Anda di halaman 1dari 13

Volume 07, Nomor 02, November 2016

Hal. 149-161

HUBUNGAN KEBIASAAN MINUM KOPI TERHADAP


TINGKAT HIPERTENSI
(Correlation Habit of Drinking Coffee to the Level of Hypertension)

Rita Rahmawati*, Dian Daniyati**

* Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik Jl. A.R.
Hakim No. 2B Gresik, email: ners.ritarahmawati@gmail.com
** Mahasiswa PSIK FIK Universitas Gresik

ABSTRAK

Kopi merupakan salah satu minuman favorit di dunia. Konsumsi kopi


mempengaruhi hipertensi telah lama menjadi perdebatan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pada frekuensi tertentu kebiasaan minum kopi dapat
meningkatkan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi merupakan penyakit yang
timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang.
Kopi dapat mempengaruhi tekanan darah karena adanya kandungan kafein.
Kafein memiliki efek terhadap tekanan darah secara akut, terutama pada penderita
hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kebiasaan minum
kopi terhadap tingkat hipertensi.
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional, subjek penelitian
sebanyak 58 orang, subjek penelitian ini adalah warga wilayah kerja
puskesmas nelayan kabupaten gresik yang berusia 45-65 tahun, diambil
secara Purposive sampling. Kebiasaan minum kopi dilihat dari frekuensi
kopi, jenis kopi, lama minum kopi, kekentalan kopi diambil menggunakan
kuisioner dan wawancara terstruktur, dan tingkat hipertensi menggunakan
observasi. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji statistik spearmans rho
dengan nilai standar <0,05.
Hasil didapatkan nilai signifikan (2-tailed)= 0,000 yang berarti ada
hubungan kebiasaan minum kopi terhadap tingkat hipertensi, sedangkan nilai
korelasi r= 0,809 artinya ada derajat hubungan sangat kuat antara kebiasaan
minum kopi terhadap tingkat hipertensi.
Penelitian ini menunjukkan ada hubungan kebiasaan minum kopi
terhadap tingkat hipertensi di wilayah kerja puskesmas nelayan kabupaten gresik
yang dilihat dari frekuensi kopi, jenis kopi, lama minum kopi dan kekentalan
kopi, rata-rata pasien yang mempunyai kebiasaan minum kopi berat mengalami
hipertensi.

Kata Kunci : kebiasaan minum kopi, tingkat hipertensi

ABSTRACT

Coffee is one of the favorite drink in the world. Consumption of


coffee affect hypertension has long been debate Some experiments show that

149
at the frequency certain the habit of drinking coffee can increase blood
pressure (hypertension). Hypertension is a disease that occur due to the
interaction of a risk factor owned someone. The coffee can affect blood
pressure because of the content caffeine. Caffeine is increases blood
pressure. This study aim was to explain the correlation habit of drinking
coffee to the level hypertension.
The experiment used Cross Sectional design, the subject of research
as many as 58 respondents, the subject of this study in working area
Puskesmas Nelayan Kabupaten Gresik aged 45-65 years, taken in Purposive
sampling. The habit of drinking coffee seen from the frequency of coffee, the
kind of coffee, long drinking coffee, viscosity coffee taken used a
questionnaire and planned manner of interviews, and the hypertension taken
used a observations. Analyze statistics do is test statistics spearmans rho
with the value of the standard <0.05.
The results of research obtained with analyze the Test statistics
spearmans rho established value significant ( 2-tailed ) = 0,000 which means
the correlation habit of drinking coffee to the level hypertension, while the
value of correlation r= 0,809 means that there is very strong degress
relationship between the habit of drinking cofee to the level hypertension.
The results of this research shows there is the correlation habit of
drinking coffee to the hypertension in working area Puskesmas Nelayan
Kabupaten Gresik wich seen from the frequency of coffee, the kind of coffee,
long drinking coffee, and viscosity coffee, the average patients who have the
habit of the weight of drinking coffee heavy exprerience hypertension.

