Oleh:
Rika Handayani
0110108805
ABSTRAK
Rika Handayani
10108805
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini
untuk memenuhi sebagian persyaratan Tri Darma Ika Bina Labuhanbatu. Judul
Penelitian ini adalah “Hubungan Vulva Hygiene dan Penggunaan KB dengan
Keputihan pada Wanita pasangan Usia Subur (PUS) di Klinik Hj.Nani
AM.keb Labuhanbatu Tahun 2019
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi Tri Darma Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak/Ibu :
1. Bapak H. Faisal Syarief Hasibuan, S.Psi selaku ketua yayasan Akademi
Kebidanan Ika Bina Labuhan batu.
2. Ibu Rani Darma Sakti Tanjung,SST,M.Kes, Direktur Akademi Kebidanan
Ika Bina Labuhanbatu.
3. Bidan Hj. Nani S, AM.Keb yang telah memberi izin saya untuk melakukan
penelitian di Klinik Bidan Hj. Nani.
Rika Handayani
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
ABSTRACT.................................................................................................... i
ABSTRAK..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... viii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah........................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian............................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian............................................................. 7
iii
3.3.2. Sampel....................................................................
................................................................................
3.4. Kerangka Konsep............................................................... 27
............................................................................................
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel................. 28
3.5.1. Definisi Operasional .............................................. 28
3.5.2. Aspek Pengukuran.................................................. 28
3.6. Metode Pengumpulan Data................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 46
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel X dan variabel Y.......................
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ................................................... 48
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Wanita yang cerdas dan peduli kesehatan, wajar kiranya jika kita aktif
penting. Orang tua yang sehat, besar kemungkinan mendapatkan bayi yang sehat
juga. Sistem reproduksi sangatlah penting bagi Wanita Pasangan Usia Subur
(PUS) berkaitan erat dalam masalah keputihan. Mengetahui secara rinci sistem
dan solusi yang tepat untuk penanganannya, akan sangat membantu setiap wanita
pada wanita. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan
subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan
rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Penyebab umum
keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat
keputihan. Jika tidak ditangani dengan baik, keputihan bisa berakibat fatal,
kemandulan dan kehamilan ektopik (hamil diluar kandungan) bisa menjadi salah
satu akibat keputihan. Gejala awal kanker Rahim biasanya dimulai dengan
keputihan (2).
sekitar 75% perempuan di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak
sekali seumur hidupnya, dan sekitar 45% akan mengalami dua kali atau lebih,
sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25% (3). Jumlah
wanita didunia yang pernah mengalami keputihan 75%, sedangkan wanita Eropa
yang mengalami keputihan sebesar 25%. Angka ini lebih besar dibandingkan
dengan masalah reproduksi pada kaum laki-laki yang hanya mencapai 12,3% pada
usia yang sama dengan kaum wanita. Data tersebut menunjukkan bahwa
keputihan pada wanita di dunia, Eropa, dan di Indonesia cukup tinggi (4).
negara Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sehingga jamur mudah
juga dialami oleh wanita yang belum kawin atau remaja puteri yang berumur 15-
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rika Puji Rahayu, Fitriani Nur
seperti etinilestradiol dan satu dari beberapa steroid C19 dengan aktivitas
minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya mengalami keputihan
dua kali atau lebih. Hal ini, di karena Indonesia merupakan daerah tropis sehingga
membuat keadaan tubuh menjadi lebih lembab dan berkeringat. Akibatnya bakteri
mudah berkembang dan menyebabkan bau tidak sedap terutama pada bagian
lipatan tubuh seperti ketiak dan lipatan organ genitalia pada perempuan (7).
