PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan guna menyusun Skripsi unutuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH:
WIWI
NPM 18070517
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
Halaman Pengesahan Proposal Penelitian
Pada tanggal
Dewan Penguji
Ketua
Anggota I
Deni Suryanto, SKM., M. Kes
NIDN.
Anggota II
…………………………….
NIDN.
Mengesahkan
Dekan FKM,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
Hubungan Kepatuhan Sop Dan Pengguan APD Terhadap Kejadian Tertusuk Jarum
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada
1. Prof. Abd. Malik, S. PT, M.Si, Ph.D selaku rektor Universitas Muhammad
Banjarmasin
Banjari Banjarmasin
Banjarmasin.
v
5. Deni Suryanto,SKM.,M.Kes selaku Pembimbing II membantu membimbing
Banjarmasin
6. Bahtiar, SKM selaku Kepala Puskesmas Kubur Jawa Kabupaten Hulu Sungai
Tengah
Sungai Tengah.
9. Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil
dengan do’a yang tulus ikhlas dan mencurahkan segala kasih sayang nya
10. Teman-teman saya yang telah memberikan dukungan moril dan selalu
Saya sebagai penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna dan banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi maupun
penulisan.
terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, dan kerja keras sehingga dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
vi
Penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat
Wiwi
18070517
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................. ii
(APD) ...........................................................................................43
E. Teori Domino...............................................................................48
viii
G. Kerangka Konsep .........................................................................52
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
NSI (Needle Stick Injury) adalah luka yang disebabkan oleh jarum
secara tak tak disengaja menusuk kulit. NSI adalah potensi bahaya bagi orang
yang bekerja dengan jarum hipodermik dan peralatan jarum lainnya. Luka ini
jarum. Jika tidak dibuang secara tepat, jarum dapat terselip pada linen atau
sampah dan melukai pekerja lainnya (Tomas Jalu Putranto dkk, 2019).
merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit
yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien. Dan dalam
hal ini tentu saja perawat mempunyai potensi untuk terjadinya kecelakaan kerja
perawat di Inggris pada bulan November 2008 dan menemukan fakta bahwa
hampir separuh dari perawat atau sekitar 48% pernah mengalami luka tusuk
penelitian dari Joseph tahun 2005-2007 mencatat bahwa angka kecelakaan NSI
1
2
atau tertusuk jarum mencapai 38-73% dari total petugas kesehatan (Idayanti,
2008).
bahwa sekitar 3 juta dari 35 juta pekerja tenaga kesehatan menerima paparan
patogen melalui darah setiap tahun. Dua juta diantaranya tertular virus
Hepatitis B, sembilan ratus ribu tertular virus Hepatitis C (HCV), dan seratus
tujuh puluh ribu lainnya tertular virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Kasus ini lebih dari 90% terjadi di negara berkembang. Sebanyak 8- 12%
pekerja rumah sakit). Kasus lainnya di USA menetapkan setiap tahun terdapat
perkiraan kasus yang tidak terlaporkan sebanyak 60%. Kasus Indonesia pada
tahun 2004 tercatat 65,4% petugas pembersih suatu rumah sakit di Jakarta
2005 hingga 2007 mencatat bahwa angka Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
Needlestick Injuries (NSI) atau disebut dengan tertusuk benda tajam mencapai
Hasil penelitian National Safety Council (NSC) tahun 2011 mencatat bahwa
penyebab kecelakaan kerja sebesar 88% karena faktor unsafe behaviour, 10%
kerja akibat benda tajam atau yang disebut dengan Needlestick injury (NSI)
3
persoalan keselamatan kerja yang harus dihadapi oleh para tenaga kesehatan
paling lama dengan pasien dan memiliki risiko mengalami Needlestick injury.
darah, cairan tubuh pasien, tertusuk jarum suntik bekas pasien, dan bahaya-
bahaya lain yang dapat menjadi media penularan penyakit (Mapanawang dkk,
2017).
penyebab utama kejadian Needlestick injury adalah karena faktor manusia dan
beban kerja, standar kerja tidak jelas, dan kualitas alat tidak baik.
