LITERATUR REVIEW
OLEH
ANWAR FUADI
NIM. PO.62.20.1.17.206
LITERATUR REVIEW
OLEH
ANWAR FUADI
NIM. PO.62.20.1.17.206
ii
ABSTRAK
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Oleh:
Anwar Fuadi
NIM : PO.62.20.1.17.206
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iv
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI
Tempat Ujian : Ruang Ujian 3 Kampus Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka
Raya
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Literature Review ini. Literature Review ini
disusun sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Riset Keperawatan yang
Literature Review ini dibuat sebagai salah satu syarat meraih gelar Ahli Madya
Keperawatan. Selesainya Literature Review ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari dosen
Kemenkes Palangka Raya. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dhini, M. Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
2. Ibu Ns. Reny Sulistyowati, S. Kep, M. Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
3. Bapak Untung Halajur, S. SiT., S. Pd, M. Kes, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan
4. Bapak Natalansyah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing 1 yang telah memberikan waktu
untuk berbagi ilmu yang beliau miliki agar Literature Review ini dapat mencapai hasil yang
5. Bapak Ns. Wijaya Atmaja Kasuma, M.Kep selaku pembimbing 2 yang telah memberikan
waktu untuk berbagi ilmu yang beliau miliki agar Literature Review ini dapat mencapai
3
6. Ibu Ns. Christine Aden, M.Kep., Sp.Mat selaku penguji peneliti yang telah sangat banyak
membantu peneliti dalam memberikan masukan, arahan, dan bimbingan dalam pembuatan
7. Kepada seluruh dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya, yang telah
Palangka Raya. Kepada kedua orang tua saya dan seluruh keluarga saya tercinta yang telah
memberikan dukungan doa, dukungan moril dan material yang tak terhingga.
8. Kepada seluruh sahabat dan teman-teman Prodi D-III Keperawatan Reguler XX yang telah
memberikan dukungan, motivasi, dan semangat dalam penyusunan Literature Review ini.
Akhir kata, semoga Literature Review ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa
Penulis
4
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI ......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang, kopi merupakan minuman yang lazim dikonsumsi oleh
masyarakat di dunia. Sejak dulu, mengonsumsi kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup
(ICO) pada tahun 2019/20, konsumsi kopi di dunia telah meningkat dari 1,24 juta karung
menjadi 169,34 juta karung. Dalam hal ini, Brazil adalah Negara yang penduduknya
mengonsumsi kopi terbanyak berdasarkan data konsumsi domestik yaitu sebesar 22.250
Kandungan terbesar dalam kopi, yaitu kafein, memiliki efek terhadap tekanan darah
secara akut, terutama pada penderita hipertensi. Peningkatan tekanan darah ini terjadi
melalui mekanisme biologi antara lain kafein mengikat adenosin, mengaktifasi sistem saraf
kelenjar adrenalin serta meningkatkan produksi kortisol. Hal ini berdampak pada
vasokonstriksi dan meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan
Kafein memiliki efek antagonis yang kompetitif terhadap reseptor adenosin, adenosin
merupakan neuromodulator yang mempengaruhi sejumlah fungsi pada susunan saraf pusat,
hal ini berdampak pada vasokontriksi dan meningkatkan total resisten perifer, yang akan
8
Berdasarkan data (Riskesdas) pada tahun 2018 menyatakan prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016, penyakit hipertensi
Tengah. Angka penderita hipertensi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebanyak 41.819
utamanya adalah dengan merubah pola makan dan membiasakan diri melakukan olahraga.
Gizi seimbang diharapkan dikonsumsi Setiap orang dengan cara mengurangi makanan yang
mengandung lemak jenuh dan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah. Selain itu,
pembatasan konsumsi garam sebaiknya dibatasi sejumlah 5 gram per hari, mengurangi
9
penggunaan alkohol akan mencegah terhambatnya aliran darah, dan mengurangi kebiasaan
Untuk dapat menghindari efek negatif pada kopi yaitu dengan memilih racikan kopi
tanpa tambahan gula dan susu, serta mengurangi dosis kopi yang diminum setiap harinya.
