PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah gangguan buang air besar (BAB) yang ditandai dengan
BAB konsistensi tinja cair secara berlebih (lebih dari 3 kali), juga dapat
Sudarti (2010) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit karena buang air
besar lebih dari 3 kali dalam sehari, dengan bentuk tinja encer atau cair yang
disertai dengan atau darah atau lendir. Diare merupakan gejala infeksi pada
saluran usus, yang disebabkan oleh organisme bakteri, virus dan parasit
(WHO, 2017).
hari, yang mengakibatkan berkurang bahkan hilangnya air dan garam yang
kematian pada bayi dan anak kecil (Hartati, 2017). Hasil penelitian lanjutan,
kesakitan dan kematian anak di berbagai negara yang diakibatkan oleh diare.
1
2
Data WHO (2017) setiap tahun ada 525.000 anak-anak usia dibawah 5 tahun
meninggal karena terinfeksi penyakit diare. Dan secara global setiap tahun ada
bayi dan anak dibawah 5 tahun yang cukup tinggi sejak 1994 (Irianto, dkk.,
Indonesia (2020) menunjukan kematian pada anak usia 29 hari-11 bulan yang
diakibatkan diare sebanyak 746 orang atau sekitar 12,1%. Sehingga penyakit
diare dapat dikatakan sebagai penyakit dengan kejadian luar biasa (KLB) yang
Indonesia, 2020).
Kejadian diare pada bayi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih
Berdasarkam data NTB jumlah kematian neonatal, bayi dan balita akibat diare
usia 29 hari-11 bulan dan 1 kematian pada anak usia 12 -59 bulan. Dari kasus
20 kematian anak usia 29 hari-11 bulan diare di NTB pada tahun 2020, 3
kasus berasal dari Lombok Timur (data NTB, 2021). Hal ini menunjukan
adanya kenaikan kasus kematian akibat diare pada anak berusia 29 hari-11
bulan di Lombok Timur, karena pada tahun 2019 hanya ada 1 kasus kematian
akibat diare.
misalnya, diare. Catatan data ada 3.979.790 orang balita yang mengalami
Indonesia, 2020).
kenyataannya di NTB kejadian diare pada bayi masih berada pada persentase
masih ada kasus kematian karena diare. Khususya pada daerah Kabupaten
Puskesmas Lendang Nangka, kejadian diare pada bayi berusia 0-12 bulan
masih cukup tinggi. Dengan rincian data selama tahun 2020 kejadian diare
pada bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Lendang Nangka tercatat ada 416
orang. Dan pada tahun 2021 catatan data dari bulan januari hingga September
pendidikan, perilaku cuci tangan, perilaku makan, status gizi anak. Lebih
ibu bayi mengatasi diare, pemberian ASI ekslusif, imunisasi dan sanitasi
lingkungan. Hasil dari study kasus juga menunjukan 3 dari 10 pasien bayi 0-
beberapa faktor yaitu pengetahuan Ibu, sikap Ibu, dan pemberian ASI
eksklusif.
dilakukan di NTB, dengan masih adanya bayi 0-12 bulan terkena penyakit
kasus faktor yang mengakibatkan bayi terkena diare. Hal ini menjadi topik
yang menarik untuk dibahas, dengan beberapa faktor tambahan dari penelitian
sebelumnya dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Oleh karenanya akan
B. Rumusan Masalah
penelitian maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apa Saja Faktor-
Lendang Nangka”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Lendang Nangka.
pengetahuan ibu, sikap ibu dengan kejadian diare pada bayi 0-12 bulan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
diare.
diare.
E. Keaslian Penelitian
- Pengumpulan penelitiannya
data sama-sama observasi analitik.
menggunakan - Lokasi penelitian
kuisioner. pada penetian ini
- Menggunakan di Puskesmas
pendekatan Barang
cross sectional. Lompokecamatan
- Analisis data Ujung Tanah
Chi Square. Kota Makassar.
