Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah sebuah upaya persuasi atau

pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan

tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf

kesehatannya. Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan

mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok,

maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui

kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat

pendidik sesuai dengan tugas seorang perawat (Notoatmodjo, 2018).

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan merupakan suatu harapan agar

terjadi perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku individu,

keluarga maupun masyarakat dalam memelihara prilaku hidup sehat

ataupun peran aktif sebagai upaya dalam penanganan derajat kesehatan

yang optimal (Deborah, 2020).

c. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat diberikan kepada sasaran secara

langsung maupun melalui menggunakan media tertentu. Dalam situasi

di mana pendidik tidak dapat bertemu dengan sasaran, media sangat

11
12

diperlukan untuk pendidikan. Media pendidikan kesehatan adalah

saluran komunikasi yang dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan.

Pemilihan media pendidikan kesehatan ditentukan oleh banyaknya

sasaran, keadaan geografis karakteristik partisipan dan sumber daya

pendukung. Beberapa media pendidikan kesehatan dapat juga

digunakan sebagai alat peraga jika pendidik kesehatan bertemu

langsung dengan partisipan dalam proses promosi kesehatan. Media

poster dapat dianggap sebagai media peraga berupa gambar, demikian

juga dengan billboard dan sebagainya.

Berikut ini adalah media dan alat peraga yang dapat digunakan

dalam promosi kesehatan menurut (Efendi, 2019) sebagai berikut :

1) Leaflet dan pamphlet

Merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang

suatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat membaca. Leaflet

terdiri atas 200-400 kata dan kadang-kadang berseling dengan

gambar. Leaflet berukuran 20x30 cm, dan biasanya dalam bentuk

berlipat. Merupakan bentuk penyampaian informasi kesehatan

melalui selembar kertas yang dilipat.

2) Billboard

Berbentuk papan besar berukuran 2 x 2 m yang berisi tulisan

dan/gambar yang ditempatkan di pinggir jalan besar yang dapat

dibaca atau dilihat oleh pemakai jalan. Tulisan dalam billboard

harus cukup besar agar dapat dibaca oleh pengendara yang


13

berkecepatan tinggi tanpa menganggu konsentrasi dalam

berkendara. Billboard juga dapat berupa gambar besar yang

ditempelkan pada pengendara umum (bus kota) sehingga dapat

meraih lebih banyak sasaran.

3) Poster

Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar,

ukuran poster biasanya sekitar 50 x 60 cm, karena ukurannya

terbatas dan tema dalam poster tidak terlalu banyak, sedapat-

dapatnya hanya ada satu tema dalam satu poster. Tata letak kata

dan warna dalam poster hendaknya menarik. Kata-kata dalam

poster tidak lebih dari tujuh kata dan hurufnya dapat dibaca oleh

orang yang lewat dari jarak 6 meter.

4) Lembar balik (Flip chart)

Adalah media penyampaian dalam bentuk buku di mana

pada setiap lembar berisi gambar, pada setiap lembar berisi gambar

peraga dan lembar sebaliknya adalah tulisan yang menjelaskan

tentang gambar sebelumnya. Lembar balik (flip chart) mempunyai

dua ukuran, ukuran besar terdiri atas lembaranlembaran berukuran

50 x 75 cm, sedangkan ukuran kecil 38 x 50 cm. Lembar balik

yang berukuran lebih kecil (21 x 28 cm) disebut flip book atau flip

chart meja.
14

5) Audiovisual

Media audiovisual adalah media yang dapat merangsang

indra pendengaran dan indra penglihatan secara bersamaan, dan

bersifat dapat didengar dan dilihat karena mengandung unsur suara

dan gambar. Media audiovisual menggunakan dua jenis media

yaitu auditif atau mendengar dan visual atau melihat, maka dari itu

jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik. Media

audiovisual merupakan sebuah alat bantu yang berarti alat atau

bahan yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu

penyampaian tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan

pengetahuan, ide, dan sikap.

6) Video

Keunggulannya adalah dapat memberikan realita yang sulit

direkam kembali oleh mata dan pikiran. Dan juga dapat diulang

kembali untuk melihat kembali informasi yang tersedia.

a) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), kita

dapat menunjukkan kembali gerakan tertentu.

b) Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik

proses belajar maupun nilai hiburan dari penyajian itu.

c) Dengan video, informasi dapat disajikan secara serentak pada

waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan

jumlah penonton atau peserta yang tak terbatas dengan jalan

menempatkan monitor di setiap kelas.