Selain itu, memilih jenis kopi yang tanpa kafein supaya racun dalam kopi bisa
diminimalisasi, dianjurkan untuk selalu konsumsi 2 gelas air putih untuk setiap satu
Untuk itulah setiap individu diharuskan untuk meminum kopi sesuai dengan batas
normal. Agar seseorang tidak mengalami peningkatan tekanan darah berlebih, setiap
individu diharapkan melakukan aktivitas fisik atau olahraga sebaiknya 30 menit perhari
untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah. Pencegahan hipertensi juga dapat
dilakukan dengan pengaturan stres dengan baik, misalnya dengan kontak positif, yoga dan
B. Rumusan Masalah
darah, sulit tidur, sering kencing dan sebagainya. Khususnya di Kota Palangkaraya banyak
sekali kedai minuman yang menyediakan kopi. Kemungkinan banyak dari individu-individu
yang mengalami peningkatan pada tekanan darah. Maka dari itu, penulis tertarik untuk
10
C. Tujuan Masalah
3. Untuk mendeksripsikan persamaan dan perbedaan dari jurnal yang terkait dengan
11
BAB II
tentang meminum kopi dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian yang saya lakukan
menggunakan literatur review yang berhubungan dengan gambaran meminum kopi dengan
peningkatan tekanan darah dengan menggunakan metode PICO. PICO merupakan metode
pencarian informasi klinis yang merupakan akronim dari 4 komponen: P (patient, population,
(outcome).
Data yang penulis ambil dalam penelitian ini menggunakan literature review melalui
database Medline dan Google Scholar dengan kata kunci meminum kopi dan peningkatan
tekanan darah. Muncul 3.270 temuan kemudian dipersempit dengan yang dissertation and
theses dan ditemukan 1.560 hasil selanjutnya diurutkan dari yang terbaru dengan batas waktu
publikasi 2016-2019. Artikel diseleksi berdasarkan judul dan informasi abstrak, kemudian
ditemukan 3 Jurnal dari Journals of Ners Community, Jurnal Kesehatan Vokasional, dan
Jurnal Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan yang dipertimbangkan layak untuk di
Data dari artikel penelitian yang layak kemudian diekstraski menjadi beberapa
bagian yaitu : penulis, tahun publikasi, desain penelitian, jumlah subjek penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, teknik pengumpulan data, jenis data dan temuan utama penelitian.
12
B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Dalam literatur review yang akan di buat oleh penulis di dapatkan 3 jurnal yang di
pertimbangkan layak untuk di review sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi antara lain :
INKLUSI EKLUSI
C
- -
S Penelitian kuantitaif -
1. Pengertian Hubungan
Hubungan adalah sesuatu yang terjadi apabila dua orang atau hal atau keadaan
saling mempengaruhi dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Menurut
Tams Jayakusuma (2001:25), hubungan adalah suatu kegiatan tertentu yang membawa
akibat kepada kegiatan yang lain. Selain itu arti kata hubungan dapat juga dikatakan
13
sebagai suatu proses, cara atau arahan yang menentukan atau menggambarkan suatu
obyek tertentu yang membawa dampak atau pengaruh terhadap obyek lainnya.
2. Pengertian Kopi
Menurut Syahrianti (2009: 29) kata kopi berasal dari bahasa Arab, qahwah,
yang berarti kekuatan atau juga berakar dari bahasa Turki, kahveh, yang kemudian
belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda, dan coffee dalam bahasa Inggris. Kata
Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan
dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang
dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum
yaitu Kopi Robusta (coffea canephora) dan Kopi Arabika (coffea arabica).
