SKRIPSI
Oleh :
MAWADDAH
1902031031
Menyetujui
Komisi Pembimbing:
Medan, Oktober 2023
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Dengan mengucapkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kelapangan kepada
penulis, sehingga dapat meyelesaikan Skripsi yang berjudul “DAYA TERIMA
FORMULASI ABON IKAN DEPIK DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG
PISANG’’ yang disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana
Gizi di Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai, oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Hj Razia Begum Suroyo M, Kes, M.sc sebagai Ketua Yayasan
Pembina Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., sebagai Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H Ismail Effendy, M.Si., selaku rektor Institut Kesehatan Helvetia
4. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, M,Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyararakat Institut Kesehatan Helvetia.
5. Wanda Lestari, STP., M. Gizi selaku ketua program studi S1 Gizi Institut
Kesehatan Helvetia dan sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu dan masukannya untuk membimbing penulis dalam
penelitian ini.
6. Tuty Hertati Purba, SKM, M,Kes., selaku dosen pembimbing II yang telah
menyediakan waktu dan masukannya untuk membimbing penulis dalam
penelitian ini.
7. Yulita SKM., MPH., selaku dosen penguji yang telah menyempatkan
waktunya, serta memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam
penyempurnaan penelitian ini.
8. Seluruh dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis, selama
pendidikan.
i
9. Teristimewa kepada orang tua dan keluarga yang saya cintai yang selalu
memberi kasih sayang yang luar biasa dan dukungan doa dan materi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh teman-teman yang telah mendukung saya dalam penyelesaian skripsi
ini.
Penulis juga menyadari skripsi penelitian ini masih ada kekurangan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritikan demi membangun dan
meningkatkan kualitas skripsi penelitian ini. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi penelitian ini dapat berguna bagi kita semua.
Mawaddah
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABELi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang........................................................................
..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................
..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................
..............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................
..............................................................................................4
1.4.1 Bagi Peneliti..................................................................
4
1.4.2 Bagi Industri Pendidikan...............................................
4
1.4.3 Bagi Masyarakat............................................................
5
1.5 Keaslian Penelitian.................................................................
..............................................................................................5
iii
2.8 Tahap Pembuatan Abon Ikan Depik Dengan Penambahan
Jantung Pisang........................................................................
............................................................................................19
2.9 Uji Organoleptik.....................................................................
............................................................................................20
2.10 Kerangka Konsep....................................................................
............................................................................................22
2.11 Hipotesis.................................................................................
............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
34
iv
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Formulir Uji Hedonik 7
Lampiran 2. Formulir Uji Mutu Hedonik
..............................................................................................
..............................................................................................
38
Lampiran 3. Permohonan Pengajuan Judul
Lampiran 4. Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing I
..............................................................................................
..............................................................................................
41
Lampiran 5. Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing II
..............................................................................................
..............................................................................................
42
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Produk olahan makanan cepat saji pada saat ini banyak digemari masyarakat
makanan siap saji atau fast food banyak diminati karena alasan kecepatan dalam
penyajian dan rasanya yang lezat. Salah satu jenis makanan siap saji yang paling
Abon merupakan salah satu produk olahan makanan yang sudah dikenal
dan cukup digemari hampir setiap kalangan baik muda maupun tua. Abon
merupakan jenis makanan praktis yang dapat dikonsumsi secara langsung atau
dijadikan taburan/isian pada makanan lain. Abon juga dapat dijadikan sebagai
Sehingga produk yang dihasilkan mempunyai tekstur, aroma, dan rasa yang khas.
Selain itu, proses pembuatan abon merupakan proses pengurangan kadar air dalam
Pada umumnya abon hanya terbuat dari daging sapi, akan tetapi ada beberapa
abon yang pembuatannya menggunakan bahan dasar dari makanan lain salah
1
2
satunya adalah ikan bahkan tumbuhan juga dapat dibuat abon (4).Ikan merupakan
sumber pangan yang mempunyai kandungan gizi seperti protein, vitamin dan
mineral. Kandungan zat gizi yang terdapat pada ikan sangat baik untuk kesehatan
tubuh manusia, karena ikan mengandung protein yang cukup tinggi dan lemak
yang rendah (5). Ikan juga merupakan sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh
manusia. Ikan sering dikonsumsi oleh masyarakat dengan berbagai macam cara
pengolahan dan penyajiannya. Salah satu jenis ikan dengan kandungan gizi yang
Ikan depik (Rasbora tawarensis) merupakan salah satu jenis ikan khas
yang hidup di Danau Laut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Ikan
depik (Rasbora tawarensis) menjadi salah satu ikan yang digemari oleh
masyarakat Gayo (nama suku di Kabupaten Aceh Tengah). Ikan depik (Rasbora
seperti Depik goreng telur, Depik balado, Depik peyek, Depik dedah, Depik
pepes, dan yang sering diolah atau sangat populer yaitu ikan depik pepes (7).
Ikan depik memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 17,16%,
hasil ini menunjukkan bahwa ikan depik merupakan sumber protein yang penting
bagi penduduk terutama penduduk suku Gayo. Ikan dengan kadar protein 15-20%
Olahan makanan ikan depik tidak memiliki daya simpan yang cukup lama.
hanya untuk 2 atau 3 kali makan saja. Oleh karena itu pembuatan abon merupakan
salah satu solusi untuk memperpanjang masa simpan dari ikan depik tersebut.
3
Namun, abon yang berbahan dasar dari ikan memiliki kekurangan yaitu rendah
akan kadar seratnya. Salah satu alternatif sumber serat yang dapat ditambahkan
Jantung pisang merupakan salah satu bagian dari tanaman pohon pisang
potensi untuk diolah lebih lanjut karena rasa yang dihasilkannya tidak kalah
dengan produk olahan makanan lain (10). Pada umumnya jantung pisang hanya
diolah sebagai sayur saja. Namun belakangan ini sudah dilakukan inovasi baru
olahan jantung pisang seperti abon. Hal ini dikarenakan kandungan zat gizi yang
terdapat pada jantung pisang cukup baik untuk kesehatan diantaranya seperti
protein, fosfor, mineral, kalsium, vitamin B1, C dan serat. Selain dengan harganya
yang relatif murah, mudah didapatkan dan kandungan yang terdapat didalamnya
tentu saja menambah nilai gizi yang dihasilkan pada produk abon ikan dengan
makanan siap saji (fast food) yaitu abon yang berbahan dasar ikan depik (Rasbora
tawarensis) dengan menambahkan bahan dari salah satu jenis tumbuhan yaitu
sebagai pemanfaatan hasil pangan lokal serta untuk mengetahui “Daya Terima
jantung pisang.
2. Bagaimana mutu kimia yang terdapat pada abon ikan depik dengan
penambahan jantung pisang yang terdiri dari kadar air, abu, protein dan serat
kasar.
