Anda di halaman 1dari 31

GAMBARAN MEMINUM KOPI DENGAN

PENINGKATAN TEKANAN DARAH

LITERATUR REVIEW

OLEH
ANWAR FUADI
NIM. PO.62.20.1.17.206

KEMENTRIAN KESEHATAN R.I


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020
GAMBARAN MEMINUM KOPI DENGAN
PENINGKATAN TEKANAN DARAH

LITERATUR REVIEW

OLEH
ANWAR FUADI
NIM. PO.62.20.1.17.206

KEMENTRIAN KESEHATAN R.I


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020

ii
ABSTRAK

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK


MEMINUM KOPI BAGI KESEHATAN DI GARASI KLASIK KOPI
PALANGKARAYA

Oleh:
Anwar Fuadi
NIM : PO.62.20.1.17.206

Proposal ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk diuji:

Hari/tanggal : Jum’at, 28 Februari 2020

Waktullllllll llll:.09.00 – 10.00 WIB

Tempat :.Ruang Ujian 3 Kampus Keperawatan Politeknik .

n...Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Natalansyah, S.Pd., M.Kes Ns. Wijaya Atmaja Kasuma, M.Kep


NIP. 19681225 199103 1 001 NIP. 19781206 200112 1 001

iv
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Proposal ini telah di uji

Tanggal : 28 Februari 2020

Tempat Ujian : Ruang Ujian 3 Kampus Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka

Raya

Tim Penguji, Tanda Tangan,

Ns. Christine Aden, M.Kep., Sp.Mat


NIP. 19720414 199502 2 001 (…………………….)

Natalansyah, S.Pd., M.Kes


NIP. 19681225 199103 1 001 (……………….……)

Ns. Wijaya Atmaja Kasuma, M.Kep


NIP. 19781206 200112 1 001 (……………….……)

1
HALAMAN PENGESAHAN

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Literature Review ini. Literature Review ini

disusun sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Riset Keperawatan yang

berjudul “Gambaran Meminum Kopi Terhadap Peningkatan Tekanan Darah”.

Literature Review ini dibuat sebagai salah satu syarat meraih gelar Ahli Madya

Keperawatan. Selesainya Literature Review ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari dosen

pembimbing dan seluruh rekan-rekan pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Palangka Raya. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. Ibu Dhini, M. Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.

2. Ibu Ns. Reny Sulistyowati, S. Kep, M. Kep, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Palangka Raya.

3. Bapak Untung Halajur, S. SiT., S. Pd, M. Kes, selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.

4. Bapak Natalansyah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing 1 yang telah memberikan waktu

untuk berbagi ilmu yang beliau miliki agar Literature Review ini dapat mencapai hasil yang

maksimal, diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

5. Bapak Ns. Wijaya Atmaja Kasuma, M.Kep selaku pembimbing 2 yang telah memberikan

waktu untuk berbagi ilmu yang beliau miliki agar Literature Review ini dapat mencapai

hasil yang maksimal, diselesaikan dengan baik dan tepat waktu

3
6. Ibu Ns. Christine Aden, M.Kep., Sp.Mat selaku penguji peneliti yang telah sangat banyak

membantu peneliti dalam memberikan masukan, arahan, dan bimbingan dalam pembuatan

Literature Review ini.

7. Kepada seluruh dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya, yang telah

memberikan ilmu selama mengikuti Pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes

Palangka Raya. Kepada kedua orang tua saya dan seluruh keluarga saya tercinta yang telah

memberikan dukungan doa, dukungan moril dan material yang tak terhingga.

8. Kepada seluruh sahabat dan teman-teman Prodi D-III Keperawatan Reguler XX yang telah

memberikan dukungan, motivasi, dan semangat dalam penyusunan Literature Review ini.

Akhir kata, semoga Literature Review ini dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.

Palangka Raya, 28 Februari 2020

Penulis

4
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..............................................................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI ......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................


A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan Masalah .........................................................................................

BAB II METODE PENULISAN LITERATUR REVIEW .......................................


A. Strategi Penelusuran Telaah Literature ..................................................
B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ......................................................................
C. Hubungan Meminum Kopi Terhadap Peningkatan Tekanan Darah ...

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................


A. Hasil Penelitian ...........................................................................................
B. Pembahasan ................................................................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................