3. Pengertian Hipertensi
dalam Arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal.
angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90
mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140
14
menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
BAB III
A. Hasil Penelitian
dengan kata kunci meminum kopi dan peningkatan tekanan darah dengan artikel penelitian
yang terbit dengan rentang 2016-2019. Setelah dilakukan telaah, diperoleh artikel penelitian
yang dipertimbangkan layak untuk disertakan dalam literature review. Adapun artikel
responden yang memiliki kebiasaan meminum kopi dan memiliki riwayat hipertensi.
ANALISIS
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3
DATA
15
TAHUN 2016 2018 2017
SUBJEK warga wilayah kerja 40 dewasa muda yang 213 laki-laki usia 15-
PENELITIAN puskesmas nelayan memiliki kebiasan 59 tahun yang
kabupaten gresik yang mengkonsumsi kopi. menderita hipertensi.
berusia 45-65 tahun.
16
0,05. Apabila hasil uji darah, distribusi tekanan darah diastol
statistik didapat p ≤ frekuensi responden ≥100 mmHg(15) yang
0,05, maka H diterima berdasarkan kebiasaan didapatkan dengan
yang berarti ada mengkonsumsi kopi. pemeriksaan tekanan
hubungan kebiasaan Semua hasil di analisa darah dengan
minum kopi terhadap data dengan uji sphygmomanometer.
tingkat hipertensi. Spearman rank test.
Sebaliknya Apabila
hasil uji statistik
didapat p ≥ 0,05,
maka H ditolak yang
berarti tidak ada
hubungan kebiasaan
minum kopi terhadap
tingkat hipertensi.
ANALISIS DATA Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini
menunjukkan ada menunjukkan tidak menunjukkan bahwa
hubungan kebiasaan ada hubungan pengaruh konsumsi
kopi terhadap
minum kopi terhadap kebiasaan
peningkatan tekanan
tingkat hipertensi di mengkonsumsi kopi darah dalam
wilayah kerja dengan tekanan darah penelitian ini
puskesmas nelayan pada dewasa muda di Berdasarkan uji
kabupaten gresik yang Demak Jaya statistik dengan
dilihat dari frekuensi kelurahan Tembok menggunakan uji
kopi, jenis kopi, lama Dukuh kecamatan spearman pada
perangkat lunak
minum kopi dan Bubutan, surabaya.
komputer diperoleh
kekentalan kopi, rata- Peningkatan tekanan nilai p value 0.081,
rata pasien yang darah juga dapat Tidak ada pengaruh
mempunyai kebiasaan disebabkan oleh kebiasaan minum kopi
minum kopi berat faktor lain seperti terhadap grade
mengalami hipertensi. stasus ekonomi, hipertensi pada 213
kegemukan, laki-laki penderita
hipertensi usia 15-59
psikososial (stres),
tahun di wilayah kerja
merokok, aktivitas Puskesmas Larangan
fisik, konsumsi kota Cirebon.
alkohol berlebih dan
17
konsumsi garam.
B. Pembahasan
Pada jurnal pertama dengan judul “Hubungan Kebiasaan Minum Kopi Terhadap
Tingkat Hipertensi” yang di tulis oleh Rita Rahmawati & Dian Daniyati (2016). Penelitian ini
menggunakan desain Cross Sectional, subjek penelitian sebanyak 58 orang, diambil secara
Purposive sampling. Kebiasaan minum kopi dilihat dari frekuensi kopi, jenis kopi, lama
minum kopi, kekentalan kopi diambil menggunakan kuisioner dan wawancara terstruktur,
bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan minum kopi berat sebanyak 56 (96.6%)
orang dan sebagian kecil responden dengan kebiasaan minum kopi sedang sebanyak 2 (3.4%)
orang.