Ayu Angsyi, Faktor-faktor Penelitian Faktor yang - Fokus penelitian - Subjek penelitian
Nurnasari, yang observasio mempengaruhi sama yaitu ini adalah balita.
Hasmia berhubungan nal terjadinya diare faktor yang - Lokasi penelitian
Naningsi dengan kejadian adalah mempengaruhi pada penetian ini
diare pada anak pengetahuan Ibu kejadian diare. di RSUD Kota
balita di RSUD bayi tentang - Faktor-faktor Kendari Provinsi
Kota Kendari diare, yang digunakan Sulawesi
Provinsi pemberian asi dalam penelitian
Sulawesi eksklusif, dan ini adalah
Tenggara tahun sikap Ibu pengetahuan
2018 terhadap diare. Ibu, sikap Ibu
dan pemberian
ASI eksklusif.
- Pengumpulan
data sama-sama
menggunakan
kuisioner.
- Menggunakan
pendekatan
cross sectional.
- Analisis data
Chi Square.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
a. Pengertian
pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada lendir atau
elektrolit secara buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau
cair. Diare adalah defekasi lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa
2017).
b. Etimologi
1) Faktor Infeksi
9
10
(1) Tonsilitis
(2) Bronkopneumonia
(3) Ensefalitis
2) Faktor Malabsorbsi
a) Malabsorbsi karbohidrat
b) Malabsorbsi lemak
c) Malabsorbsi protein
3) Faktor Makanan
a) Makanan beracun
b) Makanan basi
4) Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang terjadi pada anak yang lebih besar)
(Angsyi, 2018)
c. Penyebab Diare
2) Penyebab langsung
d. Patogenesis
timbul diare.
diare.
12
1) Cengeng, gelisah
4) Timbul diare, tinja encer, mungkin disertai lender atau lendir darah
dehidrasi
menjadi cekung (pada bayi) selaput lendir dan mulut serta kulit
tampak kering.
f. Cara penularan
lain melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja dan kontak
g. Pencegahan diare
(Depkes, 2020).
h. Pengobatan
Ada tiga patokan untuk pengobatan diare pada anak yang dapat
cair, sup atau air tajin, larutan gula garam (cairan rumah tangga).
Jika bayi minum ASI maka teruskan memberi ASI dan dapat
setiap 3 jam). Jika bayi tidak minum ASI maka encerkan susu dua
kali lipat dari yang biasa (paling kurang 3 jam sekali). Sedangkan
dengan jumlah zat gizi dan kalori yang tinggi. Makanan ini harus
Produk susu dan telor dapat diberikan. Sari buah segar dan pisang
jam sedangkan pada anak kecil lebih sering lagi. Cara terbaik
dengan cara ini makanan akan lebih mudah dicerna. Setelah diare
tidak makan atau tidak minum secara normal dan anak tampak
cairan oralit atau larutan gula garam paling sedikit sejumlah tinja
atau muntah yang keluar. Jika anak muntah, Ibu harus menunggu
keadaan kurang gizi yang ada, sebab selama diare zat gizi hilang
dari tubuh. Pada saat diare anak bisa tidak merasa lapar, bahkan
Ibu akan akibat diare terutama pada bayi dan anak balta. Beberapa
ketika anak diare umumnya dijumpai pada Ibu- Ibu, hal ini
kurang positif.
Anak balita
a) Pengetahuan
mengalami diare.
b) Sikap
dapat positif dan negatif. Sikap meliputi rasa suka dan tidak
dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai berumur dua
diterima melalui air susu ibu. Bayi yang diberi ASI secara
e) Hygiene sanitasi
lain:
20
air ini sering disebut air permukaan. Mata air yaitu air yang
Air sumur dangkal yaitu air yang berasal dari lapisan air di
meter. Air sumur dalam yaitu air berasal dari lapisan air
21
a) Tingkat pendidikan
sebanyak 12%.
c) Pendapatan Keluarga
semakin baik fasilitas dan cara hidup mereka yang terjaga akan
lebih parah.
