PROGRAM KESEHATAN
Rendahnya angka kepatuhan penderita hipertensi dan Diabetes Melitus mellitus untuk patuh
minum obat berdasarkan akar masalah fishbone dikarenakan : kurangnya pengetahuan pasien
akan penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus Mellitus, tidak adanya media komunikasi
dengan kader dan penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus Mellitus, sarana edukasi kurang
menarik, dan belum ada sarana pengingat kontrol.
Inovasi yang dibentuk adalah GERCEP TAS HERMES yakni Gerakan Cepat Atasi
Hipertensi dan Diabetes Melitus Melitus dengan melakukan pendataan penderita
Hipertensi dan Diabetes Melitus Mellitus melalui bitlypantau control (PATROLI),
membuat sarana pengingat kontrol yaitu dengan Kartu Kontrol (KATROL) dan Kartu
Kontrol Online (CAROLINE), melakukan penyuluhan penyakit Hipertensi dan
Diabetes Melitus Mellitus melalui WA Grup dan media sosial, serta Pendampingan
Penderita Hipertensi & Diabetes Melitus Mellitus oleh Kader. Inovasi dengan Kerjasama
berbagai Lintas program dan Lintas sektoral.
Inovasi GERCEP TAS HERMES meningkatkan capaian angka kepatuhan minum obat
penderita Hipertensi dari sebelum inovasi terdapat 34% di TW 4 tahun 2020 kepatuhan
penderita Hipertensi untuk minum obat menjadi 61% di TW 2 tahun 2021.
Rendahnya angka kepatuhan penderita hipertensi dan Diabetes Melitus mellitus untuk patuh
minum obat berdasarkan akar masalah fishbone dikarenakan : kurangnya pengetahuan pasien
akan penyakit Hipertensi dan Diabetes Melitus Mellitus, tidak adanya media komunikasi
dengan kader dan penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus Mellitus, sarana edukasi kurang
menarik, dan belum ada sarana pengingat kontrol.
Inovasi yang dibentuk adalah GERCEP TAS HERMES yakni Gerakan Cepat Atasi
Hipertensi dan Diabetes Melitus Melitus dengan melakukan pendataan penderita
Hipertensi dan Diabetes Melitus Mellitus melalui bitlypantau control (PATROLI),
membuat sarana pengingat kontrol yaitu dengan Kartu Kontrol (KATROL) dan Kartu
Kontrol Online (CAROLINE), melakukan penyuluhan penyakit Hipertensi dan
Diabetes Melitus Mellitus melalui WA Grup dan media sosial, serta Pendampingan
Penderita Hipertensi & Diabetes Melitus Mellitus oleh Kader. Inovasi dengan Kerjasama
berbagai Lintas program dan Lintas sektoral.
Inovasi GERCEP TAS HERMES meningkatkan capaian angka kepatuhan minum obat
penderita Hipertensi dari sebelum inovasi terdapat 34% di TW 4 tahun 2020 kepatuhan
penderita Hipertensi untuk minum obat menjadi 61% di TW 2 tahun 2021.
Asupan makanan untuk orang lanjut usia (lansia) tentu berbeda dengan orang ya
ng lebih muda. Selain kemampuan organ pencernaan yang mulai berubah, kebut
uhan nutrisi pun berubah. Maklum, sejumlah potensi penyakit dengan mudah da
tang di masa tua. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menu makanan bagi lansia, sebagaimana ditulis dalam situs Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
1 Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang, seperti pedas atau
asam, karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan.
2. Mengurangi pemakaian garam, yakni tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk m
engurangi risiko tekanan darah tinggi.
3. Mengurangi santan, daging yang berlemak, dan minyak agar kolesterol darah
tidak tinggi. Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi, seperti susu dan ik
an. Pada orang lanjut usia, khususnya ibu-ibu yang menopause, sangat perlu men
gkonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang.
6. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang digor
eng. Perbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus karena m
akanan tersebut mudah dicerna.
7. Membuat masakan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi t
erjaga.
Daftar Pustaka
(Basit et al., 2019)Basit, M., Fikriyadi, M., Agustin, D., Diana, N., Anjarwati, Per
mana, R. J., Kharismawati, D., & Afriyaldi, M. (2019). Program Pelangi (Pe
ngontrol Diet Pada Lansia Dengan Hipertensi) Di Sei Lulut Banjarmasin. Jur
nal Suaka Insan Mengabdi (Jsim), 1(1), 33–41.
Soesanto, E., Al Jihad, M. N., PS, D. N. R., Rahma, V. N., Putra, R. D., Ikhsana,
M. D., Ilma, N. N., & Ilma, Z. N. (2021). Program P2H (Pencegahan Penyaki
t Hipertensi) Dalam Upaya Menciptakan Lansia Bebas Hipertensi Di RW 03
Desa Mranggen, Kec. Mranggen, Kab. Demak. SALUTA: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 1(2), 55. https://doi.org/10.26714/sjpkm.v1i2.10432
https://infopublik.id/kategori/nusantara/620002/puskesmas-ambacang-kenalkan-
inovasi-papa-baper
Gustini, dkk. Gaya Hidup Penderita Hipertensi , Pustaka Khalistiwa, 03, 27–36.(2
022).Riskesdas. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Kementerian K
esehatan Republik Indonesia (2018).
Agustini, D, I. (2015). Pengaruh senam bugar lansia terhadap penurunan tekanan
darah tinggi ibu Lansia di desa kebon tunggul kec.gondang kab. Mojokerto. (http:/
/www.repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB) Asmawati, Nurngaini,
Ririn Sri Handayani, and Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang. “Efekti
vitas Rebusan Seledri Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita
Hipertensi Di Posyandu Lansia Kelurahan Pajar Bulan Kecamatan Way Tenong L
ampung Barat.” Jurnal Kesehatan 6, no. 2 (March 27, 2016). Accessed January 19,
2022. https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/93.
Herlinah, L. Kelompok Swabantu Sebagai Bentuk Intervensi Pengendalian Hipert
ensi Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Pasir Gunugn Selatan Keca
matan Cimanggis Depok. (Universitas Indonesia, 2012).
Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi.Jakarta:EGC. Bro
wn, Judith et al. 2005. Departemen Kesehatan RI. 2015. Kemenkes RI. 2014. Info
datin : Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Kementeriaan Kesehatan Republik Indone
sia.http://www.depkes.go.id.