A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

5
DAFTAR TABEL

6
DAFTAR LAMPIRAN

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang, kopi merupakan minuman yang lazim dikonsumsi oleh

masyarakat di dunia. Sejak dulu, mengonsumsi kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup

masyarakat di berbagai belahan dunia. Menurut data International Coffee Organization

(ICO) pada tahun 2019/20, konsumsi kopi di dunia telah meningkat dari 1,24 juta karung

menjadi 169,34 juta karung. Dalam hal ini, Brazil adalah Negara yang penduduknya

mengonsumsi kopi terbanyak berdasarkan data konsumsi domestik yaitu sebesar 22.250

karung pada tahun 2019 [ CITATION Int19 \l 1033 ]

Kandungan terbesar dalam kopi, yaitu kafein, memiliki efek terhadap tekanan darah

secara akut, terutama pada penderita hipertensi. Peningkatan tekanan darah ini terjadi

melalui mekanisme biologi antara lain kafein mengikat adenosin, mengaktifasi sistem saraf

simpatik dengan meningkatkan konsentrasi cathecolamines dalam plasma, dan menstimulasi

kelenjar adrenalin serta meningkatkan produksi kortisol. Hal ini berdampak pada

vasokonstriksi dan meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan

darah naik (Martiani, 2012).

Kafein memiliki efek antagonis yang kompetitif terhadap reseptor adenosin, adenosin

merupakan neuromodulator yang mempengaruhi sejumlah fungsi pada susunan saraf pusat,

hal ini berdampak pada vasokontriksi dan meningkatkan total resisten perifer, yang akan

menyebabkan tekanan darah naik (Michael J. Klag. Dkk. 2010).

8
Berdasarkan data (Riskesdas) pada tahun 2018 menyatakan prevalensi hipertensi

berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di

Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah

kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di

Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016, penyakit hipertensi

berada diurutan ke 2 pada 10 jumlah kasus penyakit terbanyak di Provinsi Kalimantan

Tengah. Angka penderita hipertensi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebanyak 41.819

jiwa yang menderita hipertensi seperti di dalam tabel berikut ini :

Tabel 1 Jumlah 10 Kasus Penyakit Terbanyak di Provinsi Kalimantan Tengah

No Jenis Penyakit Jumlah


1 Influenza 86.857
2 Hipertensi 41.819
3 Diare 26.332
4 Tifus Perut Klinis 8.080
5 Diabetes Mellitus 7.254
6 Diare Berdarah 1.856
7 TBC paru BTA+ 1.707
8 Tersangka TBC 1 046
9 Demam 875
10 Pneumonia 741
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah

Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Adapun kunci

utamanya adalah dengan merubah pola makan dan membiasakan diri melakukan olahraga.

Gizi seimbang diharapkan dikonsumsi Setiap orang dengan cara mengurangi makanan yang

mengandung lemak jenuh dan memperbanyak konsumsi sayuran dan buah. Selain itu,

pembatasan konsumsi garam sebaiknya dibatasi sejumlah 5 gram per hari, mengurangi

9
penggunaan alkohol akan mencegah terhambatnya aliran darah, dan mengurangi kebiasaan

merokok akan mencegah rusaknya lapisan dinding arteri (Ningrat, 2012).

Untuk dapat menghindari efek negatif pada kopi yaitu dengan memilih racikan kopi

tanpa tambahan gula dan susu, serta mengurangi dosis kopi yang diminum setiap harinya.

Selain itu, memilih jenis kopi yang tanpa kafein supaya racun dalam kopi bisa

diminimalisasi, dianjurkan untuk selalu konsumsi 2 gelas air putih untuk setiap satu

cangkir kopi yang diminum(Samiadi, 2011).

Untuk itulah setiap individu diharuskan untuk meminum kopi sesuai dengan batas

normal. Agar seseorang tidak mengalami peningkatan tekanan darah berlebih, setiap

individu diharapkan melakukan aktivitas fisik atau olahraga sebaiknya 30 menit perhari

untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah. Pencegahan hipertensi juga dapat

dilakukan dengan pengaturan stres dengan baik, misalnya dengan kontak positif, yoga dan

juga meditasi (Widiyani, 2013).

B. Rumusan Masalah

Meminum kopi dapat menyebabkan seseorang mengalami peningkatan tekanan

darah, sulit tidur, sering kencing dan sebagainya. Khususnya di Kota Palangkaraya banyak

sekali kedai minuman yang menyediakan kopi. Kemungkinan banyak dari individu-individu

yang mengalami peningkatan pada tekanan darah. Maka dari itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian secara literatur. Bagaimana gambaran meminum kopi dengan

peningkatan tekanan darah ?

