Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Bandung
Disusun Oleh :
P17334119083
2022
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Usulan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Disusun oleh :
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
i
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini telah diujikan pada sidang akhir
Disusun oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemeriksaan Granula
Basofil pada Sediaan Apus Darah Tepi (SADT) Menggunakan Pewarna Giemsa,
Wright dan Wright-Giemsa”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka karena itu, pada kesempatan ini
saya sebagai penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah memberi bantuan dan dukungan.
Karya Tulis Ilmiah ini dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
penelitian selanjutnya.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya sebagai penulis dibantu oleh
banyak pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa ikhlas penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
3
2. Ibu Dr. Ani Riyani, M.Kes, selaku Kepala Prodi DIII Jurusan Teknologi
Ilmiah
4. Bapak Adang Durachim, S.Pd, M.Kes, selaku Penguji I Karya Tulis Ilmiah
5. Ibu Dr. Betty Nurhayati, M.Si, selaku Penguji II Karya Tulis Ilmiah
6. Kedua orang tua dan adik tercinta, sebagai support system utama dalam
8. Pihak-pihak lain yang sangat membantu tetapi tidak bisa dicuapkan satu per
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, tetapi
semoga bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi peneliti selanjutnya. Oleh karena
itu, saran dan kritik pembaca sangat berarti untuk menyempurnakan penelitian ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
2.1.3 Leukosit................................................................................... 6
2.1.3.2 Leukopoiesis........................................................................ 7
5
2.1.3.3 Morfologi Basofil................................................................. 10
6
3.7 Skema Kerja .................................................................................... 27
7
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Hasil Jumlah Granula Basofil dalam 100 sel....................... 21
8
DAFTAR GAMBAR
9
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan sediaan apus darah tepi merupakan bagian yang penting dari
darah tepi yaitu mampu menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti morfologi
2013).
basa seperti (1) azure B yang dapat memberikan warna biru-ungu atau biru pada
inti sel, nukleoprotein, granula basofil dan granula neutrofil, dan (2) pewarna
anion atau asam, seperti eosin Y dapat memberikan warna merah atau oranye
pada eritrosit dan granula eosinofil serta mewarnai inti sel (McKenzie, 2014 ;
Bain, 2014).
Giemsa yang dilakukan oleh Ardina dan Rosalinda pafa tahun 2018
1
2
menunjukkan inti sel berwarna biru keunguan dan granula tampak cukup jelas
terlihat berwarna merah muda, dan sediaan apus darah tepi lebih tahan lama
setelah disimpan. Pada pewarnaan Wright menunjukan inti sel dan granula
tampak lebih jelas terlihat kemerahan dengan warna yang lebih menonjol
yaitu tidak tahan lama dalam iklim tropis. Pada sediaan apus darah tepi dengan
dimana granula, plasma dan inti lebih jelas terlihat dan pewarnaan lebih tahan
lama disimpan. Namun, perlu diperhatikan juga tujuan dari pembuatan preparat
sediaan apus darah tepi, karena apabila ingin menentukan ada/tidaknya parasit
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kira-kira
kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Sel ini memiliki ukuran sekitar
14 μm, granula memiliki ukuran bervariasi dengan susunan tidak teratur hingga
menutupi nukleus dan bersifat azurofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan
pewarnaan Giemsa. Basofil memiliki granula kasar berwarna ungu atau biru tua
dan seringkali menutupi inti sel, dan bersegmen. Warna kebiruan disebabkan
karena banyaknya granula yang berisi histamin, yaitu suatu senyawa amina
biogenik yang merupakan metabolit dari asam amino histidin (Kiswari, 2014).
3
Kandungan pewarna Wright adalah methylene blue dan eosin. Eosin bersifat
parasit darah agar terlihat berwarna biru laut yang lebih jelas.
pewarnaan Giemsa karena granula itu akan larut dan juga dilapangan sendiri
basofil jarang terlihat karena jumlahnya 0,5-1% dalam keadaan normal. Maka
dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pemeriksaan granula basofil
pada sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan Giemsa dan Wright
Sediaan Apus Darah Tepi (SADT) Menggunakan Pewarna Giemsa, Wright dan
Wright-Giemsa?