berakhir lebih lama dan lebih sering terjadi pada diare persisten
anak sudah kurang gizi secara umum hal ini sebanding dengan
yang normal.
tubuh pada umur dan tingkat gizi yang baik. Dalam penilaian
untuk mengetahui status gizi saat ini, terlebih data umur yang
eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
27
2008).
b. Komposisi ASI
1) Protein
dipecah menjadi kasein dan air dadih. ASI terdiri atas air dadih
alamiah tidak terdapat dalam susu yang dikandung oleh sapi atau
2) Karbohidrat
3) Lemak
ada secara alami didalam susu sapi atau susu formula. Lemak
dalam ASI sangat mudah dicerna dan nyaris tanpa bahan sisa.
memiliki manfaat yang tinggi bagi tubuh. Sebagian besar gizi yang
sangat berguna yang ada dalam ASI masuk ke jaringan bayi dan
yang sempurna.
6) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat
pernafasan bayi.
juga bermanfaat bagi ibu. Berikut ini beberapa manfaat pemberian ASI
bagi ibu:
4) Menunda kehamilan.
2018).
a. Definisi
b. Persyaratan MP-ASI
bersifat padat gizi, kandungan serat kasar dan bahan lain yang sukar
zat gizi. Selain itu juga tidak boleh bersifat kamba, sebab akan cepat
memberi rasa kenyang pada bayi. MP-ASI jarang dibuat dari satu jenis
tanpa disangga
32
1) Tepat waktu
makanan dimulutnya.
gerakan mengunyah.
menyusu dan berat badannya masih naik dengan baik, apalagi jika
kali sehari dengan selingan 1-2 kali sehari. Selama pemberian MP-
persen dan waktu 100 menit untuk makanan padat dan 75 menit
34
Kebutuhan energi makanan pada anak usia 12-24 bulan sekitar 550
berikut
Selain itu ada ikan dan susu (jika bayi tidak mendapatkan ASI).
35
mengandung teh dan kopi karena tidak cocok untuk bayi. Selain
penjelasan:
sumsum, pisang saring, tomat saring, nasi tim saring dan lain-
lain.
air dan tampak berair, contoh bubur nasi, bubur ayam, nasi tim,
padat. Umur 12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu
makanan keluarga. Pada saat ini bayi telah siap memakan makanan
meja sesuai yang dimakan oleh keluarga. Jika bayi dipaksa makan
6) Kebersihan MP-ASI
b) Cuci tangan ibu dan bayi sebelum makan. Selalu cuci tangan ibu
a. Definisi
1) Tahu (Know)
Berdarah).
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Syntesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
1) Faktor internal
a) Umur
pengetahuannya.
b) Pendidikan
c) Pekerjaan
2) Faktor eksternal
42
a) Faktor lingkungan
Dewi, 2010).
b) Sosial budaya
c. Sumber Pengetahuan
1) Kesadaran (awareness)
2) Tertarik (Interest)
3) Menilai (Evaluation)
bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek sudah memiliki sikap
4) Mencoba (Trial)
5) Menerima (Adoption)
d. Pengukuran Pengetahuan
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
dibandingkan dengan yang lain dan dari satu waktu ke waktu lainnya.
a. Definisi
sesuai dengan sikap yang dituju. Jadi sikap senantiasa terarah terhadap
berikut:
a) Menerima (Receiving)
b) Menanggapi (Responding)
c) Menghargai (Valuting)
atau adanya risiko lain. Contoh tersebut, Ibu itu sudah mau
meninggalkan rumah.
sarana dan prasarana. Seorang Ibu hamil sudah tahu bahwa periksa
ada niat (sikap) untuk periksa kehamilan. Agar sikap ini meningkat
dicapainya.
b. Pembentukan Sikap
individu atau dengan kata lain sikap merupakan hasil belajar individu
dengan interaksi sosial. Hal ini berarti bahwa sikap dapat dibentuk dan
melalui suatu proses tertentu, melalui kontak sosial yang terus menerus
intern yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan
rangsang -rangsang mana yang akan kita dekati mana yang harus
dijauhi. Pilihan ini ditentukan oleh motif dan kecenderungan yang ada
faktor diluar manusia yaitu : Sikap objek yang dijadikan sasaran sikap,
c. Perubahan Sikap
konatif,
individu,
akan terjadi norma subjektif yang positif. Dan bisa juga terjadi
2) Sosial Budaya
B. Kerangka Konsep
Keterangan:
51
BAB III
METODE PENELITIAN
pendekatan cross sectional. Karena data penelitian (variabel bebas dan terikat)
diobservasi pada waktu yang sama yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
Lendang Nangka.