kerja tertusuk jarum pada 1 tahun terakhir. Hasil analisis bivariat menunjukkan
menerapkan SOP secara urut dan tidak menggunakan APD dengan lengkap,
4
hal ini dapat menjadi salah satu faktor risiko tertusuk jarum yang berdampak
Banjarmasin bahwa di temukan masih banyak nya tenanga medis yang kurang
perhatian dan kesadaran / kepatuhan dalam menjalan kan SOP dan dalam
penyakit dan juga terjadinya kecelakaan kerja karena disebabkan unsafe action
dan unsafe condition Berdasarkan data pada tahun 2021, terdapat kejadian
kecelakaan kerja, baik yang ringan sebanyak 15 kasus atau sekitar 20%, selain
itu kecelakaan tertusuk jarum suntik dan tertusuk benda tajam 17%, dan untuk
terjatuh karna lantai yang licin, kejatuhan alat kerja yang tidak berada pada
SOP dan pemberian APD yang sudah disediakan dan yang sudah memenuhi
tertusuk jarum yang terjadi setiap tahun dipuskesmas yang meningkat ada
B. Rumusan Masalah
1. Pertanyaan Masalah
Puskesmas Pelambuan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Pelambuan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Intansi
3. Bagi Peneliti
medis.
7
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Sampel
SOPnya patuh,
diketahui 5 orang
(22.7%) terjadi
kerjadian tertusuk
jarum dan 17
orang (77.3%)
tidak terjadi
kejadian tertusuk
jarum
merupakan salah
9
mengurangi
angka kecelakaan
jarum suntik di
dipatuhin
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pelambuan penting untuk mengetahui apa itu Needle Stick Injury. Needle
Stick Injury atau NSI merupakan istilah untuk kecelakaan kerja yang
infeksius dari pasien. Sepintas, NSI tampak seperti kecelakaan kerja yang
ringan karena hanya sekedar tertusuk jarum atau tersayat benda medis
tajam. Namun ternyata ada potensi penularan infeksi penyakit yang besar
yang dapat ditularkan dari jarum /benda medis tajam yang bekas
Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan diri supaya kita
dapat ditularkan pada petugas dari kejadian NSI ini adalah penyakit
10
11
tindakan / prosedur yang tidak aman serta belum adanya standar prosedur
hati saat menggunakan jarum suntik atau alat medis tajam dan
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari limbah medis rumah sakit
dapat menjadi transmisi berbagai macam penyakit antara lain HIV atau
yang dapat ditularkan melaui darah.4 Salah satu jenis limbah medis padat
Jarum.
2. Faktor Instrumen
Sebagian besar luka yang disebabkan oleh benda tajam atau NSI
berada pada kamar operasi dan sebagian besar penyebab NSI terletak
pada pisau dan jarum jahit yang memang sering digunakan dalam proses
a. Jarum Hipodemik
13
memasukkan zat, jarum ini juga dapat digunakan untuk mengambil zat
b. Troikart laparoskopi
teleskop mini dengan sistem serat optic yang dapat menerangi bagian-
c. Trokart Laparoskopi
Mata bor bedah tulang, kawat, dan gergaji Alat-alat ini termasuk
alat-alat yang sering digunakan oleh dokter dan perawat saat melakukan
d. Jarum kauter
4. Jarum yang melekat pada tabung dan sulit untuk dimasukan ke dalam
sharps container.