minum kopi 1-2 cangkir per hari memiliki resiko hipertensi sebanyak 4,12 kali lebih tinggi
dibanding subjek yang tidak memiliki kebiasaan minum kopi. Hal ini sesuai dengan
penelitian (Michael J. Klag dkk, 2010) yang menunjukkan bahwa resiko hipertensi konsumsi
kopi 1-2 cangkir perhari lebih tinggi jika dibandingkan dengan tidak mengkonsumsi kopi
cangkir perhari. Kandungan terbesar dalam kopi, yaitu kafein, memiliki efek terhadap
Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal ini, menunjukkan bahwa responden yang
memiliki kebiasaan minum kopi berat cenderung lebih tinggi responden dengan usia 45-55
18
tahun sebanyak 39 orang (67%) disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhi yaitu
ajakan teman, untuk melepas rindu dengan teman lama, melepas jenuh, faktor konsumsi
rokok, Konsumsi rokok yang mempengaruhi kebiasaan orang minum kopi setelah merokok
(merupakan salah satu faktor yang dapat di ubah) dan lingkungan yang sudah banyak
menyediakan tempat tempat minum kopi seperti cafe, warung dan lain-lain, data tersebut
mengalami hipertensi berat sebanyak 94.8% Sebagian besar dari 58 responden dengan umur
45-55 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, hipertensi dialami laki-laki karena adanya
pengaruh hormon. kelompok tersebut juga memiliki resiko kenaikan tekanan darah yang
kemaknaan p= 0,000 ≤ α (0,05) yang artinya ada hubungan kebiasaan minum kopi terhadap
tingkat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas nelayan Gresik bulan februari 2016. Dengan
Hal ini membuktikan bahwa peningkatan darah ini terjadi melalui mekanisme
mekanisme biologi antara lain kafein mengikat adenosin, mengaktifasi sistem saraf simpatik
adrenalin serta meningkatkan produksi kortisol. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan
meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan darah naik (Martiani,
2012).
dengan Tekanan Darah Pada Dewasa Muda” yang di tulis oleh Difran Nobel Bistara & Yanis
19
Kartini (2018). Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolerasional dengan
kopi dan variabel dependennya adalah tekanan darah. Pengambilan sampel dilakukan di
Demak Jaya kelurahan Tembok Dukuh kecamatan Bubutan, Surabaya pada bulan Agustus-
September 2017. Besar sampel sejumlah 40 responden yang diambil dengan teknik purposive
sampling. Data yang diperoleh dikumpulkan dengan menggunakan lembar kuesioner dan
observasi. Klaifikasi skala pengumpulan data ordinal dengan uji statistik yang digunakan
didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yaitu berumur 26-30 tahun berjumlah 31
(77.5%). Risiko kenaikan tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia
(Whitney & Rolfes, 2008). Pathogenesis hipetensi terjadi seiring dengan adanya peningkatan
usia hal ini akibat aterosklerosis yang menunjang peningkatan perifer total dan selanjutnya
tahanan pembuluh darah ini meningkatkan afterload bagi fungsi jantung, sehingga jantung
Kopi mengandung kalium dan polifenol yang dapat menurunkan tekanan darah,
selain memiliki kandungan yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kopi instan merupakan
kopi yang dikonsumsi oleh responden. Polifenol (antioksidan) terkandung dalam Kopi instan
yang terdapat serat larut air yang tinggi. Polifenol menghambat terjadinya atherogenesis dan
memperbaiki fungsi vaskuler. Selain polifenol, kandungan yang cukup tinggi dalam kopi
diketahui adalah kalium. Kalium menghambat pelepasan renin yang berfungsi menurunkan
tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga terjadi peningkatan eksresi air dan natrium.
20
Pelepasan renin tersebut menyebabkan terjadinya penurunan curah jantung, tekanan perifer
dan volume plasma, sehingga tekanan darah akan turun (Indriyani, 2009).
mengalami tekanan darah normal yaitu 32 orang (80%), responden yang mengalami
hipertensi stadium 1 yaitu 7 orang (17.5%) dan yang mengalami hipertensi stadium 2 yaitu 1
orang (2.5%). Hal ini menunjukkan bahwa ketidakstabilan tekanan darah tidak disebabkan
oleh faktor kebiasaan minum kopi saja. Faktor usia juga dapat mempengaruhi tekanan darah,
resiko terkena hipertensi pada saat memasuki masa pra lansia dengan bertambahnya usia,
resiko menjadi lebih besar sehingga prevalensi kejadian hipertensi dikalangan usia lanjut
cukup tinggi sekitar 40% dengan kematian lebih banyak terjadi pada usia diatas 65 tahun
(Wahyuni, 2013).