Untuk mengetahui granula basofil pada Sediaan Apus Darah Tepi (SADT)
1. Manfaat Teoritis
4
2. Manfaat Praktis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terdapat sel-sel darah. Volume darah secara keseluruhan berkisar 1/12 dari
berat badan. Secara fisiologis volume darah adalah tetap (homeostatik) dan
diatur oleh tekanan osmotik koloid dari protein dalam plasma dan jaringan.
( Siswanto. 2017)
Terdiri dari plasma darah yaitu bagian cair darah yang sebagian besar
terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. Butir-butir darah (blood
corpuscle), yang terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah
karbon dioksida dari jaringan, mengambil zat-zat makanan dari usus halus
berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit. Fungsi
serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan
cairan berupa lendir dan zatzat kimia. Jika kulit rusak, misalnya luka atau
lecet, kemungkinan bakteri dapat masuk. Sel darah putih keluar dari kapiler
untuk melawan bakteri yang masuk. Kalau sel darah putih tidak dapat
bertahan maka sel darah putih akan mati bersama dengan jaringan ( Akbar,
Prima S. 2018).
2.1.3 Leukosit
Sel darah putih, atau leukosit (Yunani; leucko = putih dan cyte = sel),
untuk terus berfungsi dengan baik. Sementara semua leukosit terlibat dalam
respon imun untuk mempertahankan tubuh, hal ini dicapai dengan cara
2.1.3.2 Leukopoiesis
blast, satu untuk setiap cell line. Namun, tidak mungkin untuk
mieloblast. Pada pembentukan sel seri agranulosit ada dua jenis sel, yaitu
dan menghasilkan produk akhir eosinofil, basofil, dan neutrofil. Proses ini
proliferasi atau mitotik. Setelah tahap ini selesai, tidak terjadi lagi
yaitu metamielosit, neutrofil stab, dan neutrofil segmen. Sel-sel ini menetap
Pada sumsum tulang normal sekitar 20% nya terdiri dari limfosit yang
darah dan beredar dalam interval waktu yang berbeda tergantung pada sifat
10
2019).
berbagai sel induk dengan potensi lebih terbatas, diantaranya adalah unit
dari sel induk hingga menjadi monosit membutuhkan waktu sekitar 55 jam.
Monosit tidak tersedia dalam sumsum tulang dalam jumlah besar namun
1. Neutrofil
11
2. Eosinofil
3. Basofil
2.5 Basofil
4. Monosit
5. Limfosit
Terdapat beberapa jenis sediaan apus darah tepi yang digunakan yaitu
apus tetes tebal, apus tetes tipis dan apus khusus. Preparat apus darah tetes
tebal terbuat dari setetes darah pada kaca objek yang di apus secara spiral
menggunakan kaa objek atau kaca penutup. Apus darah tebal biasanya
Preparat apus darah tetes tipis adalah apus yang digunakan di laboratoium
sel eritrosit tetap tampak sebagai sel utuh. Pada apus darah tipis dapat
buffy coat smear yang dapat digunakan untuk pemeriksaan sel lupus
Sediaan apus darah tepi yang baik harus memiliki 3 bagian yaitu
bagian kepala, badan dan ekor dengan ketebalan gradual dan ketebalan
berada di daerah kepala, eritrosit pada bagian ini saling menumpuk, tidak
teratur dengan berbagai macam sel leukosit. Bagian badan apus menipis
dengan distribusi eritrosit yang merata dan leukosit menyebar dengan baik,
pada bagian tengah apusan di dominasi oleh sel limfosit dan bagian
ekor apus semakin tipis dan membentuk lidah, distribusi eritrosit pada
16
bagian ini agak jarang dan sel leukosit didominasi oleh sel neutofil. Selain
itu Apus yang baik tidak terdapat lubang-lubang dibagian Apus darah,
kaca objek dan panjang Apus 2/3 dari panjang kaca objek (Nugraha,
Gilang. 2017).
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas sel darah
sel dan komponen sel darah pada umumnya didasarkan sifat sel dan
komponen sel terhadap zat warna, selain itu terdapat pewarnaan khusus
untuk mewarnai komponen sel saja seperti sisa RNA pada pemeriksaan
yang lebih baik sehingga lebih mudah diamati (Ardina dan Rosalinda,
2018).
yaitu Giemsa, karena memiliki ketahanan dan hasil pewarnaan yang lebih
baik. Pewarna Giemsa terdapat dalam bentuk padat/ cair. Giemsa yang
2017).
