Anda di halaman 1dari 31

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil dari tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan melalui panca indra manusia yang meliputi indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang (overt

behavior).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), Pengetahuan yang dicakupi dalam

domain kognitif mempunyi enam tingkat, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di

terima dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan

sebagainya.

5
b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dapat

diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur

organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan yang

lain dapat ditunjukan dengan menggambarkan, membedakan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan dapat menyusun formulasi yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang

6
ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur

dengan wawancara atau angket tentang materi yang akan di ukur dari

objek penelitian.

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau

responden. Mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat

pertanyaan menurut tahapan pengetahuan (Agus, 2013).

Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka

yang menggunakan peningkatan yaitu kolom menunjukkan letak ini maka

sebagai konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban menunjukkan

nilai tertentu, dengan demikian analisa data dilakukan dengan mencermati

banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda nilainya lalu

mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang bersangkutan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan pertanyaan pilihan ganda 3 pilihan yaitu :

(A) (B) dan (C).

Prosedur berskala atau (scalling) yaitu penentu pemberian angka atau

skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan. Skor yang

paling sering digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan

jenjang/peringkat dalam penelitian biasanya dituliskan dalam presentase.

Pengetahuan: baik = 76 - 100%; cukup = 56 - 75%; dan kurang <56%

(Nursalam, 2008: 120). MASIH BINGUNG

7
Menurut Skinner (2007) didalam buku Agus (2013:8) pengukuran

tingkat pengetahuan dilakukan bila seseorang mampu menjawab mengenai

materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang

tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan

tersebut dinamakan pengetahuan.

Menurut Notoadmodjo (2012) dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah ada 2

yaitu :

a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradaban. Pada

waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah,

upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Bahkan

sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan, terutama

oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu

dalam memecahkan masalah.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh

agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai

mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan. Prinsip ini

adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang

mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan

8
kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan

penalaran sendiri, hal ini disebabkan karena orang yang menerima

pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang ditemukannya adalah

sudah benar.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Cara ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada

masa lalu.

4) Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

pikir manusia pun ikut berkembang, dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Jadi,

dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya.

b. Cara Modern atau Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah.

9
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain

sebagai berikut :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik formal

maupun non formal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah

sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok dan

juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi.

Seseorang yang berpendidikan tinggi, maka akan semakin cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan. Peningkatan pengetahuan

tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga diperoleh

pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek

juga mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan aspek negative.

Kedua aspek inilah akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap

objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui,

maka akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.

10
b. Informasi/media massa

Informasi adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula

yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu,

informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk

mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,

mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan

tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi). Informasi yang

diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berkembangnya

teknologi akan menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru, sehingga

sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa juga membawa pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi

baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru lagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

11
c. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang

lebih baik, terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan

(Notoadmodjo, 2012).

d. Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Jadi, seseorang

akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status

ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

e. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Adanya interaksi timbal balik ataupun tidak,

yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu maka hal ini

dapat terjadi.

f. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

12
dimasa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan akan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan

menifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak

dari masalah nyata dalam bidang kerja.

g. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan persiapan

demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan

hampir tidak ada penurunan pada usia dini. Dua sikap tradisional

mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai berikut:

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai, semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuan.

Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang tua yang

sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental.

Diperkirakan IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,

khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, sepeti kosa kata dan

13
pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang

akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Agus,

2013).

B. Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun, pada masa remaja

manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.

Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari masa anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja adalah suatu periode

transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada

usia kira-kira 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22

tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat

dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan

karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan

kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian dan kemandirian

dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak dan idealis) dan

semakin banyak menghabiskan waktu diluar keluarga. (Notoadmodjo, 2005 dalam

Ratna Pahlawati 2015).

1. Perilaku Remaja

a. Ciri-ciri Umum Masa Remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang

sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual)

14
sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka, masa remaja ini

meliputi:

1) remaja awal: 12-15 tahun,

2) remaja madya: 15-18 tahun, dan

3) remaja akhir: 19-22 tahun.