Keywords: the habit of drinking coffee, the hypertension.

dengan luar negeri, amerika


PENDAHULUAN misalnya, sebagaian besar
masyarakat menyukai kopi, sehingga
Kopi merupakan salah satu minuman istilah coffee break sampai saat ini
yang paling banyak diminati oleh masih digunakan dan menjadi
masyarakat Indonesia maupaun pertanda untuk menyatakan waktu
negara lain selain kegemaran istirahat (National Geographic,2009).
mengkonsumsi teh. Kegemaran Pengaruh kopi terhadap tekanan
mengkonsumsi kopi sudah dilakukan darah akan menimbulkan dampak
turun-temurun sejak jaman nenek pada kesehatan masyarakat,
moyang, bahkan dalam setiap pengaruh kopi pada hipertensi saat
jamuan makan baik secara formal ini masih kontroversial, selain itu
maupun non formal, sajian kopi tidak hipertensi merupakan masalah
pernah terlupakan. Kondisi ini sama kesehatan. Hipertensi merupakan

150
keadaan peningkatan tekanan darah peningkatan pasien yang di diagnosa
yang dapat menimbulkan berbagai hipertensi.
komplikasi, misalnya stroke, gagal Word Health Organization
ginjal, dan hipertrofi ventrikel kanan (WHO) pada tahun 2000, Prevalensi
(Bustan MN, 2007). American penderita hipertensi di Indonesia
Society of Hypertension (ASH) terus terjadi peningkatan. Hasil
mendefinisikan hipertensi sebagai Survei Kesehatan Rumah Tangga
suatu sindrom kardiovaskuler yang (SKRT) pada tahun 2000 sebesar
progresif sebagai akibat dari kondisi 21% menjadi 26,4% dan 27,5% pada
lain yang kompleks dan saling tahun 2001 dan 2004. Hipertensi
berhubungan. Kopi adalah bahan diperkirakan meningkat lagi menjadi
minuman yang banyak mengandung 37% pada tahun 2015 dan menjadi
kafein. Kopi juga berakibat buruk 42% pada tahun 2025, Kenaikan
pada jantung. Kafein dapat kasus hipertensi terutama di negara
menstimulasi jantung untuk bekerja berkembang diperkirakan sekitar
lebih cepat sehingga mengalirkan 80% pada tahun 2025 dari sejumlah
lebih banyak cairan setiap detiknya. 639 juta kasus di tahun 2000, di
Kebiasaan minum kopi didapatkan perkirakan menjadi 1,15 milyar
dari satu cangkir kopi mengandung kasus di tahun 2025. Prediksi ini
75–200 mg kafein, sehingga minum didasarkan pada angka penderita
kopi lebih dari empat cangkir sehari hipertensi saat ini dan pertambahan
dapat meningkatkan tekanan darah penduduk saat ini. Di Indonesia
sistolik sekitar 10 mmHg dan Menurut data Kementrian Kesehatan
tekanan darah diastolik sekitar 8 RI tahun 2009 menunjukkan bahwa
mmHg (Sutedjo, 2006). Di gresik prevalensi hipertensi sebesar 29,6%
meminum kopi sudah bukan hal yang dan meningkat menjadi 34,1% tahun
langka lagi, seperti yang kita ketahui 2010. Banyaknya penderita
disetiap jalan bahkan setiap komplek hipertensi diperkirakan 15 juta orang
pun selalu menyediakan tempat- tetapi hanya 4% yang merupakan
tempat minum kopi, dan dari data hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-
awal Puskesmas Nelayan Gresik 3 15% pada orang dewasa, 50%
bulan terakhir mengalami diantaranya tidak menyadari sebagai

151
penderita hipertensi sehingga mereka abnormal tekanan darah dalam
cenderung untuk menjadi hipertensi pembuluh darah arteri secara terus-
berat karena tidak menghindari dan menerus. Hal ini terjadi bila arteri
tidak mengetahui faktor risikonya, konstriksi yang dapat membuat darah
dan 90% merupakan hipertensi sulit mengalir dan meningkatkan
esensial (Armilawaty, 2007). tekanan melawan dinding arteri.
Prevalensi penyakit hipertensi Hipertensi menambah beban kerja
cenderung mengalami peningkatan di jantung dan arteri yang bila berlanjut
Provinsi Jawa Timur, beberapa dapat menimbulkan kerusakan
puskesmas dengan jumlah penderita jantung dan pembuluh darah
hipertensi tertinggi di provinsi Jawa (Udjianti, 2010). Penyebab hipertensi
Timur, berdasarkan data yang secara pasti masih belum diketahui
diperoleh dari Puskesmas seluruh dengan jelas. Data menunjukkan,
Kabupaten Gresik menunjukkan hampir 90% penderita hipertensi
bahwa jumlah kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya secara
meningkat dari tahun 2011 hingga pasti (Rismayanti, 2014). Namun
tahun 2012. Pada tahun 2011 para ahli telah mengungkapkan
sebanyak 997 kasus, dan tahun 2012 bahwa faktor penyebab terjadinya
sebanyak 1.260 kasus (Warniati, hipertensi pada umumnya dibagi
2012). Berdasarkan data awal dari dalam dua kelompok besar yaitu
Puskesmas Nelayan Gresik pada faktor yang melekat atau tidak dapat
bulan september 30 penderita diubah seperti keturunan (genetika),
hipertensi, pada bulan oktober jenis kelamin dann umur. Sedangkan
mengalami peningkatan yaitu 45 faktor yang dapat diubah adalah
penderita hipertensi, dari 30 pasien kegemukan, kurang olahraga,
lama yang kambuh kembali dan 15 konsumsi garam berlebihan,
pasien baru, dan bulan november kebiasaan konsumsi kopi, merokok,
mengalami peningkatan sebesar 68 mengkonsumsi alkohol, stres dan
penderita hipertensi, 30 pasien lama lain-lain (Suiraoka, 2012). Faktor
dan 38 pasien baru. kebiasaan konsumsi kopi yang masih
Hipertensi atau tekanan darah menjadi perdebatan. Kopi merupakan
tinggi adalah suatu peningkatan sejenis minuman yang berasal dari

152
proses pengelolahan biji kopi, kopi sehingga terjadi peningkatan sekresi
hanya memiliki dua spesies yaitu natrium dan air, hal tersebut
coffe arabica dan coffe robusta mengakibatkan penurunan volume
(saputra.,2008). Kopi dapat plasma, curah jantung dan tekanan
digolongkan sebagai minuman perifer sehingga tekanan darah akan
psikostimulant (minuman yang menurun. Kafein memiliki efek
menyebabkan rasa sejahtera, antagonis yang kompetitif terhadap
mengurangi kelelahan dan depresi, reseptor adenosin, adenosin
dan menyebabkan perubahan suasana merupakan neuromodulator yang
hati dan masalah tidur) yang akan mempengaruhi sejumlah fungsi pada
menyebabkan orang tetap terjaga, susunan saraf pusat, hal ini
mengurangi kelelahan, dan berdampak pada vasokontriksi dan
memberikan efek fisiologis berupa meningkatkan total resisten perifer,
energi (Bhra L.A.M.,2005). Kopi yang akan menyebabkan tekanan
yang sehat bagi kesehatan adalah darah naik (Michael J. Klag. Dkk.
kopi yaang murni yang cara 2010).
minumnya hanya kopi dan air panas Berdasarkan identifikasi di
tanpa campuran gula sedangkan atas, peneliti tertarik untuk meneliti
fenomena saat ini banyak kopi-kopi apakah ada pengaruh minum kopi
tidak murni yang dapat terhadap hipertensi, agar seorang
mempengaruhi kesehatan penikmat yang tidak mengalami sakit
kopi mekanisme kerja kopi pada hipertensi mengetahui efek dari
pembulu darah kopi dapat minum kopi dan seorang yang
mempengaruhi tekanan darah karena mengalami sakit hipertensi, menjadi
mengandung polifenol, kalium, dan hipertensi terkontrol.
kafein. Polifenol dan kalium bersifat
menurunkan tekanan darah. Polifenol METODE DAN ANALISA
menghambat terjadinya
atherogenesis dan memperbaiki Metode penelitian ini
fungsi vaskuler, kalium menurunkan menggunakan Cross Sectional, yang
tekanan darah sistolik dengan bertujuan untuk mengetahui
menghambat pelepasan renin hubungan kebiasaan minum kopi

153
terhadap tingkat hipertensi. sedangkan variabel dependennya
Penelitian ini dilakukan di Wilayah adalah kejadian hipertensi (tingkat
Kerja Puskesmas Nelayan Kabupaten hipertensi). Instrumen yang
Gresik, pada bulan Februari 2016. digunakan pada penelitian ini adalah
Populasi dalam penelitian ini lembar kuesioner wawancara
adalah semua pasien yang didiagnosa tersetruktur dan lembar observasi.
hipertensi di Puskesmas Nelayan Untuk lembar kuesioner kebiasaan
Gresik sebanyak 58 orang. Sampling minum kopi meliputi 3 pertanyaan
pada penelitian ini adalah yang mencangkup tentang: Frekuensi
menggunakan metode purposive Kopi, Jenis Kopi, Lama Minum
sampling yaitu suatu teknik Kopi, Kekentalan Kopi. Data
penetapan sampel dengan cara tersebut diolah dan dianalisis dengan
memilih sampel diantara populasi menggunakan uji statistic correlation
sesuai dengan yang dikehendaki Spearman Rho dengan nilai
peneliti (tujuan /masalah dalam kemaknaan p ≤ 0,05. Apabila hasil
penelitian), sehingga sampel tersebut uji statistik didapat p ≤ 0,05, maka H
dapat mewakili karakteristik populasi diterima yang berarti ada hubungan
yang telah dikenal sebelumnya. kebiasaan minum kopi terhadap
Berdasarkan perhitungan besar tingkat hipertensi. Sebaliknya
sampel didapatkan jumlah sampel Apabila hasil uji statistik didapat p ≥
sebanyak 58 orang (responden) yang 0,05, maka H ditolak yang berarti
sesuai dengan keriteria inklusi. tidak ada hubungan kebiasaan
Variabel independen pada penelitian minum kopi terhadap tingkat
ini adalah kebiasaan minum kopi, hipertensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Kebiasaan Minum Kopi
Tabel 5.1 Kebiasaan Minum Kopi pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Nelayan Kabupaten Gresik 2016.

Kategori Frekuensi Prosentase


Ringan 0 0%
Sedang 2 3,4%
Berat 56 96,6%
Total 58 100

154
Tabel 5.1 menunjukkan hasil berat cenderung lebih tinggi
penelitian dengan menggunakan responden dengan usia 45-55 tahun
kuesioner dan wawancara terstruktur sebanyak 39 orang (67%) disebabkan
didapatkan bahwa sebagian besar karena ada faktor yang
responden memiliki kebiasaan mempengaruhi yaitu ajakan teman,
minum kopi berat sebanyak 56 untuk melepas rindu dengan teman
(96.6%) orang dan sebagian kecil lama, melepas jenuh, faktor
responden dengan kebiasaan minum konsumsi rokok, Konsumsi rokok
kopi sedang sebanyak 2 (3.4%) yang mempengaruhi kebiasaan orang
orang. minum kopi setelah merokok
Berdasarkan kebiasaan (merupakan salah satu faktor yang
minum kopi dikaitkan dengan dapat di ubah) dan lingkungan yang
frekuensinya, subyek yang minum sudah banyak menyediakan tempat-
kopi 1-2 cangkir per hari memiliki tempat minum kopi seperti cafe,
resiko hipertensi sebanyak 4,12 kali warung dan lain-lain, , data tersebut
lebih tinggi dibanding subjek yang mendukung teori dari (Rizaldi Yoke,
tidak memiliki kebiasaan minum 2014). Yang mempengaruhi
kopi. Hal ini sesuai dengan penelitian seseorang untuk meminum kopi
(Michael J. Klag dkk, 2010) yang diantarannya adalah Ajakan teman,
menunjukkan bahwa resiko sarana bertemu teman lama, melepas
hipertensi konsumsi kopi 1-2 cangkir rindu, sarana melepas jenuh, faktor
perhari lebih tinggi jika konsumsi rokok, lingkungan yang
dibandingkan dengan tidak sudah banyak menyediakan tempat-
mengkonsumsi kopi cangkir perhari. tempat minum kopi seperti cafe,
Kandungan terbesar dalam kopi, warung. Data demografi yang
yaitu kafein, memiliki efek terhadap mempunyai kebiasaan minum kopi
tekanan darah secara akut, terutama cenderung berjenis kelamin laki-laki
pada penderita hipertensi. sebanyak 38 orang (60%) karna pada
Berdasarkan hasil penelitian, umumnya laki-laki yang mempunyai
menunjukkan bahwa responden yang kebiasaan minum kopi dibandingkan
memiliki kebiasaan minum kopi perempuan yang hanya 20 orang

155
(34%). Demografi yang mempunyai umumnya laki-laki yang mempunyai
kebiasaan minum kopi cenderung kebiasaan minum kopi dibandingkan
berjenis kelamin laki-laki sebanyak perempuan yang hanya 20 orang
38 orang (60%) karna pada (34%).
2. Tingkat Hipertensi
Tabel 5.2 Tingkat hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nelayan Kabupaten
Gresik 2016.

Kategori Frekuensi Prosentase


Prehipertensi (Ringan) 0 0%
Hipertensi Derajat 1 3 5.2%
(Sedang)
Hipertensi Derajat 2 55 94.8%
(Berat)
Total 58 (100%)

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang terkena


hipertensi derajat 2 (berat)) sebanyak 55 orang (94.8%).
Tabel 5.2 : Klasifikasi tekanan darah

No Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1. Normal < 120 <80
2. Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
3. Hipertensi derajat I 140 – 159 90 – 99
4. Hipertensi derajat II >160 >100
Joint National Committee on Prevention, Delection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Preassure (JNC VII, 2014).
Menurut WHO, penyakit lebih tinggi dari 140/90 mmHg (JNC
hipertensi merupakan peningkatan VII, 2014). Teori etiologi hipertensi
tekanan sistolik lebih besar atau penyebab yang tidak dapat diubah:
sama dengan 160 mmHg dan atau seiring dengan bertambahnya usia,
tekanan diastolic sama atau lebih maka resiko terserang hipertensi
besar 95 mmHg (Nasrin, 2005). juga semakin meningkat. Karena
Hipertensi didefinisikan oleh Joint semakin usia bertambah, elastisitas
National Committee on Delection, pembuluh darah akan berkurang,
Evaluation and treatment of High sehingga cenderung mengalami
Blood Pressure sebagai tekanan yang penyempitan pembuluh darah.

156
Sampai usia 45 tahun, pria lebih besar dari 58 responden dengan umur
beresiko mengalami hipertensi. Jenis 45-55 tahun dan berjenis kelamin
kelamin berpengaruh pada terjadinya laki-laki, hipertensi dialami laki-laki
hipertensi. Pria mempunyai risiko karena adanya pengaruh hormon.
sekitar 2,3 kali lebih banyak kelompok tersebut juga memiliki
mengalami peningkatan tekanan resiko kenaikan tekanan darah yang
darah sistolik dibandingkan dengan meningkat seiring bertambahnya
perempuan, karena pria diduga usia, dan tidak berperilaku hidup
memiliki gaya hidup yang cenderung sehat. dan data yang diperoleh dari
meningkatkan tekanan darah. Wilayah Kerja Puskesmas Nelayan
Hasil dari penelitian ini Kabupaten Gresik menunjukkan
menunjukkan bahwa keseluruhan bahwa prevalensi hipertensi tinggi
responden mengalami hipertensi pada kelompok usia 45-55 tahun.
berat sebanyak 94.8% Sebagian

3. Hubungan Kebiasaan Minum Kopi Terhadap Tingkat Hipertensi


Tabel 5.3 Hubungan kebiasaan Minum Kopi Terhadap Tingkat Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Nelayan Kabupaten Gresik 2016.
No Kebiasaan Tingkat Hipertensi Total
. Prehipertensi Derajat 1 Derajat 2 N %
(Ringan)
N % N % N %
1 Ringan 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
2 Sedang 0 0% 2 3.44% 0 0% 2 3.44%
3 Berat 0 0% 1 1.72% 55 94.82% 56 96.55
%
Jumlah 0 0% 3 5.17% 55 94.82% 58 100%
Spearman Rho p=0,000 r=0,809

Hasil analisis statistik Gresik bulan februari 2016. Dengan


menggunakan Spearman Rho derajat korelasi hubungan r = 0,809
menunjukkan tingkat kemaknaan p= berarti korelasi sangat kuat.
0,000 ≤ α (0,05) yang artinya ada Hal ini sesuai dengan
hubungan kebiasaan minum kopi penelitian (Michael J. Klag dkk,
terhadap tingkat hipertensi di 2010) yang menunjukkan bahwa
wilayah kerja Puskesmas nelayan resiko hipertensi konsumsi kopi 1-2

157
cangkir perhari lebih tinggi jika yang akan menyebabkan tekanan
dibandingkan dengan tidak darah naik (Martiani, 2012).
mengkonsumsi kopi cangkir perhari. Data tabulasi yang diperoleh
Kandungan terbesar dalam kopi, rata-rata responden yang memiliki
yaitu kafein, memiliki efek terhadap kebiasaan minum kopi berat juga
tekanan darah secara akut, terutama mengalami hipertensi berat, hanya 2
pada penderita hipertensi. responden dari 58 orang memiliki
Peningkatan tekanan darah ini terjadi kebiasaan minum kopi sedang dan
melalui mekanisme biologi antara mengalami hipertensi sedang. Dan 1
lain kafein mengikat adenosin, diantara 58 responden memiliki
mengaktifasi sistem saraf simpatik kebiasaan minum kopi berat namun
dengan meningkatkan konsentrasi mengalami hipertensi sedang, karna
cathecolamines dalam plasma, dan ada faktor lain yang mempengaruhi
menstimulasi kelenjar adrenalin serta pada responden ini yang berpengaruh
meningkatkan produksi kortisol. Hal pada tingkat hipertensi di tinjau dari
ini berdampak pada vasokonstriksi parameter kuesioner kebiasaan
dan meningkatkan total resistensi minum kopi, pada pertanyaan
perifer, yang akan menyebabkan tentang lama minum kopi responden
tekanan darah naik (Martiani, 2012). ini memilih jawaban setiap hari
Hal ini membuktikan meminum kopi, teori kafein pada
bahwa peningkatan darah ini terjadi tubuh manusia dapat mentolerir
melalui mekanisme mekanisme kafein yang di minum seseorang
biologi antara lain kafein mengikat setiap harinya dan dalam jangka
adenosin, mengaktifasi sistem saraf waktu panjang (martiani, 2012).
simpatik dengan meningkatkan Data tabulasi kebiasaan
konsentrasi cathecolamines dalam minum kopi yang telah di hubungkan
plasma, dan menstimulasi kelenjar dengan tingkat derajat hipertensi
adrenalin serta meningkatkan pada penelitian ini menunjukkan
produksi kortisol. Hal ini berdampak hasil nilai korelasi sebagai berikut:
pada vasokonstriksi dan pada frekuensi kopi r : 390, jenis
meningkatkan total resistensi perifer, kopi r : 947, lama minum kopi r :
604, kekentalan kopi r : 657,

158
kebiasaan minum kopi r:809, dan dari 100-150 mg kafein atau
dapat disimpulkan bahwa jenis kopi setara dengan 3 sendok teh.
merupakan faktor yang paling tinggi 2. Bagi Puskesmas dan Perawat
nilai tingkat korelasinya dengan Pegawai kesehatan diwajibkan
kebiasaan minum kopi terhadap memberi penyuluhan (head
tingkat hipertensi, dan yang paling education) kepada semua
rendah nilai korelasinya adalah masyarakat khususnya wilayah
frekuensi kopi. kerja Puskesmas Nelayan
Kabupaten Gresik
SIMPULAN DAN SARAN 3. Saran Bagi Peneliti selanjutnya
Simpulan Perlunya dilakukan penelitian
Sebagian besar responden lebih lanjut dengan
memiliki kebiasaan minum kopi membuktikan faktor hipertensi
(berat), responden tersebut sebagian lebih lengkap serta dengan topik
besar mengalami tingkat hipertensi hubungan lainnya, seperti faktor
derajat 2 (berat) karena sebagian hipertensi asupan garam, stress,
besar responden tersebut berumur kurang olahraga, dan lain-lain.
45-55 tahun berjenis kelamin laki-
DAFTAR PUSTAKA
laki merupakan kelompok yang
memiliki resiko hipertensi seiring Ariefmansjoer, (2005). Mengenal,
mencegah, Mengatasi
bertambahnya usia, dan ada
Silent Killer Hipertensi.
hubungan sangat kuat antara Jawa Tengah : Pustaka
Widyamara.
kebiasaan minum kopi terhadap
Tingkat Hipertensi di Wilayah Kerja Beaudion, L. E., Edgar , L.(2003).
Their Importance to
Puskesmas Nelayan Kabupaten Nurses’ Quality of work
Gresik. life. Nursing Economics,
May-June, pp. 106 – 113.
Saran
Benedetti M.D.et al. (2013)
1. Bagi Masyarakat
smoking,alchohol,and
Penderita hipertensi diwajibkan coffe consumption
preceding parkinson’s
mengurangi konsumsi kopi
disease, Neurology.
setiap hari minimal 1 cangkir
Bhara, L.A.M. (2002). Determination
kopi yang mengandung kurang of Caffeine Content Of tea
and instant coffe Brands

159
Found in the Kenyan older Adults, Am J
Market. African Jurnal of Epidemol; 156:842-8p.947
Food Science;4(6):353-
358. Klag MJ, Wang NY, Meoni LA,
Brancati FL, cooper LA,
Brooks, B. A., Aderson, B.,(2007). Liang KY, et al. (2002)
Assesing The Nursing Coffe Intake and
Quality of Work Life. Hypertension. Arch Intern
Nursing Administration Med;162:657-662.
Quarterly, pp. 152 – 157.
Kosnayani, A.S. (2007) Penelitian
Calixto F.S & Rubio M.E.D. (2010) Kesehatan Jasmani Di
dalam ACS’ Jurnal of Tinjau Dari Asupan
Agricultural and Food Nutrisi Pada Tubuh. Jawa
Chemistry. Tengah.
Corwin, MC, El-somey A. (2005). Lelyana R., (2008) Blood Pressure
Explaining Complication Response to Chronic
Result in Hypertension. Intake of Coffe and
Jurnal of Human Caffeine: a Meta-Analysis
Hypertension; 20:909-912. of Randomized Controlled
Trials. Jurnal of
Dieter Belitz, Grosch Werner, Hypertension; 23;921-28.
Schieberle Peter. (2009)
Food Chemistry. Jerman: Lumbantobing. (2008). In the
spinger;. p.940, p.947 Pathogenesis of
Hypertention; 356:1996-
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa 1978
Timur. Profil Kesehatan
Kabupaten Gresik (2012). Majid. (2005). Impact of Dietary and
Jawa Timur: Dinas Lifestyle Factors on the
Kesehatan Kabupaten Prevalence of
Gresik; (2012). Hypertension in westren
Population. Eur J Public
Gray, H.H. dkk. (2005). Kardiologi. Health. 14;43:235-9
Translation Copyright.
Surabaya : Erlangga, Martiani A. (2012) Studi Diskriptif
hal :81 Tentang Faktor Risiko
Hipertensi Ditinjau Dari
Green LW. & Kreuter MW. (1991). Kebiasaan Minum Kopi.
Health Promotion Planing. Semarang:Fakultas
An educational and Kedokteran Universitas
Environmental Approach. Diponegoro.
2nd. Ed. Mountain View:
Mayfield Publishing Co. Nursalam. (2013). Metedologi
Penelitian Ilmu
Jhonson-kozlow,m.,et al,. (2009) Keperawatan: Pendekatan
Coffe compution and Praktis Edisi 3. Jakarta:
cognitive function among Salemba Medika.

160
Patrick, DN. (2010). Tanya Jawab
Mengenai Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta Barat :
Airlangga
Ridwansyah. 2005. Penelitian
Kesehatan Tentang
Kafein.Yogyakarta:Penerbi
t Kanisius;1993.
Prince, BT. (2005). Exercise and
Hypertension. Australia:
Australian Family
Physician.
Rizaldi yoke, Kenali Lima Dampak
Negative Kafein Bagi
Kesehatan Anda.
http://healinindonesia.com.
diakses pada tanggal 11
januari 2014.
Santoso, B.S. (2006). Ilmu Penyakit
jantung. Surabaya :
Airlangga, hal 47 Saputra,
PS. (2002). Kopi
Internasional dan
Indonesia.
Yogyakarta:Penerbit
Kanisius;1993. p.35.
Sasrtoasmoro Sudigdo, Ismael
Sofyan. (1995) Dasar –
Dasar Metedologi
Penelitian Klinis. Jakarta :
Binzrupa Aksara;. Hal 206
-212.
Wijaya, HH. (2009). Efek Samping
Rokok & Kopi Pada pasien
Penderita Hipertensi. Jakarta
: PT. Penebar Swadaya.

161

Anda mungkin juga menyukai