Anda di halaman 1dari 9

Brows e By C ategor y

Trend Ilmu
HOME / PENDIDIKAN / UMUM / PENGERTIAN DAN TINGKATAN PENGETAHUAN MENURUT NOTOATMODJO

Pengertian dan Tingkatan Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo
Pengertian Pengetahuan Menurut Notoatmodjo
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).
Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo

Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang terhadap objek


mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya
dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :

Tahu (know)

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada


sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.

Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut
pada situasi yang lain.

Analisa (analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau


memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau


meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen
pengetahuan yang dimiliki.

Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Pengertian dan Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:

 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan


kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

 Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,


radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

 Sosial budaya dan ekonomi


Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

 Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik


lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

 Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk


memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu

Kategori pengetahuan Menurut Notoatmodjo


Pengukuran pengetahuan penulis menggunakan pengkategorian menurut
Machfoedz (2009) yaitu:

1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh

pernyataan.
2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari

seluruh pernyataan.
3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh
pernyataan.
sumber:

Notoatmodjo, S. (2005) Metode Penelitian Kesehatan, edisi revisi, Rineke Cipta. Jakarta.
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal


dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membantu keyakinan tertentu sehingga seseorang
berprilaku sesuai keyakinan tersebut (Kismoyo cit Afriyanti, 2011).

Seseorang dengan sumber informasi yang banyak dan beragam akan


menjadikan orang tersebut memiliki pengetahuan yang luas (Soekanto, 2002).

1. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang
tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:
(Notoatmodjo, 2012).
 Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. Contoh: dapat menyebutkan
tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
 Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan
mengapa harus makan-makanan yang bergizi.
 Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan meteri yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode
dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan rumus statistika dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah
(problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus
yang diberikan.
 Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

 Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun,
dapat merencanakan, dapat meringkaskan dan dapat menyesuiakan terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

 Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada. Misalya dapat membandingkan antara anak
yang cukup gizi dengan anak yang kurang gizi, dapat menanggapi terjadinya
diare di suatu tempat dan dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu
mau ikut KB.

1. Cara Memperoleh Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo, (2010). Ada beberapa cara untuk memperoleh
pengetahuan.

 Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan


1. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

1. Cara kekuasaan atau otoritas


Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat
baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, atau
berbagai prinsip orang lain yang mempunyai otoritas.

1. Berdasarkan pengalaman
Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

 Cara modern dalam memperoleh pengetahuan


Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon
(1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya
lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal
dengan penelitian ilmiah.

1. Jenis pengetahuan
Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam kontek kesehatan
sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan begian perilaku kesehatan.
Jenis pengetahuan menurut Budiman dan Riyanto (2013) adalah:

 Pengetahuan implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk
pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata,
seperti keyakinan pribadi, perspektif dan prinsip. Pengetahuan seseorang
biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa
tidak disadari.

 Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau
disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan.
Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan (2010)
adalah:

 Faktor internal
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan. Budiman & Agus (2013) yang menyatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya tetapi selain dari pendidikan formal informasi dan
pengetahuan tersebut juga dapat diperoleh dari pendidikan informal.

1. Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

1. Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Dan semakin tinggi usia seseorang maka semakin bijaksana
dan banyak pengalaman yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki
pengetahuan. Usia diklasifikasikan dalam 6 tingkatan, yang dibagi
berdasarkan pembagian usia Depkes RI (2009), yaitu usia 17-25 tahun , usia
26-35 tahun, usia 36-45 tahun, usia 46-55 tahun, usia 56-65 tahun dan usia
>65 tahun. Budiman dan Agus (2013) menyatakan bahwa usia mempengaruhi
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Tetapi menurut Maryam
(2011) yang menyatakan bahwa pada lansia mengalami kemunduran
kemampuan kognitif antara lain berupa berkurangnya ingatan (suka lupa).

 Faktor eksternal
1. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok.
1. Sosial budaya
Sistem budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap
dalam menerima informasi.

1. Kriteria Tingkat Pengetahuan


Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Budiman dan Riyanto (2013)
pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala,
yaitu:

 Baik : hasil presentase 76%-100%


 Cukup : hasil presentase 56%-75%
 Kurang : hasil presentase <55%

Anda mungkin juga menyukai