15

7) Slide

Keunggulannya adalah dapat memberikan realita walaupun

dalam keadaan terbatas. Dan cocok untuk sasaran dengan jumlah

yang banyak.

8) Alat Peraga

Menurut Supariasa (2016), macam-macam alat peraga yang

dapat digunakan sebagai media pendidikan kesehatan yaitu :

a) Alat bantu lihat (Visual Aids)

Merupakan alat peraga yang berguna dalam membantu

menstimulasi indra mata pada waktu terjadinya proses

pendidikan kesehatan.

b) Alat Bantu Dengar (Audio Aids)

Merupakan alat peraga yang dapat menstimulasi indra

pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan.

c) Alat bantu lihat – dengar (Audio Visual Aids)

Merupakan alat bantu peraga yang lebiih dikenal dengan audio

visual aids (AVA)

Syarat alat peraga atau media agar dapat meningkatkan

efektifitas proses pendidikan kesehatan adalah media harus

menarik disesuaikan dengan sasaran, mudah ditangkap, singkat,

jelas sesuai dengan pesan yang hendak disampaikan dan sopan.


16

2. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2018).

b. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Notoatmodjo, 2018), yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang

paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat


17

mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu bentuk kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang baru.


18

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

menggunakan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur

dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, yaitu:

1) Faktor Internal meliputi:

a) Umur

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari

segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih

percaya dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa

(Nursalam, 2017).
19

b) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is

the best teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa

pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman

itu merupakan cara untuk memperoleh suatu kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan

(Notoadmodjo, 2018).

c) Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin

pendidikan yang kurang akan mengahambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan

(Nursalam, 2017).

d) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi

lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan berulang dan banyak tantangan (Nursalam,

2017).
20

e) Jenis Kelamin

Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat

pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikontruksikan

secara sosial maupun kultural.

2) Faktor eksternal

a) Informasi

Menurut Nursalam dan Pariani (2015) informasi

merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa

cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan

mempertinggi tingkat pengetahuan terhadap suatu hal.

b) Lingkungan

Menurut Notoatmodjo (2018), hasil dari beberapa

pengalaman dan hasil observasi yang terjadi di lapangan

(masyarakat) bahwa perilaku seseorang termasuk terjadinya

perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman-pengalaman

seseorang serta adanya faktor eksternal.

c) Sosial budaya

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial

seseorang maka tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi

pula.
21

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018), terdapat beberapa cara

memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara kuno atau non modern

Cara kuno atau tradisional dipakai untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah,

atau metode penemuan statistik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini meliputi:

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini dilakukan dengan mengguanakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

tersebut tidak bisa dicoba kemungkinan yang lain.

b) Pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

c) Melalui jalan fikiran

Untuk memeperoleh pengetahuan serta kebenarannya

manusia harus menggunakan jalan fikirannya serta

penalarannya. Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-

tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan

seperti ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke

generasi berikutnya.
22

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

lebih sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode

penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi

penelitian, yaitu:

a) Metode induktif

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya

dikumpulkan atau diklasifikasikan, akhirnya diambil

kesimpulan umum.

b) Metode deduktif

Metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih

dahulu untuk seterusnya dihubungkan dengan bagian-

bagiannya yang khusus.

e. Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto (2019), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu:

1) Baik, bila subyek menjawab benar 76%-100% seluruh pertanyaan.

2) Cukup, bila subyek menjawab benar 56%-75% seluruh

pertanyaan.

3) Kurang, bila subyek menjawab benar <56% seluruh pertanyaan


23

3. Konsep Dasar Remaja Putri

a. Pengertian Remaja

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dengan usia 10-19

tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,

remaja adalah penduduk dengan usia 10-18 tahun dan menurut Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia

remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia

10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak

43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk. Di dunia

diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari

jumlah penduduk dunia (WHO, 2018).

Remaja adalah tahapan masa kanak-kanak dengan masa dewasa,

diawali usia 14 tahun pada laki-laki dan 10 tahun pada perempuan.

Masa remaja mengalami banyak perubahan intelektual, perubahan saat

bersosialisasi, dan perubahan kematangan kepribadian termasuk emosi

(Ariani, 2017)

b. Karakeristik Remaja Putri

Menurut Ariani (2017), karakteristik remaja putri meliputi:

1) Bersifat konsumen aktif.

