Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN

STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS MAMAJANG


TAHUN 2016

Andi Tenri Angka1 dan Mita Purnawati2


1,2
Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia Timur
1
Email: anditenriangka121189@gmail.com

ABSTRAK

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah
asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi
biologis untuk pertumbuhan fisik, perkembangan, aktifitas, dan pemeliharaan kesehatan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan Makanan Pendamping ASI dengan
status gizi pada balita umur 7-12 bulan di Puskesmas Mamajang tahun 2016. Metode
penelitian bersifat analitik dengan pendekatan Cross Secsional Study menggunakan data
primer melalui penimbangan berat badan balita oleh 52 orang balita. Data di olah dengan
menggunakan program SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel.
Hasil dari penelitian dengan 52 sampel balita, 27 balita (48,1%) dengan status gizi baik dan
status gizi kurang 25 balita (51,9%), yang diberikan Makanan Pendamping ASI kurang baik.
Balita yang diberikan Makanan Pendamping Asi berdasarkan umur baik 41 balita (78,8%)
dan kurang 11 balita (21,2%), status gizi balita berdasarkan pengetahuan ibu baik 27 orang
(51,9%) dan kurang 25 orang (48,1) sedangkan status gizi balita bedasarkan status ekonomi
baik sebanyak 30 orang (57,7%) dan gizi kurang sebanyak 22 orang (42,3%%). Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan Status Gizi Balita dengan umur
pemberian makanan pendamping Asi dimana nilai ρ=0,558>α=0,05, sehingga Ho diterima
dan Ha ditolak, ada hubungan antara status gizi balita dengan pengetahuan ibu dimana nilai
p=0,018<α=0,05 sehingga Ha diterima dan H0 ditolak, dan ada hubungan antara status gizi
balita dengan status ekonomi dengan nilai p=0,01<α=0,05 sehingga Ha diteima dan H0
ditolak.

Kata Kunci : Status Gizi Balita dan Makanan Pendamping ASI

I PENDAHULUAN

Program pemerintah untuk pengetahuan dan keterampilan ibu dalam


menurunkan kasus gizi buruk tertuang memberikan asupan gizi pada anak
dalam Rencana Pembangunan Jangka (ASI/MPASI) serta memberikan kapsul
Menengah Nasional (RPJMN) tahun vitamin. (Depkes RI, 2012).
2007-2009. Kegiatan yang dilakukan Konsep terjadinya keadaan gizi
antara lain meningkatkan cakupan deteksi mempunyai faktor dimensii yang sangat
dini gizi buruk melalui penimbangan komplek. Faktor yang mempengaruhi
balita di posyandu, meningkatkan yaitu komsumsii makanan dan tingkat
cakupan dan kualitas tatalaksana gizi kesehatan. Konsumsi makanan yang
buruk di tingkat pukesmas/rumah sakit dipengaruhi oleh pendapatan, makanan
dan rumah tangga. Menyediakan PMT- dan tersedianya bahan makanan. Masalah
Pemulihan kepada balita kurang gizi dari gizi anak secara garis besar merupakan
keluarga miskin, meningkatkan dampak dari ketidakseimbangan antara

