Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Photon Vol. 8 No.

1, Oktober 2017

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) IBU DENGAN


KEJADIAN DIARE DI PUSKESMAS GARUDA PEKANBARU

Isnaniar, Yuni Indri Lestari


Program Studi D-III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Riau
e-mail: isnaniar@umri.ac.id, yuniindrilestari@umri.ac.id

ABSTRAK
Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diare didefinisikan sebagai perubahan
konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari. Salah satu penyebab dari
terjadinya diare adalah faktor lingkungan dan perilaku. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada bayi
tergantung kepada perilaku hidup bersih dan sehat ibu, karena bayi masih tidak bisa melakukan segala sesuatu dengan
sendiri (Mardta, 2014). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui “Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) ibu dengan kejadian diare pada bayi di Puskesmas Garuda Pekanbaru”. Jenis penelitian yang digunakan
adalah cross sectional study dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling yang berjumlah 33 responden.
Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Analisa Data yang digunakan adalah univariate dan bivariat.
Hasil Penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 21- 28 febuari 2017 menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara perilaku memberikan ASI eklusif dengan kejadian diare pada bayi, nilai P=0,007. Tidak terdapat hubungan
menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada bayi, nilai p=0,805. Terdapat hubungan antara mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun dengan kejadian diare pada bayi nilai P=0,000. Tidak terdapat hubungan antara
menggunakan jamban dengan kejadian diare pada bayi, p=0,183 Dan Berdasarkan hasil penelitian tersebut
diharapkan kepada pihak ibu untuk dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya
diare pada bayi.

Kata kunci: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ibu, Diare.

1. PENDAHULUAN sehat pada bayi tergantung kepada perilaku hidup


Menurut data WHO tahun 2008, Penyakit bersih dan sehat ibu, karena bayi masih tidak bisa
diare merupakan salah satu penyebab utama melakukan segala sesuatu dengan sendiri.
kesakitan dan kematian hampir di seluruh negara. Perilaku higienis yang disurvey dalam Riskesdas
Semua kelompok usia bisa terkena diare, tetapi (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 meliputi
penyakit diare dalam tingkat berat dengan risiko pemberian ASI eksklusif, kebiasaan buang air
kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi besar (BAB) dan kebiasaan mencuci tangan.
dan balita. (Wulandari, 2009, dalam Wijaya, Perilaku BAB yang benar adalah bila ibu
2012). melakukannya di jamban dan mencuci tangan
Bayi lebih rentan mengalami dehidrasi yang benar adalah bila ibu mencuci tangan
karena sulit untuk diberi cairan melalui mulut dengan sabun sebelum makan, sebelum
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, menyiapkan makanan, setelah buang air besar,
selain itu komposisi cairan tubuh pada bayi relatif setelah menceboki bayi/anak dan setelah
besar yaitu sekitar 80-85% berat badan dan pada memegang binatang (Mardta, 2014).
anak usia >1 tahun mengandung air sebanyak 70- Menurut Riskesdas 2013 Secara nasional,
75%. Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS
pada bayi dapat mengakibatkan kematian setelah baik sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi
sakit selama 2-3 hari (Widjaja, 2002, dalam dengan pencapaian PHBS rendah berturut-turut
Mardta, 2014). yaitu Papua (24,4%), Nusa Tenggara Timur
Menurut Depkes RI tahun 2006 Perilaku (26,8%), Gorontalo (27,8%), Sumatera Barat
hidup bersih dan sehat (PHBS) pada hakikatnya (28,2%) dan Riau (28,1%) (Kusumasari, 2015).
merupakan perilaku pencegahan oleh individu . Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota
atau keluarga dari berbagai penyakit (Jayanti at Pekanbaru tahun 2015 total penderita diare pada
al, 2011). bayi di puskesmas Garuda adalah sebanyak 76
Dalam Depertemen Kesehatan RI tahun 2009 bayi, dan menjadi puskesmas dengan angka
mengatakan Penerapan perilaku hidup bersih dan

