan mengisi kotak yang tersedia disebelah kanan kuesioner.

4. Tabulasi Data (Tabulating)

Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokan ke dalam table kerja

kemudian data dianalisis.

4.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS.

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik seti

ap variabel penelitian (Notoadmojo, 2010) selain itu pelaporan juga ditampilkan dalam bent

uk nilai ratarata (mean) dan ukuran tendensi sentral (modus, median dan standar deviasi) (Pa

mungkas, 2017), analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan

presentasi dari usia, paritas, pekerjaan, motivasi dan sikap ibu terhadap PMK.
b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat di lakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau beko

lerasi yang dapat dilakukan dengan penguji statistic (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahu

i distribusi data penelitian normal atau tidak dilakukan uji normalitas. Pada penelitian ini me

ngunakan uji chi square.


DAFTAR PUSTAKA

Aghamohammadi, A. and Nooritajer, M. (2011) ‘Maternal age as a risk factor for pregnancy

outcomes: Maternal, fetal and neonatal complication’, African Journal of Pharmacy and

Pharmacology, 5(2), pp. 264–269.

Alderman, H. et al. (2017) Evidence of Impact of Interventions on Growth and Development

during Early and Middle Childhood, Child and Adolescent Health and Development.

Available at: https://doi.org/10.1596/978-1-4648-0423-6/pt2.ch7.

Ardilla, A. &. Z. Z., 2022. Penyuluhan Kader Tentang Kangaroo Mother Care (KMC) di

Gampong Lancam Garam Kec. Banda Sakti Kota Lhokseumawe. KUAT: Keuangan

Umum dan Akuntansi Terapan, 4(2), pp. 123-128.

Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, J. et al. (2022) ‘Kangaroo Mother Care (KMC) Support in

Low Birth Weight (LBW )’, 5(2), pp. 2722–7537. Available at: http://e-

journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK.

Merdikawati, A. A. A. M. C. M. E. N. Y. L. R. N. U. &. F. A. A., 2021. OPTIMALISASI

DUKUNGAN KELUARGA DALAM PERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR

RENDAH (BBLR) DI RUMAH. Caring: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), pp. 40-48.

Murti, B. (2012) ‘Desain studi’, Matrikulasi Program Studi Doktoral Kedokteran - FKUNS

[Preprint].

Murti, B. (2015) ‘Populasi, Sampel, Dan Pemilihan Subyek’, Naskah Tutorial Pengembangan

Bahan Pengajaran [Preprint].

Noviana, R. &. K. F., 2023. Kangaroo Mother Care (KMC) Support in Low Birth Weight

(LBW). Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 5(2), pp. 121-132.

Purbasary, E. K., 2019. GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN


PERAWATAN METODE KANGURU PADA IBU MUDA YANG MEMILIKI BAYI

BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI UPTD RSUD KABUPATEN INDRAMAYU.

Surya: Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan, 11(1), pp. 22-26.

Sofiana, J., Hakimi, M. and Mufdlilah (2018) ‘Pengaruh Keikutsertaan Suami Dalam Kangaroo

Mother Care Terhadap Perubahan Berat Pada Bayi Berat Lahir Rendah’, University

Research Colloquium (URECOL), 1, pp. 336–346.

Souza, R.C. de et al. (2022) ‘The possible mediating relationship promoted by the self-efficacy

of breastfeeding associated with the Kangaroo Method on indicators of exclusive

breastfeeding’, Jornal de Pediatria, 98(5), pp. 540–544. Available at:

https://doi.org/10.1016/j.jped.2021.12.011.

Ward, A. et al. (2019) ‘The impact of heat exposure on reduced gestational age in pregnant

women in North Carolina, 2011–2015’, International Journal of Biometeorology, 63(12),

pp. 1611–1620. Available at: https://doi.org/10.1007/s00484-019-01773-3.

Wu, G., Imhoff-Kunsch, B. and Girard, A.W. (2012) ‘Biological mechanisms for nutritional

regulation of maternal health and fetal development’, Paediatric and Perinatal

Epidemiology [Preprint]. Available at: https://doi.org/10.1111/j.1365-3016.2012.01291.x.

Zurhernis, N. (2020) ‘HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN SIKAP IBU TENTANG

PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR

RENDAH DIRUANG PERINATOLOGI RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN

BUN’, Skirpsi Stikes Borneo Cendekia Medika [Preprint].

Anda mungkin juga menyukai