Gambar 2.8 Rumus Kimia Eosin Y Gambar 2.9 Rumus Kimia Methylene
blue
(Sumber : en.wikipedia.org, 2021)
(Sumber : en.wikipedia.org, 2021)
methylene blue yang berwarna biru dan azzure B yang berwarna ungu.
untuk memberi warna pada eritrosit. Perpaduan antara eosin dan azzure B
dasar metanol, oleh karena itu terkadang beberpa literatur menuliskan tidak
20
mengurangi artefak yang dapat terjadi jika pewarna yang sudah terlalu
Pewarna Giemsa
Granula Basofil
Pewarna Wright
Ukur Ukur
warna Wright
basofil pada
SADT yang
diwarnai
oleh
pewarna
Giemsa dan
22
Wright
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
membandingkan dua atau lebih suatu kondisi, kejadian, kegiatan, program dan
dekriptif.
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
10 % x 88 = 8.8 ≈ 9
24
26. Data di uji kenormalannya terlebih dahulu dengan uji Saphiro-Wilk. Jika
Measures (GLM) dan jika terdistribusi tidak normal dilakukan uji Friedman.
Tabel 3.1 Rencana Hasil Pemeriksaan Jumlah Basofil dalam 100 sel
No No Kode Jumlah Basofil dalam 100 sel
Giemsa
Giemsa
Jumlah
Wright
Basofil
Wright-
Giemsa
Wilk
Jumlah Giemsa
Granula Wright
Basofil Wright-
Giemsa
Kemenkes Bandung.
3.5.1 Alat
tourniquet, kapas alkohol, plester, kapas kering, tabung K3EDTA, label, kaca
3.5.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : darah vena, metanol
4. Kulit pada bagian yang akan diambil darah dibersihkan dengan kapas
3. Dengan menggunakan objek gelas lain dibuat sediaan apus darah tepi
6. Keringkan di udara.
Giemsa
digunakan.
2. Preparat difiksasi yang sudah kering deng methanol absolut selama 3-5
menit.
Wright
untuk dipakai.
4. Apus dibilas dengan air dan bagian belakang apus yang kotor
2018)
preparat.
3. Jika sudah bagus dan jelas kemudian ganti objektif dengan 100 x dan
Jumlah 2.050.000,00
32
BAB IV
4.2 Pembahasan
ditemukan dalam beberapa spesiman yang diberi pewarnaan Wright, sedangkan pada
Giemsa merupakan pewarna dengan prinsip Romanowsky yang terdiri dari Azure B
(produk oksidasi methylen blue) yang memiliki warna biru dan eosin (eosin B atau Y) yang
berwarna merah, kombinasi kedua zat warna tersebut bersifat polikromatik sehingga dapat
memberikan beberapa warna terhadap sediaan apus darah (Nugraha G.,2015). Azur B
(trimetil tionin) bersifat basa dan eosin Y (tetrabromflurecein) bersifat asam. Azur B
mewarnai komponen sel yang bersifat asam dan eosin Y mewarnai komponen yang bersifat
basa seperti granula eosinofil, ikatan antara eosin Y dengan azur B dapat menghasilkan
warna ungu (Arianda D., 2015). Pewarna Giemsa digunakan untuk membedakan inti sel dan
morfologi sitoplasma sel darah merah, sel darah putih, trombosit serta parasit darah (Nugraha
G.,2015).
heparin dan substansi bereaksi lambat. Granula basofil kasar dan bewarna biru bila diwarnai
dengan zat warna yang bereaksi basa, dan bila diwarnai dengan zat metakromatik , granula
nya akan bewarna terang (Widmann, 1989). Granula yang bersifat metakromatik ini memiliki
33
34
arti bahwa granula tersebut apabila dilakukan pewarnaan kemungkinan akan menghasilkan
gelap) .Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kira-kira kurang dari
2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Sel ini memiliki ukuran sekitar 14 μm, granula basophil
memiliki ukuran yang bervariasi dengan susunan tidak teratur hingga menutupi nukleus dan
bersifat azrofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan pewarnaan Giemsa. Basofil
memiliki granula kasar berwarna ungu atau biru tua dan seringkali menutupi inti sel, dan
bersegmen. Warna kebiruan disebabkan karena banyaknya granula yang berisi histamin,
yaitu suatu senyawa amina biogenik yang merupakan metabolit dari asam amino histidin.