62 Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


asupan dan keluaran zat gizi yaitu asupan bertujuan untuk meningkatkan status
yang melebihi keluaran atau sebaliknya, derajat kesehatan ibu dan anak serta
dii samping dari kesalahan dalam memilih menurunkan AKI dan AKB, Untuk itu
bahan makanan untuk disantap atau diperlukan upaya pengolaan program
dikomsumsi (Arisman, 2011). kesehatan ibu dan anak yang bertujuan
Menurut WHO, cara pemulihan gizi untuk memanfaatkan dan meningkatkan
buruk yang paling ideal adalah dengan jangkauan serta mutu pelayanan
rawat inap di rumah sakit,tetapi pada kesehatan ibu dan anak secara efektif dan
kenyataannya hanya sedikit anak dengan efesien. (Depkes RI, 2011).
gizi buruk yang di rawat di rumah Di Indonesia sendiri berdasarkan
sakit,karena berbagai alasan.Salah satu laporan Riskesdas tahun 2013, prevalensi
contoh dari keluarga yang tidak gizi buruk pada balita memberikan
mampu,karena rawat inap memerlukan gambaran yang fluktuatif dari tahun 2007
biaya yang besar dan dapat mengganggu yaitu 18,4% menurun di tahun 2010
sosial ekonomi sehari-hari. Alternatif menjadi 17,9% kemudian meningkat lagi
untuk memecahkan masalah tersebut di tahun 2013 menjadi 19,6%. (Kemenkes
dengan melakukan penatalaksanaan balita RI, Profil Kesehatan Indonesia tahun
gizi buruk di posyandu dengan koordinasi 2013).
penuh dari pukesmas. Oleh karena itu Dalam Profil kesehatan Indonesia
pemerintah membentuk Tim Asuhan Gizi dijelaskan bahwa beberapa penyebab
yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, kematian bayi dapat bermula dari masa
ahli gizi,serta dibantu oleh tenaga kehamilan. Penyebab kematian bayi yang
kesehatan yang lain. Diharapkan dapat terbanyak adalah disebabkan karena
memberikan penanganan yang cepat dan pertumbuhan janin yang lambat,
tepat pada kasus gizi buruk baik di tingkat kekurangan gizi pada janin, kelahiran
pukesmas maupun di rumah sakit, untuk prematur dan berat badan lahir rendah
membantu pemulihan kasus gizi buruk (BBLR). Sedangkan penyebab lainnya
pada anak balita. (Soraya, 2010). yang cukup banyak terjadi adalah
Pakar kesehatan anak kejadian kurangnya oksigen dalam Rahim
memperkirakan bahwa sebagian besar (Hipoksia Intra Uterus) dan kegagalan
kematian bayi dan anak di seluruh dunia nafas secara spontan dan teratur pada saat
adalah akibat tidak baiknya mutu lahir atau beberapa saat setelah lahir
makanan mereka, Sehingga pertumbuhan (Asfiksia Lahir). (Dinkes NTB, 2013)
anak-anak terhambat dan daya tahan Dari permasalahan di atas maka
tubuh mereka terhadap serangan penyakit penulis tertarik untuk melakukan
infeksi menjadi sangat lemah. ( Budianto penelitian terhadap status gizi balita yang
et al, 2012). memfokuskan pada faktor umur, MP Asi,
Program kesehatan ibu dan anak pengetahuan ibu dan status ekonomii
yang telah dilaksanakan selama ini keluarga.

II METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian dan variabel terikatnya adalah umur MP


Desain penelitian ini adalah Asi, pengetahuan ibu, dan status ekonomi
penelitian survey analitik dengan yang diukur pada waktu bersamaan.
pendekatan cross sectional study yaitu B. Lokasi dan Waktu Penelitian
rancangan penelitian yang bermaksud Penelitian ini dilaksanakan di
untuk melihat hubungan antara variabel Puskesmas Mamajang dan waktu
bebas dengan variabel terikat yaitu penelitian pada bulan Juli tahun 2016.
variabel bebasnya adalah status gizi balita C. Populasi dan Sampel Penelitian

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


63
1. Populasi D = Tingkat kepercayaan /
Yang menjadi populasi dalam ketetapan yang di inginkan (0,05)
penelitian ini adalah seluruh balita yang (Setiawan A, 2011)
terdaftar di Puskesmas Mamajang selama 3. Tehnik Pengambilan Sampel
tahun 2016 sebanyak x Teknik pengambilan sampel yang
2. Sampel digunakan teknik quota sampling yaitu
Besar Sampel teknik pengambilan sampel dengan cara
Besar sampel di peroleh dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target
menghitung dengan menggunakan rumus yang harus dipenuhi dalam pengambilan
slovin : sampel dari populasi (khususnya yang
N tidak terhingga atau tidak jelas),kemudian
n = 1+N(d 2 )
dengan patokan jumlah tersebut peneliti
Dimana : mengambil sampel secara sembarang asal
memenuhi persyaratan sebagai sampel
n = Besar sampel dari populasi tersebut.