14
dari pasien kepada tenaga medis yang mengalami luka tusukan. Sangat banyak
a. Usia lanjut
b. Malnutrisi (kekurangangizi)
c. Alkoholisme (kecanduanalcohol)
d. Perokok
a. Operasi
b. Trauma
c. Luka bakar
pasien)
membantu pernafasan)
c. Pemasangan kateter urin (ke dalam kandung kemih untuk pasien dengan
gangguan berkemih)
d. Cuci darah
a. Transfuse darah
Menurut Edhie Djohan Utama & Rahmat Sjah, pencegahan infeksi nosokomial
adalah dengan cara diberikan aseptik dan antiseptik kepada penderita. Pencegahan
Pencegahan infeksi nosokomial juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
darah pasien
16
energi dalam jumlah yang melebihi ambang batas toleransi fisiologis atau
akibat dari kurangnya satu atau lebih elemen penting seperti oksigen. Luka
adalah istilah umum untuk menyebut segala jenis luka pada tubuh yang
lainnya. Sehingga luka juga dapat diartikan sebagai luka yang merupakan
suatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan atau
adalah jarum yang secara umum digunakan dengan alat suntik untuk
menyuntikkan suatu zat ke dalam tubuh. Jarum ini juga dapat digunakan
untuk mengambil sampel zat cair dari tubuh. Luka tusuk jarum suntik
berasal dari jarum atau sepotong ampul 24 yang pecah yang tercakup oleh
darah atau cairan tubuh lainnya. Dalam kebanyakan kasus, luka tusuk jarum
2. Penyebab
The International Council of Nurses (2005) menyatakan penyebab
dari luka tusuk jarum suntik adalah pemberian injeksi, menutup jarum
jarum. Luka ini banyak terjadi diarea bangsal ataupun ruang operasi. Alasan
kurang kesadaran dari direksi dan karyawan yang acuh tak acuh dan
peralatan yang tidak aman, dan pelatihan yang konsisten dalam penggunaan
berdasarkan World
18
a. Kebersihan Tangan
1) Ringkasan Teknik
a) Cuci Tangan (40-60 detik) : basahi tangan dan gunakan sabun, gosok
2) Ringkasan Indikasi
tangan
tangan
3) Sarung Tangan
b) Ganti setiap selesai satu kali tindakan berikutnya pada pasien yang
4) Pelindung Wajah
pelindung)
Perwadahan limbah medis harus terpisah dengan wadah limbah mon medis
digunakan pada masing- masing ruangan memiliki bahan yang berasal dari plastik
dengan kualitas baik, tebal, tahan air, tahan goresan, dan dengan penutup yang
mudah dibuka dan ditutup menggunakan kaki sehingga tidak memerlukan tangan
untuk membukanya.
“SAMPAH INFEKSIUS” dan berisi informasi jenis limbah medis yang dapat
dibuang di wadah tersebut. Sedangkan untuk limbah non medis yang digunakan
berwarna biru dan dilengkapi dengan tulisan “SAMPAH NON INFEKSIUS” dan
berisi informasi jenis limbah. Untuk tempat sampah limbah benda tajam berasal
limbah medis hanya menggunakan masker sebagai alat pelindung diri. Wawancara
sebelum dan selama pengelolaan jarum, tetapi juga disebabkan oleh wadah
cross sectional untuk mengetahui kepatuhan tenaga madis dan faktor yang
data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil uji analisis
tenagan medis dalam pelaksanaan SOP. Variabel lainnya seperti umur, tingkat
pendidikan dan lama kerja tidak berpengaruh terhadap kepatuhan tenagan medis
a) Kesehatan Kerja
akibat kerja dan syarat kesehatan kerja, disebutkan pula bahwa setiap tempat kerja
- tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif
diakibatkan faktor – faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit
kenikmatan kerja.
Tujuan akhir dan kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja
yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila di dukung oleh
22
lingkungan kerja yang memenuhi syarat – syarat kesehatan Ilmu dan seni yang
dan stress yang muncul di tempat kerja yang mungkin menyebabkan kesakitan,
1. Keselamatan Kerja Keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko
kecelakaan atau kerusakan atau dengan risiko yang relatif sangat kecil di bawah
sendiri mempunyai pengertian bebas interaksi antara manusia mesin media yang
berakibat kerusakan sistem, degradasi dari misi sukses, hilangnya jam kerja, atau
luka pada pekerja. Sedangkan gagalnya upaya kesehatan umumnya disebabkan oleh
industri.
2. Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering
disebut dengan safety, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
pekerjaan yang berbahaya berikut jenis-jenis bahaya akan diatur dengan peraturan
lingkungan kerja
4. Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur Menurut
adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. (Depnaker, 1998). Secara
umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action (faktor manusia) dan
b) Cacat sementara
c) Cacat fisik
24
a) Kurang pengelaman
b) Kurang terampil
b. Unsafe Condition
4) Terpapar bising
5) Terpapar radiasi
Terjadinya kecelakaan kerja di sebabkan oleh kedua faktor utama yakni faktor
fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian
dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
risiko paling tinggi mengalami needle stick injury, khususnya pada mereka yang
berusia muda. Bekerja dengan shift yang banyak dan waktu kerja yang panjang juga
Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan setelah needle stick
injury:
• Bila memungkinkan, keluarkan darah dari luka dan segera tutup dengan
diirigasi
• Singkirkan semua bahan dan alat yang mungkin terkontaminasi cairan tubuh
bersedia diperiksa
Manajemen Resiko
atas semakin kompleksnya aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu
oleh perkembangan ilmu pengantuhan dan dan kemajuan tenologi. Definisi lain
namun penyimpangan ini baru terlihat bila sudah berbentuk kerugian, Pendapat
lain juga diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy, Resiko adalah
27
beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat diambil kesimpulan bahwa resiko
adalah sesuatu yang belum pasti namun apabila tidak ditangani dengan tepat
resiko yang baik adalah identifikasi dan cara mengatasi resiko. Sasarannya untuk
utama untuk memahami potensi upside dan downside dari semua faktor yang
a.Mengidentifikasi Resiko
lain (liability losses) dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang
28
nalar dan pengalaman. Beberapa resiko memang mudah untuk diukur, namun
sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang
terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk menentukan dugaan
yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam
terjadi suatu resiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk
tidaklah berhenti sampai di sini saja. Praktek, pengalaman, dan terjadinya kerugian
selalu memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan pengukuran
resiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu
30
resiko terjadi maka respon yang dipilihakan sesuai dan diimplementasikan secara
efektif.