2) Berpikir kritis terhadap makanan, mempunyai motivasi makan.

3) Banyak melakukan kegiatan fisik, membentuk kelompok sosial,

banyak perhatian dan kegiatan di luar rumah sehingga lupa waktu


24

makan.

4) Remaja putri mulai menarche disertai hilangnya zat besi yang

disebabkan meningkatnya asupan diit pembentuk sel darah merah.

5) Faktor gizi berperan dalam menentukan postur dan performance di

usia dewasa

c. Perubahan Pada Masa Remaja

Fase remaja merupakan perkembangan individu yang diawali

dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu

bereproduksi. Perubahan pada masa remaja mempengaruhi kebiasaan

pola makannya. Masalah harga diri secara intensif terjadi pada remaja

putri ketika kenaikan berat badan, meningkatnya presentasi lemak

tubuh, pertumbuhan tinggi badan, perkembangan payudara dan hal

yang berkaitan dalam kematangan tubuh remaja putri, seperti

menstruasi saat pertama kali. Remaja harus dalam status gizi yang

adekuat karena berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan remaja

secara normal dan berkelanjutan (Ariani, 2017)

4. Konsep Dasar Personal Hygiene

a. Pengertian Personal Hygiene

Menurut World Health Organization (WHO) (2020)

menyatakan bahwa hygiene atau kebersihan adalah tindakan

kebersihan yang mengacu pada kondisi untuk menjaga kesehatan dan

mencegah penyebaran penyakit. Personal hygiene atau kebersihan diri

merupakan tindakan merawat diri sendiri termasuk dalam memelihara


25

kebersihan bagian tubuh seperti rambut, mata, hidung, mulut, gigi,

dan kulit (WHO, 2020). Personal hygiene merupakan upaya yang

dilakukan oleh seseorang untuk menjaga dan merawat kebersihan

dirinya agar kenyamanan individu terjaga (Asthiningsih dan

Wijayanti, 2019).

Kebutuhan personal hygiene tidak memandang usia, karena

oganisme penyebab penyakit bisa berkembang biak dimanapun. Maka

dari itu, personal hygiene harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak

terbiasa melakukannya di lingkungan rumah, sekolah maupun

bermainnya hingga dewasa (Kusmiyati dan Muhlis, 2019). Pentingnya

pemeliharaan personal hygiene bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan, memelihara kebersihan diri sendiri, memperbaiki personal

hygiene, mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan rasa percaya

diri dan kenyamanan (Irnawati dan Widnyana, 2018).

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Kemenkes RI (2017), menyatakan bahwa personal

hygiene dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1) Citra tubuh (body image)

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang

penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan berpengaruh

terhadap peningkatan citra tubuh individu. Citra tubuh ini dapat

berubah misalnya oleh karena pembedahan atau penyakit fisik.


26

2) Praktik sosial

Praktik sosial memengaruhi kebersihan diri seseorang, salah

satunya kebiasaan keluarga. Anak-anak prasekolah sedang

mengalami perkembangan sosial dan mengikuti pola kebersihan

yang sama dengan orang tua sebagai sosok figurnya (Puspita et al.,

2017).

3) Status sosial ekonomi

Status ekonomi setiap individu memengaruhi jenis dan

tingkat praktik kebersihan seseorang karena dalam praktiknya

personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasti

gigi, sampo, dan alat lainnya, alat-alat tersebut tentu saja

memerlukan uang untuk menyediakan alat tersebut (Puspita et al.,

2017).

4) Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Meskipun demikian, jika

hanya berpedoman pada pengetahuan saja tidak akan cukup dan

seseorang harus memiliki motivasi dalam dirinya untuk merawat

kebersihan diri. Berdasarkan temuan dalam penelitian menyatakan

bahwa pengetahuan sangat berperan dan berpengaruh terhadap

perilaku personal hygiene, karena pengetahuan merupakan domain

yang penting untuk terbentuknya tindakan/perilaku. Dengan


27

demikian untuk mendapatkan pengetahuan yang baik terkait

dengan perilaku perlu adanya pendidikan sebagai upaya untuk

menambah pemahaman (Avrilinda, 2016).

5) Kebudayaan

Latar belakang budaya atau kepercayaan kebudayaan

memengaruhi personal hygiene. Seseorang dari latar budaya yang

berbeda akan mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.

Misalnya, jika individu sedang sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan.