10
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengidentifikasi informasi mengenai masalah keperawatan yang berhubungan

dengan gambaran meminum kopi dengan peningkatan tekanan darah.

2. Untuk mengidentifikasi jurnal yang berhubungan dengan gambaran meminum kopi

dengan peningkatan tekanan darah.

3. Untuk mendeksripsikan persamaan dan perbedaan dari jurnal yang terkait dengan

gambaran meminum kopi dengan peningkatan tekanan darah.

11
BAB II

METODE PENULISAN LITERATUR REVIEW

A. Strategi Penelusuran Telaah Literature

Dalam penelitian ini penulis menggunakan literatur untuk mencari gambaran

tentang meminum kopi dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian yang saya lakukan

menggunakan literatur review yang berhubungan dengan gambaran meminum kopi dengan

peningkatan tekanan darah dengan menggunakan metode PICO. PICO merupakan metode

pencarian informasi klinis yang merupakan akronim dari 4 komponen: P (patient, population,

problem), I (intervention, prognostic factor, exposure), C (comparison, control), dan O

(outcome).

Data yang penulis ambil dalam penelitian ini menggunakan literature review melalui

database Medline dan Google Scholar dengan kata kunci meminum kopi dan peningkatan

tekanan darah. Muncul 3.270 temuan kemudian dipersempit dengan yang dissertation and

theses dan ditemukan 1.560 hasil selanjutnya diurutkan dari yang terbaru dengan batas waktu

publikasi 2016-2019. Artikel diseleksi berdasarkan judul dan informasi abstrak, kemudian

ditemukan 3 Jurnal dari Journals of Ners Community, Jurnal Kesehatan Vokasional, dan

Jurnal Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan yang dipertimbangkan layak untuk di

jadikan literatur review.

Data dari artikel penelitian yang layak kemudian diekstraski menjadi beberapa

bagian yaitu : penulis, tahun publikasi, desain penelitian, jumlah subjek penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, teknik pengumpulan data, jenis data dan temuan utama penelitian.

12
B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Dalam literatur review yang akan di buat oleh penulis di dapatkan 3 jurnal yang di

pertimbangkan layak untuk di review sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi antara lain :

INKLUSI EKLUSI

P Populasi pada penelitian ini yaitu Subjek yang memiliki kebiasaan


subjek yang memiliki kebiasaan meminum kopi tetapi tidak memiliki
meminum kopi dan memiliki riwayat hipertensi.
riwayat hipertensi.

I Meminum kopi. Meminum kopi namun juga memiliki


kebiasaan meminum alkohol.

C
- -

O Peningkatan Tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang


tidak disebabkan karena meminum
kopi.

S Penelitian kuantitaif -

C. Hubungan Meminum Kopi Terhadap Peningkatan Tekanan Darah

1. Pengertian Hubungan

Hubungan adalah sesuatu yang terjadi apabila dua orang atau hal atau keadaan

saling mempengaruhi dan saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Menurut

Tams Jayakusuma (2001:25), hubungan adalah suatu kegiatan tertentu yang membawa

akibat kepada kegiatan yang lain. Selain itu arti kata hubungan dapat juga dikatakan

13
sebagai suatu proses, cara atau arahan yang menentukan atau menggambarkan suatu

obyek tertentu yang membawa dampak atau pengaruh terhadap obyek lainnya.

2. Pengertian Kopi

Menurut Syahrianti (2009: 29) kata kopi berasal dari bahasa Arab, qahwah,

yang berarti kekuatan atau juga berakar dari bahasa Turki, kahveh, yang kemudian

belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda, dan coffee dalam bahasa Inggris. Kata

tersebut diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kopi.

Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan

dihaluskan menjadi bubuk. Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang

dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum

yaitu Kopi Robusta (coffea canephora) dan Kopi Arabika (coffea arabica).

3. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di

dalam Arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan peningkatannya resiko

terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal.

Sedangkan menurut (Triyanto,2014) Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan

angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90

mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140

14
menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90

menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Anies, 2006).

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pencarian data artikel penelitian dilakukan menggunakan aplikasi Google Schoolar

dengan kata kunci meminum kopi dan peningkatan tekanan darah dengan artikel penelitian

yang terbit dengan rentang 2016-2019. Setelah dilakukan telaah, diperoleh artikel penelitian

yang dipertimbangkan layak untuk disertakan dalam literature review. Adapun artikel

penelitian berjenis kualitatif dengan desain Croos Sectional.