pelindung diri atau pesonal protective equipment atau didefinisikan sebagai alat
yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan
oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat
alat pelindung diri atau personal protective equipment didefinisikan sebagai alat
mengisolasi sebagian atau seluruh tumbuh pontesi tempat bahaya ditempat kerja.
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
saat melaksanakan kegiatan (proses kerja) di tempat kerja perlu dilakukan oleh
pihak manajeman perusahaan. Salah satu upaya perlindungan terhadap tenaga kerja
tersebut adalah dengan penggunaan APD. Penggunaan APD ditempat kerja sendiri
telah diatur melalui UndangUndang No.1 tahun 1970. Pasal - pasal yang mengatur
tentang penggunaan APD adalah antara lain Menurut Peraturan Menteri Tenaga
31
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja Undang-Undang No. 25 Tahun 1997
hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral
dan kesusilaan, perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai- nilai agama”, maka upaya perlindungan terhadap karyawan akan bahaya
khususnya pada saat melaksanakan kegiatan (proses kerja) di tempat kerja perlu
terhadap tenaga kerja tersebut adalah dengan penggunaan APD Penggunaan APD
ditempat kerja sendiri telah diatur melalui UndangUndang No.1 tahun 1970. Pasal
para pekerja.
pada tahap tenaga kerja baru tentang alat - alat pelindung diri bagi tenaga
- cuma terhadap tenaga kerja dan orang lainyang memasuki tempat kerja. Apabila
2. Persyaratan APD
peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Namun kadang-
memenuhi persyaratan
Menurut APD yang disediakan oleh pengusaha dan dipakai oleh tenaga
kerja harus memenuhi syarat pembuatan, pengujian dan sertifikat. Tenaga kerja
berhak menolak untuk memakai jika APD yang disediakan tidak memenuhi syarat.
2)Tidak menggangu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja
terjangkau.
a. Masker
2)Racun dan debu halus yang dihasilkan dari pengecatan atau asap.
4)Bukan gas beracun tetapi seperti CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen di
udara.
2. Masker berhidung
Masker ini dapat menyaring debu atau benda lain sampai ukuran 0.5
mikron, bila kita sulit bernapas waktu memakai alat ini maka hidungnya harus
bertabung mempunyai filter yang baik dari pada masker berhidung. Masker ini
b. Sepatu Pengaman
kecelakaan yang disebabkan oleh beban berat yang menimpa kaki, paku-paku atau
benda tajam lain yang mungin terinjak, logam pijar, asam - asam dan sebagainya.
Biasanya sepatu kulit yang ,buatannya kuat dan baik cukup memberikan
perlu sepatu dengan ujung tertutup baja dan lapisan baja di dalam solnya. Lapis baja
35
di dalam sol perlu untuk melindungi tenaga kerja dari tusukan benda runcing dan
c. Sarung Tangan
Sarung tangan harus diberikan kepada tenaga kerja dengan pertimbangan akan
bahaya - bahaya dan persyaratan yang diperlukan. Antara lain syaratnya adalah
bebannya bergerak jari dan tangan. Macamnya tergantung pada jenis kecelakaan
yang akan dicegah yaitu tusukan, sayatan, terkena benda panas, terkena bahan
kimia,terkena alur listrik terkena radiasi dan sebagainya. Sarung tangan juga sangat
membantu pada pengerjaan yang berkaitan dengan benda kerja yang panas, tajam
ataupun benda kerja yang licin. Sarung tangan juga dipergunakan sebagai isolator
Topi pengaman (helmet) harus dipakai oleh tenaga kerja yang mungkin tertimpa
pada kepala oleh benda jatuh atau melayang atau benda-benda lain yang bergerak.