Basofil jarang ditemukan dalam darah normal. Selama proses peradangan akan menghasilkan
senyawa kimia berupa heparin, histamin, beradikinin dan serotonin. Basofil berperan dalam
Adapun beberapa faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hasil pewarnaan pada
darah diantaranya teknik pembuatan sediaan darah (dimana apusan darah tipis yang tidak
memiliki bagian ekor akan mempersulit proses identifikasi), sumber daya manusia, proses
fiksasi yang tidak tepat (menggunakan methanol yang tidak absolut dan tidak langsung
difiksasi setelah sediaan kering), pewarnaan yang kurang tepat, ketelitian, dan keterampilan
35
peneliti dalam membuat sediaan darah, karena bentuk apusan sediaan darah dapat
mempersulit pengamatan hasil pewarnaan (Susilawati, E., Artati, & Salnus, S., 2021: 11-12).
Referensi
Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Skor Child Turcotte Pugh. Tesis. Fakultas
Susilawati, E., Artati, & Salnus, S. 2021. Studi Potensi Ekstrak Antosianin Dari Kulit
Manggis (Garcinia Mangostana) Sebagai Pewarna Apusan Darah Tepi (Adt) Dalam
basophil terlihat ketika menggunakan pewarnaan wright. Pewarnaan wright adalah zat warna
metilen blue, dan metil alkohol dalam konsentrasi tinggi. Garnula yang tampak pada basophil
ini disebabkan oleh diikatnya warna biru-ungu atau biru pada inti sel, nukleoprotein, dan
leukosit oleh Azure B yang terkandung di pewarnaan wright (Susilawati, E., Artati, &
Salnus, S., 2021: 11). Selain itu pada pewarnaan wright sediaam apus darah tidak perlu
dikeringkan di udara dan tidak perlu diasakan fiksasi sendiri karena pewaraan ini telah
mengandung metil alcohol dalam konsentrasi yang tinggi sehingga dapat langsung
ditambahkan larutan penyangga (buffer) dengan pH 6,4 (basa) dan membiarkannya selama
12-20 menit.
36
Penggunaan larutan buffer pada apus darah berfungsi mengionisasi komponen sel yang
bersifat basa membentuk warna jingga hingga merah muda, dan methylene blue bersifat basa
memberi warna komponen sel yang bersifat asam membentuk warna biru sedangkan
komponen sel yang bersifat netral akan mengikat warna biru dan merah sama banyak. Karena
inilah granula pada basopil terlihat dengan menggunakan pewarnaan wright (Hidaya, 2019).
Giemsa lebih tahan lama dalam iklim tropis. Beberapa klinik juga menggunakan pewarna
Wright dalam mewarnai apusan darah tepi. Terkadang pewarnaan Giemsa juga
dikombinasikan dengan Wright, dimana diharapkan kelebihan dari tiap-tiap zat warna
Giemsa dan Wright bisa didapatkan dan akan menjadikan sediaan apus darah tepi lebih jelas
Pada apusan darah tepi salah satu sel yang dapat diamati ialah leukosit. Leukosit
memiliki sebuah inti yang bentuk dan ukurannya bervariasi sehingga mudah dibedakan
dengan eritrosit dan trombosit. Terdapat 5 jenis leukosit yang utama, yaitu neutrofil,
eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit. Eosinofil merupakan salah satu jenis sel leukosit
yang memiliki ciri-ciri khas diantaranya sel bulat, inti biasanya hanya memiliki 2 lobus,
kromatin berwarna ungu, sitoplasma mengandung banyak granula eosinofilik (jingga) yang
Giemsa sangat baik untuk mengidentifikasi berbagai sel granulosit dan sel-sel darah
lainnya, menghasilkan gambaran inti yang jelas, sangat baik dalam membedakan komponen
basofilik atau eosinofilik dari sel limfoid dan mieloid, dan keunggulan utama Giemsa ialah
37
lebih tahan lama dalam iklim tropis dan sangat baik untuk mempelajari parasit-parasit darah.