FMIPA-UMRI 155
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

kejadian diare tetinggi pada bayi di kota Tabel .1


Pekanbaru. Distribusi Frekuensi Umur Ibu di Puskesmas
Hasil penelitian Survey Awal yang telah Garuda Pekanbaru Februari 2017
dilakukan oleh peneliti tanggal 19 Desember - 21 No Ketagori Umur Frekuensi Persentase
Desember 2016 di Puskesmas Garuda Pekanbaru (Tahun) (f) (%)
1 Dewasa Awal 32 97,0 %
didapatkan dari 10 orang ibu yang membawa
(17-35)
bayi, 6 orang ibu mengatakan bayinya pernah 2 Dewasa Tengah 1 3,0 %
mengalami diare dalam 6 bulan terakhir. (36-54)
Data dari Puskesmas Garuda Pekanbaru, bayi Total 33 100
yang mengalami diare dalam 6 bulan terakhir
yaitu dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2016 Tabel 2
adalah sebanyak 33 bayi. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik di Puskesmas Garuda Pekanbaru Februari
untuk melakukan penelitian yang berjudul 2017
“Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Frekuensi Persentase
No Pendidikan
(PHBS) Ibu dengan Kejadian Diare pada Bayi di (f) (%)
Puskesmas Garuda Pekanbaru”. 1 Rendah (SD-
SMP) 9
2 Menengah 27,3%
2. METODOLOGI PENELITIAN (SMA/SMK) 18 54,5%
Desain penelitian ini adalah cross Sectional 3 Tinggi 18,2%
study, desain ini merupakan rancangan (Perguruan 6
Tinggi)
penelitian yang pengukuran atau pengamatannya Total 33 100
di lakukan secara simultan pada satu saat (sekali Tabel 3
waktu). Penelitian melakukan pengukuran atau Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu di
pengamatan tentang hubungan perilaku hidup Puskesmas Garuda Pekanbaru
bersih dan sehat ibu dengan kejadian diare pada Jenis Frekuensi Persentase
No
bayi (Chandra, 2008 ). Pekerjaan (f) (%)
Teknik pengambilan sampel yaitu Accidental 1 IRT 28 84,8%
2 PNS 5 15,2%
Sampling dimana dilakukan dengan cara
Total 33 100
kebetulan bertemu.
Pengolahan dan analisis data pada penelitian Tabel 4
ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu Distribusi Frekuensi Ibu Mendapatkan
komputer dengan program SPSS for windows Informasi Diare di Puskesmas Garuda
release 17.0. Data yang terkumpul diolah secara Pekanbaru
univariat untuk melihat deskripsi dari Informasi Frekuensi Persentase
No
Diare (f) (%)
karakteristik responden dan bivariat dengan uji
1 Ya 17 51,5%
Chi Square menggunakan tabel 2x2 untuk Tidak 16 48,5%
2
mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi
Total 33 100
variabel terikat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 5


Penelitian yang dilakukan pada tanggal 21- Distribusi Frekuensi Sumber Informasi
28 Februari 2017 terhadap 33 responden dengan Sumber Frekuensi Persentase
No
Informasi (f) (%)
menggunakan kuesioner untuk mengetahui 1 3 9,1%
hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat Media
2 4 12,1%
Cetak
(PHBS) ibu dengan kejadian diare pada bayi di Media
3 1 3,0%
Puskesmas Garuda Pekanbaru dapat dilihat pada Elektronik
4
tabel-tabel sebagai berikut: Teman
9 27,3%

156 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

5 Tenaga
Kesehatan 16 48,5%
Tidak
Mendapat
nformasi
Total 33 100
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Bayi ibu yang Pernah
Mengalami Diare Dalam 6 Bulan Terakhir di
Puskesmas Garuda Pekanbru Februari 2017
Tabel 10
Pernah
Frekuensi Persentase Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Ibu
No Mengalami
(f) (%)
Diare Menggunakan Air Bersih Dengan Kejadian
1 Ya 18 54,5% Diare Pada Bayi di Puskesmas Garuda
2 Tidak 15 45,5%
Pekanbaru
Total 33 100