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa

anak menuju masa dewasa. Individu mengalami berbagai perubahan, baik

fisik maupun psikis pada masa ini. Perubahan yang tampak jelas adalah

perubahan fisik di mana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai

bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya

kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan

mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Periode ini pula

remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam

rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula

perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga

lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini

merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk

mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi

orang-orang seusianya.Adanya perubahan baik di dalam maupun di luar

dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama

kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. kebutuhan tersebut remaja

15
memperluas lingkungan sosialnya di luar lingkungan keluarga, seperti

lingkungan teman sebaya dan lingkungan masyarakat lain.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

sebagai berikut:

a) Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada masa ini individu mulai

meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan

diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang

tua.Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi

fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

b) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Masa ini ditandai dengan

berkembangnya kemampuan berpikir yang baru.Teman sebaya masih

memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu

mengarahkan diri sendiri (self-directed).Pada masa ini remaja mulai

mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan

impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan

dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai.Selain itu penerimaan dari

lawan jenis menjadi penting bagi individu.

c) Masa remaja akhir (19-22 tahun) Masa ini ditandai oleh persiapan akhir

untuk memasuki peran-peran orang dewasa.Selama periode ini remaja

berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of

personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan

16
diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi

ciri dari tahap ini.

b. Pembatasan Usia Remaja

Masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi

matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Menurut

WHO disebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10-18 tahun.

Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum kawin

(Widiastuti, dkk. 2009 dalam Ratna Pahlawati 2015).

Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1978, remaja adalah individu

yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Namun menurut

Undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai

usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal.

Menurut Undang-undang perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap

sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu usia 16 tahun

untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki (Proverati &

Misaroh, 2009 dalam Ratna Pahlawati 2015).

Tetapi menurut Deswita (2006 dalam Ratna Pahlawati 2015)

membedakan masa remaja menjadi 4 bagian yaitu masa pra remaja 10-12

tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18

tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun, menggambarkan bahwa masa

remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa

17
dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan fisik maupun

psikologis.

C. Kopi

1. Pengertian Kopi

Menurut Syahrianti (2009: 29) kata kopi berasal dari bahasa Arab,

qahwah, yang berarti kekuatan atau juga berakar dari bahasa Turki, kahveh,

yang kemudian belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda, dan coffee

dalam bahasa Inggris. Kata tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi

kopi.

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan

dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang

dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal

secara umum yaitu Kopi Robusta (coffea canephora) dan Kopi Arabika (coffea

arabica).

2. Pengertian Kopi Menurut Para Ahli

a. Bhara L.A.M (2005) DAPUS

Definisi kopi adalah suatu jenis tumbuhan yang dibuat minuman

dengan sifat psikostimulant sehingga menyebabkan seseorang yang

meminumnya akan tetap terjaga (susah tidur), mengurangi kelelahan atau

stress saar bekerja, serta mampu untuk memberikan efek fisiologis yakni

energi.

18
b. Saputra E (2008)

Menurutnya, pengertian kopi adalah tanaman yang memiliki dua

jenis utama, yakni Coffea robusta dan Coffea Arabica. Kedua jenis kopi ini

sangat dipegemari oleh masyarakat, baik yang ada di dalam negri ataupun

masyarakat yang ada di luar negeri.

3. Jenis Kopi

Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya terdapat 2

jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea

robusta). Masing-masing jenis kopi ini memiliki keunikannya masing-masing

dan pasarnya sendiri.

a. Kopi Arabika (Coffea Arabica)

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa

terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji

kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah

dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika

Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia.

Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis

atau subtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600–2000 m di atas

permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila kondisi

lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26oC. Biji kopi

yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah

gelap.

19
b. Kopi Robusta (Coffea canephora)

Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898.

Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang

lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafeina dalam kadar yang jauh

lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas

daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu.

Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas

permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan

hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi

robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia

Tenggara, dan Amerika Selatan.

4. Kandungan Zat dalam Kopi

Beberapa kandungan zat yang ada di dalam kopi, antara lain sebagai

berikut:

a. Kafein

Kafein adalah suatu senyawa kimia yang banyak terdapat dalam

minuman seperti kopi, teh, soft drink dan makanan seperti chocolate. Kafein

merupakan alkoid dengan rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus

bangun 1,3,7-trimethylxanthine (Saputra E, 2008). DAPUS

Menurut Bhara L.A.M (2005) Kafein berfungsi sebagai unsur rasa

dan aroma. Kadar kafein pada kopi dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan

cara penyajian kopi.