4
Kecamatan Karang Bahagia Cikarang Utara Kab Bekasi tahun 2016 pada wanita
yang bekerja di PT Unilever wanita usia subur yang. Besar sample sebanyak 100
sabun kewanitaan ada 61 responden (61,0%), status gizi tidak obesitas ada 97
57,7% mengalami keputihan tidak normal, 76,3% memiliki Personal Hygiene yang
kurang baik dan 80,4% memakai kontrasepsi hormonal. Hasil analisis bivariat
flour albus yang normal sebanyak 119 (95,2%), responden dengan tingkat
variabel < ɑ(0,05), berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan,
sikap, personal hygiene dan douching dengan terjadinya flour albus. Berdasarkan
uji statistik diperoleh nilai OR yang paling tinggi diantara variabel yang lain
kali terjadinya flour albus tidak normal di bandingkan responden yang memiliki
keputihan pada wanita usia subur (WUS) di kecamatan banjarejo kota madiun”
Uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil; Ada hubungan antara penggunaan
0,000), ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian keputihan (p-
Jln Nenas,Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Rantau Utara Tahun 2019 karena
klinik tersebut merupakan tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak, wanita
pasangan subur mengalami keputihan dan pada tahun 2018 ada sebanyak
Hasil survei awal yang dilakukan oleh penelitian pada tanggal 10 mei 2019
dengan keluhan gatal berbau, dan ada rasa panas dibagian vagina. Ibu mengatakan
mengatakan tidak keputihan, ibu juga mengatakan melakukan vulva hygiene dan
Keputihan pada Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Klinik Hj.Nani AM.keb
2019.
2019.
2019.
2019.
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Responden
sebagai referensi bagi lembaga peneliti lainnya yang terkait untuk sebagai
8
bahan perbandigan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan judul
yang sama, dan peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya agar bisa
sumber bacaan dibidang kesehatan reproduksi, hasil penelitian ini juga dapat
digunakan untuk dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan keputihan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
judul Faktor yang memengaruhi kejadian keputihan pada wanita Pasangan usia
Subur (PUS) Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang
Klinik Az-Zuhra Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh wanita PUS yang mengalami kejadian
dan dengan uji, chi-square, dan uji logistic regression. Hasil penelitian dari 38
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rika Puji Rahayu, Fitriani Nur
2.2.1. Keputihan
1. Defenisi Keputihan
merupakan darah. Keputihan adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan
yang dikelurkan dari alat-alat genatalia yang tidak merupakan darah Keputihan
terbagi menjadi dua jenis yaitu yang bersifat fisiologis (normal) dan patologis
(abnormal) (14).
1) Keputihan Fisiologis
muskus yang mengadung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan
menjelang dan sesudah menstruasi. Sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 siklus
obat-obat hormon seperti pil KB. Keputihan ini tidak berwarna atau jernih, tidak
2) Keputihan Patologi
jenis keputihan ini sudah termaksut ke dalam jenis penyakit. Keputihan patologis
dapat menyebabkan berbagai efek dan hal ini akan sangat menggangu bagi
resiko bayi lahir prematur pada wanita hamil dan bayipun akan turut terkena
infeksi. Bayi yang terkena infeksi virus beresiko mengalami gangguan pencernaan
Bayi yang mengalami infeksi akibat bakteri dapat menyebabkan kebutaan pada
kental, cairan yang keluar memiliki warna putih seperti susu, atau berwarna
kuning atau juga hijau, keputuhan patologis menyebabkan rasa gatal, cairan yang
keluar memiliki bau yang tidak sedap, biasanya menyisakan bercak-bercak yang
terlihat pada celana dalam wanita, dan jumlah cairan yang keluar sangat banyak.
2. Patogenesis
cairan dan alat kelamin wanita yang tidak berupa darah. Dalam perkembangan,
menopause. Keputihan merupakan kedaan yang dapat terjadi fisiologis dan dapat
menjadi keputihan yang patologis karena terinfeksi seperti jamur, parasit, bakteri
dan virus maka keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya
menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi bila pH vagina basa. Keadaan pH vagina
basa membuat kuman penyakit berkembang dan hidup subur di dalam vagina.
3. Etiologi
1) Pengaruh sisa estrogen dan plasenta terhadap uterus dan vagina janin sehingga
darah di vagina atau vulva, sekresi kelenjar servik yang bertambah sehingga
terjadi pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini diperlukan untuk
ovulasi.