Tema Gambaran Meminum Kopi Terhadap Penigkatan Tekanan Darah diperoleh

dari artikel penelitian. Penelitian dilaksanakan di komunitas dengan subjek penelitian

responden yang memiliki kebiasaan meminum kopi dan memiliki riwayat hipertensi.

Diperoleh data Gambaran Meminum Kopi Terhadap Peningkatan Tekanan Darah

dari 3 artikel yang diharapkan yaitu :

ANALISIS
JURNAL 1 JURNAL 2 JURNAL 3
DATA

PENULIS Rita Rahmawati & Difran Nobel Bistara Friska Lestari,


Dian Daniyati & Yanis Kartini Ignatius Hapsoro
Wirandoko, &
M.Edial Sanif

15
TAHUN 2016 2018 2017

DESAIN Cross Sectional Jenis penelitian ini Penelitian ini


PENELITIAN yang bertujuan untuk adalah penelitian menggunakan studi
mengetahui hubungan korelasional dengan analitik observasional
kebiasaan minum kopi desain penelitian dengan desain
terhadap tingkat Cross Sectional penelitian Cross
hipertensi. Sectional.

SUBJEK warga wilayah kerja 40 dewasa muda yang 213 laki-laki usia 15-
PENELITIAN puskesmas nelayan memiliki kebiasan 59 tahun yang
kabupaten gresik yang mengkonsumsi kopi. menderita hipertensi.
berusia 45-65 tahun.

LOKASI & WAKTU Kabupaten Gresik, Demak Jaya Wilayah kerja


Februari 2016 kelurahan Tembok Puskesmas Larangan
Puskesmas nelayan Dukuh kecamatan kota Cirebon
Bubutan, Surabaya Penelitian dilakukan
pada bulan Agustus- pada bulan Februari-
September 2017. Maret 2017.

TEKNIK Kuesioner, Kuesioner & Observasi tekanan


PENGUMPULAN Wawancara, osbservasi Semua darah. Semua subjek
DATA Observasi Subjek subjek di ukur di ukur tekanan darah,
diberikan lembar tekanan darah, untuk untuk mengetahui
kuesioner dan mengetahui pengaruh pengaruh konsumsi
wawancara mengenai konsumsi kopi kopi terhadap
meliputi 3 pertanyaan terhadap peningkatan peningkatan tekanan
yang mencangkup tekanan darah. seluruh darah. Grade
tentang: Frekuensi subjek diberikan hipertensi dibagi
Kopi, Jenis Kopi, lembar kuesioner menjadi Hipertensi
Lama Minum Kopi, yang meliputi data grade 1 (tekanan
Kekentalan Kopi. karakteristik darah sistol 140-159
Data tersebut diolah responden mmHg dan tekanan
dan dianalisis dengan berdasarkan umur, darah diastol 90-99
menggunakan uji jenis kelamin dan mmHg) serta
statistic correlation pekerjaan, distribusi hipertensi grade 2
Spearman Rho dengan frekuensi responden (tekanan darah sistol
nilai kemaknaan p ≤ berdasarkan tekanan ≥160 mmHg dan

16
0,05. Apabila hasil uji darah, distribusi tekanan darah diastol
statistik didapat p ≤ frekuensi responden ≥100 mmHg(15) yang
0,05, maka H diterima berdasarkan kebiasaan didapatkan dengan
yang berarti ada mengkonsumsi kopi. pemeriksaan tekanan
hubungan kebiasaan Semua hasil di analisa darah dengan
minum kopi terhadap data dengan uji sphygmomanometer.
tingkat hipertensi. Spearman rank test.
Sebaliknya Apabila
hasil uji statistik
didapat p ≥ 0,05,
maka H ditolak yang
berarti tidak ada
hubungan kebiasaan
minum kopi terhadap
tingkat hipertensi.