1. Populasi
semua Ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan yang tercatat dalam rekam
orang.
2. Sampel
populasi yang digunakan untuk penelitian. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul mewakili dan harus valid, yaitu bisa
52
53
Sampel penelitian ini yaitu ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan yang
N
n=
1+ N (d 2)
125
n=
1+ 125 ¿ ¿
125 125
n= = =55
1+ 1,25 2,25
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
Jadi besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 55 orang
daftar anggota populasi setelah itu dibagi dengan jumlah sampel yang
N 125
I= = =2
n 55
Keterangan :
I = Interval
N = Besar populasi
n = Besar sampel
sampel.
dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
Nangka.
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
D. Variebel Penelitian
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
E. Definisi Operasional
sampai bayi
berumur 6 bulan.
57
Dependent
5. Kejadian Buang Air besar a. Definisi Kuisioner a. Diare Nominal
Diare dengan b. Mengetahui b. Tidak Diare
konsistensi tinja kejadian diare
cair secara pada bayi
berlebih (lebih
dari 3 kali
sehari), juga
dapat disertai
dengan darah.
1. Instrumen
sikap Ibu tentang diare. Cara pengisian kuisinoer oleh responden dengan
“benar” dan “salah”. Pada pernyataan positif, jika menjawab benar maka
setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR) dan tidak setuju (TS). Untuk skor
kuisioner sikap Ibu, pada pernyataan positif skor 4 untuk jawaban SS, skor
TS. Sedangkan untuk pernyataan negatif skor 4 untuk jawaban TS, skor 3
untuk jawaban RR, skor 2 untuk jawaban S dan skor 1 untuk jawaban SS.
59
a. Data Primer
didapatkan dari hasil kuisioner yang telah diisi oleh responden yaitu
b. Data Skunder
G. Analisis Data
tahapan-tahapannya:
a. Editing
kuisioner maka kuisioner yang tidak lengkap, tidak jelas atau tidak
60
b. Coding
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Setelah data
c. Proccessing
d. Cleaning
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
f
X= ×K
n
Keterangan:
K = Konstanta (100%)
b. Analisis Bivariat
Lendang Nangka.
Lendang Nangka.
Lendang Nangka.
Ibu tentang diare dengan kejadian diare pada bayi 0-12 bulan di
Jika nilai p/ p value < α (0.05), maka tidak ada hubungan sikap Ibu
H. Etika Penelitian
pada masalah etika penelitian. Peneliti harus mematuhi etika dalam penelitian
lembar persetujuan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
a. Kondisi Geografis
Masbagik, yang terdiri dari Lima (5) Desa, semua wilayah kerja
Jiwa.
yaitu :
63
65
1) Gedung Puskesmas
Manajemen.
a) Lantai I
1) Ruang Pendaftaran
6) Ruang Gizi
7) Ruang Laboratorium
21) Musholla
b) Lantai II
3) Ruang Aula
67
1) Visi
2) Misi
masyarakat
2. Analisis Univariat
ASI Eksklusif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut:
b. Pemberian MP-ASI
c. Pengetahuan
(29,1%).
d. Sikap
kategori yaitu : positif dan negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dan dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu : diare dan tidak diare.
3. Analisa Bivariat
71
untuk analisis hubungannya menggunakan uji Chi Square, uji ini dapat
Hasil perhitungan bila p value lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, bila
dengan taraf signifikansi 0,05, karena 0,0001 < 0,05, maka dapat
Lendang Nangka.
dengan taraf signifikansi 0,05, karena 0,004 < 0,05, maka dapat
Nangka.
dengan taraf signifikansi 0,05, karena 0,0001 < 0,05, maka dapat
Nangka.