2. Untuk mengetahui mutu kimia abon ikan depik dengan penambahan jantung
pisang yang terdiri dari kadar air, abu, protein dan serat kasar.
dan menarik.
Gayo untuk resep olahan baru dari ikan depik dengan penambahan jantung
pisang.
17,10% ,
kadar serat
32,49%.
Rasa sangat
suka, warna
agak
kecoklatan,
aroma suka
dan tekstur
kasar.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Abon
Abon adalah salah satu produk olahan makanan yang sudah banyak dikenal
oleh orang banyak. Abon merupakan suatu produk hasil dari olahan pangan
melalui proses pengeringan guna untuk menghilangkan air yang terdapat pada
bahan, sehingga produk tersebut memiliki daya simpan yang cukup lama (16).
Selain itu abon juga sudah banyak dikenal orang karena dapat dijadikan sebagai
Menurut SNI 01-3707-1995, abon ialah salah satu jenis makanan ringan
yang mempunyai bentuk khas yang terbuat dari daging ikan dengan menggunakan
tekstur, rasa dan aroma yang khas dari jenis makanan lain. Pembuatan abon harus
melalui proses pengurangan air pada bahan pangan, hal ini bertujuan untuk
Abon pada umumnya tidak hanya terbuat dari bahan dasar daging sapi atau
ayam, akan tetapi daging ikan juga dapat dijadikan bahan baku untuk membuat
abon. Pengolahan daging menjadi abon memiliki tujuan yaitu untuk menambah
9
10
Abon merupakan suatu jenis makanan kering yang mempunyai bentuk yang
khas dan biasa dibuat dari bahan dasar daging atau ikan. Proses pengolahan abon
Abon yang terbuat dari daging dan diolah sedemikian rupa mempunyai
karakteristik kering, renyah dan gurih (18). Produk yang dihasilkan mempunyai
tekstur, aroma, rasa yang khas dan mempunyai daya simpan yang retif lama (19).
Bahan dasar yang digunakan dalam proses pembuatan abon yaitu sebagai
berikut:
1. Ikan
Ikan adalah salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh manusia. Ikan
juga merupakan sumber pangan hewani yang mengandung zat gizi seperti protein,
mineral dan vitamin. Kandungan gizi yang terdapat pada ikan sangat bermanfaat
untuk kesehatan tubuh manusia, karena ikan memiliki protein yang cukup tinggi
dan rendah akan lemak. Ikan mempunyai nilai biologis yang cukup tinggi sampai
90% dan juga mengandung sedikit jaringan pengikat sehingga ikan dapat dengan
2. Santan Kelapa
Santan merupakan suatu cairan lemak yang berwarna putih susu, yang
diperoleh dari perasan ampas kelapa yang sudah diparut. Santan kelapa memiliki
banyak manfaat salah satunya adalah sebagai bahan dalam pengolahan atau
11
pembuatan makanan dan minuman. Santan juga berfungsi untuk penambahan cita
3. Gula Merah
Gula merah adalah salah satu bahan pangan yang terbuat dari air nira. Gula
merah berfungsi sebagai bahan tambahan untuk pemanis dan warna dalam suatu
4. Garam
dalam makanan. Dalam bahan pangan ditambahkan sebagai penegas cita rasa dan
kemampuannya untuk menarik air keluar dari jaringan (18). Garam juga memiliki
5. Bawang Merah
Bawang merah merupakan salah satu bumbu dasar dalam membuat beberapa
jenis makanan. Aroma harum yang terpancarkan dari bawang tersebut dapat
berikut:
6. Bawang Putih
Bawang putih merupakan salah satu bumbu dasar dalam makanan. Selain
untuk bumbu dalam masakan, bawang putih sering digunakan untuk meracik obat
7. Serai
untuk masakan dan obat-obatan. Serai juga dapat difungsikan untuk penambah
cita rasa dalam suatu makanan. Ekstrak minyak yang terkandung dalam serai bisa
dijadikan sebagai aroma terapi untuk mengobati beberapa penyakit seperti nyeri
otot, gejala flu, pilek dan infeksi. Akan tetapi serai juga mempunyai efek samping
ginjal (21).
standar mutu dapat menjadi acuan bahwa suatu produk tersebut memiliki kualitas
yang baik dan aman bagi konsumen (18). Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi standar mutu abon yang akan dilakukan penelitian Daya Terima
Formulasi Abon Ikan Depik dengan Penambahan Jantung Pisang , antara lain
yaitu:
1. Kadar Air
Air merupakan salah suatu komponen penting dalam bahan pangan, hal ini
dikarenakan air mempengaruhi kesegaran, tekstur dan cita rasa pangan (22).
Kadar air adalah salah satu faktor penentu pada mutu abon ikan. Kadar air yang
tinggi dapat menyebabkan olahan produk lebih mudah megalami kerusakan, hal
2. Kadar Abu
Kadar abu sebagai salah satu syarat mutu abon dalam bahan pangan yang
berfungsi untuk menunjukan jumlah bahan anorganik yang tersisa setelah bahan
mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang tidak dapat menguap (23).
3. Kadar protein
Kadar protein yang dianalisa dalam suatu produk makanan bertujuan untuk
kualitas gizi protein dan menelaah kadar protein sebagai salah satu bahan kimia
(23).
Kadar serat kasar adalah komponen yang sangat dibutuhkan oleh tubuh,
karena serat kasar merupakan sumber energi bagi tubuh manusia (25). Kadar serat
kasar yang terdapat pada makanan berfungsi untuk memberikan tekstur berserat,
dapat meningkatkan warna dan volume pada makanan serta memiliki dampak
baik bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan serat pangan dapat mengaborsi
kolesterol, mencegah terjadinya kanker usus besar, menormalkan lemak darah dan
dapat megurangi terjadinya penyakit kardiovaskular (22). Oleh karena itu, serat
kasar memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penilaian kualitas bahan
makanan dan dapat menentukan nilai gizi dari makanan tersebut (26).
1. Keadaan
a. Tekstur - Normal
b. Aroma
c. Rasa - Normal
d. warna - Normal
- Normal
10 Cemaran logam
.
a. Timbal (Pb) Mg/kg Maks 2,0
b. Tembaga (Cu)
c. Seng (Zn) Mg/kg Maks 20
(27)
Tahapan proses pembuatan abon dimulai dari persiapan bahan utama abon
ikan dan alat-alat yang digunakan untuk membuat abon tersebut, setelah bahan
utama ikan tersedia lalu dibersihkan. Setelah itu, ikan dikukus sampai matang,
16
bumbu pelengkap beserta santan dan lakukan pemasakan abon dengan cara
penggorengan sampai matang. Abon yang sudah masak lalu ditiriskan guna untuk
mengeluarkan sisa minyak pada saat menggoreng. Setelah selesai abon kemudian
dikemas dan dilakukan pengepresan, lalu abon siap untuk disajikan (28).