20
Kopi yang masuk ke dalam tubuh akan dididstribusikan keseluruh

tubuh oleh aliran darah dari traktus gastro intestinal dalam waktu sekitar 5-

15 menit. Absorbsi kafein dalam saluran pencernaan mencapai kadar 99%

kemudian akan mencapai puncak di aliran darah dalam waktu 45-60

menit. Kafein sangat efektif bekerja dalam tubuh sehingga memberikan

efek yang bermacam-macam bagi tubuh (Leylana R. , 2008). Salah satunya

efek diuretik, peminum kopi awal akan mengalami efek diuretik. Efek

diuretik akan berkurang pada peminum kopi habitual yang mengkonsumsi

beberapa cangkir kopi sehari. Kafein dapat mengurangi penyerapan kembali

kalsium di dalam ginjal, sehingga kalsium keluar bersama urin. Satu

cangkir kopi menyebabkan pelepasan 6 mg kalsium di dalam urin

(Kosnayani A.S., 2007). Penurunan absorbsi kalsium di ginjal dalam jangka

panjang menyebabkan hipokalsemia (Setiyohadi B. Dkk, 2000). DAPUS

Batas aman konsumsi kafein tidak lebih dari 300 mg atau setara

dengan 3 cangkir kopi sehari (Bhara L.A.M., 2005). Konsumsi kafein

secara berlebihan mengakibatkan gejala pusing, gangguan tidur, dan

meningkatkan sekresi gaster karena senyawa asam di dalam kafein (Leylana

R., 2008).DAPUS

21
Kopi mengandung sejenis senyawa kimia turunan xantin, yang kita

kenal dengan nama kafein.

Gambar 1. Senyawa Kafein

Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid yang dikenal sebagai

trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2.. Jumlah kandungan kafein

dalam kopi adalah 1-1,5%, sedangkan pada the 1-4,8%. Kafein bekerja

dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang

akan memacu produksi hormon adrenalin.

Kafein dapat menimbulkan rangsangan terhadap susunan saraf

pusat (otak) sistem pernafasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung.

Tidak heran jika setiap kita minum kopi dalam jumlah yang wajar (1-3

cangkir), tubuh kita akan terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat,

tidak mudah lelah, ataupun mengantuk. Dampak positif ini hanya berlaku

untuk orang yang belajar ilmu sosial atau ilmu hafal, namun tidak berlaku

untuk orang yang didalam pekerjaannya membutuhkan ketelitian, kerapian,

dan ketepatan menghitung.

Mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah menyaingi fungsi

adenosin (salah satu senyawa yang dalam sel otak bisa membuat orang

22
cepat tertidur) dimana kafein itu tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh,

melainkan kafein akan membalikkan semua kerja adenosine sehingga

tubuh tidak lagi mengantuk tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira,

mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik,

otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula kealiran darah yang akan

membentuk energi ekstra. Itulah sebabnya berbagai jenis minuman

pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan

utamanya[ CITATION Gri09 \l 1033 ].

b. Air atau H2o

Air atau H2o adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kopi,

kandungan kimiawi kopi yang satu ini adalah bagian yang penting bagi

tubuh, karena 70% tubuh adalah air dan meskipun kandungan air di dalam

kopi terkadang tidak digunakan (di lakukan pengeringan pada biji kopi),

namun kandungan air di dalam kopi adalah bagian dari senyawa kimiawi

kopi.

c. Ethyphenol

Zat yang satu ini mungkin asing di dengar, namun zat ini seperti

adalah aroma khusus pada kopi zat ini mirip dengan tar dan mengandung

pheromone.

23
d. Quinic acid

Rasa asam pada kopi ditentukan pada jumlah zat yang 1 ini. Kadar

quinic acid pada kopi terkadang jumlahnya berbeda beda, zat ini digunakan

dalam ilmu kedokteran sebagai bahan pembuatan obat flu.

e. Dicaffeoylquinic acid

Zat ini adalah salah satu zat antioksidan yang dapat menangkal

radikal bebas. Meskipun kadar antioksidan di dalam biji kopi tidak

sebanyak tumbuhan obat lain, namun kopi adalah salah satu suplayer

antioksidan paling banyak di konsumsi di dunia.

f. Dimethyl disulfide

Pada biji kopi yang masih hijau atau belum dikeringkan dan

disangrai, kandungan senyawa ini termasuk senyawa yang banyak, zat

inilah yang membuat kotoran manusia berbau mirip dengan senyawa sulfur.

g. Acetylmethylcarbinol

Zat yang satu ini adalah zat yang membuat kopi terasa gurih di

lidah, zat ini banyak ditemukan pada mentega.

h. Putrescine

Zat yang dihasilkan oleh bakteri E.Coli ini adalah bakteri yang

membuat sesuatu menjadi busuk, zat ini adalah hasil dari pembusukan dari

bakteri tersebut.