N = Besar populasi

D. Pengumpulan Data Analisa data yang dipergunakan


Data Sekunder adalah Data yang untuk mengolah data informasi prabedah
diperoleh dari Puskesmas dilakukan adalah dengan analisis univariat dan
dengan cara studi dokumentasi, yaitu bivariate.Analisis univariat adalah analisis
melihat pada laporan status gizi balita yang menggambarkan karakteristik setiap
,literature dari perpustakaan yang relevan variable dalam bentuk distribusi frekuensi
dan sumber lain yang mendukung. atau diagram.Analisis bivariate bertujuan
menggambarkan hubungan antara variable
E. Pengolahan Data dan penyajian bebas dan terikat.Mengingat skala data
data variable penelitian adalah nominal maka
Tahap Pengolahan Data : digunakan uji Chi Square dengan tingkat
1. Editing kepercaaan 5%.dengan table berukuran
Setelah data dikumpulkan kemudian 3x2 dilakukan dengan menggunakan
dilakukan editing untuk mengecek rumus digunakan sebagai berikut :
kelengkapan data,kesinambungan dan
keseragaman data sehingga validitas data ∑(𝑓𝑜−𝑓𝑒) 2
dapat terjamin. 𝑥2 = [ 𝑓𝑒
]
2. Tabulasi Data Keterangan :
Kegiatan memasukan data hasil X2 : Nilai Chi-Kuadrat
penelitian dalam klasifikasi kedalam table fo : Frekuensi yang
sesuai dengan criteria diperoleh
3. Entry data fe : Frekuensi yang
Memasukan data dalam program diharapkan
computer untuk proses analisis data. fe : (total baris)(total kolom)
4. Cleaning total keseluruhan
Data yang telah dikumpulkan Jika x2 hitung ≤ x2 tabel, maka Ho
kemudian dilakukan cleaning data Diterima,atau tidak terdapat hubungan
(pembersihan data) yang berarti sebelum yang signifikan: dan jika x2 hitung > x2
data dilakukan pengolahan,data di cek tabel, maka Ho ditolak,atau terdapat
terlebih dahulu agar tidak terdapat data hubungan yang signifikan.
yang tidak perlu. G. Etika Penelitian
F. Analisa Data Sebelum penelitian dilakanakan
terlebih dahulu penulis mengajukan

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


64
permohonan ijin kepada instasi terkait untuk diteliti maka peneliti tidak akan
sepeti pemerintah daerah setempat dan memaksakan dan tetap menghormati
institusi rumah sakit,untuk mendapatkan hak-haknya
persetujuan dengan menekankan pada 2. Anonimity (tanpa nama),untuk
masalah etika yang meliputi : menjaga kerahasiaan responden maka
1. Lembar persetujuan diberikan kepada tidak harus mencantumkan namanya
subyek yang akan diteliti dan peneliti dan lembar tersebut hanya diberi kode
menjelaskan maksud serta tujuan riset tertentu.
yang dilakukan serta dampak yang 3. Confidentialy
mungkin terjadi selama dan sesudah (Kerahasiaan),kerahasiaan informasi
pengumpulan data.Responden harus yang diberikan oleh responden dijamin
mendatanganin lembar persetujuan oleh peneliti.
tersebut dan bila responden menolak

III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian pemeriksaan kelengkapan dan kemudian


Penelitian ini dilaksanakan di data diberi kode, diolah dan dilakukan
Puskesmas Mamajang, Desain penelitian analisis.
yang digunakan adalah observasional Berikut ini peneliti akan menyajikan
dengan rancangan “ Cross Sectional analisis data univariat terhadap setiap
Study” yaitu rancangan penelitian yang variabel dengan menghasilkan distribusi
bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi dan potensial serta analisis
Makanan Pendamping (MP) ASI dengan bivariat untuk mengetahui hubungan dari
status gizi balita dengan melakukan variabel bebas dan variabel terikat dengan
pengukuran atau pengamatan terhadap menggunakan uji statistic chi-square
variabel independen dan dependen pada 1. Analisa Univariat
saat bersamaan atau sekali sewaktu. Hasil Tujuan analisis ini untuk
penelitian ini diperoleh secara langsung mendapatkan gambaran umum dengan
dari tempat penelitian. cara mendeskripsikan tiap variabel yang
Berdasarkan jumlah penetapan digunakan dalam penelitian yaitu dalam
sampel dengan tekhnik pengambilan bentuk distribusi frekuensi dengan
sampel secara purposive sampling, data perhitungan persentase sebagai berikut :
yang dikumpulkan adalah 52 sampel. a. Status Gizi Balita
Setelah data terkumpul dilakukan
Tabel 1
Distribusi status gizi balita
di Puskesmas Mamajang
Tahun 2016
No Status gizi balita Jumlah %
1 Baik 27 48,1
2 Kurang 25 51,9
Total 52 100