Bahan
Dicuci/dibersihkan
Direbus/dikukus
Digoreng
Ditiriskan
Dikemas/dipres
jenis ikan khas yang hanya ditemuakan di Danau Laut Tawar Dataran Tinggi
Gayo, Aceh Tengah, Aceh. Ikan depik menjadi tangkapan utama di Danau Laut
Tawar. Selain itu ikan ini merupakan ikon dari Danau Laut Tawar itu sendiri dan
17
menjadi lauk kegemaran masyarakat suku Gayo (etnik asli Kabupaten Aceh
Tengah) khususnya (29). Danau laut tawar tersebut merupakan sumber air untuk
berbagai kebutuhan dan juga sebagai sumber mata pencaharian bagi masyarakat
setempat (8).
yang dikenal sebagai speies ikan asli penghuni diperairan tawar. Ikan depik ini
khususnya pada musim hujan. Saat musim kemarau ikan tersebut hanya akan
dapat diperoleh apabila angin bertiup kencang. Ikan depik dapat hidup pada suhu
optimum 20-27° C, oksigen yang terlarut (dissolve oxygen) berkisar antara 5-8
ppm, dan hidup pada bagian yang memiliki hydrilla verticilata (tumbuhan air)
Danau Laut Tawar tersebut menggunakan ikan depik sebagai lauk atau hidangan
pendamping nasi. Keberadaan Ikan depik merupakan salah satu anugerah bagi
18
masyarakat sekitar danau tersebut, hal ini kerena ikan khas air tawar tersebut
Kandungan gizi yang terdapat pada ikan depik cukup tinggi sehingga
dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Ikan yang memiliki
kandungan protein, lemak dan vitamin dapat membantu dalam pertumbuhan anak-
anak balita serta memiliki gizi yang besar untuk kesehatan (30).
1. Protein 17,16%
2. Lemak 1,13%
5. Serat 20%
(31)
Pisang merupakan salah satu jenis buah yang sangat banyak di Indonesia.
Tanaman pisang dapat tumbuh di kondisi alam terbuka dengan cahaya matahari
perkembangan tanaman pisang, sehingga dapat berbuah setiap saat tanpa adanya
musim panen (32). Secara keseluruhan hampir semua bagian yang terdapat pada
tanaman pisang dapat dimanfaatkan mulai dari buah, daun, pelapah, akar dan
jantung pisang (33). Namun di lingkungan masyarakat saat ini belum banyak yang
tahu bahwa jantung pisang dapat diolah lagi selain jadi masakan seperti sayur.
dapat digunakan lagi dan tidak memiliki nilai jual. Padahal jantung pisang dapat
mempunyai rasa unik dan memiliki nilai jual seperti Abon (10).
jantung pisang dihasilkan selama proses pisang berbunga dan akan menjadi
ukuran lilit tengah jantung pisang 12-25 cm. Jantung pisang memiliki kelopak
Jantung pisang mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, yaitu
kandungan zat gizi yang cukup kompleks, jantung pisang sering dikenal dengan
jenis makanan yang memiliki kandungan nutrisi lengkap karena jantung pisang
mencegah penyakit jantung dan stroke, membantu mengontrol kolestrol darah dan
pencernaan (11).
Komponen penting lainnya yang terdapat pada jantung pisang adalah serat
Berikut adalah tabel kandungan zat gizi yang terdapat pada jantung pisang,
yaitu:
1. Air 90,2 gr
2. Energi 32 kal
3. Protein 1,2 gr
4. Karbohidrat 7,1 gr
5. Lemak 0,3 gr
6. Kalsium 30 mg
7. Fosfor 50 mg
9. Natrium 3,0 mg
10 Kalium 524 mg
.
11 Tembaga 0,09 mg
.
12 Seng 0,3 mg
.
21
13 Serat 3,2 gr
.
14 Abu 1,2 gr
.
15 Thiamin 0,05 mg
.
16 Vitamin C 10 mg
.
(35)
Berdasarkan karakteristik, jatung pisang aman dikonsumsi bagi penderita
diabetes dan dapat mencegah serangan stroke, jantung koroner serta mempelancar
siklus darah. Jantung pisang memiliki kandungan saponin yang berfungsi untuk
sebagai anti radikal bebas, anti kanker, penuaan, serta terdapat kandungan yodium
Pisang
Tahap pembuatan abon ikan depik dengan penambahan jantung pisang yaitu
sebagai berikut:
b. Ikan depik dibersihkan kemudian dicuci bersih dengan air mengalir lalu
c. Selanjutnya, jantung pisang juga dibersihkan dan dicuci bersih dengan air
santan kelapa.
Uji organoleptik atau biasa disebut dengan uji sensori merupakan cara
pengukuran daya terima pada suatu produk. Alat indera yang digunakan pada uji
(lidah) dan peraba (tangan). Kemampuan yang terdapat pada setiap indera
Kapasitas yang terdapat pada indera manusia tersebut nantinya akan menjadi
suatu penilaian dari produk yang diujikan sesuai dengan rangsangan yang diterima
Uji hedonik adalah suatu pengujian dalam analisa sensori organoleptik yang
berfungsi untuk mengetahui seberapa besar perbedaan kualitas yang terdapat pada
23
tersebut. Tingkat kesukaan terhadap produk biasa disebut dengan skala hedonik,
misalnya seperti sangat suka, suka, agak suka, tidak suka dan sangat tidak suka
1. Aroma
(hidung) manusia. Aroma dalam makanan dapat berasal dari bahan-bahan yang
digunakan dan juga pada saat proses penggorengan atau pemasakan (14).
2. Terkstur
Tekstur merupakan suatu uji yang dilakukan dengan indera peraba (tangan).
Tekstur adalah ciri khas dari suatu bahan pangan yang dihasilkan dari perpaduan
sifat-sifat fisik yang diterima oleh indera peraba, perasa dan penglihatan (14).
3. Warna
Warna adalah suatu uji yang dilakukan dengan indera penglihatan (mata).
Warna juga merupakan atribut yang sangat berpengaruh terhadap penampilan dari
suatu produk makanan karena dapat membangkitkan selera makan. Warna pada
makanan juga dapat menjadi petunjuk terhadap kualitas makanan yang dihasilkan
(14).
4. Rasa
Rasa merupakan suatu uji yang dilakukan dengan indera pengecapan (lidah).
Klasifikasi rasa terdiri dari asin, manis, pedas, asam dan pahit. Rasa juga
24
makanan(14).
terdiri dari beberapa orang atau kelompok yang mempunyai tugas untuk menilai
karakteristik sensori dari suatu produk makanan. Pada penelitian ini menggunakan
sebanyak 30 panelis yang tidak terlatih. Panel tidak terlatih merupakan orang
awam yang dipilih dari orang dewasa dengan komposisi panelis wanita dan pria
(38).