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Berapa lama Bayi
Mengalami Diare di Puskesmas Garuda
Pekanbru Februari 2017
Pernah Persentase
Frekuensi
No Mengalami (%)
(f)
Diare
1 15 83,33% Tabel 11
<3 hari
2 3 16,67% Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Ibu
>3 hari
Mencuci Tangan Menggunakan Air Bersih
Total 18 100
dan Sabun Dengan Kejadian Diare Pada Bayi
di Puskesmas Garuda Pekanbaru
Tabel 8
Distribusi Frekuensi PHBS Ibu di
Puskesmas Garuda Pekanbru Februari 2017
jumla Persentas
Variabel Kategori
h (n) e%
perilku Baik 23 69,7
memberi
ASI eklusif Tidak Baik 10 30,3 Tabel 12
Perilku Baik 27 81,8 Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Ibu
menggunaka Menggunkan Jamban Sehat Dengan
n air bersih Tidak Baik 6 18,2
Kejadian Diare Pada Bayi di Puskesmas
Perilaku Baik 18 54,5
mencuci
Garuda Pekanbaru
tangan Tidak Baik 15 45,5
perilaku Baik 31 93,9
menggunkan
jamban sehat Tidak Baik 2 6,1

Tabel 9
Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Ibu
Memberi ASI Eklusif Dengan Kejadian Diare Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Pada Bayi di Puskesmas Garuda Pekanbaru peneliti pada bulan Februari 2017 di Puskesmas

FMIPA-UMRI 157
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

Garuda Pekanbaru dengan judul “Hubungan hubungan antara pengelolaan menggunakan air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu bersih dengan kejadian diare, nilai p=0,024.
Dengan Kejadian Diare Pada Bayi’’, di dapatkan Tidak adanya hubungan antara menggunakan
hasil dari 33 bayi 18 (54,5%) mengalami diare air bersih dengan kejadian diare dikarenakan
dalam 6 bulan terakhir, hal ini dapat disebabkan penyakit diare merupakan salah satu penyakit
oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ibu. yang penyebabnya multifactor, salah satunya bisa
1. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan disebabkan karena perilaku cuci tangan pakai
Sehat (PHBS) Ibu Memberikan ASI Eklusif sabun (CTPS) yang masih buruk (Falasifa, 2015).
dengan Kejadian Diare Pada Bayi 3. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan
Menurut hasil yang diperoleh dari penelitian Sehat (PHBS) Ibu Mencuci Tangan dengan Air
ini dari 10 ibu yang berperilaku tidak baik dalam Bersih dengan Kejadian Diare Pada Bayi
memberikan ASI eklusif didapatkan 9 (90,00%) Berdasarkan hasil penelitian yang telah
bayi mengalami diare, dan terdapat hubungan dilakukan terdapat hubungan Mencuci Tangan
yang signifikan antara perilaku ibu memberi ASI dengan Air Bersih dan Sabun dengan kejadian
eklusif dengan kejadian diare pada bayi, yang diare pada bayi, dari 15 ibu yang berperilaku
dibuktikan dengan nilai P - value < 0,05 yaitu tidak baik dalam mencuci tangan menggunakan
0,007. air bersih dan sabun di dapatkan secara
Hasil penelitian diatas sesuai dengan keseluruhan 15 (100%) bayi mengalami diare,
penelitian yang dilakukan oleh Eka Ramadhani dan berdasarkan statistik terdapat hubungan yang
dan Gustina Lubis (2012), didapatkan bahwa signifikan antara perilaku mencuci tangan
terdapat hubungan yang signifikan antara menggunakan air bersih dan sabun dengan
perilaku mememberikan ASI Eklusif Dengan kejadian diare pada bayi, yang dibuktikan
Kejadian diare akut pada bayi p=0,001. dengan nilai P - value < 0,05 yaitu 0,000.
Pada waktu lahir sampai beberapa bulan Hasil penelitian diatas sesuai dengan
sesudahnya, bayi belum dapat membentuk penelitian yang dilakukan oleh Yuni
kekebalan sendiri secara sempurna. ASI Suryaningtyas (2016), dari 83 ibu yang tidak
merupakan substansi bahan yang hidup dengan mencuci tangan menggunakan sabun 59 (71%)
kompleksitas biologis yang luas yang mampu bayi dengan nilai p=0,003.
memberikan daya perlindungan, baik secara aktif Zuliana (2016) yang menyatakan bahwa
maupun melalui pengaturan imunologis. mencuci tangan yang baik dan benar
(Soetjaningsih 2001, dalam Wijayanti 2010). menggunakan sabun dapat menurunkan angka
Menghentikan ASI eklusif dan perilaku ibu kejadian diare sebesar 47%. Perilaku cuci tangan
yang tidak baik dalam memberikan ASI dapat yang baik dan benar adalah dengan menggunakan
menyebabkan bayi mengalami diare. Untuk sabun dan air menggalir yang dapat
mencegah diare pada bayi selain memberikan menghentikan kuman yang masuk kedalam
ASI Eklusif, ibu juga perlu memperhatikan tubuh.
perilaku dalam memberikan ASI tersebut. 4. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan
2. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Ibu Menggunakan Jamban dengan
Sehat (PHBS) Ibu Menggunakan Air Bersih Kejadian Diare Pada Bayi
dengan Kejadian Diare Pada Bayi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari dari 15 ibu yang berperilaku tidak
dilakukan tidak terdapat hubungan yang baik dalam menggunakan jamban di dapatkan 2
signifikan antara perilaku ibu menggunakan air (13,33%) bayi mengalami diare, dan berdasarkan
bersih dengan kejadian diare pada bayi, yang statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan
dibuktikan dengan nilai P - value > 0,05 yaitu antara perilaku ibu menggunakan jamban sehat
0,805. dengan kejadian diare pada bayi, yang
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh dibuktikan dengan nilai P - value > 0,05 yaitu
Mila Falasifa (2015), juga tidak ditemukan 0,183