(Sumber: Data Primer 2016) sedangkan yang kurang baik sebanyak 25


Data pada tabel 1 di atas balita (44,8%).
menunjukkan bahwa balita dengan status b. Umur Pemberian Mp-Asi
gizi baik yaitu sebanyak 27 balita (48,1%)

Tabel 2

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


65
Distribusi status gizi balita berdasarkan umur Pemberian
Mp-Asi di Puskesmas Mamajang
tahun 2016
No Umur Mp-Asi Jumlah %
1 Baik 41 78,8
2 Kurang 11 21,2
Total 52 100
(Sumber; Data Primer 2016) sebanyak 41 balita (78,8%) sedangkan
Data pada tabel 2 di atas yang kurang baik sebanyak 11balita
menunjukkan bahwa status gizi balita (21,2%).
berdasarkan umur Mp-Asi baik yaitu c. Pengetahuan Ibu

Tabel 3
Distribusi status gizi balita dengan pengetahuan ibu
di Puskesmas Mamajang tahun 2016
No Pengetahuan Ibu Jumlah %

1 Baik 27 51,9

2 Kurang 25 48,1

Total 52 100

(sumber: Data Primer 2016)

Data pada tabel 2 di atas yang kurang baik sebanyak 25 balita


menunjukkan bahwa status gizi balita (48,1%).
berdasarkan pengetahuan ibu, baik yaitu d. Status Ekonomi
sebanyak 27 balita (51,9%) sedangkan
Tabel 4
Distribusi status gizi balita dengan status ekonomi
di Puskesmas Mamajang tahun 2016
No Status Ekonomi Jumlah %

1 Baik 30 57,7

2 Kurang 22 42,3

Total 52 100

(Sumber: Data Primer 2016)


Data pada tabel 2 di atas yang kurang baik sebanyak 22 balita
menunjukkan bahwa status gizi balita (42,3%).
berdasarkan status ekonomi , baik yaitu 2. Analisa Bivariat
sebanyak 30 balita (57,7%) sedangkan a. Status gizi balita dengan umur
pemberian MP-Asi

Tabel 5
Hubungan status gizi balita dengan umur pemberian MP-Asi
di Puskesmas Mamajang

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


66
Tahun 2016

Umur Status Gizi Balita Total P


MP- Asi Baik Kurang N %
N % N %
Baik 21 40,3 6 11,2 27 51,9 0,558
Kurang 20 38,4 5 10,1 25 49,1
Total 41 78,7 11 21,3 52 100
(Sumber : Data Primer 2016)
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat 20 balita (38,4%) dan gizi kurang 5 balita
diketahui bahwa dari 52 balita yang (10,1%).
diberikan Mp-Asi sesuai dengan umur Berdasarkan hasil statistik yang
pemberian Mp-Asi maka terdapat status menggunakan uji chi square diperoleh
gizi dengan kategori baik adalah 21balita nilai p=0,558>α0,05 dengan demikian H0
(40,3%), dan status gizi kurang 6 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada
balita(11,2%), Sedangkan yang diberikan hubungan antara status gizi balita dengan
secara kurang baik atau tidak sesuai umur umur pemberian Mp-Asi.
yang mengalami status gizi baik sebanyak b. Status gizi balita dengan pengetahuan
ibu
Tabel 6
Hubungan status gizi balita dengan pengetahuan ibu
di Puskesmas Mamajang tahun 2016
Pengetahuan Ibu Status Gizi Balita Total P

Baik Kurang N %

N % N %

Baik 24 46,1 3 5,76 27 51,9 0,018

Kurang 15 28,8 10 19,2 25 48,1

Total 39 74,9 13 25,1 52 100

(Sumber :Data Primer 2016) Berdasarkan hasil statistik yang


Berdasarkan tabel 6 diatas dapat menggunakan uji chi square diperoleh
diketahui bahwa dari 52 balita nilai p=0,018<α0,05 dengan demikia H0
berdasarkan pengetahuan ibu dengan ditolak dan Ha diterima berarti ada
kategori baik adalah 24 balita (46,1%), hubungan antara status gizi balita dengan
dan gizi kurang 3 balita (5,76%), pengetahuan ibu.
Sedangkan pengetahuan ibu dengan c. Status gizi balita dengan status
kategori kurang baik sebanyak 15 balita ekonomi
(28,8 %) dan gizi kurang 10 balita
(19,2%).
Tabel 7
Hubungan status gizi balita dengan status ekonomi balita
di Puskesmas Mamajang tahun 2016