2.11 Hipotesis
1. Ada pengaruh daya terima formulasi abon ikan depik dengan penambahan
jantung pisang.
25
2. Ada pengaruh mutu kimia abon ikan depik dengan penambahan jantung
pisang yang terdiri dari kadar air, abu, protein dan serat kasar.
BAB III
METODE PENELITIAN
jantung pisang.
Garam (g) 3 3 3 3
Sereh (g) 4 4 4 4
Jumlah unit percobaan (n) dalam penelitian ini dihitung dengan rumus :
n=rxt
n=2x4
n = 8 unit percobaan
Dengan keterangan :
26
27
menekan tombol “2ndf” “RND” . (titik) sebanyak 8 kali dengan hasil : 0,151
0,135 0,492 0,476 0,833 0,817 0,428 0,293 dan bilangan acak tersebut diurutkan
1 151 2 F3
2 135 1 F1
3 492 6 F4
4 476 5 F2
5 833 8 F1
6 817 7 F3
7 428 4 F2
8 293 3 F4
F1 (135) F2 (476)
28
F3 (151) F4 (492)
F4 (293) F3 (817)
F2 (428) F1 (833)
3.3.1 Alat
talenan, sendok, piring, gelas ukur, cooper, wajan, spatula, kompor dan alat tulis
adalah ikan depik, jantung pisang, santan kelapa, gula merah, garam, bawang
agak terlatih sebanyak 25 orang yaitu mahasiswa S1 gizi yang sudah pernah
mendapatkan mata kuliah terkait teknologi pangan. Uji kandungan gizi dilakukan
Pembersihan jantung
Pembersihan kotoran
pisang
ikan depik Bumbu-bumbu :
Santan kelapa, gula
merah, garam, Pencucian
Pencucian bawang merah,
bawang putih, dan
sereh Perebusan
Pengukusan
Blender/ penyuwiran
Penghalusan
Pemisahan daging,
tulang, kepala dan
penyuwiran daging Penumisan Penirisan air
Penggorengan
hingga coklat
kekuning-kuningan
Penirisan dan
pendinginan abon
Penyajian abon
Parameter pengamatan pada penelitian ini yaitu uji daya terima, kadar air,
a. Uji Organoleptik
kelayakan suatu produk agar dapat diterima oleh penelis (konsumen). Pengujian
mahasiswa S1 gizi yang sudah pernah mendapatkan mata kuliah terkait teknologi
pangan. Syarat panelis yaitu sehat, tidak dalam keadaan lapar ataupun kenyang,
1. Mempersilahkan panelis memasuki ruang uji daya terima dan duduk pada
2. Panelis diberi form uji daya terima dan diberi penjelasan produk yang dibuat
(deskripsi produk).
Metode pengujian yang dilakukan adalah metode uji hedonic (uji kesukaan)
meliputi :
1. Warna
2. Aroma
3. Rasa
4. Tekstrur
Dengan skala penilaian abon ikan depik dengan tambahan jantung pisang.
berdasarkan tingkat kesukaan. Skor yang digunakan untuk pengujian daya terima
1. Sangat Suka =5
2. Suka =4
3. Agak Suka =3
4. Tidak suka =2
Dalam uji organoleptik uji mutu hedonik meliputi Warna sebagai berikut :
1. Kuning keemasan =5
2. Kuning =4
3. Agak kuning =3
4. Agak coklat =2
5. Coklat =1
Uji organoleptik uji mutu hedonik meliputi Aroma yaitu sebagai berikut :
Uji organoleptik uji mutu hedonik meliputi Rasa yaitu sebagai berikut :
Uji organoleptik uji mutu hedonik meliputi Tekstur yaitu sebagai berikut :
1. Sangat halus =5
2. Halus =4
3. Agak halus =3
4. Kasar =2
33
5. Sangat kasar =1
1. Kadar Air
2. Kadar Abu
Kadar Abu ditentukan dengan metode tanur, prosedur penentuan kadar abu
sebagai berikut:
a. Cawan pengabuan dibakar dalam tanur kemudian didinginkan 3-5 menit lalu
ditimbang
dan di bakar sampai didapat abu berwarna abu-abu atu sampai beratnya tetap
3. Kadar Protein
dengan perubahan warna larutan dari hijau menjadi ungu. Kadar protein
% Protein = %N x FK
h. Dalam keadaan panas, saring dengan corong bucher yang berisi kertas saring
tak berabu whatman 54,41 atau 54,1 yang telah dikeringkan dan diketahui
bobotnya.
i. Cuci endapan dengan H2SO4 1,25% panas, air panas dan etanol 96%.
j. Kemudian angkat kertas saring beserta isinya lalu masukkan kedalam kotak
l. Bila ternyata bobot serat kasar lebih besar dari 1 %, maka kertas saring
beserta isinya harus di bakar sampai menjadi abu. timbang sampai bobot
tetap.
w
% serat kasar = x 100 %
w2
w−w 1
% serat kasar = x 100 %
w2
data (cleaning), yaitu pengecekan kembali data yang sudah di entry (Anova) pada
derajat uji Duncan untuk mengetahui jenis perlakuan yang mana paling disukai.
Hasil akhir analisis yang paling disukai akan dilanjutkan secara kimia, untuk
dilakukan dengan indera penglihatan (mata). Warna juga merupakan atribut yang
warna yang dilakukan pada abon dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan abon. Warna abon pada umumnya adalah kuning
4.1
4.02
4
3.9
3.8 3.82
3.8
3.7
3.6
3.6
3.5
3.4
3.3
F1 F2 F3 F4
hedonik adalah formula F4 yang mengunakan ikan depik sebanyak 40g dan
jantung pisang 60g dengan nilai sebesar 3,60 masuk kedalam kategori agak suka.
Sedangkan formula abon yang memiliki penerimaan paling tinggi adalah formula
37
38
F3 yang mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g dengan
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,186) > 0,05 yang menyatakan
tidak ada pengaruh. Uji Duncan warna abon formula F1, F2, F3 tidak berbeda
peningkatan dan penurunan nilai rata-rata pada abon. Warna yang terdapat pada
yang dilakukan pada abon dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan abon. Berikut adalah grafik hasil uji hedonik aroma:
4
3.94
3.9
3.8 3.76
3.7
3.64
3.6
3.6
3.5
3.4
F1 F2 F3 F4
hedonik adalah formula F1 yang mengunakan ikan depik sebanyak 85g dan
39
jantung pisang 15g dengan nilai sebesar 3,60 masuk kedalam kategori agak suka.