JENIS DATA Data Primer Data Primer Data Primer

ANALISIS DATA Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini
menunjukkan ada menunjukkan tidak menunjukkan bahwa
hubungan kebiasaan ada hubungan pengaruh konsumsi
kopi terhadap
minum kopi terhadap kebiasaan
peningkatan tekanan
tingkat hipertensi di mengkonsumsi kopi darah dalam
wilayah kerja dengan tekanan darah penelitian ini
puskesmas nelayan pada dewasa muda di Berdasarkan uji
kabupaten gresik yang Demak Jaya statistik dengan
dilihat dari frekuensi kelurahan Tembok menggunakan uji
kopi, jenis kopi, lama Dukuh kecamatan spearman pada
perangkat lunak
minum kopi dan Bubutan, surabaya.
komputer diperoleh
kekentalan kopi, rata- Peningkatan tekanan nilai p value 0.081,
rata pasien yang darah juga dapat Tidak ada pengaruh
mempunyai kebiasaan disebabkan oleh kebiasaan minum kopi
minum kopi berat faktor lain seperti terhadap grade
mengalami hipertensi. stasus ekonomi, hipertensi pada 213
kegemukan, laki-laki penderita
hipertensi usia 15-59
psikososial (stres),
tahun di wilayah kerja
merokok, aktivitas Puskesmas Larangan
fisik, konsumsi kota Cirebon.
alkohol berlebih dan

17
konsumsi garam.

B. Pembahasan

Pada jurnal pertama dengan judul “Hubungan Kebiasaan Minum Kopi Terhadap

Tingkat Hipertensi” yang di tulis oleh Rita Rahmawati & Dian Daniyati (2016). Penelitian ini

menggunakan desain Cross Sectional, subjek penelitian sebanyak 58 orang, diambil secara

Purposive sampling. Kebiasaan minum kopi dilihat dari frekuensi kopi, jenis kopi, lama

minum kopi, kekentalan kopi diambil menggunakan kuisioner dan wawancara terstruktur,

dan tingkat hipertensi menggunakan observasi.

Hasil penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur didapatkan

bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan minum kopi berat sebanyak 56 (96.6%)

orang dan sebagian kecil responden dengan kebiasaan minum kopi sedang sebanyak 2 (3.4%)

orang.

Berdasarkan kebiasaan minum kopi dikaitkan dengan frekuensinya, subyek yang

minum kopi 1-2 cangkir per hari memiliki resiko hipertensi sebanyak 4,12 kali lebih tinggi

dibanding subjek yang tidak memiliki kebiasaan minum kopi. Hal ini sesuai dengan

penelitian (Michael J. Klag dkk, 2010) yang menunjukkan bahwa resiko hipertensi konsumsi

kopi 1-2 cangkir perhari lebih tinggi jika dibandingkan dengan tidak mengkonsumsi kopi

cangkir perhari. Kandungan terbesar dalam kopi, yaitu kafein, memiliki efek terhadap

tekanan darah secara akut, terutama pada penderita hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal ini, menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kebiasaan minum kopi berat cenderung lebih tinggi responden dengan usia 45-55

18
tahun sebanyak 39 orang (67%) disebabkan karena ada faktor yang mempengaruhi yaitu

ajakan teman, untuk melepas rindu dengan teman lama, melepas jenuh, faktor konsumsi

rokok, Konsumsi rokok yang mempengaruhi kebiasaan orang minum kopi setelah merokok

(merupakan salah satu faktor yang dapat di ubah) dan lingkungan yang sudah banyak

menyediakan tempat tempat minum kopi seperti cafe, warung dan lain-lain, data tersebut

mendukung teori dari (Rizaldi Yoke, 2014).

Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa keseluruhan responden

mengalami hipertensi berat sebanyak 94.8% Sebagian besar dari 58 responden dengan umur

45-55 tahun dan berjenis kelamin laki-laki, hipertensi dialami laki-laki karena adanya

pengaruh hormon. kelompok tersebut juga memiliki resiko kenaikan tekanan darah yang

meningkat seiring bertambahnya usia, dan tidak berperilaku hidup sehat.

Hasil analisis statistik menggunakan Spearman Rho menunjukkan tingkat

kemaknaan p= 0,000 ≤ α (0,05) yang artinya ada hubungan kebiasaan minum kopi terhadap

tingkat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas nelayan Gresik bulan februari 2016. Dengan

derajat korelasi hubungan r = 0,809 berarti korelasi sangat kuat.

Hal ini membuktikan bahwa peningkatan darah ini terjadi melalui mekanisme

mekanisme biologi antara lain kafein mengikat adenosin, mengaktifasi sistem saraf simpatik

dengan meningkatkan konsentrasi cathecolamines dalam plasma, dan menstimulasi kelenjar

adrenalin serta meningkatkan produksi kortisol. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi dan

meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan darah naik (Martiani,

2012).