Topi demikian harus cukup keras dan kokoh, tetapi ringan. Bahkan plastik dengan
lapisan kain terbukti sangat cocok untuk keperluan ini. Topi pengaman dengan
bahan elastis seperti karet atau plastik pada umumnya dipakai oleh wanita. Rambut
wanita yang memiliki risiko ditarik oleh mesin. Oleh karena itu, penutup kapala
harus dipakai agar rambut tidak terbawa putaran mesin dengan cara rambut diikat
e. Pelindung Telinga
36
Telinga harus dilindungi terhadap loncatan api percikan logam, pijar atau
dengan sumbat atau tutup telinga. Alat pelindung telinga merupakan salah satu
bentuk alat pelindung diri di gunakan untuk melindungi telinga dari paparan
protective devices
gas, uap logam, kabut, debu dan lainnya. Kekurangan oksigen mungkin terjadi di
tempat - tempat yang pengudaraannya buruk seperti tangki atau gudang bawah
kerja.
g. Pakaian Pelindung
bahaya kecelakaan. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin
seharusnya berlengan pendek, pas (tidak longgar) pada dada atau punggung, tidak
berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya. Wanita
sebaiknya memakai celana panjang, jala rambut, baju yang pas dan tidak memakai
perhiasan - perhiasan. Pakaian kerja sintesis hanya baik terhadap bahan - bahan
37
kimia korosif, tetapi justru berbahaya pada lingkungan kerja dengan bahanbahan
Menurut 3, alat proteksi diri beraneka ragam. Jika digolongkan menurut bagian
tubuh yang dilindungi, maka jenis alat proteksi diri dapat dilihat pada daftar sebagai
berikut :
1) Kepala : Pengikat rambut, penutup rambut, topi dari berbagai jenis yaitu
topi pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala, tutup kepala.
4) Tangan dan jari : Sarung tangan (sarung tangan dengan ibu jari terpisah,
8) Tubuh : Pakaian kerja menurut keperluan yaitu pakaian kerja tahan panas,
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan,
a.Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan
behaviour). Sedangkan
mata dan telinga, berdasarkan pengalaman dan penelitian, diperoleh bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu Awareness (kesadaran), yakni orang
a) Sikap
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan
atau respons yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi
sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan
kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan
pola tertentu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek
tersebut.
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan ‘pre-disposisi’ tindakan atau perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang
terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek
dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoatmodjo,
2007) :
b) Menerima (Receiving)
40
c) Merespon (Responding)
d) Menghargai (Valuing)
segala risiko.
pendapat responden.
f) Tindakan
(Enabling Factor)
Ketersediaan Fasilitas
keserasian juga tetap untuk meningkatkan efisiensi kerja pegawai (Johny, 2000).
42
Perasaan tidak nyaman (risih, panas, berat, terganggu) yang timbul pada saat
lama, karena pemakai merasa tertutup dan terisolasi. Oleh karena itu, pekerja
Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma),
tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
Termasuk juga disini undang-undang, peraturan - peraturan, baik dari pusat maupun
Pola Pengawasan
aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditetapkan.
43
bahaya dari cara kerja, karena dapat membahayakan tenaga kerja itu sendiri dan
orang lain disekitarnya. Antara lain pemakaian APD yang tidak semestinya dan cara
memakai yang salah. Pengusaha perlu memperhatikan cara kerja yang dapat
membahayakan ini, baik pada tempat kerja maupun dalam pengawasan pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari.
melindungi pasien dari mikroorganisme yang terdapat pada petugas yang bekerja
pada suatu tempat perawatan kesehatan. Akhir-akhir ini dengan timbulnya AIDS
APD meliputi sarung tangan, masker, pelindung mata, gaun, kap, apron dan
alas kaki. APD yang sangat efektif terbuat dari kain yang diolah atau bahan sintetis
yang dapat menahan air, darah dan cairan lain untuk menembusnya .