Sedangkan formula abon yang memiliki penerimaan paling tinggi adalah formula
F3 yang mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g dengan
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,274) > 0,05 yang menyatakan
tidak ada pengaruh. Uji Duncan aroma abon formula F1 sampai F4 tidak berbeda
pada abon. Aroma yang terdapat pada abon dipengaruhi oleh jumlah penambahan
dan pengurangan ikan depik dan jantung pisang. Ikan depik dan jantung pisang
tersebut.
dilakukan pada abon dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan dalam
4 3.74
3.48 3.58
3.5
3.04
3
2.5
1.5
0.5
0
F1 F2 F3 F4
Hasil uji hedonik pada grafik diatas menunjukkan bahwa formula yang
hedonik adalah formula F4 yang mengunakan ikan depik sebanyak 40g dan
jantung pisang 60g dengan nilai sebesar 3,04 masuk kedalam kategori agak suka.
Sedangkan formula abon yang memiliki penerimaan paling tinggi adalah formula
F2 yang mengunakan ikan depik sebanyak 70g dan jantung pisang 30g dengan
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,030) < 0,05 yang menyatakan
ada pengaruh. Uji Duncan rasa abon formula F1, F2,F3 tidak berbeda nyata,
dan penurunan nilai rata-rata pada abon. Rasa yang terdapat pada abon
dipengaruhi oleh jumlah penambahan dan pengurangan ikan depik dan jantung
pisang. Ikan depik dan jantung pisang yang digunakan dalam pembuatan abon
yang dilakukan pada abon dapat dirasakan saat konsumen memakannya. Abon
ikan pada umumnya memiliki tekstur yang lembut. Berikut adalah grafik hasil uji
hedonik tekstur:
41
4
3.68
3.44 3.48
3.5
3.06
3
2.5
1.5
0.5
0
F1 F2 F3 F4
hedonik adalah formula F4 yang mengunakan ikan depik sebanyak 40g dan
jantung pisang 60g dengan nilai sebesar 3,06 masuk kedalam kategori agak suka.
Sedangkan formula abon yang memiliki penerimaan paling tinggi adalah formula
F3 yang mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g dengan
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,013) < 0,05 yang menyatakan
ada pengaruh. Uji Duncan tekstur abon formula F1, F3, F3 tidak berbeda nyata,
dan penurunan nilai rata-rata pada abon. Tekstur yang terdapat pada abon
dipengaruhi oleh jumlah penambahan dan pengurangan ikan depik dan jantung
dilakukan dengan indera penglihatan (mata). Warna juga merupakan atribut yang
warna yang dilakukan pada abon dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan abon. Warna abon pada umumnya adalah kuning
keemasan sesuai dengan bahan baku yang digunakan. Berikut adalah grafik hasil
3 2.82
2.54
2.5 2.38
2 1.84
1.5
0.5
0
F1 F2 F3 F4
mutu hedonik adalah formula F4 dengan nilai sebesar 1,84 masuk kedalam
kategori coklat. Sedangkan formula abon yang memiliki penerimaan paling tinggi
adalah formula F1 dengan nilai 2.82 masuk kedalam kategori agak coklat.
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,011) < 0,05 yang menyatakan
ada pengaruh. Uji Duncan mutu warna abon formula F1, F2, dan F3 tidak berbeda
penurunan nilai rata- rata pada abon sesuai dengan bertambahnya jumlah jantung
pisang. Warna yang terdapat pada abon dipengaruhi oleh bahan-bahan yang
warna coklat/gelap, semakin banyak jantung pisang yang ditambahkan pada abon
yang dilakukan pada abon dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan abon. Berikut adalah grafik hasil uji mutu hedonik aroma:
3.8
3.74
3.7 3.68
3.6
3.52
3.5
3.4
3.4
3.3
3.2
F1 F2 F3 F4
uji mutu hedonik adalah formula F2 yang mengunakan ikan depik sebanyak 70g
dan jantung pisang 30g dengan nilai sebesar 3,40 masuk kedalam kategori agak
beraroma ikan depik dan jantung pisang. Sedangkan formula abon yang memiliki
sebanyak 40g dan jantung pisang 60g dengan nilai 3,74 masuk kedalam kategori
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,438) > 0,05 yang menyatakan
tidak ada pengaruh. Uji Duncan mutu aroma abon formula F1 sampai F4 tidak
rata-rata pada abon. Aroma yang terdapat pada abon dipengaruhi oleh jumlah
penambahan dan pengurangan ikan depik dan jantung pisang. Ikan depik dan
jantung pisang yang digunakan dalam pembuatan abon menimbulkan aroma pada
pangan tersebut.
dilakukan pada abon dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan abon. Berikut adalah grafik hasil uji mutu hedonik rasa:
3.7
3.64
3.6 3.56
3.5
3.42
3.4
3.3 3.26
3.2
3.1
3
F1 F2 F3 F4
Hasil uji mutu hedonik pada grafik diatas menunjukkan bahwa formula
yang memiliki penerimaan terendah pada parameter rasa dengan menggunakan uji
mutu hedonik adalah formula F4 yang mengunakan ikan depik sebanyak 40g dan
jantung pisang 60g dengan nilai sebesar 3,26 masuk kedalam kategori agak berasa
ikan depik dan jantung pisang. Sedangkan formula abon yang memiliki
sebanyak 55g dan jantung pisang 45g dengan nilai 3,64 masuk kedalam kategori
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,222) > 0,05 yang menyatakan
tidak ada pengaruh. Uji Duncan mutu rasa abon formula F1 sampai F4 tidak
rata-rata pada abon. Rasa yang terdapat pada abon dipengaruhi oleh bahan-bahan
yang digunakan serta jumlah penambahan dan pengurangan ikan depik dan
jantung pisang. Ikan depik dan jantung pisang yang digunakan dalam pembuatan
yang dilakukan pada abon dapat dirasakan saat konsumen memakannya. Abon
ikan pada umumnya memiliki tekstur yang lembut. Berikut adalah grafik hasil uji
3.1 3.06
3 2.98
2.9 2.88
2.8
2.74
2.7
2.6
2.5
F1 F2 F3 F4
uji mutu hedonik adalah formula F4 yang mengunakan ikan depik sebanyak 40g
dan jantung pisang 60g dengan nilai sebesar 2,74 masuk kedalam kategori kasar.
Sedangkan formula abon yang memiliki penerimaan paling tinggi adalah formula
F3 yang mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g dengan
Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai P (0,508) > 0,05 yang menyatakan
tidak ada pengaruh. Uji Duncan mutu rasa abon formula F1 sampai F4 tidak
rata-rata pada abon. Tekstur yang terdapat pada abon dipengaruhi oleh jumlah
penambahan dan pengurangan ikan depik dan jantung pisang. Jantung pisang
yang digunakan dalam pembuatan abon meningkatkan tekstur pada bahan pangan
tersebut.
merupakan formulasi terbaik dengan nilai rata-rata uji hedonik yaitu 3,81. Abon
yang dipilih ditentukan berdasarkan uji tingkat kesukaan panelis terhadap abon
yang merupakan formula dengan mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan
jantung pisang 45g. Formula terbaik dapat dilihat dari hasil rekapitulasi nilai rata-
rata tingkat kesukaan dari warna, aroma, rasa, dan tekstur. Nilai rata-rata hasil
kategori suka. Nilai efektifitas setiap parameter dapat dilihat pada tabel 4.1
merupakan formulasi terbaik dengan nilai rata-rata uji mutu hedonik yaitu 3,19
yang merupakan formula dengan mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan
jantung pisang 45g yang ditentukan berdasarkan uji mutu hedonik organoleptik
panelis terhadap abon. Formula terbaik dapat dilihat dari hasil rekapitulasi nilai
rata-rata tingkat klasifikasi warna, aroma, rasa, dan tekstur dari panelis. Nilai rata-
rata hasil pengujian organoleptik pada umumnya berkisar pada angka 3 yaitu
warna agak coklat, beraroma ikan depik dan jantung pisang, berasa ikan depik dan
48
jantung pisang, dan tekstur agak halus. Nilai efektifitas setiap parameter dapat
formula dengan kategori suka. Sedangkan berdasarkan nilai uji mutu hedonik
agak coklat, beraroma ikan depik dan jantung pisang, berasa ikan depik dan
Dari kedua hasil uji organoleptik yaitu uji hedonik dan uji mutu hedonik
maka dianalisis kembali nilai rata-rata hasil uji organoleptik yang terbaik dari
abon. Dari hasil nilai uji organoleptik abon ikan depik dengan penambahan
jantung pisang formula terbaik adalah F3 dengan nilai 3,50. Nilai rata-rata hasil
Protein 5 gr 4,95%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa formula abon ikan depik terbaik
yaitu F3 dengan mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g
dengan berat sampel sebesar 4,0195g terdapat jumlah kadar air 5,36%, berat
sampel kadar abu sebesar 4,7720g terdapat jumlah kadar abu 5,26%, berat sampel
kadar protein sebesar 5g terdapat jumlah kadar protein 4,95%, dan berat sampel
kadar serat kasar sebesar 2,0366g terdapat jumlah kadar serat kasar 58,39 %.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Warna
Warna merupakan salah satu aspek penting dalam hal penerimaan panelis
terhadap suatu produk pangan. Uji ini menggunakan indera penglihatan (mata)
dan merupakan salah satu indikator untuk menentukan apakah suatu bahan pangan
diterima atau tidak. Warna pada bahan pangan dapat menjadi tolak ukur terhadap
kerusakan pada pangan serta baik tidaknya cara pengolahan. Apabila suatu produk
50
pangan tersebut berkualitas dan bernilai gizi tinggi, rasa enak dan tekstur baik
namun jika warna tidak menarik maka akan menyebabkan produk tersebut kurang
Hasil uji organoleptik pada indikator warna, pembuatan abon ikan depik
pengulangan 2 pada uji hedonik dan uji mutu hedonik menunjukan bahwa hasil
produk yang paling disukai oleh panelis pada uji hedonik adalah F3 dengan
jumlah nilai 4,02 sedangkan produk yang paling disukai pada uji mutu hedonik
adalah F3 dengan jumlah nilai 2,82. Hasil dari nilai rata-rata tertinggi yaitu
formula F3 yang mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g
dengan nilai 3,50 masuk kedalam kategori suka dengan hasil warna agak coklat.
warna pada abon. Warna coklat pada abon juga dapat disebabkan oleh getah yang
ada pada jantung karena terdapat kandungan senyawa tannin yang merupakan
4.4.2 Aroma
Aroma merupakan salah satu atribut mutu yang dapat menentukan
penerimaan panelis terhadap suatu produk. Aroma merupakan uji yang dilakukan
dengan menggunakan indra pembau terhadap suatu produk. Uji ini menggunakan
hidung untuk menghirup aroma pada suatu makanan atau produk yang dihasilkan.
Aroma merupakan bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium
51
oleh syaraf-syaraf sensorik yang berada dalam rongga hidung ketika makanan
dapat menilai lezat tidaknya suatu makanan yaitu dari aroma yang di timbulkan
(42).
Hasil uji organoleptik pada indikator aroma, pembuatan abon ikan depik
pengulangan 2 pada uji hedonik dan uji mutu hedonik menunjukan bahwa hasil
produk yang paling disukai oleh panelis pada uji hedonik adalah F3 dengan
jumlah nilai 3,94 sedangkan produk yang paling disukai pada uji mutu hedonik
adalah F4 dengan jumlah nilai 3,74. Hasil dari nilai rata-rata tertinggi yaitu
formula F3 yang mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g
dengan nilai 3,50 masuk kedalam kategori suka dengan hasil beraroma ikan depik
memberikan hasil aroma ikan yang kuat pada abon tersebut, oleh karena itu para
panelis kurang menyukai abon yang kuat akan bau ikannya dan lebih menyukai
abon yang tidak terlalu kuat bau dari ikan depik tersebut. Hal ini dapat diatasi
dengan menambahkan jantung pisang dan bahan-bahan lainnya pada saat proses
pembuatan abon, sehingga dapat menutupi aroma ikan pada abon tersebut.
4.4.3 Rasa
Rasa merupakan salah satu atribut mutu yang menentukan dalam
penerimaan panelis terhadap suatu produk. Uji organoleptik yang digunakan oleh
52
indra pencicip/perasa seperti (pahit, manis, asin, asam dan pedas). Rasa dapat
diperoleh dari bahan dasar abon dan bahan tambahan seperti bumbu-bumbu yang
digunakan pada saat proses pengolahan. Umumnya produk makanan seperti abon
memiliki cita rasa yang khas dengan penambahan bumbu-bumbu tertentu (25).
Hasil uji organoleptik pada indikator rasa, pembuatan abon ikan depik
pengulangan 2 pada uji hedonik dan uji mutu hedonik menunjukan bahwa hasil
produk yang paling disukai oleh panelis pada uji hedonik adalah F2 dengan
jumlah nilai 3,74 sedangkan produk yang paling disukai pada uji mutu hedonik
adalah F3 dengan jumlah nilai 3,64. Hasil dari nilai rata-rata tertinggi yaitu
formula F3 yang menggunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g
dengan nilai 3,50 masuk kedalam kategori suka dengan hasil berasa ikan depik
pengurangan ikan depik dan jantung pisang. Keadaan ini di pengaruhi oleh
semakin banyak jantung pisang yang digunakan dapat menutupi rasa ikan pada
abon tersebut. Penambahan jantung pisang dengan konsentrasi yang lebih banyak
menghasilkan rasa yang pahit hal ini terjadi karena kandungan tanin pada jantung
pisang memiliki rasa yang sepat, sehingga dapat mempengaruhi rasa pada abon
ikan (43).
4.4.4 Tekstur
Tekstur merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan berhasil
atau tidaknya suatu produk yang dibuat, karena jika produk yang dibuat hancur
53
atau tanpa ada bentuk apapun konsumen/ panelis tidak menerima dan tidak
tertarik terhadap produk yang dibuat. Tekstur juga merupakan ciri khas dari suatu
bahan yang terlihat fisiknya meliputi bentuk, ukuran, dan lainnya. Hal tersebut
membuat seseorang dapat menilai apakah tekstur yang diperoleh pada produk
tersebut baik atau tidak. Tekstur adalah atribut suatu bahan pangan yang
dihasilkan dari kombinasi sifat-sifat fisik dan diterima oleh indra peraba (24).
Hasil uji organoleptik pada indikator tekstur, pembuatan abon ikan depik
pengulangan 2 pada uji hedonik dan uji mutu hedonik yaitu hasil produk yang
paling disukai oleh panelis pada uji hedonik adalah F3 dengan jumlah nilai 3,68
sedangkan produk yang paling disukai pada uji mutu hedonik adalah F3 dengan
jumlah nilai 3,06. Hasil dari nilai rata-rata tertinggi yaitu formula F3 yang
mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g dengan nilai 3,50
masuk kedalam kategori suka dengan hasil tekstur agak halus. Jantung pisang
yang ditambahkan pada abon dapat meningkatkan teksturnya lebih berserat. Hal
ini menunjukan bahwa jantung pisang memiliki serat yang cukup tinggi.
yang tinggi dapat menyebabkan olahan produk lebih mudah megalami kerusakan,
dengan mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g yaitu
sebesar 5,36%. Hal ini sesuai dengan SNI 01 – 3707 1995 yang mana menyatakan
Kadar air dalam makanan sangat mempengaruhi kualitas daya simpan dari
pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang
dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan
semakin tinggi kadar air maka semakin cepat mikroorganisme berkembang biak,
2. Kadar Abu
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang
terdapat pada suatu bahan pangan dan merupakan residu organik dari proses
pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari suatu
kemurnian, serta kebersihan suatu produk yang dihasilkan. Penentuan kadar abu
total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik
atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan
Kadar abu sebagai salah satu syarat mutu abon dalam bahan pangan yang
berfungsi untuk menunjukan jumlah bahan anorganik yang tersisa setelah bahan
55
mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang tidak dapat menguap (23).
dengan mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g yaitu
sebesar 5,26%. Hal ini sesuai dengan SNI 01 – 3707 1995 yang mana menyatakan
3. Kadar Protein
Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H,
O dan N yang tidak memiliki oleh lemak atau karbohidrat. Protein merupakan
suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh karena zat ini disamping
berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun
dan pengatur. Protein terbagi dua jenis, yaitu protein hewani dan protein nabati.
Protein hewani didapatkan dari hewan seperti daging merah, telur, dan ikan
termasuk ikan depik yang hidup di air tawar sedangkan protein nabati didapatkan
dengan mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g yaitu
sebesar 4,95%. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 01 – 3707 1995 yang mana
menyatakan bahwa kadar protein pada abon minimal 15%. Berdasarkan hal
tersebuat dapat disimpulkan kadar protein dalam abon ikan depik dengan
Tingginya kadar protein dipengaruhi oleh jumlah ikan yang digunakan, untuk
mendapatkan nilai protein yang tinggi diperlukan ikan yang banyak pula. Kadar
56
protein abon dapat digunakan sebagai petunjuk berapa jumlah danging yang
digunakan (25).
karena serat kasar merupakan sumber energi bagi tubuh manusia (25). Kadar serat
kasar yang terdapat pada makanan berfungsi untuk memberikan tekstur berserat,
dapat meningkatkan warna dan volume pada makanan serta memiliki dampak
baik bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan serat pangan dapat mengaborsi
kolesterol, mencegah terjadinya kanker usus besar, menormalkan lemak darah dan
dapat megurangi terjadinya penyakit kardiovaskular (22). Oleh karena itu, serat
kasar memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penilaian kualitas bahan
makanan dan dapat menentukan nilai gizi dari makanan tersebut (26).
Berdasarkan analisis laboratorium kadar serat kasar yang dihasilkan oleh abon
dengan mengunakan ikan depik sebanyak 55g dan jantung pisang 45g yaitu
sebesar 58,39%. Hal ini tidak sesuai dengan SNI 01 – 3707 1995 yang mana
menyatakan bahwa kadar serat kasar pada abon maksimal 1,0%. Berdasarkan hal
tersebuat dapat disimpulkan kadar serat kasar pada abon ikan depik dengan
pisang yang digunakan, jantung pisang memiliki kadar serat yang tinggi (25).
57
Jumlah 45.000,00
Dari tabel analisis harga pembuatan abon diatas dapat disimpilkan bahwa
membuat 90g abon ikan depik dengan penambahan jantung pisang sebesar
Rp.45.000,00.
BAB V
5.1 Kesimpulan
berikut :
1. Terdapat pengaruh daya terima abon ikan depik dengan penambahan jantung
pisang terhadap daya terima uji hedonik dan mutu hedonik abon dengan
formula tebaik yaitu F3 yang menggunakan ikan depik sebanyak 55g dan
jantung pisang 45g dengan nilai sebesar 3,50% dengan kategori suka,
berwarna agak coklat, beraroma ikan depik dan jantung pisang, berasa ikan
depik dan jantung pisang, dan bertekstur agak halus.
2. Terdapat pengaruh mutu kimia pada hasil analisis zat gizi abon ikan depik
dengan penambahan jantung pisang yaitu untuk kadar air sebesar 5,36%,
kadar abu sebesar 5,26%, Protein 4,95%, dan untuk serat kasar sebesar
58,39%.
5.2 Saran
1. Penulis berharap dengan adanya inovasi pembuatan abon ikan depik
dengan penambahan jantung pisang ini dapat menjadi alternatif
makanan siap saji yang berprotein dan tinggi serat bagi masyarakat.
2. Penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat melalukan analisis
syarat mutu abon secara keseluruhan sesuai dengan SNI 01-3707-1995
agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
3. Penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian
lebih lanjut terkait lama daya simpan abon terhadap kandungan gizi
abon ikan depik dengan penambahan jantung pisang ini.
58
DAFTAR PUSTAKA
59
60
Sebagai. 2013;
33. Mamuaja Cf, Aida Y. Karakteristik Gizi Abon Jantung Pisang Dengan
Penambahan Ikan Layang. E-Journal Univ Sam Ratulangi [Internet].
2014;1–7. Available From:
Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Itp/Article/Download/7231/6733
34. Pendapatan M, Mitra K. Celebes Journal Of Community Services
Pengolahan Jantung Pisang Menjadi Snack Nugget Untuk. 2023;2(1):39–
46.
35. Kalpikawati Ia, Sudiarta Np. Kualitas Patty Burger Menggunakan Jantung
Pisang Batu ( Musa Balbisiana Colla ) Sebagai Pengganti Daging.
2023;11(1):1–13.
36. Singkong T, Komoditi S, Di U, Bandung K. Jurnal Inovasi Penelitian.
2021;1(12).
37. Tarwendah Ip. Jurnal Review : Studi Komparasi Atribut Sensoris Dan
Kesadaran Merek Produk Pangan Comparative Study Of Sensory
Attributes And Brand Awareness In Food Product : A Review.
2017;5(2):66–73.
38. Studi P, Pangan T, Semarang Um. [ Pengujian Organoleptik ]. 2013;
39. Syadiah Ea, Riska R, Adelina F. Terhadap Daya Terima Dan Kandungan
Gizi Nugget Ikan Kakap Putih ( Lates Calcarifer ). 2022;(Sinta 4):49–59.
40. Kamagi Dw, Rompas, Christny F. Rompas Dan Atb. Analisis Kandungan
Nutrisi Pada Daging Tikus Hutan Ekor Putih (Maxomys Hellwandii)
Decky. J Sains, Mat Dan Edukasi [Internet]. 2020;8(2):153–8. Available
From: Http://Ejournal.Unima.Ac.Id/Index.Php/Jsme/Article/View/1427
41. Ramadhan A, Sari Er. Variasi Perbandingan Tepung Terigu Dan Mocaf
(Modified Cassava Flour) Dalam Pembuatan Mie Mocaf. Agritepa J Ilmu
Dan Teknol Pertan. 2015;2(1):211–9.
42. Aprita I, Anwar C, Irhami, Salima R. Diversifikasi Pembuatan Bakso
Daging Ayam Dengan Penambahan Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L)
Diversification Of Chicken Meatballs Making With Sweet Potato (Ipomoea
Batatas L) Addition Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Ternak
Politeknik Indonesia 2 Pro. J Peternak Sriwij. 2020;9(1):7–15.
43. Djamaludin H, Hardoko H, Dailami M, Nurhadianty V, Ananta Dr,
Prayoga Dr. The Peroxide, Organoleptic, And Proximate Content Of
Thunnus Sp. Shredded Fortified With Banana Blossoms. J Sumberd
Akuatik Indopasifik. 2022;6(4):319–30.
44. Zingiber J, Variasi D, Characteristics S, Zingiber C. Karakteristik Kimia
Dan Sensori Cookies Penambahan Tepung Biji Alpukat. 2(2).
45. Ikan Dan, Bebek K. Jurnal Biology Science & Education 2018 Nur Alim
Natsir Dkk. 2018;7(1):49–55.
62
Umur :
Jenis Kelamin :
Intruksi
2. Berikan penilaian anda mulai dari sekor 1-5 berdasarkan tingkat di kolom
sampel
3. Netralkan indra pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi
satu sampel
151
135
492
476
833
817
428
293
Skala Penilaian
2 = Tidak suka
63
3 = Biasa
4 = Suka
5 = Sangat suka
64
FORMULIR
UJI MUTU HEDONIK
Intruksi
2. Berikan penilaian anda mulai dari sekor 1-5 berdasarkan tingkat di kolom
sampel
3. Netralkan indra pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi
satu sampel.
SKALA
WARNA AROMA RASA TEKSTUR
NILAI
jantung
pisang
KODE
WARNA AROMA RASA TEKSTUR
SEMPEL
151
135
492
476
833
817
428
293
Komentar :
Panelis
(……………………)
66
Lampiran 3. Master Tabel Uji Hedonik
67
68
Oneway
Notes
Output Created 02-OCT-2023 00:29:03
Comments
Input Data D:\_THIS PC\Documents\Amin
paling serius data.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 100
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are
based on cases with no missing
data for any variable in the
analysis.
Syntax ONEWAY Warna Aroma Rasa
Tekstur Warna2 Aroma2 Rasa2
Tekstur2 BY Formula
/STATISTICS HOMOGENEITY
/MISSING ANALYSIS
/POSTHOC=DUNCAN
ALPHA(0.05).
Resources Processor Time 00:00:00.08
Elapsed Time 00:00:00.17
69
70
ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Uji Hedonik Warna Between 2.210 3 .737 1.638 .186
Groups
Within Groups 43.180 96 .450
Total 45.390 99
Uji Hedonik Aroma Between 1.747 3 .582 1.316 .274
Groups
Within Groups 42.480 96 .443
Total 44.228 99
Uji Hedonik Rasa Between 6.740 3 2.247 3.099 .030
Groups
Within Groups 69.600 96 .725
Total 76.340 99
Uji Hedonik Tekstur Between 5.028 3 1.676 3.785 .013
Groups
Within Groups 42.500 96 .443
Total 47.527 99
Mutu Hedonik Between 12.747 3 4.249 4.488 .005
Warna2 Groups
Within Groups 90.900 96 .947
Total 103.648 99
Mutu Hedonik Between 1.788 3 .596 .912 .438
Aroma2 Groups
Within Groups 62.740 96 .654
Total 64.528 99
Mutu Hedonik Between 2.090 3 .697 1.492 .222
Rasa2 Groups
Within Groups 44.820 96 .467
Total 46.910 99
72
Homogeneous Subsets
Lampiran 6. Laporan Hasil Uji Kadar Air, Abu, Protein dan Serat Kasar
Jenis Pengujian : Uji Kadar serat kasar, protein, air dan abu
Berat Kada
samp r
Nama el Berat Kertas Saring Berat Kertas Saring + Sera
Sampel (mg) (g) Sampel (g) t (%)
2,036 58,3
Abon ikan 6 1,0454 2,2346 9
Perhitungan :
P 2−P 1
Kadar Serat Kasar = x 100 %
P
2,2346−1,0454
Kadar Serat= x 100 %
2,0366
= 58,39%
keterangan:
P = Berat Sampel (g)
P1 = Berat Kertas Saring awal (g)
P2 = Berat Kertas Saring + Sampel (g)
77
Normalit
Volume
Berat as Kalium
Formalde Sampel Aquad Indikat
Samp Natrium OksalatJe
hid 40 % pengencer est or PP
el Hidroksi nuh
an
da
5g 0,1016 N 2 mL 0,4 mL 10 mL 20 mL 1 mL
Protein (%)= 4 , 95 %
78
Perhitungan:
( w 1+w 2 )−w 3
1. Kadar Air = x 100%
w2
38,6296 gr −38,4143 gr
= x 100 %
4,0195 gr
= 5,36%
79
(w2) (gr)
(w3)
Perhitungan:
w 3−w 1
1. Kadar Abu = x 100%
w2
45,2320−44,9810 gr
= x 100 %
4,7720 gr
= 5,26%
80
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 10. Hasil pemisahan daging Gambar 11. Hasil pengilingan jantung
dan tulang ikan depik pisang
83
Gambar 12. Persiapan bahan yang telah Gambar 13. Hasil penimbangan bahan
dibersih kan
85