Pada jurnal kedua dengan judul “Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Kopi

dengan Tekanan Darah Pada Dewasa Muda” yang di tulis oleh Difran Nobel Bistara & Yanis

19
Kartini (2018). Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolerasional dengan

desain penelitian cross sectional. Variabel independennya adalah kebiasaan mengkonsumsi

kopi dan variabel dependennya adalah tekanan darah. Pengambilan sampel dilakukan di

Demak Jaya kelurahan Tembok Dukuh kecamatan Bubutan, Surabaya pada bulan Agustus-

September 2017. Besar sampel sejumlah 40 responden yang diambil dengan teknik purposive

sampling. Data yang diperoleh dikumpulkan dengan menggunakan lembar kuesioner dan

observasi. Klaifikasi skala pengumpulan data ordinal dengan uji statistik yang digunakan

pada penelitian ini adalah korelasi Spearman Rank.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus-September 2017

didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yaitu berumur 26-30 tahun berjumlah 31

(77.5%). Risiko kenaikan tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia

(Whitney & Rolfes, 2008). Pathogenesis hipetensi terjadi seiring dengan adanya peningkatan

usia hal ini akibat aterosklerosis yang menunjang peningkatan perifer total dan selanjutnya

tahanan pembuluh darah ini meningkatkan afterload bagi fungsi jantung, sehingga jantung

harus bekerja lebih berat sehingga mengakibatkan terjadinya hipertensi.

Kopi mengandung kalium dan polifenol yang dapat menurunkan tekanan darah,

selain memiliki kandungan yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kopi instan merupakan

kopi yang dikonsumsi oleh responden. Polifenol (antioksidan) terkandung dalam Kopi instan

yang terdapat serat larut air yang tinggi. Polifenol menghambat terjadinya atherogenesis dan

memperbaiki fungsi vaskuler. Selain polifenol, kandungan yang cukup tinggi dalam kopi

diketahui adalah kalium. Kalium menghambat pelepasan renin yang berfungsi menurunkan

tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga terjadi peningkatan eksresi air dan natrium.

20
Pelepasan renin tersebut menyebabkan terjadinya penurunan curah jantung, tekanan perifer

dan volume plasma, sehingga tekanan darah akan turun (Indriyani, 2009).

Hasil penelitian terkait tekanan darah menunjukkan bahwa mayoritas responden

mengalami tekanan darah normal yaitu 32 orang (80%), responden yang mengalami

hipertensi stadium 1 yaitu 7 orang (17.5%) dan yang mengalami hipertensi stadium 2 yaitu 1

orang (2.5%). Hal ini menunjukkan bahwa ketidakstabilan tekanan darah tidak disebabkan

oleh faktor kebiasaan minum kopi saja. Faktor usia juga dapat mempengaruhi tekanan darah,

resiko terkena hipertensi pada saat memasuki masa pra lansia dengan bertambahnya usia,

resiko menjadi lebih besar sehingga prevalensi kejadian hipertensi dikalangan usia lanjut

cukup tinggi sekitar 40% dengan kematian lebih banyak terjadi pada usia diatas 65 tahun

(Wahyuni, 2013).

Hasil penelitian berdasarkan uji statistik hubungan kebiasaan mengkonsumsi kopi

dengan tekanan darah dewasa muda menunjukkan bahwa kebiasaan mengkonsumsi kopi

moderat dengan karakteristik tekanan darah normal yaitu 32 orang (80%), kebiasaan

mengkonsumsi kopi rendah dengan karakteristik tekanan darah hipertensi stadium 1 yaitu 7

orang (17.5%) dan kebiasaan mengkonsumsi tinggi dengan karakteristik tekanan darah

hipertensi stadium 2 yaitu 1 orang (2.5%).

Hasil tersebut menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi

kopi dengan tekanan darah pada dewasa muda karena setiap responden mempunyai

kebiasaan mengkonsumsi kopi berbeda dan ternyata masih banyak responden yang

mempunyai tekanan darah normal karena 4 cangkir kopi tidak akan menyebabkan perubahan

tekanan darah (Purnomo, 2009).