6) Kebiasaan dan kondisi fisik

Setiap individu memiliki kebiasaan untuk ingin mandi dan

pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan perawatan

lainnya. Kondisi fisik seseorang akan memengaruhi personal

hygiene.

c. Jenis-jenis Personal Hygiene

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2020, jenis-jenis personal hygiene terdiri dari :

1) Kebersihan tangan, kaki dan kuku

Mencuci tangan merupakan suatu proses membuang kotoran

secara mekanis dari kulit kedua belah tangan menggunakan sabun

dan air bersih sehingga mengurangi jumlah mikroorganisme

penyebab penyakit pada tangan (Kahusadi et al.,2018).

Apalagi dengan maraknya COVID-19, kebesihan tangan


28

sangat perlu dijaga. Adapun momen penting untuk membersihkan

tangan yaitu sebelum makan, sesudah buang air besar dan

menggunakan toilet, sebelum memegang bayi, saat menyiapkan

makanan (sebelum dan sesudah) dengan tujuh langkah yang benar.

Menjaga kebersihan kaki dapat dilakukan dengan menggunakan

alas kaki yang nyaman dan aman. Mencuci kaki saat setelah

beraktivitas sebelum tidur dan saat kotor. Kebersihan kuku juga

harus tetap dipertahankan karena berbagai kuman dapat masuk ke

dalam tubuh melalui kuku maka penting untuk memotong kuku

setiap seminggu sekali atau saat sudah merasa kuku panjang

(Kemenkes RI, 2020).

2) Kebersihan rambut

Kebersihan rambut dapat dijaga dengan mencuci rambut

secara teratur paling sedikit 2-3 hari sekali atau saat rambut kotor

dengan menggunakan sampo pencuci rambut dan air bersih

(Kemenkes RI, 2020).

3) Kebersihan gigi dan mulut

Keteraturan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut harus

dilatih sejak kecil sehingga akan menjadi kebiasaan yang baik

hingga dewasa. Menggosok gigi menggunakan pasta gigi adalah

salah satu cara merawat gigi yang baik. Upaya kebiasaan yang baik

untuk perawatan gigi dilakukan paling sedikit dua kali dalam

sehari yaitu pagi hari dan malam hari sewaktu akan tidur. Cara
29

menggosok gigi yang baik dan benar yaitu pada seluruh permukaan

gigi baik pada bagian luar gigi depan atas, bagian dalam gigi depan

atas, bagian luar gigi belakang, bagian dalam gigi belakang, dan

juga pada permukaan kunyah gigi (Kemenkes RI, 2020)

4) Kebersihan mata, hidung dan telinga

Kebersihan hidung dapat dilakukan saat mandi namun tidak

terlalu keras agar tidak menimbulkan luka (Kemenkes RI, 2020).

5) Kebersihan kulit

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan

kulit yaitu dengan mandi dan memakai baju bersih. Mandi

menggunakan air bersih dan pakai sabun paling sedikit dua kali

sehari (Kemenkes RI, 2020).

6) Kebersihan genetalia

Suatu tindakan membersihkan bagian genetalia untuk

mencegah terjadinya infeksi ataupun jamur yang menempel pada

bagian genetalia. Manfaat kebersihan genetalia pada anak

prasekolah yaitu untuk mencegah terjadinya infeksi,

mempertahankan supaya genetalia tetap bersih, dan juga

meningkatkan kenyamanan anak pada kebersihannya. Kebersihan

genetalia penting dilakukan saat mandi, setelah buang air besar dan

setelah buang air kecil.


30

Adapun cara membersihkan genetalia anak menurut

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020) yaitu :

a) Setelah BAB (Buang Air Besar)

Cebok menggunakan sabun dan air yang bersih dari arah

depan ke belakang.

b) Setelah BAK (Buang Air Kecil)

(1) Laki-laki

Membersihkan ujung penis dan area di dalam kulit

kulup secara lembut dengan air yang bersih tanpa

menggunakan sabun, karena sisa air kencing yang

menempel bisa menjadi sarang kuman.

(2) Perempuan

Membersihkan bagian luar vagina dengan air bersih,

karena bagian dalam vagina memiliki kemampuan untuk

membersihkan sendiri. Mencuci bagian depan ke belakang

adalah prinsip yang juga harus diajarkan. Cara ini untuk

mencegah kuman dari dubur masuk ke dalam vagina.

d. Dampak Kurangnya Personal Hygiene

Menurut (Ambarawati dan Sunarsih, 2016), personal hygiene

yang terjaga dengan baik akan membuat anak menjadi sehat dan

terhindar dari berbagai penyakit. Dampak yang sering timbul akibat

kurangnya menjaga personal hygiene yaitu:


31

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak menjaga personal hygiene dengan baik. Gangguan fisik yang

sering muncul akibat kuangnya kebersihan diri seperti munculnya

kutu dan ketombe, integritas kulit, gangguan membrane mukosa

mulut, gigi berlubang dan gusi yang tidak sehat, infeksi pada mata

dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2) Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene

adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan

mencintai, aktualisasi diri, gangguan interaksi sosial.

5. Konsep Dasar Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi

Menurut Ardhia dan Azhar (2016) menstruasi atau haid adalah

darah normal dan alami. Haid bukanlah sebuah penyakit, kelainan,

luka atau gangguan karena proses kelahiran.

Menstruasi atau haid merupakan perdarahan secara periodik dan

siklik dan uterus disertai pelepasan endometrium (Pudiastuti, 2016).

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang

disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan

kecuali pada saat kehamilan (Azzam, 2015).

Kebanyakan perempuan mendapatkan haid pertama antara usia

10-15 tahun. Haid adalah aliran cairan darah dari rahim yaitu sebuah
32

organ tubuh tempat janin dibesarkan. perempuan yang sudah matang

usianya untuk mengandung anak, mendapatkan masa haid setiap bulan

(Rachman, 2016)

b. Siklus Menstruasi

Siklus haid adalah waktu hari pertama haid sampai datangnya

haid periode berikutnya. Sedangkan pada panjang siklus haid

merupakan jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya

haid berikutnya. Siklus haid pada wanita normal yang berkisar antara

21-35 hari dan hanya 10-15% wanita yang mempunyai 8 siklus haid 28

hari. Setiap bulannya haid ini berlangsung sekitar 3-7 hari. Setelah hari

kelima dari siklus haid, endometrium mulailah tumbuh dan menebal

sebagai persiapan terhadap kemungkinan yang terjadi seperti

kehamilan. Sekitar hari ke -28 jika tidak terjadi pembuahan,

endometrium yang meluruh dan terjadilah siklus berikutnya (Himatu,

2015).

Panjangnya siklus haid atau waktu yang diperlukan tubuh untuk

menjalani satu siklus haid dalam sebulan yang normal-panjang siklus

secara klasik adalah 28 hari tetapi variasinya cukup luas bukan hanya

terjadi antara beberapa wanita, tetapi juga wanita yang sama. Panjang

siklus haid seorang wanita sangat dipengaruhi oleh usianya, yaitu

(Hendrik, 2016):

1) Gadis yang berusia 12 tahun rata-rata berkisar 25,1 hari

2) Wanita yang berusia 43 tahun rata-rata berkisar 27,1 hari


33

3) Wanita yang berusia 55 tahun rata-rata berkisar 51,9 hari

Menurut Yulaikha (2016), terdapat tiga masa utama pada setiap

siklus haid yaitu :

1) Masa haid, selama 2-8 hari, pada masa ini, endometrium dilepas

sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah

(minimum).

2) Masa proliferasi, sampai hari ke 14 selama 7-9 hari pada masa ini

endometrium tumbuh kembali dan mengadakan proliferasi antara

hari ke 12 dan ke 14 terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang

disebut ovulasi.

3) Masa sekresi selama 11 hari. Pada masa itu korpus rubrum menjadi

korpus luteum yang mengeluarkan progesteron.

c. Gangguan Siklus Menstruasi

Dismenorea merupakan menstruasi yang disertai rasa sakit yang

hebat dan kram. Sama seperti amenorea, dismenorea juga terdiri dari

dua jenis yaitu dismenorea primer dan sekunder. Pada dismenorea

primer kasusnya sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita

mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat.

Biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja sekitar 2-3

tahun setelah menstruasi pertama dan tidak ada penyakit yang

menyebabkannya (Kasdu, 2015).

Umumnya dismonerea hanya terjadi pada siklus haid yang

disertai pelepasan sel telur. Kadang juga pada siklus haid yang tidak
34

disertai pengeluaran sel telur (siklus anovulatory), terutama bila darah

haid membeku di dalam rahim. Rasa sakit yang menyerupai kejang ini

terasa di perut bagian bawah. Biasanya dimulai 24 jam sebelum haid

datang, dan berlangsung 12 jam pertama dari masa haid. Setelah itu

rasa sakit akan hilang (Manuaba, 2015).

d. Penyakit Gangguan Siklus Menstruasi

Menurut Hendrik (2016), mengatakan gangguan pada siklus

menstruasi dibagi menjadi:

1) Polimenorea

Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang

memendek dari panjang siklus menstruasi klasik, yaitu kurang dari

21 hari per siklusnya, sementara volume perdarahannya kurang

lebih sama atau lebih banyak dari volume perdarahan menstruasi

biasanya.

2) Oligomenorea

Oligomenorea adalah panjang siklus menstruasi yang

memanjang dari siklus menstruasi klasik, yaitu lebih dari 35 hari

per siklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari

volume perdarahan menstruasi biasanya. Siklus menstruasi

biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase profilerasi yang lebih

panjang dibanding fase proliferasi siklus menstruasi klasik.


35

3) Amenorea

Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang

dari panjang siklus menstruasi klasik (oligomenorea) atau tidak

terjadinya perdarahan menstruasi, minimal 3 bulan berturut-turut.

Amenorea dibedakan menjadi dua jenis:

a) Amenorea primer

Amenorea primer yaitu tidak terjadinya menstruasi pada

perempuan yang mengalami amenorea.

b) Amenorea sekunder

Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya menstruasi

yang diselingi dengan perdarahan menstruasi sesekali pada

perempuan yang mengalami amenorea.

4) Hipermenorea

Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan menstruasi yang

terlalu banyak dari normalnya dan lebih lama dari normalnya

(lebih dari 8 hari).

5) Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih

sedikit dari biasanya tetapi tidak mengganggu fertilitasnya.

e. Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi

Penyebab utama serangan nyeri haid adalah sebuah zat bernama

prostaglandin. Zat ini terdapat pada lapisan rahim yang bertugas

merangsang kontraksi untuk melepaskan lapisan rahim saat proses


36

menstruasi dimulai. Kontraksi inilah yang menyebabkan kram.

Prostaglandin juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga

darah haid lebih mudah dikeluarkan. Akibatnya, tubuh menjadi lemas

dan kepala terasa pusing karena tekanan darah yang menurun

(Harmanto 2016).

Pada beberapa perempuan, prostaglandin juga bisa memicu

kontraksi otot polos di saluran pencernaan sehingga menimbulkan rasa

mual, muntah, dan diare. Aliran darah haid juga bisa memperburuk

rasa nyeri karena alirannya yang deras harus melalui bukaan leher

rahim yang sempit. Namun pada beberapa perempuan, rasa nyeri haid

akan berkurang bahkan menghilang setelah melahirkan. Hal ini

dikarenakan setelah melahirkan bukaan serviks mereka telah melebar

(Nirmala, 2016).

Nyeri haid juga bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit,

misalnya endometriosis, penyakit menular seksual, radang panggul,

tumor, kelainan letak uterus, selaput dara tidak berlubang, stress, kista

ovarium. Namun penyebab yang paling sering nyeri haid diduga

karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada

hubungan dengan organ reproduksi. Faktor lain yang bisa

memperburuk dismenorea adalah: rahim yang menghadap ke belakang,

kurang berolahraga, dan stres psikis atau stres sosial (Lusiana, 2015)
37

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh

generalisasi dari hal-hal yang khusus. Sedangkan kerangka konsep penelitian

pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin di

amati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmojo, 2018)

Independent Dependent

Media
Pengetahuan Remaja Putri
Pendidikan Video
tentang Personal Hygiene
Kesehatan
Media
Alat Peraga
faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan remaja putri tentang personal
hygiene pada masa menstruasi :
1. Faktor Internal
a. Umur
b. Pengalaman
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Jenis kelamin
2. Faktor eksternal
a. Informasi
b. Lingkungan
c. Sosial budaya
Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian


Sumber : (Modifikasi Supariasa, 2016 dan Notoatmodjo, 2018)
38

C. Hipotesis

Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti

“kurang dari” dan thesis yang brarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu

pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji kebenarannya

(Notoadmojo, 2018).

Tidak ada perbedaan pendidikan kesehatan menggunakan media vidio

dan alat peraga terhadap pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene

pada masa menstruasi di SMP Islam Darul Jamaah Penuntut Kabupaten

Lombok Tengah.

Anda mungkin juga menyukai