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


67
Status Ekonomi Status Gizi Balita Total P

Baik Kurang N %

N% % N %

Baik 20 38,4 7 13,4 27 52,0


0,01
Kurang 10 19,2 15 29,0 25 48,0

Total 30 57,6 22 42,4 52 100

(Sumber: Data Primer 2016)


Berdasarkan tabel 7 diatas dapat Semakin baik cara pemberian Makanan
diketahui bahwa dari 52 balita Pendamping (MP) ASI maka semakin
berdasarkan status ekonomi dengan baik pula status gizi balita.
kategori baik adalah 20 balita (38,4%), Namun ada kalanya orang tua terburu-
dan gizi kurang 7 balita (13,4%), buru dalam memberikan makanan pada
Sedangkan status ekonomi dengan bayi yang dikira menunjukkan tanda-
kategori kurang baik sebanyak 10 balita tanda siap makan, padahal suatu tanda
(19,2%) dan gizi kurang 15 balita bayi belum tentu dapat menjadi petunjuk
(29,0%). bahwa dia lapar dan siap makan, misalnya
Berdasarkan hasil statistik yang hanya karena bayi sudah bisa
menggunakan uji chi square diperoleh memasukkan jarinya kemulut atau ingin
nilai p=0,013<α0,05 dengan demikian H0 minum ASI lebih banyak dibandingkan
ditolak dan Ha diterima berarti ada biasanya.
hubungan antara status gizi balita dengan Berdasarkan hasil uji statistik dengan
status ekonomi. menggunakan Chi-Square didapatkan
B. Pembahasan nilai ρ= 0,558 >α= 0,05 yang berarti kita
1. Hubungan status gizi balita dengan dapat simpulkan secara statistik bahwa Ha
umur Mp-Asi ditolak dan Ho diterima.
pendamping ASI adalah makanan atau Dari hasil penelitian tersebut dapat
minuman yang mengandung gizi dilihat bahwa adanya ketidak sesuaian
diberikan pada bayi/anak untuk antara konsep dasar dengan hasil
memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan penelitian disebabkan karena terdapat
pendamping ASI diberikan setelah bayi salah persepsi beberapa orang tua, sikap
berusia 6 bulan. Semakin meningkat umur terburu-burunya didalam memberikan
bayi/anak, kebutuhan zat gizi semakin Mp-Asi dan dipengaruhi juga oleh sosial
bertambah untuk tumbuh kembang anak, budaya yang kemungkinan besar mereka
sedangkan ASI yang dihasilkan kurang tidak mengetahui dampak yang akan
memenuhi kebutuhan gizi. (Purwati, terjadi jika terlalu cepat memberi Mp-Asi.
2008). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Ainun Musifa tahun 2013 bahwa
bahwa pemberian Makanan Pendamping pemberian Mp-Asi berdasarkan umur
(MP) ASI berdasarkan umur balita maka bukan faktor yang mempengaruhi status
didapatkan kurang baik mayoritas gizi balita.
memiliki balita dengan status gizi kurang 2. Hubungan status gizi balita dengan
yaitu sebanyak 25 balita (49,1%). Hal ini pegetahuan ibu
menunjukkan bahwa cara pemberian Pengetahuan adalah merupakan hasil
Makanan pendamping (MP) ASI sangat “tahu” dan ini terjadi setelah orang
berpengaruh terhadap status gizi balita. melakukan pengindraan terhadap suatu