158 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 1, Oktober 2017

Hal ini berbeda dengan penelitian yang Candra, Budiman. (2008). Metodologi Penelitian
dilakukan oleh Fajriana Ayu (2012) didapatkan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
data bahwa terdapat hubungan yang signifikan Kedokteran EGC.
antara menggunakan jamban yang sehat dengan Eka, Ramadhani & Gustina Lubis. (2012).
kejadian diare pada balita dengan nilai p=0,000, Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
Tidak adanya hubungan antara menggunakan dengan Angka Kejadian Diare Akut pada
jamban sehat dengan kejadian diare pada bayi Bayi Usia 0-1 Tahun di Puskesmas
karena diare merupakan salah satu penyakit yang Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan
penyebabnya memiliki banyak faktor penyebab, Andalas.
yang berarti tidak hanya dapat disebabkan oleh Fajriana, Ayu Rahmawati. (2012). Hubungan
penggunaan jamban tetapi juga dapat di sebabkan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian
oleh pemberian ASI eklusif maupun perilaku Diare Pada Balita di Desa Jatisobo
dalam mencuci tangan menggunakan air bersih Kecamatan Polokarto Kabupaten
dan sabun. Sukoharjo. Universitas muhammadiyah
surakarta
4. KESIMPULAN Hamzah B., Arsunan Asin, & Jumriani Ansar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (2012). Hubungan Perilaku Hidup
di Puskesmas Garuda Pekanbaru pada tanggal 21- Bersih dan Sehat Dengan Kejadian
28 Februari 2017 dengan cara menyebarkan Diare Pada Balita di Kecamatan Belawa
kuisioner yang berisikan pernyataan dari 4 Kabupaten Kampar. Jurnal Penelitian.
indikator PHBS ibu meliputi pemberian ASI Hidayat. A.A.A. (2007). Metode Penelitian
eklusif, air bersih, mencuci tangan dengan air dan Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data.
sabun, serta penggunaan jamban sehat maka Jakarta: Salemba Medika
dapat disimpulkan bahwa : Jayanti, Linda Dwi., Yekti Hartati & Dadang
1. Terdapat hubungan antara perilaku ibu Sukandar. (2011). Perilaku Hidup Bersih
memberi ASI eklusif dengan kejadian diare dan Sehat (PHBS) Serta Perilaku Gizi
pada bayi. Seimbang Ibu Kaitannya Dengan Status
2. Tidak terdapat hubungan antara perilaku ibu Gizi dan Kesehatan Balita di Kabupaten
menggunakan air bersih dengan kejadian Bojonegoro, Jawa Timur. Jurnal Gizi dan
diare pada bayi. Pangan
3. Terdapat hubungan antara perilaku mencuci Kusumasasi, Ratna Diani. (2015). Hubungan
tangan menggunakan air bersih dan sabun Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ibu
dengan kejadian diare pada bayi. Dengan Kejadian Diare Pada Usia 3
Tidak terdapat hubungan antara perilaku ibu bulan-2 tahun di Desa Pulosari
menggunakan jamban sehat dengan kejadian Kecamatan Kebakramat Kabupaten
diare pada bayi Karanganyar. Naskah Publikasi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
DAFTAR PUSTAKA Mardta, Ronny. (2015). Hubungan Antara
Amaliah, Siti. (2010). Hubungan Sanitasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Lingkungan dan Faktor Budaya Dengan Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Bayi
Kejadian Diare Pada Anak Balita di Usia 1-18 Bulan di Kelurahan Campago
Desa Toriyo Kecamatan Bendosari Ipuh Kabupaten Mandiangin. Stikes
Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Penelitian. Perintis Sumatera Barat.
Arief, Z.R & Weni, K.S. (200). Neonatus & Maulana, H.D.J. (2009). Promosi Kesehatan.
Asuhan Keperawatan Anak Cetakan Jakarta: EGC
pertama. Yogyakarta: Nuha Medika. Mila Falasifa (2015) Hubungan Antara Sanitasi
Total Dengan Kejadian Diare Pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kepil