24
i. Trigonelline

Zat yang satu ini adalah zat yang dapat melindungi gigi, meski

kadang seorang peminum kopi agak hitam giginya, namun zat ini yang

membuat gigi peminum kopi tidak gampang berlubang.

j. Niacin

Zat yang satu ini adalah senyawa yang kurang baik bagi tubuh,

karena senyawa ini dapat menyerap vitamin-vitamin dalam tubuh,

sedangkan vitamin sangat dibutuhkan tubuh untuk proses-proses yang ada

di dalam tubuh. Oleh karenanya meminum kopi hanya dianjurkan paling

banyak 2-3x sehari.

5. Proses Pengolahan Kopi

Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu

dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun

dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan

sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian

dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling

atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.

6. Manfaat Kopi Bagi Kesehatan

Menurut Hamdan dan Sontani (2019: 127) manfaat terbaik dari kopi bisa

diperoleh, jika kopi dikonsumsi tanpa bahan tambahan apa pun, seperti gula,

susu, atau krimer. Berikut ini berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari

meminum kopi, antara lain sebagai berikut :

25
a. Menjaga stamina, konsentrasi, dan meningkatkan semangat.

Mekanisme kerja kafein dalam tubuh berfungsi untuk menyaingi fungsi

adenosin (satu senyawa yang ada dalam sel otak agar membuat orang

tidur). Kafein akan membalikkan semua kerja adenosin, sehingga tubuh

tidak lagi mengantuk, muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata

terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik, otot-otot

berkontraksi, dan hati akan melepaskan gula ke aliran darah yang

membentuk energi ekstra.

b. Menurunkan potensi serangan kanker, diabetes melitus tipe 2, dan serangan

jantung.

Berdasarkan hasil penelitian, kandungan kafein di dalam kopi mampu

menekan pertumbuhan sel kanker secara bertahap, menurunkan risiko

terkena diabetes melitus tipe 2 dengan cara menjaga sensitivitas tubuh

terhadap insulin, dan terbukti mampu mencegah penyakit jantung. Manfaat

tersebut bisa diperoleh dengan mengonsumsi kopi sebanyak 3-4 gelas per

hari tanpa tambahan bahan apapun.

c. Mencegah dan mengatasi depresi.

Laporan di jurnal Archives of Internal Medicine DAPUS pada tahun 2011

menyimpulkan bahwa perempuan yang mengonsumsi 2-3 cangkir kopi

dalam sehari mengalami risiko depresi yang lebih rendah, yaitu sebesar

15%. Secara umum, meminum kopi mampu mengurangi risiko terkena

26
depresi sebesar 10% dibandingkan dengan orang-orang yang tidak

meminum kopi sama sekali.

d. Mencegah parkinson.

Sebuah laporan yang dipublikasikan pada Journal of American Medical

Association DAPUS tahun 2010 menyatakan bahwa kandungan kafein di

dalam kopi mampu menurunkan risiko penyakit parkinson.

e. Mencegah alzheimer dan demensia.

Penelitian menunjukkan bahwa meminum kopi secara teratur mampu

mengurangi risiko terkena alzheimer hingga 65%. Cara ini tentunya harus

diimbangi dengan pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan bergizi

secara teratur.

f. Membersihkan saluran pencernaan (usus besar) melalui enema kopi.

Pertama kali enema kopi di perkenalkan oleh Dr. Meyer dan Dr. Hubner

dari Departemen kedokteran Universitas Gottingen, Jerman. Mereka

mendapati bahwa kafein dalam kopi mampu melancarkan aliran empedu

dan membantu fungsi hati.

g. Melindungi dari penyakit hati (liver).

Penelitian menujukkan, bahwa minum kopi sangat bermanfaat dalam

mengurangi risiko terkena sirosis hati atau kanker hati hingga 80%.

27
h. Menjaga kesehatan mulut.

Kopi mengandung zat yang memiliki sifat anti bakteri. Zat ini dapat

membantu penyembuhan gigi berlubang, plak, dan infeksi gusi. Dalam

jangka panjang, Kopi berpotensi menekan risiko kanker mulut.

i. Masker wajah.

Kopi banyak digunakan sebagai bahan baku membuat masker kecantikan

wajah. Manfaatnya, menjadikan kulit kencang dan mengangkat sel kulit

mati.

j. Perawatan kulit kepala.