Oleh sebab itu, eosinofil yang terwarnai dengan Giemsa memberikan hasil yang representatif
dengan warna granula oranye-merah dan preparat apus darah tepi juga dapat bertahan dengan
alkohol dalam konsentrasi tinggi, sehingga tidak perlu dilakukan fiksasi. Kelebihan dari
pewarnaan Wright yaitu plasma dan inti sel lebih jelas terlihat. Hal itu disebabkan karena
komposisi dari Wright, yang terdiri dari methylene blue yang akan memberi warna biru pada
inti (nukleus) yang mengandung DNA dan eosin yang memberi warna merah pada
sitoplasma. Sedangkan kekurangan pewarna Wright yaitu tidak tahan lama dalam iklim
tropis.
mengandung kombinasi zat warna basa seperti methylene blue dan produk oksidatifnya,
azure A dan azure B, dan zat warna asam seperti eosin. Pewarnaan ini sudah rutin digunakan
di laboratorium hematologi untuk mewarnai apusan darah tepi dan sumsum tulang. Teknik
neutrofil-basofil, dan Wright untuk basofil, sedangkan Giemsa untuk parasit-parasit dalam
darah.
Pada pewarnaan Wright menunjukan inti sel dan granula tampak lebih jelas terlihat
kemerahan dengan warna yang lebih menonjol dibandingkan dengan pewarnaan Giemsa
namun kekurangan pewarna Wright yaitu tidak tahan lama dalam iklim tropis. Pada apusan
dengan pewarnaan kombinasi Wright-Giemsa terdapat kelebihan dari setiap zat warna
dimana granula, plasma dan inti lebih jelas terlihat dan pewarnaan lebih tahan lama disimpan.
38
Referensi
Rini Ardina, S. R. (n.d.). MORFOLOGI EOSINOFIL PADA APUSAN DARAH TEPI
MENGGUNAKAN PEWARNAAN. Media Neliti.
Uji coba basophil menggunakan pewarna wright menunjukkan warna yang lebih terang
dibandingkan menggunakan pewarna giemsa. Akan pewarna wright ini memiliki kekurangan
yaitu tidak tahan lama di iklim tropis. Adapun alasan mengapa larutan ini tidak tahan lama
karena larutan wright berbahan dasar metanol (metil alkohol) berkonsentrasi tinggi yang
merupakan bahan yang gampang teroksidasi/menguap dan mengembun akibat panas dan
lembab, sehingga menyebabkan pewarnaannya mudah pudar (tidak tahan lama). Olehnya itu,
dibutuhkan fiksasi sehingga membantu mengurangi artefak air atau noda-noda yang dapat
Sehingga jika menggunakan larutan wright di iklim tropis yang identik hangat akan
semakin mempercepat proses oksidasi pada saat percobaan yang akan menyebabkan anomali
pada objek penelitian yang dalam hal ini adalah apusan darah.
Referensi
Ardina, Rinny dan Sherly Rosalinda. 2018. Morfologi Eosinofil Pada Apusan Darah Tepi
Kesimpulan
apusan darah tepi (ADT) dengan menggunakan pewarnaan giemsa tidak terlihat sedangkan
bahwa pewarnaan yang di peroleh dari pewarnaan giemsa tidak dapat di gunakan sebagai
pewarnaan pada apusan darah tepi (ADT) dalam melihat gambaran granula basophil. Meski
demikian, larutan giemsa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh larutan wright salah
satunya adalah ketahanan di iklim tropis. Alasan yang membuat larutan wright tidak tahan
lama di iklim tropis adalah Karena kandungannya yang berbahan dasar etanol (alkhol)
berkonsentrasi tinggi yang membuatnya gampang terionisasi jika di bawa di suhu yang
tinggi.
Saran
Ada beberapa saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil temuan dalam
40
41
Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Gandasoebrata. 2016. PENUNTUN LABORATORIUM KLINIK. Dilihat pada 14
April 2022.
42
43
Tiner A, Ibrahim Sherif A, Murray I. 2021. “Histology, White Blood Cell”. Diunduh
pada 10 Oktober 2021.
44