1) Sarung Tangan
penyebaran infeksi, tetapi harus di ganti setiap kontak dengan satu pasien
2) Masker
petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, bersin dan juga
melindungi pemakainya dari semprotan dan cipratan darah dan cairan tubuh
lainnya.
5) Apron
Apron dibuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas air di
bagian depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron harus dipakai kalau
6) Alas Kaki
45
Alas kaki dipakai untuk melindungi kaki dari perlukaan oleh benda
tajam atau dari cairan yang jatuh atau menetes ke kaki. Sepatu bot dari karet
atau kulit lebih melindungi, tapi harus selalu bersih dan bebas dari
Kepatuhan berasal dari kata patuh yang berarti suka menurut, taat pada
yang dianjurkan (Depdikbud, 1996). adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju
terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan
dokter
a. Kepatuhan
professional terhadap suatu anjuran, prosedur, atau peraturan yang harus dilakukan
atau ditaati
maka akan timbul perilaku ketidakpatuhan. Perilaku kepatuhan ini akan optimal
apabila perawat itu sendiri menganggap perilaku ini bernilai positif yang akan
1) Faktor Internal
a) Pengetahuan
b) Sikap
Menurut Azwar (2015) sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi
dari perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek merupakan manifestasi dan
mempengaruhi perilaku
47
imunisasi untuk mencegah penyakit. Tanpa adanya pengetahuan ini, ibu tersebut
perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan
Posyandu, Rumah Sakit, makanan bergizi. Sebuah keluarga yang sudah tahu
bergizi dan sebagainya. Tetapi apabila keluarga tersebut tidak mampu mengadakan
fasilitas itu semua, maka denganterpaksa menggunakan air kali, makan seadanya.
mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Perlu adanya contoh-
b. Perilaku sakit (illness behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan
penyakit.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni tindakan atau kegiatan
kesembuhan.
E. TEORI DOMINO
disebabkan oleh tindakan tidak aman. Maka dari itu, Heinrich menyatakan, kunci
sebagai penyebab kecelakaan Teori Domino Heinrich oleh H.W. Heinrich, salah
satu teori ternama yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Dalam Teori
b. Kesalahan manusia
49
berkaitan dengan fisik pekerja, keahlian yang tidak sesuai, dan lain-lain.
kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi rambu-rambu
di tempat kerja, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan
dengan risiko tinggi, dan sebagainya. Sedangkan, kondisi tidak aman, meliputi
pencahayaan yang kurang, alat kerja kurang layak pakai, tidak ada rambu-rambu
• Kecelakaan kerja, seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja
• Dampak kerugian bisa berupa: Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia
Kelima faktor penyebab kecelakaan ini tersusun layaknya kartu domino yang
di berdirikan. Hal ini berarti, jika satu kartu jatuh, maka akan menimpa kartu
lainnya.
menghilangkan sikap dan kondisi tidak aman (kartu ketiga). Sesuai dengan analogi
efek domino, jika kartu ketiga tidak ada lagi, seandainya kartu kesatu dan kedua
jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu . Adanya Gap atau jarak
50
dari kartu kedua dengan kartu keempat, jika kartu kedua jatuh, ini tidak akan sampai
sikap dan kondisi tidak aman. Maka dari itu, untuk mengurangi kecelakaan kerja
rambu keselamatan.
kecelakaan kerja.
7. Asuransi.
F. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian teori diatas, maka dapat dibuat kerangka teori diadosi
1. Ketidakseimbangan fisik
Kecelakaan tertusuk
tenaga kerja
jarum
2. Kurang pendidikan
pengalaman dan salah
mengerti SOP
Faktor motivasi
1. Mempergaruhi kepatuhan
pelaksana SOP usia lama
2. Kerja tingkat pendidikan
vokasional dan profesional
G. Kerangka Konsep
Kepatuhan SOP
Terhadap Kejadian
H. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
beberapa konsep yang dijadikan variabel pada penelitian ini, yakni sebagai berikut
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis
dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang
mungkin terjadi. Alat Pelindung Diri (APD) yaitu alat yang digunakan untuk
melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak
oleh tenaga kesehatan saat selakukan pemberian obat dan penggambillan darah
kejadian tertusuk jarum dan lainnya. Dalam pelaksaannya ketika sedang bekerja
sorang petugas seharusnya selalu menggunakan Alat Pelindung Diri yang tepat,
pentingnya menggunakan APD ketika sedang bekerja atau ketika sedang berada di
1. Populasi
Kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, hal. 93). Pada penelitian ini
54
54
2. Sampel
medis yang dijadikan sample pada penelitian ini yaitu yang berisiko
infeksius, dan ruang Jumlah sample yaitu tenaga medis dengan rincian
sebagai berikut
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1.