5) Mukus servik yang padat pada masa kehamilan sehingga menutup lumen
1) Infeksi
Tubuh akan memberi reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk ini dengan
a. Jamur
Penyakit ini disebut juga Kandidas genetalia. Jamur ini merupakan saprofit
yang pada keadaan tertentu menyebabkan gejala infeksi mulai dari yang
ringan hingga berat. Penyakit ini tidak selalu akibat PMS dan dapat timbul
pada wanita yang belum menikah. Ada beberapa faktor predisposisi untuk
b) Kehamilan
c) Kontrasepsi hormonal
f) Selalu memakai pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang
Keluhan penyakit ini adalah rasa gatal atau panas pada alat kelamin,
keluarnya lendiri yang kental, putih dan bergumpal seperti butiran tepung.
yang timbul adalah balanopostitis (radang pada glans penis dan prepusium)
14
b. Bakteri
a) Gonokokus
sel epitel uretra dan mukosa vagina. Pada hari ketiga, bakteri ersebut
kekuningan atau nanah, rasa sakit pada waktu berkemih maupun saat
senggama.
b) Klamidia Trakomatis
c) Grandnerella
amino yang akan diubah menjadi senyawa amin, bau amis, berwarna
berlebihan dan berbau disertai rasa tidak nyaman diperut bagian bawah.
d) Treponema Pallidum
e) Parasit
dengan cepat. Walaupun infeksi ini dapat terjadi dengan berbagai cara,
penularan dengan jalan koitus ialah cara yang paling sering terdapat.
Pada pria dengan trikomonas biasanya parasit ini terdapat di uretra dan
kental, berwarna kekuningan dan agak bau serta terasa gatal dan panas.
f) Virus
cedera persalinan dan radiasi kangker genetalia atau kangker itu sendiri.
16
d. Benda asing
Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita hernia atau prolaps
e. Neoplasma jinak
f. Kanker
saluran alat-alat genetalia. Sel umum sangat cepat secara abnormal dan
g. Fisik
h. Menopause
kering, sering timbul gatal karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah luka
4. Gejala
1) Sekret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan labia mejadin
terasa gatal, umumnya disebabkan oleh infeksi jamur kandida dan biasa terjadi
2) Sekret yang berlebihan berwarna putih kehijauan atau kekuningan dan berbau
tidak sedap kemungkinan oleh infeksi trikomonas atau ada benda asing di
vagina.
3) Keputihan yang disertai nyeri perut di bagian bawah atau nyeri panggul
4) Sekret sedikit atau banyak verupa nanah, rasa sakit dan panas saat berkemih
gonorhoe.
6) Sekret bercampur darah dan di sertai bau khas akibat sel-sel mati,
5. Penetalaksanaan
kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga
memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat
dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat – obatan yang
infeksi bakteri atau parasit. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet,
kapsul), topikal seperti krem yang dioleskan dan ada pula yang dimaksukkan
hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual selama masih
dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah
yaitu dengan:
1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup,
kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan
berkembang biak.
4) Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan ke belakang.
19
mematikan flora normal vagina. Jika perlu lakukan konsultasi medis dahulu
6) Hindari penggunan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada
kesehatan dan mencegah infeksi (15). Manfaat Vulva Hygiene adalah Perawatan
vagina memiliki beberapa manfaat, antara lain menjaga vagina dan daerah
sekitarnya tetap bersih dan nyaman, mencegah munculnya keputihan, bau tidak
Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal ini juga berlaku
bagi kesehatan organ-organ seksual. Cara memelihara organ intim tanpa kuman
dilakukan sehari-hari dimulai bangun tidur dan mandi pagi. Alat reproduksi dapat
terkena sejenis jamu atau kutu yang dapat menyebabkan rasa gatal atau tidak
nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya. Mencuci vagina dengan air kotor,
20
pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing didalam vagina dapat
pengobatan abnormal, celana yang tidak menyerap keringat, dan dapat penyakit
menular seksual.
lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah dan lembah berpontesi
vagina yang sulit terjangkau tangan untuk dibersihkan dan akan mengundang
kuman.
e. Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemanapun pergi, hal ini
f. Pakailah celana dalam dari bahan katun karena dapat menyerap keringat
dengan sempurna.