21
Pada jurnal ketiga dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Minum Kopi Terhadap

Grade Hipertensi pada Laki-laki Usia Produktif di Wilayah Kerja Puskesmas Larangan Kota

Cirebon” yang di tulis oleh Friska Lestari, Ignatius Hapsoro Wirandoko, & M.Edial Sanif

(2017). Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain penelitian

cross sectional. Subyek penelitiaan sebanyak 213 laki-laki usia 15-59 tahun yang menderita

hipertensi dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Larangan, diambil secara consecutive

sampling. Kebiasaan minum kopi dilihat dari frekuensi dan lamanya minum kopi yang

ditanyakan langsung dengan kuesioner. Analisis statistik yang digunakan adalah uji

Spearman.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan penyakit hipertensi di Puskesmas

Larangan menempati urutan ke 4 penyakit tidak menular terbanyak yaitu sebanyak 537

orang. Kemudian dicari penderita hipertensi melalui perhitungan sampel yang dibutukan

sebanyak 213 responden yang memenuhi kriteria penelitian. Dari seluruh responden,

sebagian besar responden berusia 35-59 tahun yaitu sebanyak 183 orang (85.9%). Hal ini

berkaitan dengan semakin meningkatnya usia maka resiko hipertensi semakin besar.

Pekerjaan responden sendiri paling banyak bekerja sebagai wiraswasta. Pekerjaan dapat

dikaitkan dengan stresor bekerja. Stres dapat menyebabkan hipertensi berkaitan dengan

pengaktifan saraf simpatis, pelepasan katekolamin dan kerja hormon stres.

Sebagian besar responden mengkonsumsi kopi 1-2 cangkir dengan lama minum

kopi lebih dari 2 tahun yaitu sebanyak 137 orang (64.3%),. Dimana kebiasaan minum kopi

ini pada kategori ringan. Kebiasaan minum kopi ringan dapat berinteraksi dengan faktor

resiko hipertensi lainnya dalam menyebabkan hipertensi berdasarkan penelitian sebelumnya.

22
Menurut penelitian yang dilakukan (Martiani, 2012)., subyek yang minum kopi 1-2 cangkir

per hari memiliki resiko hipertensi sebanyak 4,12 kali lebih tinggi dibanding subjek yang

tidak memiliki kebiasaan minum kopi. Dari 213 responden, responden sebagian besar

menderita hipertensi grade 1 yaitu sebanyak 199 orang (93.2%), sedangkan responden

dengan hipertensi grade 2 sebanyak 14 orang (6,6%).

Sebanyak 69 responden dengan kebiasaan minum kopi ringan menderita hipertensi

grade 1, sedangkan sebanyak 2 responden dengan kebiasan minum kopi ringan menderita

hipertensi grade 2. Maka perbandingan antara penderita hipertensi grade 1 dengan penderita

hipertensi grade 2 yang memiliki kebiasaan minum kopi ringan adalah 1:34. Sebanyak 126

responden dengan kebiasaan minum kopi sedang menderita hipertensi grade 1 sedangkan

sebanyak 11 responden dengan kebiasan minum kopi sedang menderita hipertensi grade 2.

Maka perbandingan antara penderita hipertensi grade 1 dengan penderita hipertensi grade 2

yang memiliki kebiasaan mnum kopi sedang adalah 1:11. Sebanyak 4 responden dengan

kebiasaan minum kopi berat menderita hipertensi grade 1 sedangkan sebanyak 1 responden

dengan kebiasaan minum kopi berat menderita hipertensi grade 2. Maka perbandingan antara

penderita hipertensi grade 1 dengan penderita hipertensi grade 2 yang memiliki kebiasaan

minum kopi berat adalah 1:4. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa semakin berat

kebiasaan minum kopi maka semakin meningkat rasio grade hipertensinya, namun hasil ini

tidak bermakna secara statistik karena tidak menunjukkan korelasi yang signifikan. Hal ini

dapat disebabkan karena tubuh penderita sudah beradaptasi karena tubuh memiliki

pengaturan untuk tekanan darah.

Tubuh memiliki pengaturan kompleks regulasi hormon, yang bertugas mengatur

tekanan darah dan menyebabkan toleransi terhadap efek humoral dan hemodinamik dari

23
kafein jika dikonsumsi jangka panjang. Kopi mengandung zat-zat lain yang juga dapat

mempengaruhi tekanan darah, termasuk diantaranya asam klorogenat, flavonoid, melanoidin,

kuinide, magnesium, cafestol, and kahweol yang memiliki efek antioksidan. Asam

klorogenat dapat menurunkan tekanan darah. Berdasarkan penelitian, tidak makan dalam

semalam menyebabkan kadar kafein keesokan harinya kembali normal. Hal ini juga salah

satu yang dapat menjelaskan mengapa kebiasaan minum kopi jangka panjang tidak berkaitan

dengan peningkatan tekanan darah.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, mengenai gambaran meminum kopi

terhadap peningkatan tekanan darah, maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Tidak ada masalah keperawatan yang berarti dengan kebiasaan meminum kopi selama

masih dalam batas yang aman. Namun, seseorang yang memiliki kebiasaan meminum

kopi memiliki resiko hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang tidak

meminum kopi sama sekali.