dengan tekanan darah dewasa muda menunjukkan bahwa kebiasaan mengkonsumsi kopi
moderat dengan karakteristik tekanan darah normal yaitu 32 orang (80%), kebiasaan
mengkonsumsi kopi rendah dengan karakteristik tekanan darah hipertensi stadium 1 yaitu 7
orang (17.5%) dan kebiasaan mengkonsumsi tinggi dengan karakteristik tekanan darah
kopi dengan tekanan darah pada dewasa muda karena setiap responden mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi kopi berbeda dan ternyata masih banyak responden yang
mempunyai tekanan darah normal karena 4 cangkir kopi tidak akan menyebabkan perubahan
21
Pada jurnal ketiga dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Minum Kopi Terhadap
Grade Hipertensi pada Laki-laki Usia Produktif di Wilayah Kerja Puskesmas Larangan Kota
Cirebon” yang di tulis oleh Friska Lestari, Ignatius Hapsoro Wirandoko, & M.Edial Sanif
(2017). Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain penelitian
cross sectional. Subyek penelitiaan sebanyak 213 laki-laki usia 15-59 tahun yang menderita
hipertensi dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Larangan, diambil secara consecutive
sampling. Kebiasaan minum kopi dilihat dari frekuensi dan lamanya minum kopi yang
ditanyakan langsung dengan kuesioner. Analisis statistik yang digunakan adalah uji
Spearman.
Larangan menempati urutan ke 4 penyakit tidak menular terbanyak yaitu sebanyak 537
orang. Kemudian dicari penderita hipertensi melalui perhitungan sampel yang dibutukan
sebanyak 213 responden yang memenuhi kriteria penelitian. Dari seluruh responden,
sebagian besar responden berusia 35-59 tahun yaitu sebanyak 183 orang (85.9%). Hal ini
berkaitan dengan semakin meningkatnya usia maka resiko hipertensi semakin besar.
Pekerjaan responden sendiri paling banyak bekerja sebagai wiraswasta. Pekerjaan dapat
dikaitkan dengan stresor bekerja. Stres dapat menyebabkan hipertensi berkaitan dengan
Sebagian besar responden mengkonsumsi kopi 1-2 cangkir dengan lama minum
kopi lebih dari 2 tahun yaitu sebanyak 137 orang (64.3%),. Dimana kebiasaan minum kopi
ini pada kategori ringan. Kebiasaan minum kopi ringan dapat berinteraksi dengan faktor
22
Menurut penelitian yang dilakukan (Martiani, 2012)., subyek yang minum kopi 1-2 cangkir
per hari memiliki resiko hipertensi sebanyak 4,12 kali lebih tinggi dibanding subjek yang
tidak memiliki kebiasaan minum kopi. Dari 213 responden, responden sebagian besar
menderita hipertensi grade 1 yaitu sebanyak 199 orang (93.2%), sedangkan responden
grade 1, sedangkan sebanyak 2 responden dengan kebiasan minum kopi ringan menderita
hipertensi grade 2. Maka perbandingan antara penderita hipertensi grade 1 dengan penderita
hipertensi grade 2 yang memiliki kebiasaan minum kopi ringan adalah 1:34. Sebanyak 126
responden dengan kebiasaan minum kopi sedang menderita hipertensi grade 1 sedangkan
sebanyak 11 responden dengan kebiasan minum kopi sedang menderita hipertensi grade 2.