21
g. Menghindari pemakaian celana dalam dari satin atai pun bahan sintetik
infeksi bakteri, jamur, serta jerawat atau bisul pada daerah genatalia. Ini
higienitas daerah kewanitaan, akan tetapi bagian dasar dari pentyliner ini
terbuat dari plastik, sehingga kulit tidak bisa bernafas lenga karena kurangnya
k. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat. Berbahan nilon, jeans dan kulit.
l. Saat cebok setelah BAB dan BAK, bilas dari arah depan ke belakang. Hal ini
p. Jangan garuk organ intim segatal apapun. Membilas dengan air hangat juga
tidak di sarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di sekitar
22
vagina bertambah merah dan membuat rasa gatal semakin menjadi-jadi. Lebih
baik kompres vagina dengan air es sehingga pembulu darah di wilayah organ
menghilang. Alternatif lain, basuh vagina dengan rebuusan air sirih yang
sudah didinginkan.
q. Bersihkan vagina setiap BAB dan BAK. Air yang digunakan untuk membasuh
harus bersih, yakni air mengalir yang langsung dari keran. Penelitian menguak
albicans. Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengadung
kurang lebih 10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina juga juga
berkaitan erat dengan trik pembasuhnnya. Yang benar adalah dari arah depan
(vagina) ke belakang (anus) dan bukan dari anus ke arah vagina. Cara yang
disebut terakhir itu hanya akan membuat bakteri yang bersarang di daerah
baik, tidak mengadung bahan yang membuat alergi, dan merekat dengan baik
Perawatan pada saat mentruasi juga perlu dilakukan karena pada saat
harus sangat di jaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat
lebih dari enam jam atau harus ganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh
darah menstruasi.
f. Efek perawatan yang salah pada alat reproduksi eksternal mengatakan bahwa
efek samping dari kesalahan dalam merawat alat reproduksi eksternal yaitu :
1) Jika pembersih atau sabun berbahan daun sirih digunakan dalam waktu
2.2.3. KB
1. Pengertian KB
2. Macam – Macam KB
1) Pil KB
Suatu cara alat kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet
yang berisi berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi)
atau hanya terdiri dari hormon progesteron saya (Mini Pil). Cara menekan pil kb
24
menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur,
mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam
rahim, dan menipiskan lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat
menyusui. Efektivitas pil sangat tinggi, angka kegagalan berkisar 1-8% untuk pil
2) Suntik KB
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif.
3) Implant
bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang,
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim adalah (AKDR) atau yang biasa disebut
dengan Intra Uterin Device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam
rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik ada yang terlilit tembaga
(Cu), adapula yang tidak, adapula yang dililit tembaga bercampur perak (Ag). Selain
itu adapula yang dibatangnya berisi hormon progesteron. Pengukuran uterus (17)
25
5) Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis
saat berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya
pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung
karet yang dipasang pada sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang keadaan
organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara usia 20-45 tahun. Pasangan
Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan
yang sah yang umur istrinya 15-49 tahun. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah
pasangan suami- istri yang istrinya berumur 15-49 tahun dan masih haid, atau
pasangan suami-istri yang istrinya berusia kurang dari 15 tahun dan sudah haid,
atau istri sudah berumur 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan) (21).
kemungkinan hasil dari suatu kemungkinan hasil dari suatu penelitian(22). Maka
METODE PENELITIAN
tentang gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam
yang digunakan adalah bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional,
penelitian yang dilakukan dengan sekali pengamatan pada saat tertentu terhadap
dengan Keputihan pada Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Klinik Hj.Nani
Labuhanbatu yang terletak di jalan Nenas padang bulan kelurahan padang bulan.
Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2019 dimulai dari
26
27
3.3.1. Populasi
ini adalah wanita PUS di Klinik Hj.Nani AM.keb Labuhanbatu Tahun 2019 yang
dimana dari pertengahan bulan Agustus 2019 – September 2019 terdapat 38 PUS.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan diagap mewakili seluruh populasi. Tehnik sampling yang digunakan dalam
keputihan pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Klinik Hj.Nani AM.keb
1. Vulva hygiene
Keputihan
2. Penggunan KB
kelamin.
darah.
Aspek pengukuran adalah aturan- aturan yang meliputi cara dan alat ukur
(instrument), hasil pengukuran, katagori dan skala ukur yang digunakan untuk
1. Vulva 10 Kuesioner
Hygiene
Benar (1) Skor 10 Baik (2) Ordinal
Tidak
Skor 2 pengguna
29
KB(1)
Keputihan
Skor 1-5 tidak normal
(1)
3) Data tertier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti: jurnal,
text book, sumber elektronik (tidak boleh sumber anonim), mis: SDKI 2012,
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder dan
primer.