2. Peningkatan tekanan darah tidak hanya disebabkan oleh kandungan kafein didalam kopi

saja, tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah seperti usia, jenis kelamin,

konsumsi rokok dan juga pola hidup yang tidak sehat.

24
3. Dari semua Hasil penelitian yang didapat, semuanya menjelaskan bahwa ada faktor lain

yang berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Selanjutnya Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah

lebih meperbanyak teori-teori yang diperoleh dari berbagai sumber terbaru dan

mengukur kadar kafein untuk data lebih lengkap.

2. Bagi Instansi Dapat dijadikan wacana menambah ilmu pengetahuan, aturan minum kopi

serta takaran minum kopi yang cukup.

3. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan informasi oleh masyarakat tentang perlunya

mengurangi kebiasaan mengkonsumsi kopi yang sangat diperlukan dalam memelihara

kesehatan secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

Amaluddin, A.N., & Malik, K.U. (2018). Pengaruh konsumsi kopi terhadap peningkatan

tekanan darah. Jurnal Unimus,5, 44-45.

Amini, I. (2000). Kiat memilih Jodoh. Jakarta : Lentera Basritama

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Bhara, M. (2005). Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Per Oral 30 Hari Terhadap

Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Wistar. Semarang: Universitas Diponegoro.

Bistara, D.N., & Kartini, Y. (2018). Hubungan kebiasaan mengonsumsi kopi dengan tekanan

darah pada dewasa muda. Jurnal Kesehatan Vokasional,3, 33-39.

International Coffee Organitazion. (2019, Desember). Statistik Perdagangan Kopi. Dipetik

Februari 12, 2020, dari http://www.ico.org/

25
Klag MJ, Wang NY, Meoni LA, Brancati FL, cooper LA, Liang KY, et al. (2002) Coffe Intake

and Hypertension. Arch Intern Med;162:657-662.

https://kalteng.bps.go.id/statictable/2017/07/19/466/jumlah-kasus-10-penyakit-terbanyak-di-

provinsi-kalimantan-tengah-2016.html Diakses 13 Juni 2020

Martiani A. (2012) Studi Diskriptif Tentang Faktor Risiko Hipertensi Ditinjau Dari Kebiasaan

Minum Kopi. Semarang:Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Ningrat, Ranny Wahyu, dan Budi Sentosa. (2012). Pemilihan Diet Nutrien Bagi Penderita

Hipertensi Menggunakan Metode Kalsifikasi Decisieon Tree (RSUD Syarifah Ambami

Rato Ebu Bangkalan). Surabaya: ITS

Purnomo, Heru. (2009). Pencegahan dan Pengobatan yang Penyakit Paling Mematikan. Jakarta :

Buana Pustaka

Rahmawati, R., & Daniati, D. (2016). Hubungan kebiasaan minum kopi terhadap tingkat

hipertensi. Journals of Ners Community,7, 149-161.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian RI tahun 2018. Diakses: 12 Juni 2020 dari www.depkes.go.id

Samiadi, Lika. 2011.Kopi dari sejarah efek bagi kesehatan tubuh dan gaya hidup.Yogyakarta :

Harmoni Panembahan.

Syahrianti, E. (2009). I Love Coffee And Tea. Dalam R. Griffiths, Manfaat Kopi Bagi

Kesehatan (hal. 72-73). Jogjakarta: DIVA Press.

Timorria, L. F. (2019, Juli 17). Konsumsi Kopi Dalam Negeri Alami Pertumbuhan Hingga 8

Persen Setiap Tahun. Diakses 13 Februari 2020, dari

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190717/99/1125329/konsumsi-kopi-dalam-negeri-

alami-pertumbuhan-hingga-8-persen-setiap-tahun

26
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara

Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

University Health Service. (2018). Apa Itu Kafein. Diakses 13 Februari 2020, dari

https://www.uhs.umich.edu/caffeine

Weinberg, b. a., & bealer, b. k. (2010). The Miracle of caffeine. Bandung: Qanita.

27

Anda mungkin juga menyukai