Faktor sikap juga bisa menjadi salah satu faktor atau pemicu
dengan taraf signifikansi 0,05, karena 0,0001 < 0,05, maka dapat
B. Pembahasan
1. Univariat
makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.
tetap diberi ASI sampai berumur dua tahun. Bayi yang baru lahir tidak
Tubuh bayi belum mampu untuk melawan bakteri atau virus penyebab
76
lindung 4 kali lebih besar terhadap diare dari pada pemberian ASI
tubuh anak.
dan yang tidak ASI Eksklusif sebanyak 12 orang (30,8%). Dalam hal
tahun yaitu bahwa karena jumlah ASI yang semaikin menurun. Faktor
eksklusif sampai usia 6 bulan yaitu anak merasa tidak nyaman dan
menangis.
ASI Eksklusif ketahanan tubuh bayi menjadi lebih kuat sehingga tidak
b. Pemberian MP-ASI
dan bahan lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, sebab serat
Diare pada Bayi 0-6 Bulan di Desa Marsawa Wilayah Kerja UPTD
energi dan zat-zat yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat
kebutuhan nutrisi total pada bayi dengan jumlah yang didapat dari
pada bayi.
Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Jaddih Kecamatan
dari 113 bayi yang diteliti sebagian besar diberikan MP-ASI dini yaitu
79
ASI secara dini pada bayinya di sebabkan oleh karena tidak adanya
bermanfaat.
bayinya MP-ASI yang tidak sesuai, hal ini biasanya terjadinya karena
bayi sering rewel, selain itu ibu merasa ASI nya tidak cukup untuk
c. Pengetahuan
jalan apapun dan sesuatu yang diketahui orang dari pengalaman yang
diare dalam satu bulan terakhir. Ibu yang memiliki pengetahuan baik
tentang penanganan diare pada balita ternyata juga tidak jauh berbeda
berpengetahuan baik.
informasi yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ibu tidak
dengan diare.
82
d. Sikap
tersebut. Sikap, keyakinan dan tindakan dapat diukur, sikap tidak dapat
Hal ini sesuai hasil penelitian yang dilakukan oleh Luh Santini
Dalam hal ini dijelaskan bahwa sikap ibu yang merasa ragu untuk
lingkungan.
peneliti berasumsi bahwa sikap ibu juga sangat berperan penting dalam
diare pada balita dapat di cegah. Selain itu, sikap ibu sangat
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan
frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu
(2012), diare merupakan buang air besar pada balita lebih dari 3 kali
tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.
tinggal yang tidak bersih. Oleh karena itu, agar bayi terhindar dari
penyakit diare, kondisi tempat tinggal harus dalam keadaan bersih agar
yang kurang baik yang ditunjukkan oleh ibu terhadap kejadian diare.
Selain itu, lingkungan yang kotor juga menjadi salah satu faktor yang
2. Bivariat
faktor pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare pada bayi 0-12
bulan di Puskesmas Lendang Nangka, hal ini dapat dilihat dari nilai
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa diare dapat
kekebalan yang belum dibuat oleh bayi tersebut. Selain itu ASI juga
banyak yang diketahui. Sehingga bayi yang minum ASI lebih jarang
pada bayi usia 0-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Galesong Utara
semakin kecil.