1. Data Primer
penelitian dengan responden atau subjek dengan cara tanya jawab sepihak secara
telah ditetapkan terlebih dahulu peneliti dan responden hanya memiliki alternatif
jawabannya.
observasi. Observasi yang akan dilakukan adalah secara langsung dengan cara
mengunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh
pihak lain, misalnya rekam medik,rekapitulasi nilai,dan kunjugan pasien dan lain-
lain.
3. Data Tersier
Data tersier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah
berbentuk kuesioner. Hal ini menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
kunsisten atau tetap bila dilakukan pengukuran dua kali atai lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Tetapi Uji Validitas dan
Rehabilitas tidak dilakukan karena kuesioner sudah sesuai dengan standar SOP.
data sudah semakin mudah. Data yang terkumpul diolah dengan langkah-langkah
berikut :
1. Colleting
2. Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dengan reliable dan terhindar dan bias.
3. Coding
yang diteliti.
4. Entering
5. Data Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer yang akan di olah
menganalisa data. Sebutkan alat yang digunakan untuk mengolah data, yaitu
program computer nyata uji stastistiknya. Teknik analisis dapat juga hanya
pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam bentuk tabel
p< p-value (0,05), maka dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya kedua
HASIL PENELITIAN
9. Ruang Bayi
33
34
penggunan KB pada wanita pasangan usia subur (PUS) maka diperoleh hasil data
Jumlah
No Variabel
F %
1 Umur
a. < 20 Tahun 2 5,0
b. 20 – 35 26 65,0
c. 35 Tahun 10 25,0
Total 38 100.0
2 Pendidikan
a. SD 4 10,0
b. SMP –SMA 25 65,5
c. Perguruan Tinggi 9 22,5
Total 38 100.0
3 Pekerjaan
a. Tidak Bekerja 20 50,0
b. Bekerja 18 45,0
Total 38 100.0
bekerja yaitu sebanyak 20 responden (50,0%), dan minoritas yang bekerja yaitu
1. Vulva Hygiene
langsung?
10 Apakah ibu mengganti celana dalam sebainya 33 86,8 5 13,2 38 100
2-3 kali sehari?
Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui dari 38 responden, dengan jawaban
yang benar pada pertanyaan nomor 2 yaitu sebaiknya ibu melakukan Vulva
Jumlah
No Vulva Hyigene
f %
1 Tidak Baik 20 52.6
2 Baik 18 47.4
Total 38 100
(52,6%) dan yang tidak melakukan vulva hygiene dengan baik sebanyak 18
responden (47,4%).
2. Penggunan KB
Jumlah
No Penggunan KB
f %
1 Menggunakan 30 78,9
2 Tidak menggunakan 8 21,1
Total 38 100
3. Keputihan
Tabel 4.5. Hubungan Vulva Hygiene dengan Keputihan di Klinik Bidan Hj.Nani S
AM.keb Labuhanbatu Tahun 2019.
Keputihan
No Vulva Hygiene Normal Tidak Normal Total p-
f % f % F % value
1 Baik 11 28,9 7 18,4 18 47,4
0,008
2 Tidak Baik 19 50,0 1 2,6 20 52,6
Total 30 78,9 8 21,1 38 100
dapat diketahui bahwa yang melakukan Vulva hygiene dengan baik 18 responden
yang mengalami keputihan tidak normal sebanyak 7 responden (18,4%) dan yang
Berdasarkan hasil uji chi square diperolah hasil nilai p = 0,008 < 0,05
yang artinya ada hubungan vulva hygiene dengan keputihan Di Klinik Bidan
responden (10,5%).
Berdasarkan hasil uji chi square diperolah nilai p = 0,035 < 0,05 yang ada
Berdasarkan hasil uji chi square diperolah hasil nilai p = 0,008 < 0,05
yang artinya ada hubungan vulva hygiene dengan keputihan Di Klinik Bidan
wanita pasangan usia subur (PUS) dapat diketahui bahwa yang melakukan Vulva
sebanyak 7 responden (18,4%) dan yang melakukan vulva hygiene tidak baik
(2,6%).