Maka perbandingan antara penderita hipertensi grade 1 dengan penderita hipertensi grade 2
yang memiliki kebiasaan mnum kopi sedang adalah 1:11. Sebanyak 4 responden dengan
kebiasaan minum kopi berat menderita hipertensi grade 1 sedangkan sebanyak 1 responden
dengan kebiasaan minum kopi berat menderita hipertensi grade 2. Maka perbandingan antara
penderita hipertensi grade 1 dengan penderita hipertensi grade 2 yang memiliki kebiasaan
minum kopi berat adalah 1:4. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa semakin berat
kebiasaan minum kopi maka semakin meningkat rasio grade hipertensinya, namun hasil ini
tidak bermakna secara statistik karena tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Hal ini
dapat disebabkan karena tubuh penderita sudah beradaptasi karena tubuh memiliki
tekanan darah dan menyebabkan toleransi terhadap efek humoral dan hemodinamik dari
23
kafein jika dikonsumsi jangka panjang. Kopi mengandung zat-zat lain yang juga dapat
kuinide, magnesium, cafestol, and kahweol yang memiliki efek antioksidan. Asam
klorogenat dapat menurunkan tekanan darah. Berdasarkan penelitian, tidak makan dalam
semalam menyebabkan kadar kafein keesokan harinya kembali normal. Hal ini juga salah
satu yang dapat menjelaskan mengapa kebiasaan minum kopi jangka panjang tidak berkaitan
BAB IV
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, mengenai gambaran meminum kopi
1. Tidak ada masalah keperawatan yang berarti dengan kebiasaan meminum kopi selama
masih dalam batas yang aman. Namun, seseorang yang memiliki kebiasaan meminum
kopi memiliki resiko hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang tidak
2. Peningkatan tekanan darah tidak hanya disebabkan oleh kandungan kafein didalam kopi
saja, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah seperti usia, jenis kelamin,
24
3. Dari semua Hasil penelitian yang didapat, semuanya menjelaskan bahwa ada faktor lain
B. Saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah
lebih meperbanyak teori-teori yang diperoleh dari berbagai sumber terbaru dan
2. Bagi Instansi Dapat dijadikan wacana menambah ilmu pengetahuan, aturan minum kopi
DAFTAR PUSTAKA
Amaluddin, A.N., & Malik, K.U. (2018). Pengaruh konsumsi kopi terhadap peningkatan
Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Bhara, M. (2005). Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Per Oral 30 Hari Terhadap
Bistara, D.N., & Kartini, Y. (2018). Hubungan kebiasaan mengonsumsi kopi dengan tekanan
25
Klag MJ, Wang NY, Meoni LA, Brancati FL, cooper LA, Liang KY, et al. (2002) Coffe Intake
https://kalteng.bps.go.id/statictable/2017/07/19/466/jumlah-kasus-10-penyakit-terbanyak-di-
Martiani A. (2012) Studi Diskriptif Tentang Faktor Risiko Hipertensi Ditinjau Dari Kebiasaan
Ningrat, Ranny Wahyu, dan Budi Sentosa. (2012). Pemilihan Diet Nutrien Bagi Penderita
Purnomo, Heru. (2009). Pencegahan dan Pengobatan yang Penyakit Paling Mematikan. Jakarta :
Buana Pustaka
Rahmawati, R., & Daniati, D. (2016). Hubungan kebiasaan minum kopi terhadap tingkat
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Samiadi, Lika. 2011.Kopi dari sejarah efek bagi kesehatan tubuh dan gaya hidup.Yogyakarta :
Harmoni Panembahan.
Syahrianti, E. (2009). I Love Coffee And Tea. Dalam R. Griffiths, Manfaat Kopi Bagi
Timorria, L. F. (2019, Juli 17). Konsumsi Kopi Dalam Negeri Alami Pertumbuhan Hingga 8
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190717/99/1125329/konsumsi-kopi-dalam-negeri-
alami-pertumbuhan-hingga-8-persen-setiap-tahun
26
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
University Health Service. (2018). Apa Itu Kafein. Diakses 13 Februari 2020, dari
https://www.uhs.umich.edu/caffeine
Weinberg, b. a., & bealer, b. k. (2010). The Miracle of caffeine. Bandung: Qanita.
27