ASI Eksklusif yang diberikan oleh ibu kepada bayinya secara rutin
tempat tinggalnya tidak dijaga dengan bersih, karena salah satu faktor
yang kotor, hal ini membuat bayi mudah terkontaminasi oleh bakteri
dan virus.
dibandingkan dengan yang tidak diare sebanyak 4 orang (7,3%), hal ini
memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga lebih mudah terpapar
oleh berbagai macam penyakit seperti diare. Namun, ada juga beberapa
bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif tetapi tidak mengalami diare
hal ini disebabkan karena sebagian besar ibu yang tidak memberikan
bayinya ASI Eksklusif tidak memiliki ASI yang cukup untuk diberikan
sehingga daya tahan tubuh bayi menjadi lebih kuat walaupun tidak
faktor pemberian MP-ASI dengan kejadian diare pada bayi 0-12 bulan
di Puskesmas Lendang Nangka, hal ini dapat dilihat dari nilai p value
manusia melalui alat-alat seperti botol, dot, dan peralatan makan yang
tangan balita sebelum makan, yang keempat ibu mencuci tangan balita
dengan nilai p value = 0,001 < 0,05. Hal ini dimungkinkan terjadi
bayi tidak dapat mengkonsumsi makanan lebih dari jumlah yang biasa
ASI yang sesuai namun mengalami diare, hal ini disebabkan oleh
satu unsur penting bagi bayi agar terhindari dari penyakit diare. Oleh
faktor pengetahuan ASI dengan kejadian diare pada bayi 0-12 bulan di
Puskesmas Lendang Nangka, hal ini dapat dilihat dari nilai p value
penyakit diare.
diketahui bahwa dari hasil analisis dengan uji Chi Square ditemukan
kesehatan.
faktor sikap dengan kejadian diare pada bayi 0-12 bulan di Puskesmas
Lendang Nangka, hal ini dapat diketahui dari nilai p value yang
sehingga dapat terhindar dari penyakit diare. Selain itu, sikap juga
yang bermakna antara sikap ibu dengan kejadian diare pada anak bayi
diare. Hal ini disebabkan karena pada sikap negatif ibu bayi cenderung
bayinya.
dilihat dari nilai p value yang diperoleh sebesar 0,001 < 0,05. Semakin
bayinya.
dengan cara mencari informasi tentang apa saja yang harus dilakukan
C. Keterbatasan Penelitian
luas dengan alamat hanya data dari rekam medis, membuat peneliti harus
lebih aktif dan juga lebih memberikan pemahaman tujuan penelitian untuk
opsi lain ketika jawaban responden kurang relevan dengan pilihan yang
faktor yang mempengaruhi kejadian diare bayi 0-12 bulan menjadi kurang
0-12 bulan.
97
BAB V
A. Simpulan
diare pada bayi 0-12 bulan di Puskesmas Lendang Nangka yang telah
(63,6%).
orang (52,7%).
dan sikap dengan Kejadian Diare Pada Balita 0-12 Bulan di Puskesmas
Lendang Nangka.
96
98
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
dan sosialisasi.
mempengaruhi kejadian diare pada bayi agar resiko terjadinya diare pada
3. Institusi Pendidikan
dapat dijadikan sebagai refrensi atau bahan acuan bagi mahasiswa untuk
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2013. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2020. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Hartanti, S., Nurazila. 2018. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru. Jurnal Edurance:
3(2).
IDAI. 2015. Tinja Bayi Normal atau Tidak. Diakses tanggal 21 November 2021
dari https://www.idai.or.id.
IDAI. 2017. Bagaimana Memberi Makan Pada Anak Saat Diare. Diakses tanggal
21 November 2021 dari https://www.idai.or.id.
Mubarak, W.I. 2007. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Teori dan Aplikasi dalam
Praktik dengan Pendekatan Asuhan Kperawatan Komunitas, Gerontik
dalam Keluarga. Jakarta: Sanggung Seto.
Satu data NTB. 2021. Jumlah Kematian Neonatal Kematian Neonatal, Bayi Dan
Balita Menurut Penyebab utama di Provinsi NTB. diakses tanggal 21
November 2021 dari https://data.ntbprov.go.id/dataset/jumlah-kematian-
neonatal-bayi-dan-balita-menurut-penyebab-utama-di-provinsi-ntb
Surya, S. 2010. Panduan Lengkap Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta:
Arca
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan pengukuran Pengetahuan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Widodo R. 2009. Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat pad Anak. Jakarta:
Penerbit Buku Buku Kedokteran EGC.