Kandungan kafein pada kopi juga bermanfaat untuk mencegah kerontokan

rambut dan menjaga kesehatan kulit kepala.

7. Dampak Negatif Kopi Bagi Kesehatan

Menurut Syahrianti (2009: 85), beberapa dampak negatif kopi bagi

kesehatan antara lain sebagai berikut :

a. Zat adiktif

Zat adiktif yang terkandung dalam biji kopi akan membuat orang

menjadi ketergantungan, bagi mereka pecandu kopi akan merasa sangat

lemah dan lesu saat mereka tidak mendapatkan kopi yang sesuai dengan

takaran konsumsi. Menghentikan kebiasaan minum kopi bagi para pecandu

akan berefek seperti gejala stres dimana akan merasakan sakit kepala,

kelelahan, sulit bekonsentrasi dan depresi meski bersifat sementara.

28
b. Penambahan berat badan dan obesitas

Terlepas dari kebiasaan pecandu kopi yang sering kali menambahkan

susu, krim, dan gula bahwa kopi ternyata dapat menyebabkan penambahan

berat badan karena bendungan kafein dapat merangsang produksi hormon

yang merangsang nafsu makan dan keinginan untuk makan berkalori tinggi.

Meskipun kafein dikenal untuk membantu dengan jangka pendek penurunan

berat badan, dalam jangka panjang konsumsi berat lebih cenderung

menyebabkan penambahan berat badan.

c. Menimbulkan rasa cemas

Kafein yang terkandung dalam biji kopi dapat merangsang sistem

saraf pusat yang menyebabkan kecemasan dan kegelisahan jika dikonsumsi

dalam jumlah banyak setiap hari dapat menguras kelenjar adrenal,

menurunkan daya tahan terhadap stres dan membuat seseorang lebih rentan

terhadap penyakit.

d. Hipoglikemia

Hipoglikemi kafein dikenal untuk memicu pelepasan glikogen oleh

hati, yang menyebabkan ketidakseimbangan kadar gula darah. Kondisi ini

juga dikenal sebagai hipoglikemia (gula darah rendah) dapat menyebabkan

kelemahan, gugup, berkeringat, dan jantung berdebar.

e. Menyebabkan osteoporosis

Asupan berlebih kopi mengganggu penyerapan yang tepat nutrisi dan

mineral oleh tulang meningkatkan resiko osteoporosis. Sebuah studi yang

29
dilakukan pada wanita pasca menopouse, menemukan bahwa minum 4

cangkir atau lebih kopi per hari dapat menyebabkan penurunan kepadatan

tulang.

f. Menimbulkan insomnia dan rasa gelisah.

Dilansir dari Medical News Today, Prof. Drake, seorang investigator

di Henry Ford Sleep Disorders and Research Center, mengatakan bahwa

Anda sebaiknya menghindari kafein setelah jam 5 sore jika Anda ingin

mendapatkan tidur malam yang baik Jika tidak ingin mengalami gangguan

tidur, sebaiknya tidak mengonsumsi kopi. kafein menghambat kerja

adenosine receptor dalam tubuh sehingga membuat Anda terhindar dari rasa

kantuk. DAPUS

Mengkonsumsi kopi diatas 250 mg sekaligus dapat menyebabkan

gangguan kesehatan seperti kenaikan tekanan darah tiba-tiba, jantung

berdebar, gelisah, insomnia (sulit tidur), gugup tremor (tangan bergetar),

bahkan mual sampai muntah. Kopi berbahaya bagi penderita hipertensi

(tekanan darah tinggi) karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan

darah meningkat tajam, selain itu bila dalam sehari mengkonsumsi 1,360 gr

kopi kasar (sekitar 6-7 cangkir) per hari beresiko terkena serangan jantung

atau stroke naik sampai 10% dan terjadi penyusutan kadar vitamin B6

hingga 21%.

30
g. Masalah pencernaan.

Sifat stimulan kopi sebagai peristaltik usus menyebabkan kondisi

sakit perut terutama bagi mereka yang sensitif. Penderita radang lambung

(gastritis) dan radang usus besar (colitis) juga tidak dianjurkan mengonsumsi

kopi.

h. Membuat noda di gigi.

Bagi pecinta kopi, kopi dapat meninggalkan noda di gigi.

i. Meningkatkan resiko keguguran.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika menyarankan wanita

hamil menghilangkan kebiasaan minum produk berkafein. Penelitian

terakhir menyatakan bahwa ibu hamil yang minum minunan berkafein

seperti kopi, minuman bersoda, teh, dan cokelat dapat menyebabkan lebih

banyak masalah bagi janin. Bahkan kafein telah dihubungkan dengan

keguguran dan berkurangnya berat badan bayi saat lahir.

Konsumsi kopi yang berlebihan hingga 8 cangkir sehari tidak

dianjurkan pada wanita hamil karena meningkatkan resiko kematian janin.

Muncul juga peningkatan gejala post menapouse syndrome pada wanita

yang mengonsumsi kopi. MASIH BINGUNG

j. Mengurangi zat besi.

Konsumi kopi dapat berpengaruh mengarah pada defisiensi zat besi

pada ibu hamil dan janin. Kopi juga terkait dengan berkurangnya penyerapan

zat besi.

31
8. Tips Minum Kopi

Menurut Hamdan dan Sontani (2019: 131), beberapa tips meminum kopi,

antara lain sebagai berikut :

a. Batasi minum kopi harian.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari University

of Southampton, porsi terbaik konsumsi kopi untuk kesehatan adalah 3-4

cangkir sehari. Kelebihan porsi harian kopi juga dapat menyebabkan

osteoporosis, dehidrasi, sembelit, dan iritasi lambung.

Minum kopi lebih dari 250mg sekaligus dapat menyebabkan

jantung berdebar, gelisah, tremor, mual, muntah.

b. Konsumsi jenis kopi arabika bagi para penderita magh dan sensitif terhadap

kafein.

Kopi arabica memiliki kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan

dengan kopi robusta. Karena itu, bagi penikmat kopi yang memiliki kadar

asam lambung tinggi atau menderita magh dapat memilih kopi jenis

arabika.

c. Waktu terbaik untuk minum kopi.

Menurut para ilmuwan, waktu yang tepat untuk menikmati

secangkir kopi adalah pukul 9.30-11.30. Alasannya, kafein berinteraksi

dengan hormon penting dalam tubuh yaitu hormon kortisol yang membantu

meregulasi jam internal tubuh serta meningkatkan kewaspadaan.

32
d. Minum kopi sebaiknya setelah atau sebelum makan.

Sebaiknya, minum kopi setelah makan untuk mendapatkan khasiat

kesehatan dari kopi. Pasalnya, kafein membuat tubuh melepaskan gula

menuju aliran darah. Kondisi tersebut menyebabkan pankreas melepaskan

insulin dan membuat tubuh mengeluarkan gula yang berlebih. Sementara

itu, ketika perut sedang kosong, kandungan kafein dalam kopi membuat

gula darah turun drastis dan menyebabkan seseorang ingin mengonsumsi

gula lebih banyak. Mengisi perut sebelum meminum kopi juga

menghindari perut kembung, terutama bagi mereka yang memiliki perut

sensitif, seperti maagh atau memiliki kadar asam lambung yang tinggi.

e. Hindari meminum kopi saat PMS.

Kafein dalam kopi juga berpotensi memperparah gejala

premenstrual syndrome (PMS). Banyak wanita yang sering mengeluh sakit

kepala, nyeri, dan kembung. Kafein dapat menyebabkan hal tersebut terjadi

karena kafein bersifat mengurangi kandungan vitamin B dan proses

metabolisme pada tubuh.

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep lain dari masalah yang ingin diteliti

[ CITATION Sum11 \l 1057 ]. DAPUS

33
Gambar 2. Kerangka Konsep

Pengetahuan Remaja

Dampak Meminum Kopi

Dampak Dampak
Negatif Positif

Keterangan :

= Diteliti

E. Definisi Operasional

Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan

ukuran dalam penelitian.

Tabel 1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skor Skala

1. Pengetahuan Kemampuan dalam Kuesioner Tingkat pengetahuan : Ordinal


menjawab pertanyaan yang * Baik > 76% (jawaban
diberikan yang berkaitan benar 8-10 soal)
dengan dampak meminum * Cukup 56-75%
kopi bagi kesehatan pada (jawaban benar 6-8

34
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skor Skala

lembar kuesioner meliputi : soal)


 Dampak positif kopi * Kurang < 56%
 Dampak negatif kopi (jawaban benar < 5
 Pola konsumsi soal)
 Zat yang terkandung

2. Umur Usia responden yang Kuesioner Remaja awal Ordinal


terhitung sejak lahir sampai (12-15 tahun)
sekarang  Remaja madya
(15-18 tahun)
 Remaja akhir
(18-22 tahun)

35

Anda mungkin juga menyukai