Penelitian ini sejalan dengan Ika Ayu Purnamasari ,Amelia Nur Hidayanti
Wanita Usia Subur (Wus) Di Kecamatan Banjarejo Kota Madiun tahun 2015 “
mengalami keputihan. Hasil uji statistik dengan chi square didapatkan nilai p
value sebesar 0,002 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara personal hygiene dengan kejadian keputihan pada wanita usia
subur (11)
40
Penelitian ini sejalan dengan Rika Puji Rahayu, Fitriani Nur Damayanti,
responden (87,3). Dari hasil uji chi square didapatkan p value=0,36<0,05, berarti
ada hubungan vulva hygiene dengan keputihan. Nilai OR=9 artinya WUS yang
kelamin bagian luar (vulva) guna mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat
melakukan cebok dari arah vagina ke arah anus menggunakan air bersih, tanpa
vagina. Tubuh dan organ intim yang sehat dapat pula memicu kepercayaan diri
seseorang (21).
41
karena ibu yang sering melakukan vulva hygiene dengan benar dapat terhindari
reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang dapat menyebabkan rasa
gatal atau tidak nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya. Mencuci vagina
dengan air kotor, penggunaan pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang
tidak higienis. Bahkan dari penelitian yang dilakukan diklinik Bidan Hj.Nani S
AM.keb Labuhanbatu masih banyak ibu –ibu yang salah cara membasuh vagina.
nomor 7 yang paling banyak ibu pus yang salah cara mambasuh vagina, ada
adalah dari arah depan(vagina) ke belakang (anus) dan bukan dari anus ke vagina.
Cara yang disebut terakhir itu akan hanya membuat bakteri yang bersarang di
Berdasarkan hasil uji chi square diperolah nilai p = 0,035 < 0,05 yang ada
Labuhanbatu Tahun 2019. Hasil penelitian dari 38 orang ibu pasangan usia subur
responden (10,5%).
Pada Wanita Usia Subur (Wus) Di Kecamatan Banjarejo Kota Madiun tahun 2015
memakai IUD dan 1 responden memakai pil) diketahui mengalami keputihan dan
(61,2%) tidak mengalami keputihan. Berdasarkan uji statistik dengan chi square
didapatkan nilai p-value sebesar 430,037 pada taraf signifikansi 5% yang berarti
ada hubungan pemakaian alat kontrasepsi dengan kejadian keputihan pada wanita
Penelitian yang sejalan dengan Rika Puji Rahayu, Fitriani Nur Damayanti,
(80%) dan wanita yang menggunakan alat kontrasepsi non hormonal mayoritas
perhitungan secara statistik melalui uji Chi Square didapatkan p value = 0,000 <
meningkat, menggigil dan lain sebagainya ini karena ada resiko infeksi kuman.
Hal ini disebabkan karena pemakaian IUD yang dapat merangsang pengeluaran
cairan liang senggama yang berlebih dan rentan terhadap keputihan. Sedangkan
pemakai pil kontrasepsi dan keputihan makin sering timbul dengan semakin
glikogen menjadi asam laktat dimana candida albicans tumbuh dengan subur (17).
salah satunya keputihan, dan yang lainnya meliputi nausea, edema, kloasma,
dapat menimbulkan perdarahan yang tidak teratur, nafsu makan meningkat, cepat
Keputihan yang keluar dari vagina disebabkan oleh hormon progesteron yang
hormon yang ada dalam alat kontrasepsi tersebut sangat berpengaruh terhadap
hormonal seperti IUD juga bisa mengakibatkan keputihan hal ini disebabkan
respon tubuh terhadap benda asing. Dan banyak ibu PUS cemas dan merasa tidak
nyaman keran keberadaan IUD didalam rahim, dan kurang menjaga kebersihan
didaerah vagina.
BAB V
5.1. Kesimpulan
mengenai hubungan vulva hygiene dan penggunan kb pada pasangan usia subur di
klinik Bidan Hj.Nani S AM.keb Labuhanbatu Tahun 2019. Maka dapat diambil
responden (63,2%).
KB 0,001 (p< 0,05) pada Wanita Pasangan Usia Subur yang artinya Ha
diterima.
5.2. Saran
keawanitaan dengan melakukan vulva hygiene dengan baik dan benar secara rutin
dan selalu mengganti celana dalam minimal 3x dalam sehari sehingga PUS dapat
46
47
Subur (PUS) .
peneliti yang akan melakukan penelitian dengan judul yang sama, dengan
48
49
KUESIONER
No. Responden
1. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur : Tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama
2. Pilih salah satu jawaban yang dianggap tepat, dengan cara memberi tanda
berikan tanda ceklis () sesuai tindakan ibu
3. Setelah kuesioner diisi mohon dikembalikan ke peneliti
4. Terima kasih dan selamat menjawab.
3. Vulva Hygine
No Pertanyaan Ya Tidak
4. Penguna KB
YA TIDAK
Suntik
IUD
Pil
Kondom
Implan
5. Keputihan
1. Apakah saudara mengalami keputihan Ya Tidak
MASTER TABEL
HUBUNGAN VULVA HYGIENE DAN PENGGUNAAN KB DENGAN KEPUTIHAN PADA WANITA
PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KIINIK BIDAN Hj.NANI S AM.keb LABUHANBATU
TAHUN 2019
Keteranga
n
Vulva Hygiene
Penggunaan KB Keputihan
(PV)
= Tidak
1 = Tidak Baik 1 = Tidak Menggunakan 1
Normal
2 = Baik 2 = 2 = Normal
54
Menggunakan
Lampiran 3 54
1. ANALISIS UNIVARIAT
Frequencies
Statistics
P_V1 P_V2 P_V3 P_V4 P_V5 P_V6 P_V7 P_V8 P_V9 P_V10
N Valid 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .76 .89 .74 .76 .84 .71 .55 .82 .66 .87
Median 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Mode 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Percentile 25 .75 1.00 .00 .75 1.00 .00 .00 1.00 .00 1.00
s
50 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
75 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Frequency Table
P_V1
P_V2
P_V3
P_V4
P_V5
P_V6
P_V7
P_V8
P_V9
P_V10
Frequencies
Statistics
P_K1 P_K2 P_K3 P_K4 P_K5 P_K6 P_K7 P_K8 P_K9 P_K10
N Valid 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .37 .39 .58 .63 .50 .45 .66 .45 .66 .50
Median .00 .00 1.00 1.00 .50 .00 1.00 .00 1.00 .50
Mode 0 0 1 1 0a 0 1 0 1 0a
Percentile 25 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00
s
50 .00 .00 1.00 1.00 .50 .00 1.00 .00 1.00 .50
75 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
P_K1
P_K2
P_K3
P_K4
P_K5
P_K6
P_K7
P_K8
P_K9
P_K10
Frequencies
Statistics
KAT_V
N Valid 38
Missing 0
Mean 1.45
Median 1.00
Mode 1
Percentiles 25 1.00
50 1.00
75 2.00
KAT_V
Frequencies
Statistics
KAT_KB
N Valid 38
Missing 0
Mean 1.63
Median 2.00
Mode 2
Percentiles 25 1.00
50 2.00
75 2.00
59
KAT_KB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK MENGGUNAKAN 14 36.8 36.8 36.8
MENGGUNAKAN 24 63.2 63.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
KAT_K
N Valid 38
Missing 0
Mean 1.63
Median 2.00
Mode 2
Percentiles 25 1.00
50 2.00
75 2.00
KAT_K
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid NORMAL 14 36.8 36.8 36.8
TIDAK NORMAL 24 63.2 63.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
60
2. ANALISIS BIVARIAT
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_V * KAT_K 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
KAT_K
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.388a 1 .011
Continuity Correctionb 4.793 1 .029
Likelihood Ratio 6.531 1 .011
Fisher's Exact Test .018 .014
Linear-by-Linear 6.220 1 .013
Association
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,26.
b. Computed only for a 2x2 table
61
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KAT_KB * KAT_K 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%
KAT_K
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.396a 1 .001
Continuity Correctionb 9.164 1 .002
Likelihood Ratio 11.638 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear 11.096 1 .001
Association
N of Valid Cases 38
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.
b. Computed only for a 2x2 table
DOKUMENTASI PENELITIAN