Definisi Operasional
melaksanakan 1.Sangat
pekerjaan 3.Sering
4.Sangat sering
55
sesuai dengan
Penilaian
kinerja
berdasarkan
Indikator-
indikator
teknika
Admintratif
dan prosedur
sesuai tata
kerja pada
perawat ruang
untuk
mencegah
kecelakaan
Tahun 2019.
Untuk jarang
melindungi
56
seseorang 2.Jarang
dalam Sering
fungsinya
melindungi
tenaga kerja
dari bahaya
ditempat kerja
pada perawat
ruang
rawat
tertusuk jarang
disebabkan Sangat 3.
oleh sering
pemberian
injeksi
menutup jarum
suntik,
57
pengambilan
darah,
pemasangan
infus atau
pembuangan
dan berisiko
telah.
tercemar darah
atau cairan
tubuh
tehadap ruang
Tenaga medis
rawat
2. Sumber Data
a. Data primer
58
tertusuk jarum
b. Data Skunder
3. Pengolahan Data
isi formulir atau kuesioner yang sudah diisi. Dalam survei ini,
E. Analisis Univariat
Instrument penelitian yaitu alat ukur pada variable yang akan diteliti.
Angket terdiri atas item peryataan berdasarkan skala likert. Jawaban dari
Skor 3 bila jawaban “sering” c.Skor 2 bila jawaban “jarang” d.Skor 1 bila
4. 15 x 4 = 60
1. 15x 1 = 15
terendah. 60 – 15 = 45
P = a x 100
Keterangan :
P : presentase
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar
benar mengukur apa yang diukur. (Notaadmojo, 2005). Alat ukur atau
instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur
yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data. Uji validitas dapat
SPSS Untuk pertanyaan- pertanyaan yang tidak valid dapat diganti atau
1. Pengolahan Data
0,05.
b. H1 diterima jika χ2hitung > χ2tabel atau ρ value < (α) = 0,05
menggunakan koefisien phi (Ø). Hasil uji statistik yang bermakna atau
diketahui adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat akan
Rumus :
Q =1I – I
ketentuan :
Data yang telah diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk tabel
1. Waktu penelitian
No Agenda Bulan
1 Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Pelaksanan Penelitian
Laporan
5 Sidang Skripsi
2. Tempat Penelitian
G. Biaya Penelitian
1. Biaya Operasional:
Transportasi Rp. 100.000
2. Biaya Print dan Fotocopy:
Print selama penelitian Rp. 600.000
Fotocopy selama penelitian Rp. 200.000
3. Biaya Tak Terduga:
Simpanan atau persiapan keperluan Rp. 500.000
Total Rp. 1.400.000
63
No Pertanyaan SS S ST STS
1 Sebelum melakukan tindakan kepada pasien
penyuntikan kepada pesien ,harus membaca SOP
terlebih dahulu?
2 Apakah SOP Di puskeskesmas membuat tenaga
medis penyakit menular?
3 Sebelum tenaga medis melakukan menyuntik pada
pasien sudah sesuai SOP Di Puskesmas Pelambuan
DAFTAR PUSTAKA
Fau, R. (2019). Hubuangan Kepatuhan Sop Dan Pengguan APD Terhadap Kejadian
Tertusuk jarum pada tenagan kesehatan. jakarta.
Fau, R. (2019). Humbungan Kepatuhan sop dan penggunaan APD terhadap jarum
pada tenaga medis dipuskesmas. Jarkarta.
Fau, R. (2019). Humbungan Kepatuhan sop dan penggunaan APD Tertusuk jarum
pada tenanga medis dipuskesmas pelambuan. jakarta.
Haryono. (2009). Higgiene perusahan dan kesehatan kerja. jakarta cvsagung. itb,
M. K. (2009). kesehatan kerja .
Mulayanti. (2008). buku pintar kesehatan dan kesehatan kerja. jarkarta. Mulyanti.
(2008). buku pintar dan kesehatan kerja. jakarta.
65