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


68
objek tertentu. Makin tinggi pendidikan nomos yang berarti “peraturan, aturan,
seseorang diharapkan makin banyak pula hukum”. Jadi pengertian ekonomi pada
pengetahuan yang ia miliki (Notoatmodjo, dasarnya adalah ilmu yang mengatur
2012). rumah tangga.
Hasil penelitian menunjukkan dari 52 Hasil penelitian menunjukkan dari 52
ibu yang memiliki pengetahuan baik yaitu balita yang memiliki ekonomi baik yaitu
27 orang (51,9%) kemudian pengetahuan 30 balita (57,7%) dan ekonomi kurang
kurang yaitu 25 orang (48,1%). yaitu 22 balita (42,3%).
Uji hubungan dengan chis square Uji hubungan dengan chis square
didapatkan nilai p=0,018<α0,05 sehingga didapatkan nilai p=0,01<α=0,05 sehingga
Ha diterima yang berarti ada hubungan H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
yang signifikan antara pengetahuan dan ada hubungan yang signifikan antara
status gizi balita. status ekonomi denga status gizi pada
Hal ini sesuai dengan konsep dasar balita.
yang dikemukakan oleh para ahli bahwa Hal ini sesuai dengan konsep dasar
pengetahuan merupakan faktor yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
predisposisi dalam terbentuknya perilaku Ekonomi juga dikategorikan sebagai ilmu
sehat dan perilaku sendiri atau faktor sosial, karena terkait dengan manusia
kedua setelah faktor lingkungan yang yang menjadi pokok bahasan dalam kajian
mempengaruhi kesehatan individu, ilmu sosial.
keluarga, kelompok, dan Secara umum bisa dibilang ekonomi
masyarakat.(AsrulAnwar,2013)Hubungan adalah sebuah bidang kajian tentang
status gizi dengan status ekonomi pengurusan tentang sumber daya material
Ekonomi adalah sebuah ilmu yang individu, masyarakat, dan negara untuk
mempelajari bagaimana manusia meningkatkan kesejahteraan hidup
mencukupi kebutuhan hidupnya seperti manusia, karena ekonomi merupakan ilmu
produk, distribusi, dan konsumsi terhadap tentang perilaku manusia untuk
barang dan jasa. Kata ekonomi berasal memenuhi kebutuhan hidupnya yang
dari bahasa yunani, yaitu oikos yang bervariasi seperti kegiatan produksi,
berarti “keluarga, rumah tangga” dan konsumsi, dan distribusi. (Ratnah,2014).

IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Perlu peningkatan program


Penelitian tentang hubungan penyuluhan kepada ibu-ibu yang
pemberian makanan pendamping (Mp) mempunyai balita tentang asupan gizi
Asi di Puskesmas Mamajang tahun 2016, balita dan cara pemberian yang makanan
setelah diolah dan dibahas, maka ditarik pendamping Asi yang baik dan benar,
kesimpulan sebagai berikut : bukan hanya Asi saja tetapi juga makanan
1. Tidak terdapat hubungan status gizi pendamping Asi yang juga sangat
dengan umur pemberian Mp-Asi. diperlukan untuk peningkatan status gizi
2. Adanya hubungan antara status gizi balita.
balita dengan pengetahuan ibu.
3. Adanya hubungan antara status gizi
balita dengan status ekonomi.
A. Saran
Sesuai dengan kesimpulan maka
penulis akan memberikan saran sebagai
berikut:

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


69
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2012. Prinsip Ilmu Gizi. Soraya, 2010. Gizi Seimbang Menuju
Jakarta : PT Gramedia Sehat. http://www.google.Gizi.co.id
Di Akses tanggal 2 Juni 2016
Arisman, 2011, Gizi Dalam Daur
Kehidupan, EGC, Jakarta Soekirman, T. 2005. Ilmu Gizi dan
Aplikasinya. Direktorat Jendral
Depkes RI, 2012. Departemen Kesehatan Pendidikan Nasional: Jakarta
RI (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan). Soetjiningsih, 2006. MP ASI Petunjuk
Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:
Depkes RI, 2010. Kajian Kematian Ibu ECG.
dan Anak di Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI (Badan Soekirman, T. 2004. Ilmu Gizi dan
Penelitian dan Pengembangan Aplikasinya. Direktorat Jendral
Kesehatan). Pendidikan Nasional: Jakarta

Dinas Kesehatan Kota Bima, 2013. Profil


Kesehatan Propinsi NTB Tahun
2013. Kota Bima: Dinkes Kota
Bima.

Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia


tahun 2013. Kesehatan Indonesia.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Krisnatuti, dkk.2007. Menyiapkan


Makanan Pendamping ASI.
Jakarta:Puspa Swara.

Purwati. 2008. Bubur Susu Makanan


Pendamping ASI Untuk Bayi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Ratna, 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat,


http://www.Ratna91, Online
Diakses pada tanggal 23 Mei 2016

Riyanto Agus, 2011. Pengetahuan, Sikap,


dan Perilaku, Nuha Medika.
Yogyakarta

Roesli, 2008. Mengenal ASI Ekslusif.


Jakarta: Trumbus Agriwidya.

Setiawan, A, 2011, Biostatistik Untuk


Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta

Jurnal Ilmiah Media Bidan Vol 2 No. 02 Tahun 2017


70

Anda mungkin juga menyukai