FMIPA-UMRI 159
Vol. 8 No.1, Oktober 2017 Jurnal Photon

2 Kecamatan Kepil Kabupaten Widjaja. (2002). “Mengatasi Diare Dan


Wonosobo. Universitas Negeri Semarang Keracunan Pada Balita”. Jakarta: PT
Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodogi Kawan Pustaka
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi., Wijaya Y. (2012). “Faktor Resiko Kejadian
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Diare Pada Balita. Jurnal Penelitian
Nurhajati, Nunun (2015). Perilaku Hidup Bersih ________. 2011. Hubungan PHBS Dengam
dan Sehat (PHBS) Masyarakat Desa Kejadian Diare di Desa Pardede onan
Samir Dalam Meningkatkan Kesehatan Kecamatan Balige Kabupaten Toba
Masyarakat. Jurnal Penelitian Samosir”: Universitas Sumatera Utara
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Yuni, suryaningtyas. (2016). Hubungan
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pemberian ASI Eksklusif dan Perilaku
Sunoto et al.(1999). Pendidikan Medik Ibu Dalam Cuci Tangan Pakai Sabun
Pemberantasan Diare: Buku Ajar Dengan Kejadian Penyakit Diare Pada
Diare.Jakarta:Departemen Kesehatan Bayi usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja
R.I Ditjen PPM&PLP Puskesmas Banyudono Kabupaten
Suradi, Rulina. (2008). “Manfaat ASI dan Boyolali. Publikasi Ilmiah: Universitas
Menyusui”. Jakarta: Fakultas Muhammadiyah Surakarta
Kedokteran Universitas Indonesia Yuriulla, Istyaningrum. (2010). “Hubungan
Syafrudin & Hamidah. 2007. Kebidanan Antara Pemberian ASI Eklusif Dengan
Komunitas. Jakarta:EGC. Kejadian Diare dan Faktor-Faktor Pada
Wiharto, M. Hilmy Reza. 2015. Hubungan Bayi Berusia 6-12 Bulan di Kelurahan
Perilaku hidup bersih dan Sehat Dengan Bendung Kecamatan Cilegon”:
Kejadian Diare Pada Tatanan Rumah Universitas Islam Negeri Syarif
Tangga Di Daerah Kedaung Wetan Hidayatullah. Jakarta.
Tanggerang. Jakarta. Jurnal Universitas Zuliana, Irma . (2016). Hubungan Antar Perilaku
Esa Unggul Cuci Tangan Ibu Dengan Kejadian
Wijayanti W. (2010). “Hubungan antara Diare Pada Balita di Desa Leyangan
pemberian asi eksklusif dengan angka Ungaran Timur Kabupaten Semarang.
Kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan Artikel penelitian
di puskesmas Gilingan kecamatan
banjarsari surakarta”. Universitas
Sebelas Maret.

160 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai