Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang, kopi merupakan minuman yang lazim dikonsumsi

oleh masyarakat di dunia. Sejak dulu, mengonsumsi kopi telah menjadi bagian

dari gaya hidup masyarakat di berbagai belahan dunia. Menurut data

International Coffee Organization (ICO) pada tahun 2019/20, konsumsi kopi di

dunia telah meningkat dari 1,24 juta karung menjadi 169,34 juta karung. Dalam

hal ini, Brazil adalah Negara yang penduduknya mengonsumsi kopi terbanyak

berdasarkan data konsumsi domestik yaitu sebesar 22.250 karung pada tahun

2019 [ CITATION Int19 \l 1033 ]

Menurut World Health Organization (WHO) mengakui kafein sebagai

salah satu zat adiktif. Meski tidak menyebabkan reaksi seperti ketergantungan

obat-obatan, namun kafein tetap dapat menyebabkan masalah ketergantungan,

baik secara psikologis maupun fisik [ CITATION Uni18 \l 1033 ].

Di Indonesia, kebiasaan minum secangkir kopi telah dilakukan oleh

masyarakat Indonesia sejak dulu. Namun, pada saat ini kopi sudah menjadi tren

di masyarakat dan telah menyebar hingga ke kalangan anak remaja. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik (BPS), impor kopi sepanjang Januari--Juni 2019

mencapai 16.617 ton. Meskipun volume tersebut turun drastis dari periode yang

sama tahun lalu yang mencapai 65.168 ton [CITATION Tim19 \l 1033 ].

1
2

Menurut Roland Griffiths dari Jhons Hopkins School of Medicine,

mereka yang mengonsumsi minimal 200 mg kafein atau setara dengan 480 ml

kopi memperlihatkan reaksi mood yang baik, senang, berenergi, perhatian yang

tajam, ramah, dan mudah bergaul[CITATION Gri09 \l 1033 ].

Menurut Bhara M dalam syahrianti 2009 kopi adalah suatu jenis

tumbuhan yang dibuat minuman dengan sifat psikostimulant sehingga

menyebabkan seseorang yang meminumnya akan tetap terjaga (susah tidur),

mengurangi kelelahan atau stress saar bekerja, serta mampu untuk memberikan

efek fisiologis yakni energi[ CITATION Bha05 \l 1033 ].

Berdasarkan survei pendahuluan, di beberapa kedai kopi yang ada di

Kota Palangkaraya tepatnya di kalangan remaja (peer group), 6 dari 10 anak

remaja yang mengonsumsi kopi mengeluh bahwa mereka mengalami kesulitan

untuk tidur (insomnia), lebih sering ingin merasa kencing, dan juga

mengeluhkan perut sering mules.

Berdasarkan data diatas peneliti tertarik untuk menyusun proposal karya

tulis ilmiah yang berjudul, “Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Dampak

Meminum Kopi Bagi Kesehatan Di Garasi Klasik Kopi Palangkaraya”.


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

dirumuskan masalah berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang

Dampak Meminum Kopi Bagi Kesehatan Garasi Klasik Kopi Palangkaraya”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja

tentang dampak meminum kopi bagi kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Dampak Meminum

Kopi Bagi Kesehatan berdasarkan definisi.

b. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Dampak Meminum

Kopi Bagi Kesehatan berdasarkan jenis kopi.

c. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Dampak Meminum

Kopi Bagi Kesehatan berdasarkan zat yang terkandung.

d. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Dampak Meminum

Kopi Bagi Kesehatan berdasarkan manfaat.

e. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Dampak Meminum

Kopi Bagi Kesehatan berdasarkan dampak negatif

f. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Dampak Meminum

Kopi Bagi Kesehatan berdasarkan pola konsumsi

g. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang Dampak Meminum

Kopi Bagi Kesehatan berdasarkan penyajian


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini merupakan kesempatan yang sangat bermanfaat untuk

menambah pengetahuan dan wawasan terutama di kalangan remaja tentang

dampak bagi kesehatan dari meminum kopi.

2. Bagi Institusi

Hasil diharapkan bermanfaat bagi institusi pendidikan untuk

menambah wawasan dan motivasi untuk melakukan penelitian dan sebagai

bacaan bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Palangka Raya.

3. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta

masukan tentang dampak meminum kopi bagi kesehatan terutama di kalangan

remaja.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Pengindraan melalui panca indra manusia yang meliputi

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), Pengetahuan yang dicakupi dalam

domain kognitif mempunyi enam tingkat, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah
6

di terima dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dapat

diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya.

d. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan

suatu materi kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu

dengan yang lain dapat ditunjukan dengan menggambarkan,

membedakan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru dengan dapat menyusun formulasi yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)
7

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur

dengan wawancara atau angket tentang materi yang akan di ukur dari

objek penelitian.

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau

responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan

kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan (Agus, 2013).

Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka

yang menggunakan peningkatan yaitu kolom menunjukkan letak ini maka

sebagai konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban

menunjukkan nilai tertentu. Dengan demikian analisa data dilakukan

dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda

nilainya lalu mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang

bersangkutan. Disini peneliti hanya menggunakan 2 pilihan yaitu : “Benar”

(B) dan “Salah” (S).

Prosedur berskala atau (scalling) yaitu penentu pemberian angka

atau skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan. Skor

yang paling sering digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan

jenjang/peringkat dalam penelitian biasanya dituliskan dalam presentase.

Pengetahuan : baik = 76 - 100%; cukup = 56 - 75%; dan kurang <56%

(Nursalam, 2008: 120).


8

Menurut Skinner (2007) didalam buku Agus (2013:8) pengukuran

tingkat pengetahuan dilakukan bila seseorang mampu menjawab mengenai

materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang

tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan

tersebut dinamakan pengetahuan.

Menurut Notoadmodjo (2012) dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah ada

2 yaitu :

a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradaban.

Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau

masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.

Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering

dipergunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak

mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan masalah.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan,

tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan

pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu

menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta

empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan


9

karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa

apa yang ditemukannya adalah sudah benar.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi pada masa lalu.

4) Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,

cara pikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya.

b. Cara Modern atau Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sebagai

berikut :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah (baik formal

maupun non formal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah


10

sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok

dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan semakin

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun

dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan

formal, akan tetapi juga diperoleh pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mengandung dua

aspek, yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek inilah

akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, maka akan

menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.

b. Informasi/media massa

Informasi adalah suatu yang dapat diketahui, namun ada pula

yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu,

informasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk

mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi,

mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan

tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi). Informasi

yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga


11

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-macam

media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang informasi baru. Sehingga sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,

media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang

dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru lagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

c. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja di sektor formal memiliki akses yang

lebih baik, terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan

(Notoadmodjo, 2012).

d. Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan orang-orang tidak

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu

sehingga status ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

e. Lingkungan
12

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu

yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.

f. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dimasa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan

profesional, serta dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan menifestasi dari keterpaduan menalar

secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang

kerja.

g. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua.


13

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal

dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia dini. Dua sikap

tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah

sebagai berikut :

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi

yang dijumpai, semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuan.

Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang tua

yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun

mental. Dapat diperkirakan IQ akan menurun sejalan dengan

bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain,

sepeti kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat

ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia (Agus, 2013).

B. Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-

anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari masa anak-anak menuju

dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa

yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Remaja adalah suatu

periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang

dimasuki pada usia kira-kira 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18

tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,

pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
14

perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,

perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan

ini, pencapaian dan kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran

semakin logis, abstrak dan idealis) dan semakin banyak menghabiskan waktu

diluar keluarga. (Notoadmodjo, 2005 dalam Ratna Pahlawati 2015).

1. Perilaku Remaja

a. Ciri-ciri Umum Masa Remaja

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang

sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

(seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka, masa

remaja ini meliputi :

1) remaja awal: 12-15 tahun,

2) remaja madya: 15-18 tahun, dan

3) remaja akhir: 19-22 tahun.

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa

anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai

perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas

adalah perubahan fisik di mana tubuh berkembang pesat sehingga

mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan

berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah

secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.

Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional
15

dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru

sebagai orang dewasa.

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula

perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota

keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya.

Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja

dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas

atau sesuai bagi orang-orang seusianya.Adanya perubahan baik di

dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin

meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya.

kebutuhan tersebut remaja memperluas lingkungan sosialnya di luar

lingkungan keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan

masyarakat lain.

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

sebagai berikut:

a) Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada masa ini individu mulai

meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha

mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak

tergantung pada orang tua.Fokus dari tahap ini adalah penerimaan

terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang

kuat dengan teman sebaya.

b) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Masa ini ditandai dengan

berkembangnya kemampuan berpikir yang baru.Teman sebaya

masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih


16

mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed).Pada masa ini

remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar

mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan

awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin

dicapai.Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi

individu.

c) Masa remaja akhir (19-22 tahun) Masa ini ditandai oleh persiapan

akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.Selama periode ini

remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan

mengembangkan sense of personal identity.Keinginan yang kuat

untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya

dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.

b. Pembatasan Usia Remaja

Masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual

menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara

hukum. Menurut WHO disebut remaja apabila anak telah mencapai usia

10-18 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum

kawin (Widiastuti, dkk. 2009 dalam Ratna Pahlawati 2015).

Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1978, remaja adalah

individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

Namun menurut Undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja

apabila telah mencapai usia 16-18 tahun atau sudah menikah dan

mempunyai tempat tinggal. Menurut Undang-undang perkawinan No.1

tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk
17

menikah, yaitu usia 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk

anak laki-laki (Proverati & Misaroh, 2009 dalam Ratna Pahlawati 2015).

Tetapi menurut Deswita (2006 dalam Ratna Pahlawati 2015)

membedakan masa remaja menjadi 4 bagian yaitu masa pra remaja 10-

12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-

18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun, menggambarkan bahwa

masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa

dewasa dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan fisik

maupun psikologis.

C. Kopi

1. Pengertian Kopi

Menurut Syahrianti (2009: 29) kata kopi berasal dari bahasa Arab,

qahwah, yang berarti kekuatan atau juga berakar dari bahasa Turki, kahveh,

yang kemudian belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda, dan

coffee dalam bahasa Inggris. Kata tersebut diserap kedalam bahasa

Indonesia menjadi kopi.

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai

dan dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di

dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi

yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (coffea canephora) dan Kopi

Arabika (coffea arabica).

2. Pengertian Kopi Menurut Para Ahli

a. Bhara L.A.M (2005)


18

Definisi kopi adalah suatu jenis tumbuhan yang dibuat minuman

dengan sifat psikostimulant sehingga menyebabkan seseorang yang

meminumnya akan tetap terjaga (susah tidur), mengurangi kelelahan

atau stress saar bekerja, serta mampu untuk memberikan efek fisiologis

yakni energi.

b. Saputra E (2008)

Menurutnya, pengertian kopi adalah tanaman yang memiliki dua

jenis utama, yakni Coffea robusta dan Coffea Arabica. Kedua jenis kopi

ini sangat dipegemari oleh masyarakat, baik yang ada di dalam negri

ataupun masyarakat yang ada di luar negeri.

3. Jenis Kopi

Dari sekian banyak jenis biji kopi yang dijual di pasaran, hanya

terdapat 2 jenis varietas utama, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan

robusta (Coffea robusta). Masing-masing jenis kopi ini memiliki

keunikannya masing-masing dan pasarnya sendiri.

a. Kopi Arabika (Coffea Arabica)

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa

terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji

kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah

dibudidayakan di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin,

Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia.

Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis

atau subtropis. Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600–2000 m di

atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 meter bila
19

kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26oC.

Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan berwarna hijau

hingga merah gelap.

b. Kopi Robusta (Coffea canephora)

Kopi robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun

1898. Kopi robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena

rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafeina dalam

kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh kopi

robusta lebih luas daripada kopi arabika yang harus ditumbuhkan pada

ketinggian tertentu.

Kopi robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di

atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap

serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih

murah. Kopi robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika

Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.

4. Kandungan Zat dalam Kopi

Kopi mengandung sejenis senyawa kimia turunan xantin, yang kita

kenal dengan nama kafein.


20

Gambar 1. Kafeina

Kafein merupakan senyawa kimia alkaloid yang dikenal sebagai

trimetilsantin dengan rumus molekul C8H10N4O2.. Jumlah kandungan kafein

dalam kopi adalah 1-1,5%, sedangkan pada the 1-4,8%. Kafein bekerja

dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf yang

akan memacu produksi hormon adrenalin.

Kafein dapat menimbulkan rangsangan terhadap susunan saraf pusat

(otak) sistem pernafasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Tidak

heran jika setiap kita minum kopi dalam jumlah yang wajar (1-3 cangkir),

tubuh kita akan terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah

lelah, ataupun mengantuk. Dampak positif ini hanya berlaku untuk orang

yang belajar ilmu sosial atau ilmu hafal, namun tidak berlaku untuk orang

yang didalam pekerjaannya membutuhkan ketelitian, kerapian, dan

ketepatan menghitung.

Kafein juga sering kali dijadikan salah satu bahan pelengkap pada

obat sakit kepala karena mampu mempersempit pembuluh darah ke otak

(vasokontriksi) sehingga pelebaran pembuluh darah di daerah otak yang

menjadi penyebab sakit kepala bisa ditanggulangi.

Dalam dunia kedokteran, kafein sering digunakan sebagai

perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urine. Dalam dosis

yang rendah, kafein dapat berfungsi sebagai bahan pembangkit stamina dan

penghilang rasa sakit.


21

Mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah menyaingi fungsi

adenosin (salah satu senyawa yang dalam sel otak bisa membuat orang

cepat tertidur) dimana kafein itu tidak memperlambat gerak sel-sel tubuh,

melainkan kafein akan membalikkan semua kerja adenosine sehingga tubuh

tidak lagi mengantuk tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata

terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang, tekanan darah naik, otot-otot

berkontraksi dan hati akan melepas gula kealiran darah yang akan

membentuk energi ekstra. Itulah sebabnya berbagai jenis minuman

pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan

utamanya[ CITATION Gri09 \l 1033 ].

5. Proses Pengolahan Kopi

Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang

yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin

maupun dengan tangan kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan

pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu

penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian

biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat

diminum.

6. Manfaat Kopi Bagi Kesehatan

Menurut Hamdan dan Sontani (2019: 127) manfaat terbaik dari kopi

bisa diperoleh, jika kopi dikonsumsi tanpa bahan tambahan apa pun, seperti

gula, susu, atau krimer. Berikut ini berbagai manfaat yang bisa diperoleh

dari meminum kopi, antara lain sebagai berikut :

a. Menjaga stamina, konsentrasi, dan meningkatkan semangat.


22

b. Menurunkan potensi serangan kanker, diabetes melitus tipe 2, dan

serangan jantung.

c. Mencegah dan mengatasi depresi.

d. Mencegah parkinson.

e. Mencegah alzheimer dan demensia.

f. Membersihkan saluran pencernaan (usus besar) melalui enema kopi.

g. Melindungi dari penyakit hati (liver).

h. Menjaga kesehatan mulut.

i. Masker wajah.

j. Perawatan kulit kepala.

7. Dampak Negatif Kopi Bagi Kesehatan

Menurut Syahrianti (2009: 85), beberapa dampak negatif kopi bagi

kesehatan antara lain sebagai berikut :

a. Menimbulkan insomnia dan rasa gelisah.

Jika tidak ingin mengalami gangguan tidur, sebaiknya tidak

mengonsumsi kopi.

b. Masalah pencernaan.

Sifat stimulan kopi sebagai peristaltik usus menyebabkan kondisi

sakit perut terutama bagi mereka yang sensitif. Penderita radang lambung

(gastritis) dan radang usus besar (colitis) juga tidak dianjurkan

mengonsumsi kopi.

c. Membuat noda di gigi.

Bagi pecinta kopi, kopi dapat meninggalkan noda di gigi.

d. Meningkatkan resiko keguguran.


23

Konsumsi kopi yang berlebihan hingga 8 cangkir sehari tidak

dianjurkan pada wanita hamil karena meningkatkan resiko kematian

janin. Muncul juga peningkatan gejala post menapouse syndrome pada

wanita yang mengonsumsi kopi.

e. Mengurangi zat besi.

Konsumi kopi dapat berpengaruh mengarah pada defisiensi zat

besi pada ibu hamil dan janin. Kopi juga terkait dengan berkurangnya

penyerapan zat besi.

8. Tips Minum Kopi

Menurut Hamdan dan Sontani (2019: 131), beberapa tips meminum

kopi, antara lain sebagai berikut :

a. Batasi minum kopi harian.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari

University of Southampton, porsi terbaik konsumsi kopi untuk

kesehatan adalah 3-4 cangkir sehari. Kelebihan porsi harian kopi juga

dapat menyebabkan osteoporosis, dehidrasi, sembelit, dan iritasi

lambung.

b. Konsumsi jenis kopi arabika bagi para penderita magh dan sensitif

terhadap kafein.

Kopi arabica memiliki kadar kafein yang lebih rendah

dibandingkan dengan kopi robusta. Karena itu, bagi penikmat kopi yang

memiliki kadar asam lambung tinggi atau menderita magh dapat

memilih kopi jenis arabika.

c. Waktu terbaik untuk minum kopi.


24

Menurut para ilmuwan, waktu yang tepat untuk menikmati

secangkir kopi adalah pukul 9.30-11.30. Alasannya, kafein berinteraksi

dengan hormon penting dalam tubuh yaitu hormon kortisol yang

membantu meregulasi jam internal tubuh serta meningkatkan

kewaspadaan.

d. Minum kopi sebaiknya setelah atau sebelum makan.

Sebaiknya, minum kopi setelah makan untuk mendapatkan

khasiat kesehatan dari kopi. Pasalnya, kafein membuat tubuh

melepaskan gula menuju aliran darah. Kondisi tersebut menyebabkan

pankreas melepaskan insulin dan membuat tubuh mengeluarkan gula

yang berlebih. Sementara itu, ketika perut sedang kosong, kandungan

kafein dalam kopi membuat gula darah turun drastis dan menyebabkan

seseorang ingin mengonsumsi gula lebih banyak. Mengisi perut

sebelum meminum kopi juga menghindari perut kembung, terutama

bagi mereka yang memiliki perut sensitif, seperti maagh atau memiliki

kadar asam lambung yang tinggi.

e. Hindari meminum kopi saat PMS.

Kafein dalam kopi juga berpotensi memperparah gejala

premenstrual syndrome (PMS). Banyak wanita yang sering mengeluh

sakit kepala, nyeri, dan kembung. Hal tersebut bisa disebabkan oleh

kafein yang bersifat mengurangi kandungan vitamin B dan proses

metabolisme pada tubuh.


25

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lain dari masalah yang ingin

diteliti [ CITATION Sum11 \l 1057 ].

Gambar 1. Kerangka Konsep

Pengetahuan Remaja Dampak Kopi

Keterangan :

= Diteliti

E. Definisi Operasional

Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan

ukuran dalam penelitian.

Tabel 1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skor Skala

1 Pengetahuan Kemampuan dalam Kuesioner Tingkat Ordinal


menjawab pertanyaan pengetahuan :
yang diberikan yang * Baik > 76%
berkaitan dengan dam[al (jawaban benar
26

meminum kopi bagi 11-15 soal)


kesehatan pada lembar * Cukup 56-
kuesioner meliputi : 75% (jawaban
 Jenis kopi benar 7-11 soal)
 Penyajian * Kurang < 56%
 Pola konsumsi (jawaban benar
 Keluhan < 7 soal)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftif

yang bertujuan untuk mendapatkan tingkat pengetahuan anak remaja tentang

dampak meminum kopi bagi kesehatan di garasi klasik kopi palangkaraya.

Survei deskriftif adalah survei atau penelitian yang mencoba membuat

penggambaran atau deskriftif, dan akumulasi data dasar tidak perlu mencari

hubungan, hipotesis (Suryabarata, 2010 dalam Ratna Pahlawati 2015).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

penelitian ini dilakukan di Garasi Klasik Kopi yang beralamat di Jl.

Let. Jend. Suprapto, Langkai, Kec. Pahandut, Kota Palangka Raya. Lokasi

ini dipilih karena dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

melalui wawancara kepada beberapa anak remaja didapatkan sebagian besar

dari mereka masih belum mengetahui hal-hal yang menyangkut dampak

meminum kopi bagi kesehatan, sehingga peneliti tertarik melakukan

penelitian di kedai ini.


27

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Januari sampai Mei 2020.

Berawal dari pengambilan serta pengumpulan data sampai pada penyusunan

hasil akhir penelitian.

C. Populasi, Sample dan Teknik Pengambilan Sample

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah pelanggan anak

remaja yang berusia 18 hingga 22 tahun yang berasal dari Garasi Klasik

Kopi yang berjumlah 40 orang dan About Something Coffee yang

berjumlah 100 pelanggan. Jadi total populasi 140 pelanggan anak remaja.

2. Sample

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi[ CITATION Not10 \l 1033 ]  Sample pada

penelitian ini adalah pelanggan anak remaja dengan usia 18 hingga 22

tahun di Garasi Klasik Kopi dan About Something Coffee yang dipilih

untuk mewakili populasi. Dalam perhitungan sample digunakan rumus :

N
n
1+ N (d 2)

Keterangan :
28

N : Besar Populasi

n : Besar Sample

d : Tingkat kepercayaan yang diinginkan 90%

N
n=
1+ N ( d 2 )

140
n=
1+140 ( 0,12 )

140
n=
1+140 ( 0,01 )

140
n=
1+140 ( 0,01 )

140
n=
1+1.4

140
n=
2,4

n = 58,33

Maka besar sample yang diperlukan untuk mengetahui proporsi dari

pelanggan Garasi Klasik Kopi serta About Something Coffee dan gambaran

pengetahuan tentang dampak kopi bagi kesehatan, dalam hal ini merupakan

anak remaja yang berusia 18 hingga 22 tahun sebesar 59 orang.

3. Teknik Pengambilan Sample

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportional

Random Sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan

memperhatikan proporsi jumlah sub-sub populasi dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

n= ¿ ∋¿
N
29

Keterangan :

ni : Sub sampel

Ni : Jumlah populasi sub sampel

N : Jumlah total populasi

n : Jumlah sampel yang diambil

Populasi yang digunakan bertempat di Garasi Klasik Kopi, maka

jumlah pelanggan anak remaja yang akan dijadikan sampel adalah sebagai

berikut :

40 X 59
 Garasi Klasik Kopi = 40 Pelanggan maka = 16,85 jadi
140

responden 16 pelanggan

100 X 59
 About Something Coffee = 100 Pelanggan maka = 42,14 jadi
140

responden 42 pelanggan

Dengan kriteria inklusi dan eksklusi :

a. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili

sample sample penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

1) Pelanggan remaja dengan usia 18 hingga 22 tahun.

2) Remaja yang berada dalam feer group.

3) Remaja yang meminum kopi.

b. Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian yang penyebabnya antara lain adalah adanya hambatan etis,


30

menolak jadi responden atau berada pada suatu keadaan yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

Kriteria eksklusi penelitian ini :

1) Pelanggan anak remaja yang menolak jadi responden.

2) Memiliki hambatan dalam komunikasi verbal.

3) Remaja yang tidak meminum kopi.

D. Jenis data (Primer dan Sekunder)

1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari sumbernya dan diperoleh dari

jawaban atas pertanyaan yang diberikan melalui pengisian kuesioner oleh

responden terhadap dampak meminum kopi bagi kesehatan dan

pengetahuan responden tentang dampak meminum kopi bagi kesehatan.

2. Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari Pemilik Garasi

Klasik Kopi.

E. Alat Pengumpulan Data

Menurut Notoatmojo (2012), kuesioner adalah daftar pernyataan yang

sudah tersusun baik, matang di mana responden tinggal memberikan jawaban

atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Alat pengumpulan data dari

penelitian ini adalah kuesioner dari penelitian Linda Destiya Kurniawati pada

(2015). Kuesioner ini dimodifikasi oleh peneliti dari 11 pertanyaan jadi 15

pertanyaan untuk menyesuaikan tempat dan keadaan penelitian.


31

Adapun kuesioner yang digunakan peneliti sebagai indicator dari variable

penelitian tentang gambaran pengetshusn anak remaja tentang dampak

meminum kopi bagi kesehatan dijelaskan di tabel 2 kisi-kisi kuisioner.

Tabel 2. Kisi-kisi Kuisioner

Nomor Nomor
Variabel
Indikator Pertanyaan Pertanyaan Jumlah
Penelitian
favorable unfavorable

Jenis Kopi Perbedaan 1 2, 3 3

Penyajian Pengaruh 4, 10 2

Pola Manfaat
5, 6, 7, 8, 9, 5
Konsumsi Kesehatan

Keluhan Penyebab 12, 13, 14, 15 11 5

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang validberarti alat ukur yang digunakan untuk

mengukur serta mendapatkan data tepat. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi validitas

instrument adalah sejauh mana ketepatan instrument dalam mengukur apa

yang seharusnya diukur sesuai dengan yang diinginkan oleh peneliti.Untuk

mengetahui validitas suatu instrument maka dilakukan korelasi antar skor

masing-masing variabel dengan skor totalnya. Maka digunakanlah uji

validitas “Korelasi Pearson Product Moment”.

2. Uji Reabilitas Instrumen Penelitian


32

Reabilitas berarti kestabilan pengukuran, pertanyaan dikatakan

reliabel jika jawaban seseorang atas pertanyaan tersebut konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Agus Riyanto, 2011).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang mempengaruhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2015).

G. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan

penelitian setelah pengumpulan data.

Tahapan dalam pengolahan data :

1. Editing

Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner

apakah jawaban yang ada dikuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan

konsisten (Dantes, 2012).

2. Coding

Merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/bilangan.

3. Processing
33

Data yang telah dikode dimasukan kedalam komputer kemudian data

tersebut diubah dengan computer (Setiadi, 2013).

4. Cleaning

Cleaning (Pembersihan) data merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

5. Tabulation

Memasukan data yang telah terkumpul ke dalam bentuk distribusi

frekuensi.

H. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian

(Notoatmojo, 2010). Tujuan dari analisis univariat adalah untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan kepemilikan dan pengetahuan dari masing-masing

variabel penelitian.

I. Etika Penelitian

Ethical clearance atau kelayakan etik merupakan keterangan tertulis

yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk riset yang melibatkan makhluk

hidup yang menyatakan bahwa Proposal tersebut layak dilaksanakan setelah

memenuhi persyaratan tertentu. Etika Penlitian merupakan perilaku peneliti atau

perilaku terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti

bagi masyarakat (Notoatmojo, 2012).

1. Lembar Persetujuan (informed consent)


34

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi.

2. Tanpa Nama (anonymity)

Subjek mempunyai hak untuk menerima bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

memberi nomor pada masing-masing lembar tersebut.

3. Kerahasiaan

Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti hanya kelompok data

tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai