Anda di halaman 1dari 108

SKRIPSI

PENGARUH DIIT RENDAH GARAM TERHADAP TEKANAN DARAH


PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA LANSIA

(Di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,


Kabupaten Jombang )

MUHAMMAD ROY ABDUL K.H


143210148

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2018

i
ii

SKRIPSI

PENGARUH DIIT RENDAH GARAM TERHADAP TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA LANSIA
DI DUSUN CANDIMULYO DESA CANDIMULYO
KECAMATAN JOMBANGKABUPATEN
JOMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada


program Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika
Jombang

MUHAMMAD ROY ABDUL KARIM HAKIM


14.321.0148

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
iii
iv
v
vi

RIWAYAT HIDUP
Penulis ini dilahirkan di Lumajang pada tanggal 03 Desember 1994
dengan jenis kelamin Perempuan.
Riwayat pendidikan, Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Kloposawit 02
Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, kemudian penulis melanjutkan ke
SMPN 01 Candipuro lulus tahun 2010 Kecamatan Candipuro Kabupaten
Lumajang. Setelah itu menempuh pendidikan SMK di SMK Negeri Pasirian
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang tamat tahun 2013.
Tahun 2014 sampai sekarang. penulis mengikuti pendidikan Prodi S1
Keperawatan di STIKES ICME Jombang.
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

Jombang, 14 September 2018


Penulis

MUHAMMAD ROY
ABDUL

MOTTO
“MULAI” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk
menyelesaikan sesuatu adalah “mulai” tapi juga mengherankan,
pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya
(Clifford Warren)
vii

RIWAYAT HIDUP
Penulis ini dilahirkan di Lumajang pada tanggal 03 Desember 1994
dengan jenis kelamin Perempuan.
Riwayat pendidikan, Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Kloposawit 02
Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, kemudian penulis melanjutkan ke
SMPN 01 Candipuro lulus tahun 2010 Kecamatan Candipuro Kabupaten
Lumajang. Setelah itu menempuh pendidikan SMK di SMK Negeri Pasirian
Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang tamat tahun 2013.
Tahun 2014 sampai sekarang. penulis mengikuti pendidikan Prodi S1
Keperawatan di STIKES ICME Jombang.
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya

Jombang, 14 September 2018


Penulis

MUHAMMAD ROY
ABDUL
viii

MOTTO
“MULAI” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk
menyelesaikan sesuatu adalah “mulai” tapi juga mengherankan,
pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya
(Clifford Warren)
ix

PERSEMBAHAN
Seiring doa dan puji syukur aku persembahkan skripsi ini untuk :
1. Allah SWT, karena atas ijin dan karunia-Nya maka skripsi ini dapat dibuat

dan selesai pada waktunya.

2. Bapak dan ibuku tersayang, yang telah memberikan dukungan moril

maupun materil serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya.

3. Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang selama ini

telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan

mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai

harganya.

4. Teman sehidup, semati, seperjuangan, sependeritaan (S1 Ilmu Keperawatan

kelas 8C), dan sahabat-sahabatku tersayang tanpa semangat, dukungan dan

bantuan kalian semua tak akan mungkin sampai disini, terimakasih untuk

canda, tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan

terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir perjuangan selama

kurang lebih 3,5 tahun ini. Sukses buat kita semua dan semoga apa yang

kita inginkan dapat segera terwujud semua.

5. Buat semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Demikian persembahan terimakasih dari saya, mohon maaf

mungkin tidak bisa saya sebutkan semua. Betapapun pahitnya sebuah

proses, tapi dengannya saya belajar dan memahami banyak hal. Dengan

segala syukur yang tak terhingga serta bahagia yang memecah, saya hanya

bisa mengucapkan hamdalah.


x

ABSTRAK

PENGARUH DIIT RENDAH GARAM TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


PENDERITA HIPERTENSI USIA LANSIA
( Di Desa Candimulyo )

Oleh

Muhammad Roy Abdul

Perkembangan globalisasi ini fenomena tingkat penyakit hipertensi sangatlah


tinggi, penyakit ini sekarang tidak mengenal usia dikarenakan kurangnya pengetahuan
yang kurang dan pola hidup yang kurang sehat. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh pemberian diit rendah garam terhadap tekanan darah pada penderita
Hipertensi usia lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang.

Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan.tehnik


pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel adalah 50
lansia yang menderita hipertensi di Desa Candimulyo. Analisa data menggunakan uji
rank spearman.

Hasil : Dari hasil Uji statistik Rank spearman diperoleh angka signifikan atau
nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p < a),
maka H1 diterima yang berarti ada pengaruh antara Diit rendah garam dengan Tekanan
darah pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,
Kabupaten Jombang. Kesimpulan : Ada peningkatan pengetahuan setelah diberikan
informasi tentang diit rendah garam

Diharapkan masyarakat Desa Candimulyo mampu melaksanakan dan


menerapkan Diit rendah garam kepada keluarga terutama yang menderita Hipertensi

Kata Kunci : Diit Rendah garam, Hipertensi, Lansia


xi

ABSTRACT

EFFECT OF LOW-SALT DIET ON BLOOD PRESSURE TO ELDERLY


PATIENTS OF HYPERTENSION
(In Candimulyo Village)
By
Muhammad Roy Abdul

The development of globalization, the phenomenon of hypertension is very


high, the disease doesn't have age limit due to lack of knowledge and unhealthy
lifestyle. The aim of the study to determine the effect of Effect Of Low-Salt Diet On
Blood Pressure To Elderly Patients of Hypertension in Candimulyo Hamlet,
Candimulyo Village, Kec Jombang, Kab Jombang.
Research method: This type of research was cross sectional with sampling
technique using simple random sampling. The number of samples were 50 elderly who
suffer hypertension in Candimulyo Village. Data analysis used Spearman rank test.
Results: From the results of the Spearman Rank statistical test, a significant
number or probability value (0,000) was significantly lower than the significant
standard of 0.05 or (p <a), so H1 was accepted which that meant there was an effect
between low-salt diet and blood pressure to the elderly in Candimulyo Hamlet,
Candimulyo Village, Kec Jombang, Kab Jombang. Conclusion: There was an
increasing in knowledge after being given information about low-salt diet
It is expected that the Candimulyo Village community will be able to
implement and apply the low-salt Diet to families especially those suffering from
Hypertension

Keywords : Low-Salt Diet, Hypertension, Elderly


xii

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Diit Rendah Garam Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Usia Lansia (di RW 03 Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang)” ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis setelah banyak mendapat

bimbingan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada yang terhormat H. Imam Fatoni,S.KM.,MM selaku ketua STIKes ICME

Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Kaprodi S1

Keperawatan, Ibu Harnanik Nawangsari, SST.,M.Keb selaku pembimbing I

yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga

terselesaikannya skripsi ini, Ibu Agustina Maunaturrohmah, S.Kep.,Ns.,M.Kes

selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta

pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini. Kepala Desa Candimulyo,

Jombang yang telah memberikan ijin penelitian. Kedua orang tua yang selalu

memberikan dukungan selama menempuh pendidikan di STIKes ICME

Jombang hingga terselesaikannya skripsi ini, Serta semua pihak yang tidak bisa

disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya

sehingga penelitian ini terselesaikan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi

penelitian. Jombang, 14 September 2018

Penulis
xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACK ................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................... xii
DAFTAR ISI................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................................. ......... xiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ..... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. . xvi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN............................ .................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………. .
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah................................ ............................................. 4
1.3 Tujuan.................................................................................. ............. 5
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................... ... 5
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................... ... 5
1.4 Manfaat.................................................................................. ........... 5
1.4.1 Teoritis................................................................................... .. 5
1.4.2 Praktis.................................................................................... .. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
2.1 Konsep Hipertensi............................................................. ................ 7
2.2 Konsep Diit Rendah Garam……………………………………… .. 19
2.3 Konsep Lansia…………………………………………………….. . 25
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual..................................................................... .. 28
3.2 Hipotesis Penelitian……………………………………………… .. 29
BAB 4 METODE PENELITIAN..................................................................
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... .... 30
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... ... 31
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling .................................................... ... 31
4.4 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja) .......................................... ... 34
4.5 Identifikasi Variabel ......................................................................... 35
4.6 Definisi Operasional ................................................................... ..... 35
4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data.................... ........................... 37
4.8 Instrumen Penelitian ......................................................................... 41
4.9 Prosedur Penelitian ........................................................................... 41
4.10 Etika Penelitian ................................................................... ........... 42
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
5.1 Hasil penelitian ................................................................................ 44
xiv

5.2 Pembahasan .................................................................................... 48


BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
5.3 Kesimpulan ..................................................................................... 54
5.4 Saran ................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 56
LAMPIRAN
xv

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman


Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi………………………………………...... 9
Tabel 2 Bahan Makanan Yang Diberikan Sehari……………………..... 22
Tabel 3 Makanan Yang Boleh Dimakan Dan Tidak…………………… 23
Tabel 4 Jadwal Menu Diit Rendah Garam…………………………….. 24
Tabel 4.1 Definisi Operasional…………………………………………. 35
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Menurut Umur………………………… 45
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin…….…………. 45
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Menurut Pendidikan …………............. 45
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Menurut Pekerjaan …………................ 46
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Diit Rendah Garam…..……………….. 46
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hipertensi……………………………… 47
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Frekuensi Diit Rendah Garam Terhadap
Hipertensi Usia Lansia.................................................................. 47
xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual……………………………………………… 28

4.4 Kerangka Kerja……………………………………………………. 34


xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. . Jadwal Kegiatan .................................................................................. 59

2. . Lembar Permohonan Menjadi Responden ........................................... 60

3. Lembar Pernyataan Menjadi Responden ............................................. 61

4. Kisi-Kisi Kuesioner ............................................................................. 62

5. Kuesioner ............................................................................................. 63

6. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan .............................................. 67

7. Lembar Surat Studi Pendahuluan......................................................... 68

8. Lembar Surat Ijin Penelitian ................................................................ 69

9. Lembar Surat Balasan ........................................................................... 70

10. Lembar Tabulasi Data Umum Responden ............................................ 71

11. Lembar Tabulasi Data Khusus Responden .......................................... 73

12. Lembar Uji Validitas Realibitas Kuesioner .......................................... 75

13. Lembar Uji Tabulasi Silang dan uji statistik ........................................ 79

14. Lembar Konsultasi ................................................................................ 83


xviii

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

1. H1/Ha : hipotesis alternatif

2. % : prosentase

3.  : alfa (tingkat signifikansi)

4. > : lebihbesar

5. < : lebihkecil

6. rxy : korelasi / reabilitas

7. k : jumlah butir soal

8. p : nilai yang di dapat

DAFTAR SINGKATAN
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICMe : Insan Cendekia Medika
WHO : World Health Organitation
AHA : American Heart Organitation
Rt : Rukun tetangga

Rw : Rukun warga

Mmgh : Mili meter raksa

Hb : Hemoglobin

DM : Diabetes Militus

BB : Berat badan

BUN :Blood Urea Nitrogen

EKG : Elektrokardiografi

PAD : Peripheral Artery Disease

IMT : Indeks Masa Tubuh

MSG : Monosodium glutamate


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan globalisasi ini fenomena tingkat penyakit hipertensi

sangatlah tinggi, penyakit ini sekarang tidak mengenal usia dikarenakan

kurangnya pengetahuan yang kurang dan pola hidup yang kurang sehat.

Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi yang mampu menjadi

awal dari berbagai masalah kardiovaskuler adalah hipertensi atau tekanan

darah tinggi. Biasanya masyarakat mengubah pola hidup menjadi lebih

praktis, termasuk juga dalam pelaksanaan diit. Diit yang tidak tepat

disinilah yang dapat memicu berbagai macam penyakit terutama penyakit

hipertensi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa

hipertensi adalah suatu kondisi berisiko tinggi yang menyebabkan

kematian akibat stroke, dan jantung coroner. Biasanya masyarakat

menganggap penyakit hipertensi adalah penyakit yang biasa dan tidak

segera ditangani dengan cepat, apalagi di jaman sekarang kebutuhan

ekonomi yang semakin bertambah dan sulitnya mencari pekerjaan

mempengaruhi kehidupan yang kurang sehat dan terutama pola makan

yang kurang baik tanpa mengetahui pemberian diit yang tepat ( WHO,

2012 ).

Tahun 2011, WHO mencatat satu miliar orang di dunia menderita

hipertensi. Dua per tiga di antaranya berada di negara berkembang yang

berpenghasilan rendah dan sedang. Indonesia berada dalam deretan 10

1
2

negara dengan prevalensi hipertensi tertinggi di dunia, bersama Myanmar,

India, Srilanka, Bhutan, Thailand, Nepal, Maldives. Prevalensi hipertensi

akan terus meningkat, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang

dewasa di dunia terkena serangannya (WHO, April 2013). Angka kejadian

hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥ 18

tahun yaitu sebesar 25,8% atau terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita

hipertensi, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan

Selatan (30,8%), Menurut data Riskesdas Provinsi Jawa Timur prevalensi

penyakit hipertensi mencapai 26,2%. Prevalensi penyakit hipertensi

tertinggi terdapat pada kelompok usia ≥ 75 tahun yaitu 62,4%. Prevalensi

hipertensi di kota Surabaya mencapai 22,0% (BPPK Kemenkes, 2013).

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 22 Maret 2016 ada 20 lansia di

Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten

Jombang setelah dilakukan wawancara didapatkan hasil pada 12 lansia

mengalami Hipertensi dan sering kambuh kembali. Kebiasaan memakan

makanan yang kurang sehat, olahraga yang tidak teratur dan diit yang tidak

tepat itulah yang memicu hipertensi dapat kambuh lagi dikarenakan

kurangnya pengetahuan tentang hipertensi dan tentang diit hipertensi yang

tepat.

Hipertensi merupakan peningkatan darah persisten pada pembuluh

darah arteri dimana tekanan darah systolik di atas 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik diatas 90 mmHg (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2013;

World Health Organization [WHO], 2013). Hipertensi sering tidak

menimbulkan tanda dan gejala sehingga disebut dengan silent killer.


3

Hipertensi biasanya diklasifikasikan menjadi 2 yaitu hipertensi primer (

esensial atau idiopatik ) yaitu peningkatan tekanan darah tanpa diketahui

penyebabnya sedangkan hipertensi sekunder yaitu peningkatan tekanan

darah dengan penyebab yang spesifik dan biasanya dapat di identifikasi

(Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher , 2014 ; Ignatavicius, Workman,

& Winkelman , 2016).

Biasanya didalam kehidupan masyarakat kurang memperhatikan

diit yang tepat sehingga didalam menu kesehariannya tidak memenuhi gizi

yang baik dan seimbang, sering kali masyarakat tidak memperhatikan

kesehatan diri sendiri dan keluarganya. Disitulah berbagai macam penyakit

kerap muncul kepada masyarakat salah satunya adalah penyakit hipertensi

yang sekarang tidak mengenal usia. Hipertensi dapat kambuh kembali

dikarenakan diit yang tidak teratur seperti makan makanan yang

mengandung tinggi natrium, tinggi koesterol, tinggi lemak, dan tinggi

purin akan masuk ke system peredarah darah dan dapat mengakibatkan

timbulnya plak – plak dipembuluh darah dan kadar natrium yang tinggi

dapat mengentalkan darah sehingga peredaran darah tidak lancar dan akan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Jadi dalam pemberian diit yang

tepat adalah salah satu faktor utama yang tepat untuk mengontrol penyakit

hipertensi, karena hipertensi adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan

tetapi hanya bisa dikontrol. Bila masyarakat tidak memperhatikan hal

tersebut akan berdampak yang buruk seperti komplikasi penyakit yang lain

dan bahkan berujung pada kematian ( Susriyanti,2014 ).


4

Disinilah masyarakat harus diberikan pengetahuan tentang cara diit

yang tepat, sehingga peran keluarga dalam memberikan diit yang tepat

menjadi sarana bagi penderita hipertensi untuk mengontrol tekanan darah,

berkonsultasi kepada ahli gizi untuk menentukan menu keseharian yang

tepat dan tidak lupa harus kontrol tekanan darah minimal seminggu sekali

di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Dengan begitu akan mengurangi

tingginya komplikasi yang muncul (Dewi dkk.2016).

Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa

pengolahan makanan dan pemberian diit yang tepat adalah suatu cara yang

tepat agar penyakit hipertensi dapat dikontrol, serta agar masyarakat

mengetahui cara pengolahan makanan dan diit yang tepat bagi penderita

hipertensi. Maka dari itu peneliti tertarik untuk membahas judul hubungan

diit rendah garam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut “Apakah ada pengaruh dalam pemberian diit

rendah garam yang tepat pada penderita hipertensi di Dusun Candimulyo,

Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pemberian diit rendah garam pada penderita

hipertensi di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan

Jombang, Kabupaten Jombang.


5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi penderita hipertensi di Dusun Candimulyo,

Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

2. Mengidentifikasi diit yang tepat pada penderita hipertensi di

Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang,

Kabupaten Jombang.

3. Mengidentifikasi pemberian diit rendah garam pada penderita

hipertensi di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan

Jombang, Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Teoritis

Dapat memberikan pengetahuan tentang cara pengolahan makanan

yang sehat dan pemberian diit yang tepat pada penderita hipertensi

kepada masyarakat serta bagaimana cara mengontrol tekanan darah.

1.4.2 Praktis

1.4.2.1 Bagi Responden

Dapat memberikan pengetahuan tentang pengertian Hipertensi,

tanda dan gejala, komplikasi serta cara penatalaksanaan diit rendah

garam yang benar dan manfaatnya.

1.4.2.2 Bagi Masyarakat

Mampu mempraktekan tentang pemberikan diit rendah garam

secara langsung kepada keluarganya maupun pada keluarga yang

menderita hipertensi.
6

1.4.2.3 Bagi insitusi pendidikan

Untuk mengetahui tentang perkembangan penderita hipertensi dan

dapat dijadikan sumber referensi dan daftar pustaka berkaitan

dengan pengaruh diit rendah garam pada penderita hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP HIPERTENSI

2.1.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

persisten pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik sama

dengan atau di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau di

atas 90 mmHg (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2013; World Health

Organization , 2013).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013). Peningkatan tekanan darah yang

berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan

pada ginja, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan

mendapat pengobatan yang memadai (Kemenkes RI, 2013).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg

secara kronis (Tanto Chris, 2014).

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher (2014), mengklasifikasikan

hipertensi menjadi :

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer (esensial atau idiopatik) merupakan

peningkatan tekanan darah tanpa diketahui penyebabnya dan

7
8

berjumlah 90%-95% dari semua kasus hipertensi. Meskipun

hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya, namun beberapa

faktor yang berkontribusi meliputi: peningkatan aktivitas

Symphathetic Nervous System (SNS), produksi sodium-retaining

hormones berlebihan dan vasokonstriksi, peningkatan masukan

natrium, berat badan berlebihan, diabetes melitus, dan konsumsi

alkohol berlebihan (Lewis, Heitkemper, Dirksen, O’Brien, & Bucher,

2007).

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah

dengan penyebab yang spesifik dan biasanya dapat diidentifikasi.

Hipertensi sekunder diderita oleh 5%-10% dari semua penderita

hipertensi pada orang dewasa. Ignatavicius, Workman, & Winkelman

(2016) menyatakan bahwa penyebab hipertensi sekunder meliputi

penyakit ginjal, aldosteronisme primer, pheochromocytoma, penyakit

Chusing’s, koartasio aorta (penyempitan pada aorta), tumor otak,

ensefalitis, kehamilan, dan obat (estrogen misalnya, kontrasepsi oral;

glukokortikoid, mineralokortikoid, simpatomimetik).

Tabel 1.Klasifikasi hipertensi menurut American Heart Assosiation (


AHA ), 2014 yaitu :
Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi stage I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi stage II >160 >100
Hipertensi stage III >180 >110
9

Jenis hipertensi yang lain, adalah sebagai berikut; (Kemenkes RI, 2013)

1. Hipertensi Pulmonal

Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada

pembuluh darah arteri paru -paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing

dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya

hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan

penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan.

Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia

pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan

2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan

mean survival /sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2 - 3 tahun.

Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National

Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35

mmHg atau "mean" tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada

saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan

adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit

jantung kongenital dan tidak adanya kelainan paru.

2. Hipertensi Pada Kehamilan

Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat

kehamilan, yaitu:

a. Preeklampsia

Eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang diakibatkan

kehamilan/keracunan kehamilan ( selain tekanan darah yang meninggi,

juga didapatkan kelainan pada air kencingnya ). Preeklamsi adalah


10

penyakit yang timbul dengan tanda - tanda hipertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan.

b. Hipertensi kronik

Hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu mengandung janin.

c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan

preeklampsia dengan hipertensi kronik.

d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.

Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada

yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan

pembuluh darah, ada yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada

juga yang mengatakan disebabkan factor keturunan, dan lain

sebagainya.

2.1.3 Etiologi Hipertensi

1. Hipertensi essensial

Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa

kelainan dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan

hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan

lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap

natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah

terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain - lain. Sedangkan

yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok,

stress emosi, obesitas dan lain - lain (Nafrialdi, 2009).

Pada sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang

berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama


11

dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan pasien hipertensi

memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai

populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (

obesitas ) memberikan risiko 65 - 70 % untuk terkena hipertensi

primer (Guyton, 2008).

2. Hipertensi sekunder

Meliputi 5 - 10% kasus hipertensi merupakan hipertensi

sekunder dari penyakit komorbid atau obat - obat tertentu yang dapat

meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal

akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah

penyebab sekunder yang paling sering. Obat - obat tertentu, baik

secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau

memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah (Oparil,

2003). Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering

berhubungan dengan beberapa penyakit misalnya ginjal, jantung

koroner, diabetes dan kelainan sistem saraf pusat (Sunardi, 2000).

AHA (2016) menyatakan bahwa orang yaang berisiko lebih tinggi terkena

hipertensi adalah sebagai berikut :

1. Riwayat keluarga dengan hipertensi

2. Afrika – Amerika

3. Orang gemuk atau obesitas

4. Orang – orang yang tidak beraktivitas fisik

5. Orang yang mengkonsumsi sodium (garam) terlalu banyak

6. Orang yang mengkonsumsi alkohol terlalu banyak


12

7. Orang dengan diabetes, asam urat atau penyakit ginjal

8. Wanita hamil

9. Wanita yang mengkonsumsi pil KB (Keluarga berencana), berat

badan berlebihan, memiliki hipertensi selama kehamilan, riwayat

keluarga, dan memiliki penyakit ringan

2.1.4 Tanda dan Gejala Hipetrensi

Hipertensi kadang di sebut sebagai “Silent Killer” karena biasanya

orang yang menderita tidak mengetahui gejala sebelumnya dan gejalanya

baru muncul setelah sistem organ tertentu mengalami kerusakan

pembuluh darah (Smeltzer, Bare, Hinkle & Cheever, 2010 ). Dalmartha ,

Purnama, Sutarni, Mahendra & Darmawan (2008) menyatakan bahwa

gejala hipertensi yang umum di jumpa yaitu :

1. Pusing

2. Mudah marah

3. Telinga berdenging

4. Mimisan (jarang)

5. Sukar tidur

6. Sesak nafas

7. Rasa berat di tengkuk

8. Mudah lelah

9. Dan mata berkunang-kunang

Menurur Nurarif & Kusuma (2013) tanda dan gejala pada hipertensi

dibedakan menjadi:

1. Tidak Ada Gejala


13

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan

pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala Yang Lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis.

WHO (2011) juga menyatakan bahwa hipertensi biasanya tanpa

gejala, tapi bila menimbulkn sakit kepala di pagi hari, mimisan,

denyut jantung yang tidak teratur dan berdengung di telinga.sementara

gejala hipertensi berat meliputi kelelahan, mual, muntah,

kebingungan, kecemasan, nyeri dada dan tremor otot.

2.1.5 Penatalaksanaan Hipertensi

1. Arti hipertensi non Farmokologis

Tindakan pengobatan supparat, sesuai anjuran dari natural cammitoe

dictation evalution treatmori of high blood preasure 2013 yaitu :

a. Tumpukan berat badan obesitas

b. Konsumsi garam dapur

c. Kurangi alkohol

d. Menghentikan merokok

e. Olaraga teratur

f. diet rendah lemak penuh


14

g. Pemberian kalium dalam bentuk makanan sayur dan buah

2. Obat anti hipertensi

a. Dioverika, pelancar kencing yang diterapkan kurangin volume

input

b. B.Blocker

c. Antoganis kalsium

d. Lanbi ACE (Anti Canvertity Enzyine)

e. Obat anti hipertensi santral (simpatokolim)

f. Obat penyekar ben Vasodilatov

3. Perubahan gaya hidup

Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya

penyakit hipertensi dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.

a. Mengkurangi konsumsi garam

b. Melakukan olaraga secara teratur dan dinamik

c. Menghentikan kebiasaan merokok

d. Menjaga kestabilan BB

e. Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka

sebagai salah satu upayahnya.

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Hb/Hct : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume

cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti

: hipokoagulabilitas, anemia.
15

b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi

ginjal.

c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal

dan ada DM.

2. CT Scan

Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

3. EKG

Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian

gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

4. IUP

Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

5. Photo Thorax

Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran

jantung.

2.1.7 Komplikasi

Menurut WHO (2011) menyatakan bahwa hipertensi dapat

menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan. Hal ini dapat

mengeraskan arteri, mengurangi aliran oksigen darah ke jantung yang

dapat menyebabkan nyeri dada (angina), gagal jantunmg ( jantung tidak

dapat memompa darah dan oksigen ke orang lain ), serangan jantung

(terjadi ketika pasokan darah ke jantung tersumbat dan mneyebabkan


16

kematian otot jantung karena yang tidak adekuat, semakin lama aliran

darah tersumbat, semakin besar kerusakan pada jantung), dan stroke (

terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan memblock arteri yang

mengalirkan darah dan oksigen ke otak).

Menurut AHA (2016) menyatakan bahwa hipertensi yang tidak

terkontrol atau tidak terdeteksi akan menyebabkan serangan jantung,

sroke, gagal jantung, penyakit ginjal atau gagal ginjal, kehilangan

penglihatan, disfungsi seksual, angina dan penyakit areri perifer (

Peripheral Artery Disease/ PAD)

2.1.8 Faktor – faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan

terjadinya hipertensi. Faktor terjadinya hipertensi yang bisa dikendalikan

(Sutono, 2008) yaitu :

a. Gaya hidup modern

Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kini

menyebabkan stress berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai

penyakit seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan

hipertensi. Gaya hidup modern cenderung membuat berkurangnya

aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi alkohol tinggi, minum kopi,

merokok. Semua perilaku tersebut merupakan memicu naiknya tekanan

darah.

b. Pola makan tidak sehat

Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan

mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan


17

darah akan meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya

volume darah. Kelebihan natrium diakibatkan dari kebiasaan menyantap

makanan instan yang telah menggantikan bahan makanan yang segar.

Gaya hidup serba cepat menuntut segala sesuatunya serba instan,

termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan cenderung

menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa

seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang

mengandung zat tersebut apabila dikonsumsi secara terus menerus akan

menyebabkan peningkatan tekanan darah karena adanya natrium yang

berlebihan di dalam tubuh.

c. Obesitas

Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya

melalui air seni. Tetapi proses ini bias terhambat, karena kurang minum

air putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan

hipertensi maupun diabetes mellitus. Berat badan yang berlebih akan

membuat aktifitas fisik menjadi berkurang. Akibatnya jantung bekerja

lebih keras untuk memompa darah. Obesitas dapat ditentukan dari hasil

indeks massa tubuh (IMT). (Supariasa, 2012).

Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi yang tidak bisa dikendalikan yaitu :

1. Ras : Suku yang berkulit hitam lebih cenderung terkena hipertensi

2. Genetik : hipertensi merupakan penyakit keturunan, apabila salah satu

orang tuanya hipertensi maka keturunannya memiliki resiko 25%


18

terkena hipertesi, tetapi bila kedua orang tuanya menderita hipertensi

maka 60 % keturunannya menderita hipertensi

3. Usia

Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah usia

seseorang maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan –perubahan pada , elastisitas dinding aorta menurun, katub

jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa

darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun

kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan

menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas

pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer (Smeltzer, 2009).

4. Jenis kelamin : Laki - laki cenderung lebih sering terkena penyakit

hipertensi

2.2 KONSEP DIIT RENDAH GARAM

2.2.1 Definisi

Diet adalah pengaturan pola makan yang sesuai dengan tujuan

seseorang melakukan pengaturan makan tersebut. Bila pengaturan pola

makan tersebut bertujuan untuk menurunkan berat badan maka total

asupan makanan diatur agak lebih kecil dari yang dibutuhkan sehingga

terjadi penurunan berat badan, ( Amirta 2007 ).


19

Sedangkan menurut Sandjaja dkk (2009) dalam kamus Gizi

Pelengkap Kesehatan Keluarga, diet memiliki arti sebagai pengaturan

pola dan konsumsi makanan dan minuman yang dilarang, dimodifikasi

atau diperbolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit

yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.

Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari

ion positif ( kation ) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk

senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam

dan basa. Ada banyak macam garam antara lain: garam netral, garam

basa, garam asam (Kurlansky, 2002)

Menurut Burhanuddin (2001), secara fisik, garam adalah benda

padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan

senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida (>80%) serta senyawa

lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium

Chlorida, dan lain - lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik

higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat

kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 801o C.

Diet rendah garam adalah diit yang mengandung makanan yang

terdiri dari bahan makanan yang rendah natrium seperti yang terdapat

dalam garam dapur, soda kue, baking powder & fitsin ( MSG ),

Dalimartha (2008).
20

2.2.2 Macam – macam diit rendah garam

1. Diet Rendah Garam I ( 200 – 400 mg Na )

Dalam pemasakan tidak ditambahkan garam dapur sama sekali,

dihindari makanan tinggi natrium dan diet ini diberikan pada pasien

dengan odema, asitesis, dan makanan ini diberikan pada penderita

hipertensi berat (systole > 180, diastol > 110 mmHg).

Contoh menu :

Pagi : Nasi 1 gelas belimbing (70 gr), Telur 1 butir (50 gr), Sayuran ½

gelas belimbing (50 gr), Minyak ½ sdk makan (5 gr), Gula pasir 1 sdk

makan (10 gr).

Siang dan Sore : Nasi 2 gelas belimbing (140 gr), Daging 2 potong

(50 gr), Sayuran ¼ gelas (75 gr), 1 buah pisang (75 gr), Minyak 1 sdk

makan (10 gr).

2. Diet Rendah Garam II ( 600 – 800 mg Na )

Pemberian makan sehari sama dengan diet rendah garam I, dalam

pemasakan dibolehkan menggunakan 1/2 sendok garam dapur ( 2 gr ).

Makanan ini diberikan pada penderita odema, asitesi dan hipertensi

sedang (systole 160 – 179 mmHg, diastol 100 – 110 mmHg).

Contoh menu :

Pagi : Nasi , telur rebus , tumis kacang panjang , sayur lodeh, papaya atau

semangka.

Siang : Nasi, ikan acar, telur, bacem, pisang

Sore : Nasi, daging, tempe kering, sayuran.


21

3. Diet Rendah Garam III ( 1000 – 1200 mg Na )

Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I, dalam

pemasakannya boleh diberikan 1 sendok garam dapur (4 gr). Makanan

ini diberikan pada penderita hipertensi ringan (systole 140 – 160

mmHg, diastole 90 – 99 mmHg). Untuk mempertinggi cita rasa dapat

digunakan gula, cuka, bawang merah/ bawang putih, Dalimartha

(2008).

2.2.3 Syarat dan bahan makanan diit rendah garam

Syarat untuk diit rendah garam adalah :

1. Cukup energi, protein, mineral dan vitamin

2. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit

3. Jumlah Natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam dan

air dan / atau hipertensi

Tabel 2. Bahan Makanan Yang Diberikan Sehari


Bahan Makanan Berat Ukuran Rumah Tangga
(gr)
Beras 350 5 gelas nasi
Daging 100 2 potong sedang
Telur 50 1 butir
Tempe 100 4 potong sedang
Kacang hijau 25 2 ½ sendok makan
Sayuran 200 2 gelas
Minyak 25 2 ½ sendok makan
Buah 150 2 buah
Gula pasir 25 2 ½ sendok makan

2.2.4 Cara diit rendah garam

Cara diet rendah garam yang bisa anda lakukan untuk menjaga kadar

garam yang sesuai dalam tubuh anda menurut WHO 2012 yaitu 2400 mg

natrium setiap harinya adalah sebagai berikut :

a. Gunakan bahan makanan yang segar. Jauhi makanan yang diproses

terlebih dahulu seperti sosis, makanan kaleng ataupun telor asin.


22

b. Kurangi penggunaan garam, bumbu penyedap, terasi dan kecap saat

memasak.

c. Untuk mengganti rasa asin dalam masakan anda bisa menggunakan

gula atau cuka pada masakan anda. Tomat segar pada sup, atau

gunakan bumbu kare, bumbu gulai dan bumbu rawon. Anda juga bisa

menggunakan bahan rempah lain sesuai selera anda seperti jahe,

kunyit, belimbing wuluh dan sebagainya.

d. Makan makanan anda selagi hangat agar aroma masakannya masih

segar sehingga menutupi rasa asin yang kurang terasa.

2.2.5 Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan

Tabel 3. Makanan yang boleh dimakan dan tidak


Bahan Makanan Boleh diberikan Tidak boleh diberikan
Sumber Hidrat arang Beras, kentang, singkong Roti, biskuit dan kue yang
dimasak dengan garam dan
soda
Sumber protein hewani Daging, ikan, telur Otak, keju, abon dan makanan
yang diawetkan dengan garam
Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan Keju kacang tanah dan hasilnya
dan hasilnya yang diolah yang dimasak dengan garam
tanpa garam
Sayuran Semua sayuran segar Sayuran yang diawetkan
dengan garam
Buah-buahan Semua buah-buahan segar Buah-buahan yang diawetkan
dengan garam dapur.
Lemak Minyak, margarin tanpa Margarin dan mentega biasa.
garam.

Bumbu Semua bumbu segar dan Garam dapur, baking powder,


kering yang tidak soda kue kecap, tauco.
mengandung garam dapur
Minuman Teh dan minuman botol Coklat
ringan
23

2.2.6 Jadwal menu diit rendah garam

Tabel 4. Jadwal menu diit rendah garam


Hari Waktu
Pagi/jam 07.00 Jam 10.00 Siang /jam 12.00 Jam 16.00 Malam /jam
20.00
Ke 1 Nasi goreng Sari buah Nasi, bening Buah pepaya Nasi, laksa
sayur segar ketimun serabut ayam,
Ke 2 Mi Hokian Ketimus Nasi, sayur Jus mentimun Nasi, tumis
nangka bubur, bakwan tahu,kentang
Ke 3 Nasi goreng Singkong Nasi, sayur rica Mix fruit juice Nasi, tempe
kunyit manis rodoh kukus cabai
hijau.
Ke 4 Nasi, tempe Talam ubi Nasi, kangkung Jus blimbing Nasi, kukus
pesmol bumbu kare, telur bumbu
pergedel jagung semur
Ke 5 Orak arik Talam nangka Nasi, tumis ikan Sari seledri Nasi, tumis
bening soun tongkol campur buncis wortel
bintik

2.3 KONSEP LANSIA

2.3.1 Pengertian Lansia

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbung kembang dari bayi,

anak – anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua dengan perubahan fisik

dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang

pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.

Di masa tua merupakan manusia yang terakhir dan mengalami

kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap. (Ma’rifatul azizah,

2013).

Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu

proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa decade.

Usia lanjut merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami

oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan

yang tidak dapat dihindari (Notoadmodjo,2007).


24

2.3.2 Batasan Lansia

Menurut WHO, (2000) batasan lansia meliputi :

1. Usia pertengahan (Middle Age) adalah usia antara 45 – 59 tahun

2. Usia lanjut (Elderly) adalah usia antara 60 – 74 tahun

3. Usia lanjut tua (Old) adalah usia antara 75 – 90 tahun

4. Usia sangat tua (Very Old) adalah usia 90 tahun ke atas

2.3.3 Tipe Lansia

Menurut Maryam (2008)

1. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah pengalaman menyesuaikan diri dengan

perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi

panutan.

2. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan - kegiatan yang hilang dengan kegiatan –

kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan,

serta memenuhi undangan.

3. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan

kehilangan kecantikan , kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan

kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar,

mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.

4. Tipe pasrah
25

Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap

datang terang, mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan

apa saja dilakukan.

5. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,

menyesal, pasif, mental, sosial dan ekonominya. Tipe ini antara lain :

a. Tipe optimis

b. Tipe konstuktif

2.3.4 Masalah Fisik Yang Dialami Lansia

Menurut azizah (2011)

1. Mudah jatuh

2. Mudah lelah

Disebabkan oleh :

a. Faktor Psikologis

b. Gangguan Organis

3. Suka menahan buang air besar

a. Obat pencair

b. Keadaan diare

c. Kelainan usus

4. Gangguan ketajaman penglihatan

a. Kelainan lensa mata, pandangan kabur, kerusakan retina


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah model konseptual yang berkaitan

dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan

secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah

(Hidayat,2015).

Diit rendah
Penatalaksanaan Hipertensi :
garam I
1. Obat
2. Nutrisi
3. Olahraga Diit Rendah Diit rendah

4. Diit garam garam II

Diit rendah
Faktor - faktor resiko
garam III
Hipertensi :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
Hipertensi stage I
3. Riwayat Keluarga
4. Genetik
5. Merokok
Hipertensi Hipertensi stage II
6. Konsumsi garam
7. Konsumsi lemak
8. Obesitas
Hipertensi stage III
9. Stress

Keterangan :

: Ditelit : Tidak Diteliti

26
27

Faktor – faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,

genetik, merokok, mengkonsumsi garam yang terlalu berlebihan,

mengkonsumsi lemak, obesitas dan stress. Didalam faktor itulah dapat

menyebabkan Hipertensi, dimana hipertensi dapat dibagi menjadi 3 yaitu stage

I, stage II, dan stage III. Hipertensi dapat di kontrol dengan cara mengkosumsi

obat antihipertensi, olahraga dan diit rendah garam. Dalam melaksanakan diit

rendah garam dapat harus sesuai dengan tingkat hipertensi yaitu diit rendah

garam I dilakukan pada hipertensi stage III, diit rendah garam II dlakukan pada

hipertensi stage II, dan diit rendah garam III dilakukan pada hipertensi stage I.

3.1.2 Hipotesis

Hipotesis Penelitian adalah sementara penelitian, patokan duga

atau dalil yang kebenarannya akan di buktikan dalam penelitian tersebut.

(Notoatmodjo.2005).

Hi : Ada pengaruh diit rendah garam terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi.

H0 : Tidak ada pengaruh diit rendah garam terhadap tekanan darah

pada penderita hipertensi.


BAB IV

METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2013), Metode Penelitian merupakan cara ilmiah

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian

dengan judul Pengaruh diit rendah garam terhadap tekanan darah pada

penderita Hipertensi usia lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, dan pada bab ini akan diuraikan

tentang rancangan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi, sample

dan sampling, jalannya penelitian (kerangka kerja), identifikasi variable,

definisi operasional, pengumpulan data dan analisa data, etika penelitian.

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu yang vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan suatu control beberapa factor yang bisa

mempengaruhi validity suatu hasil (Nursalam,2013).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu analitik korelasi

adalah cara untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan variabel.

Kekuatan antar variabel dapat di lihat dari nilai koefisien korelasi. Dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan penelitian

seksional silang dengan variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus

yang terjadi pada objek penelitian yang di ukur dan di kumpulkan secara

simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu (dalam waktu yang

bersamaan). (Setiadi,2007).

28
29

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian


4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan

proposal) pada bulan Februari sampai dengan Juli 2018.

Pengambilan data pada bulan April 2018 di Dusun Candimulyo,

Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

4.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini di lakukan di Dusun Candimulyo, Desa

Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

4.3 Populasi, sampel dan sampling


4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang di tetapkan

oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan

(Sugiono,2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang

menderita hipertensi di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, sejumlah 100 Lansia.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2012), Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian lansia di Dusun Candimulyo, Desa

Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang yang

memenuhi criteria inklusi.


30

Kriteria inklusi dan kriteria ekslusi dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai

sampel (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Sehat jasmani dan rohani

2. Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat

sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2012).

1. Lansia yang bepergiaan saat penelitian.

Besar sampel dalam penelitian ini dapat di tentukan dengan

rumus Slovin (Nursalam,2013). Yaitu sebagai berikut:

n= N
1 + N (e)2

Keterangan:

n= Besar Sampel

N= Besar Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau di inginkan, misalnya 10%.


31

Besar populasi 100 orang, maka dapat di tentukan besar sampel

adalah:

n= N
1 + N (e)2

n= 100
1 + 100 (10%)2

n= 100
1 + 100 (0.1)2

n= 100
1 + 100 (0.01)

n= 100
1+1

n = 100
2

n = 50

4.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2013). Tehnik sampling dalam

penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling merupakan

suatu tehnik pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012).


32

4.4 Jalannya penelitian (Kerangka Kerja)

Identifikasi Masalah

Populasi
Semua lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang sejumlah 100 Lansia.

Sampel
Sebagian lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
Jombang yang memenuhi kriteria adalah 50 lansia

Sampling
Simple Random Sampling

Pengumpulan Data
kuesioner

Kuesioner Cek tekanan darah

Pengelolaan Data
Editing, Scoring, Coding, Tabulating

Analisa Data
Analisis univariat, Bivariat,

Kesimpulan

Gambar 4.4. Kerangka kerja penelitian Pengaruh diit rendah garam terhadap
tekanan darah pada penderita Hipertensi usia lansia di Dusun
Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten
JombangJombang tahun 2018.
33

4.5 Identifikasi Variabel

Variable adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di

tetapkan peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiono,2008).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah dalam bahasa Indonesia sering di

sebut sebagai variable bebas. Variabel bebas adalah variable yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel

terikat) (Sugiono,2006). Dalam penelitian ini variabel independen

adalah diit rendah garam pada lansia di Dusun Candimulyo, Desa

Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah dalam bahasa Indonesia variabel

dependen sering di sebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat adalah

variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiono,2006). Dalam penelitian ini variabel dependen

adalah penderita Hipertensi usia lansia di Dusun Candimulyo, Desa

Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang

4.6 Definisi Operasional

Operasional variabel adalah mengidentifikasi variabel secara

operasional berdasarkan karesteristik yang di amati, memungkinkan peneliti

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter


34

yang disajikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran

merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan

karesteristiknya (Hidayat,2007).

Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian Pengaruh diit rendah garam


terhadap tekanan darah pada penderita Hipertensi usia lansia di
Desa Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
No. Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor & Kriteria
operasional
1 Variabel diit yang 1. Jenis diit Kuesioner O Skor:
Independen: mengandung garam R 1. Pernyataan positif:
Diit rendah makanan yang 2. Jumlah D Benar : 1
garam pada terdiri dari bahan pemberian I Salah :0
lansia makanan yang garam N 2. Pernyataan negatif:
rendah natrium. 3. Jadwal A Benar : 0
Melakuka L Salah :1
n diit Kriteria:
1. Baik:76-100%
2. Cukup:56-75%
3. Kurang :<56%
2 Variabel Hipertensi adalah 1. Tekanan Observasi O Kriteria :
dependen: peningkatan darah R
Penderita tekanan darah D 1. Hipertensi stage I
Hipertensi . >140/90 mmHg. I : 140/90 – 159/99
N mmHg
A 2. Hipertensi stage II
L S: >160 – D: >100
mmHg
3. Hipertensi stage III
S: > 180 - D >110
mmHg

4.7 Pengumpulan Data, Pengelolaan data Dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan Data

Sistem pengolahan data yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data (editing data )

Data yang telah dikumpulkan diperiksa segera mungkin

berkenaan dengan ketepatan dan kelengkapan jawaban, sehingga

memudahkan pengolahan selanjutnya.


35

2. Pemberian skor (scoring)

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban dan hasil

observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil

observasi dapat diberikan skor (Suyanto, 2011).

a. Diit rendah garam

Pada diit rendah garam menggunakan skor dan kriteria

Kriteria:

a) Baik

b) Cukup

c) Sedang

b. Hipertensi

Pada Hipertensi menggunakan kriteria

Hipertensi stage I : 1

Hipertensi stage II : 2

Hipertensi stage III : 3

3. Pemberian kode (coding)

Tahap ini mengklasifikasikan data dan memberikan kode untuk

masing-masing kelompok sesuai dengan tujuan

dikumpulkannya data. Pemberian kode dilakukan dengan

mengisi kotak yang tersedia disebelah kanan kuesioner.

a. Data umum

1) Usia lansia

<45 =1

45-50 = 2

>65 =3
36

2) Pendidikan

Pendidikan dasar (SD, SMP) =1

Pendidikan menengah (SMA) =2

Pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) =3

3) Pekerjaan

IRT =1

Swasta =2

Wiraswasta =3

Pegawai Negeri = 4

4) Informasi

1 = Pernah mendapatkan informasi

2 = Belum pernah mendapatkan informasi

5) Tekanan Darah

140/90 – 159/99 mmHg = 1

> 160/ >100 mmHg =2

>180/>110 mmHg =3

7) Gizi

Status gizi baik =1

Status gizi cukup = 2

Status gizi buruk =3

4. Tabulasi Data (tabulating)

Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokkan ke

dalam tabel kerja, kemudian data dianalisis.

80%-100% : seluruhnya dari responden


37

76%-79% : hampir seluruhnya dari responden

51%-75% : sebagian besar dari responden

50% : setengahnya dari responden

26%-49% : hampir setengahnya dari responden

1%-25% : sebagian kecil dari responden

0% : tidak satupun dari responden

(Sugiono,2009).

4.7.2 Cara Analisa Data

Analisa data di bagi menjadi 2 metode analisa Univariant dan

Analisa Bivariat yaitu sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan tiap

variabel dari hasil penelitian pada umumnya dalam analisis ini

hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel

tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (

generalisasi) (Ghozali,2011)

Analisa univariat ini dilakukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut (Arikunto,2007).

P=NF x 100%

Keterangan:

P=Presentase kategori

F=Frekuensi Kategori

N=Jumlah Responden
38

Hasil penelitian setiap kategori tersebut di deskripsikan dengan

menggunakan kategori sebagai berikut (Arikunto,2007).

0% : Tidak seorangpun

1-25% : Sebagaian kecil

26-49% : Hampir setengahnya

50% : Setengahnya

51-74% : Sebagaian besar

75-99% : Hampir seluruhnya

100% : Seluruhnya

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat di lakukan terhadap dua variabel yang di duga

berhubungan atau bekolerasi yang dapat dilakukan dengan

penguji statistic (Notoatmodjo,2010). Untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel apakah signifikasi atau tidak

dengn kemaknaan 0,05 dengan menggunakan uji rank spearman

dengan software SPSS 21, dimana ρ < 0,05 maka ada hubungan

diit rendah garam dengan hipertensi pada lansia di Dusun

Candimulyo, Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan

Jombang, Kabupaten Jombang, sedangkan ρ > 0,05 tidak ada

hubungan diit rendah garam dengan hipertensi pada lansia di di

Dusun Candimulyo, Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang (Sugiyono 2013:357).


39

4.8 Instrumen

Instrument adalah alat bantu yang dipilih oleh peneliti dalam

kegiatan tersebut menjadi sitematis dan mudah (Nursalam, 2013).

Instrument dalam penelitian ini untuk Diit rendah garam

menggunakan kuesioner sedangkan pada penderita Hipertensi usia

lansia menggunakan pengecekan tekanan darah.

Instrument untuk penelitian ini adalah Diit rendah garam

menggunakan kuisioner instrument alat ukur menggunkan tanda cek

list (√) kuesioner dalam penelitian ini mengadop dari penelitian

nursalam (2013). Dan hasilnya sudah valid dan refersibel. Pertanyaan

dalam kuesioner ini menggunakan pertanyaan tertutup, pertanyaan

seperti ini mempunyai keuntungan mudah mengarahkan jawaban

responden (Notoatmodjo, 2010)

4.9 Prosedur penelitian

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek

dan proses pengumpulan karesteristik subyek yang di lakukan dalam

suatu penelitian (Nursalam,2013).

Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang di tetapkam

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan masalah dan mengajukan judul kepada pembimbing

2. Menyusun proposal penelitian

3. Mengurus surat perizinan penelitian dari ketua STIKES ICME

Jombang
40

4. Mengantar surat izin penelitian kepada Kepala Desa Candimulyo

Jombang

5. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian yang

akan dilakukan dan bila bersedia menjadi responden

diperkenankan mengisi inform consent.

6. Menjelaskan kepada responden tentang pengisian kuesioner

7. Pembagian kuesioner kepada responden penelitian untuk di isi

semua daftar pertanyaan yang ada di dalamnya

8. Melakukan cek tekanan darah kepada responden penelitian untuk

mengetahui terjadi dan tidak terjadinya Hipertensi.

9. Pengambilan kuesioner yang sudah di isi secara lengkap oleh

responden

10. Pengumpulan data, dan setelah data terkumpul dilakukan analisa

data

11. Penyusunan laporan hasil penelitian

4.10 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian peneliti perlu mendapat adanya

rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan

permohonan ijin kepada institusi atau lembaga terkait tempat penelitian.

Peneliti akan didampingi asisten peneliti yang telah diberikan

penjelasan tujuan dan metode penelitian untuk menyatukan persepsi

yang sama dengan peneliti. Setelah mendapat persetujuan dari instansi

terkait barulah peneliti melakukan penelitian dengan menekankan

masalah etika yang meliputi.


41

4.10.1 Lembar Persetujuan Responden (Informent Consert)

Sebelum lembar persetujuan diberikan kepada

responden, dengan terlebih dulu peneliti memberikan penjelasan

maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Jika

responden bersedia maka diberi lembar permohonan menjadi

responden dan lembar persetujuan menjadi responden yang

harus ditanda tangani, tetapi jika responden menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan

menghormati hak - haknya.

4.10.2 Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan informasi dari responden

peneliti tidak akan mencantumkan nama dari responden pada

lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberikan nomer

kode pada masing – masing lembar yang dilakukan oleh peneliti

sebelum lembar pengumpulan data diberikan kepada responden.

4.10.3 Kerahasiaan (Confidentality)

Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin

oleh peneliti dengan cara bahwa informasi tersebut hanya akan

diketahui oleh peneliti dan pembimbing atas persetujuan

pembimbing dan hanya kelompok data tertentu yang disajikan

sebagai hasil peneliti.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa

Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang pada tanggal 28 Juli

2018 dengan 50 responden. Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu

data umum dan data khusus. Data khusus dimuat karakteristik responden

berdasarkan nama, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.

Data khusus terdiri dari karateristik diit rendah garam dan Hipertensi. Data-data

tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Di Dusun Candimulyo

terdapat posyandu lansia yang biasanya dilakukan selama satu

bulan satu kali, Jumlah Lansia didalam Desa Candimulyo sejumlah

100 orang. Lansia selalu menghadiri acara posyandu. Bidan dan

kader selalu menghadiri acara di posyandu lansia untuk

memberikan informasi mengenai masalah kesehatan lansia.

Kebanyakan Lansia di Dusun Candimulyo mengalami Hipertensi .

Dalam penelitian diambil sebanyak 50 responden.

42
43

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan Umur


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur pada
Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 2 – 4
Juli 2018.
No. Umur F Presentase (%)
1. 60 – 70 26 52.0
2. 70 – 95 24 48.0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa sebagian

besar responden yang berumur 60 - 70 Tahun sejumlah 26 orang

(52,0%).

2. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 2 – 4
Juli 2018.
No. Jenis Kelamin F Presentase (%)
1. Laki – Laki 13 26,0
2. Perempuan 37 74,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa hampir

seluruhnya responden jenis kelamin perempuan sejumlah 37

orang (74,0%).

3. Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan


Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tahun 2018.
No. Pendidikan F Presentase (%)
1. SD 21 42,0
2. SMP 13 26,0
3. SMA 13 26,0
4. Perguruan Tinggi 3 6.0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer 2018
44

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa hampir

seluruhnya responden berpendidikan SD - SMA sejumlah 47

orang (94.0%).

4. Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan


pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Tanggal 2 – 4
Juli 2018.
No. Pekerjaan F Presentasen (%)
1. Wiraswasta 15 30,0
2. Pegawai Negeri 4 8,0
3. Ibu Rumah Tangga 31 62,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa hampir

seluruhnya responden yang pekerjaannya ibu rumah tangga

sejumlah 31 orang (62,0%).

5.1.3 Data Khusus

1. Diit Rendah Garam

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diit Rendah


Garam pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
tanggal 2 – 4 Juli 2018.
No. Diit Rendah Garam F Presentase (%)
1. Baik 13 26,0
2. Cukup 32 64,0
2. Kurang 5 10,0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa sebagian

besar (64,0%) responden Diit Rendah Garam cukup sejumlah 32

orang.
45

2. Hipertensi

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hipertensi


pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,
Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang tanggal 2 – 4
Juli 2018.
No. Hipertensi F Presentase (%)
1. Stage I 19 38,0
2. Stage II 28 56,0
3. Stage III 3 6.0
Jumlah 50 100,0
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan bahwa sebagian

besar (56,0%) memiliki Hipertensi Stage II sejumlah 28 orang.

3. Pengaruh Diit Rendah Garam Terhadap Hipertensi Pada Lansia

Tabel 5.7 Tabulasi silang Pengaruh Diit Rendah Garam Terhadap


Hipertensi Usia Lansia di Dusun Candimulyo, Desa
Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang
tanggal 4 Juli 2018.

Hipertensi
Diit
Rendah
Stage I Stage II Stage III Total
Garam
%
F % F % F % F

Baik 13 26,0 0 0,0 0 0,0 13 26,0

Cukup 4 8,0 28 56,0 0 0,0 32 64,0

Kurang 2 4,0 0 0,0 3 6,0 5 10,0

Jumlah 19 38,0 28 56,0 3 6,0 50 100,0

P = 0,000 α = 0,05

Sumber : Data Primer 2018


Dari hasil Uji statistik Rank spearman diperoleh angka

signifikan atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart

signifikan dari 0,05 atau (p < a), maka data H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti ada pengaruh antara Diit rendah garam


46

dengan Tekanan darah pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa

Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Berdasarkan tabel 5.7 Menunjukan bahwa dari 50

responden Diit rendah garam hampir setengahnya adalah cukup

sejumlah 28 responden (41,8%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Diit Rendah Garam

Menurut hasil kuesioner pada peryataan nomer 11“Apakah

Bapak atau Ibu kalau memasak, pemberian garam dapur melebihi 1

sendok garam dapur ” didapatkan 41 responden menjawab ya. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan

Hipertensi tidak terkontrol adalah sering mengonsumsi makanan

yang mengandung garam.

Berdasarkan 5.5 menunjukan bahwa sebagian besar (64,0%)

responden diit rendah garam cukup sejumlah 32 orang. Diit rendah

garam cukup dapat disebabkan oleh pengetahuan responden yang

masih rendah berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa sebagian

besar renponden berpendidikan SD sejumlah 21 orang (42,0%).

Menurut penelitian semakin rendahnya tingkat pengetahuan

seseorang dalam memperoleh informasi. Pendidikan mempengaruhi

daya serap seseorang terhadap informasi yang diterima karena

semakin rendah pendidikan seseorang maka tingkat

pengetahuannya juga. Responden yang berpendidikan SD belum

memiliki wawasan yang lebih terhadap pentingnya diit rendah


47

garam pada penyakit hipertensi. Hal ini menyebabkan sebagian

besar responden mengalami Hipertensi.

Tingkat pengetahun Diit rendah garam dapat dipengaruhi

oleh pendidikan dan faktor ekonomi, sehingga dengan tingkat

pendidikan yang kurang dan tidak memiliki kemampuan yang baik

akan mempengaruhi Hipertensinya.

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang

berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa lebih

baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok, dan

masyarakat (Kodriati, 2014). Dalam hal ini kemampuan kognitif

yang membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan

untuk memahami Diit rendah garam terhadap Hipertensi usia lansia

(Rahayu, 2013).

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa hampir setengah

responden berumur 60 sampai 70 tahun sejumlah 26 orang (52,0%)

Menurut peneliti umur memang berkontribusi dalam Diit

rendah garam dikarenakan pada umur Elderly seseorang mengalami

penurunan pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan

yang berbeda – beda. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan tentang diit rendah garam. Hal ini mengakibatkan

pengaruh terhadap Hipertensi .

Menurut Lilik Ma’rifatul azizah (2011), kelompok usia 60

sampai 79 tahun merupakan masa usia lanjut (Elderly).


48

Kemampuan kognitif perseptual dan numerik seseorang

mengalamin penurunan pada usia lanjut. Ada kecakapan utama

dalam diit rendah garam yaitu mengetahui tingkat kognitif

kemampuan mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan kurang

menjaga diri meskipun mempunyai kelemahan (Goleman, 2013).

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.2

menunjukan bahwa sebagian besar responden jenis kelamin

perempuan sejumlah 37 orang (74,0%).

Menurut peneliti pengakuan diri perempuan cenderung

kurang memperhatikan gaya hidupnya. Hal inilah perempuan

cenderung tinggi dikarenakan gaya hidupnya tidak baik.

Secara teori jenis kelamin terkait dengan peran yang akan

dibawakan perempuan cenderung merasa percaya diri karena sejak

awal masa kanak – kanak sudah disadarkan bahwa peran

perempuan dianggap lemah dari pada laki – laki (Hurlocks, 2010).

Gaya hidup yang sehat meliputi kebiasaan tidur, makan,

pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-minuman

beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam

mengelola stres yang dialami (Lisnawati, 2001).

5.2.2 Hipertensi Usia Lansia

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukan bahwa sebagian besar

(56,0%) responden memiliki Hipertensi stage II sejumlah 28 orang.

Biasanya didalam kehidupan masyarakat kurang

memperhatikan diit yang tepat sehingga didalam menu


49

kesehariannya tidak memenuhi gizi yang baik dan seimbang, sering

kali masyarakat tidak memperhatikan kesehatan diri sendiri dan

keluarganya. Disitulah berbagai macam penyakit kerap muncul

kepada masyarakat salah satunya adalah penyakit hipertensi yang

sekarang tidak mengenal usia. Hipertensi dapat kambuh kembali

dikarenakan diit yang tidak teratur seperti makan makanan yang

mengandung tinggi natrium, tinggi koesterol, tinggi lemak, dan

tinggi purin akan masuk ke system peredarah darah dan dapat

mengakibatkan timbulnya plak – plak dipembuluh darah dan kadar

natrium yang tinggi dapat mengentalkan darah sehingga peredaran

darah tidak lancar dan akan mengakibatkan peningkatan tekanan

darah. Jadi dalam pemberian diit yang tepat adalah salah satu faktor

utama yang tepat untuk mengontrol penyakit hipertensi, karena

hipertensi adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi

hanya bisa dikontrol. Bila masyarakat tidak memperhatikan hal

tersebut akan berdampak yang buruk seperti komplikasi penyakit

yang lain dan bahkan berujung pada kematian ( Susriyanti,2014 ).

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa hampir

seluruhnya responden sebagai Ibu Rumah Tangga sejumlah 31

orang (62,0%).

Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium,

kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap

vasokontriktor, resistensi insulin dan lain - lain. Sedangkan yang


50

termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok,

stress emosi, obesitas dan lain - lain (Nafrialdi, 2009).

Pada sebagian besar responden, kenaikan berat badan yang

berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang utama

dalam menyebabkan hipertensi. Kebanyakan responden hipertensi

memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai

populasi menunjukkan bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (

obesitas ) memberikan risiko 65 - 70 % untuk terkena hipertensi

primer (Guyton, 2008).

5.2.3 Pengaruh diit rendah garam terhadap tekanan darah pada Lansia

Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan

Jombang, Kabupaten Jombang.

Berdasarkan hasil penelitian Menunjukkan bahwa dari 50

responden didapatkan Diit rendah garam cukup sejumlah 32

responden (64,0%) dan Hipertensi stage II sejumlah 28 responden

(56,0%).

Dari hasil Uji statistik Rank spearman diperoleh angka

signifikan atau nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart

signifikan dari 0,05 atau (p < a), maka data H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti ada pengaruh antara Diit rendah garam

dengan Tekanan darah pada Lansia di Dusun Candimulyo, Desa

Candimulyo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Menurut peneliti responden yang sering mengkonsumsi

garam dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan darah.


51

Mengatur diit garam merupakan salah satu penatalaksanaan

Hipertensi apabila responden tidak melaksanakan diit rendah

garam, maka akan mempengaruhi pada tekanan darah. Kenaikan

Tekanan darah salah satunya juga disebabkan karena sering

mengkonsumsi garam yang berlebihan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu,

faktor genetik atau keturunan, terlalu banyak mengkonsumsi garam

atau natrium, kurang tidur, malas beraktifitas fisik, rokok dan

olahraga.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh diit rendah garam terhadap tekanan

darah pada Hipertensi usia lansia” penelitian yang telah dilaksanakan pada

tanggal 2 – 4 Juli 2018.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa :

1. Diit rendah garam di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang Sebagian besar adalah

kurang.

2. Hipertensi usia Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo,

Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang sebagian besar adalah

sedang.

3. Ada Pengaruh antara Diit rendah garam dengan Tekanan darah Pada

Lansia di Dusun Candimulyo, Desa Candimulyo, Kecamatan

Jombang, Kabupaten Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

dapat memberikan edukasi khususnya pada responden yang kurang

pemahaman tentang Diit rendah garam.

52
53

2. Bagi Keluarga Lansia

Hasil penelitian ini Diharapkan keluarga dapat mengembangkan

program Diit rendah garam agar keluarga yang mempunyai

Hipertensi dapat mengatur tekanan darah.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk meneliti

variabel lain pengaruh diit rendah lemak terhadap tekanan darah.

Serta untuk menambah literatur penelitian yang akan datang tentang

Diit rendah garam dan Hipertensi.


DAFTAR PUSTAKA

AHA (American Heart Association). (2013). High Blood Pressure. Amerika:


American Heart Association.
Amirta Yolanda. 2007. Sehat Murah dengan Air. Purwokwerto : Keluarga Dokter.

Burhanuddin. 2001. Strategi Pengembangan Industri Garam di Indonesia,


Kanisius, Yogyakarta.

Dalimartha, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2012 . Jakarta:


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan


Dasar (Riskesdas). Jakarta: Depkes RI; 2013.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Dewi, KCC., dkk. (2016). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat


kepatuhan penatalaksanaan diet lansia dengan hipertensi di lingkungan
kelurahan Tonja. Jurnal Keperawatan Community of Publishing in
Nursing (COPING) NERS.

Guyton and Hall. 2008. Buku ajar Fisiologi Kedokteran ed. 11. Jakarta: EGC

Ignatavicius, D. D., & Workman, m. L. 2016. Medical - Surgical Nursing:


Clients – Centered Collaborative Care. Sixth Edition, 1 & 2. Missouri:
Saunders Elsevier.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:


Kemenkes RI.

Kurlansky, M. 2002. Salt: A World History. Walker Publishing Company. ISBN 0-14-
200161-9

LeMone, P, & Burke.(2013). Medical surgical nursing : Critical thinking in


client care.( 4th ed). Pearson Prentice Hall : New Jersey

Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher. (2014). Medical surgical nursing.


assessment and mangement of clinical problems (9th edition). St. Louis
:Mosby.

Maryam, Siti. 2008. “Menengenal Usia Lanjut dan Perawatannya”. Jakarta:


Salemba Medika

54
55

Nafrialdi, 2007, Antihipertensi. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi,


Elysabeth, editor. Farmakologi dan terapi (Edisi Kelima). Jakarta: Gaya
baru,p.342.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC

Oparil S. 2003. Pathogenesis of Hypertension. Ann Intern Med. 139:761-76.


Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global
public health crises (World Health Day 2013). Geneva: WHO. 2013.

Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas
Penerbit Buku.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner And
Suddarth’s Text Book Of Medical Surgical Nursing. 11th ed. Lippincott
Williams & Wilkins, Inc.

Sunardi, Tuti. 2000. Hidangan Sehat untuk Penderita Hipertensi. Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta.

Susriyanti,2014. Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku perawatan


hipertensi pada lansia di Gamping Sleman Yogyakarta. Jurnal : Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta. Diakses 23 Febuari 2018
dari :http://www.opac.unisayogya.ac.id./483/1/naskah%20publikasi.pdf/

Tanto, Chris & Ni Made Hustrini. 2014. Hipertensi. Kapita Selekta


Kedokteran. Essentials of Medicine. Edisi IV. II. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

World Health Organization. Global Health Observatory (GHO) Raised Blood


Pleasure Situationsand Trends. 2013.

World Health Organization(WHO). 2013. Data Hipertensi Global. Asia


Tenggara: WHO.

World Health Organization. The World Medicine Situation 2011 3ed. Rational
Use of Medicine. Geneva, 2011.
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN PENELITIAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2018

No Bulan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September


Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survey tempat penelitian
2 Konsultasi Judul Penelitian
3 Penyusunan Proposal Penelitian
4 Bimbingan Proposal penelitian
5 Pengumpulan Proposal Penelitian
6 Ujian Proposal
7 Penelitian Kelapangan
8 Bimbingan hasil Penelitian
9 Ujian
10 Penjilitan
Lampiran 2
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Sdra/i sebagai calon Responden

Di Dusun Candimulyo

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Roy Abdul


NIM : 143210148
Mahasiswa : S1 Keperawatan STIKES Insan Cendekia Media Jombang

Bermaksud melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh diit rendah garam


terhadap tekanan darah pada Hipertensi usia lansia ” . Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh Diit rendah garam dengan tekanan darah pada penderita
Hipertensi.
Untuk keperluan tersebut, saudara/i bersedia/tidak bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini. Selanjutnya mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan
kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudari dijamin kerahasiaannya.
Demikian lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.

Jombang, 28 Juli 2018


Hormat Saya,

Muhammad Roy
NIM 143210148
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini , saya,


Menyatakan bahwa:
1. Telah mendapat penjelasan tentang penelitian “Pengaruh diit rendah garam terhadap
tekanan darah pada Hipertensi usia lansia”
2. Telah diberi kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan jawaban dari peneliti
3. Keputusan bersedia atau tidak bersedia mengikuti penelitian ini

Dengan ini saya memutuskan secara sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun
dan dalam keadaan sadar, bahwa saya (bersedia / tidak bersedia *) berpartisipasi
menjadi responden dalam penelitian ini, dengan catatan apabila suatu waktu merasa
dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan. Saya percaya
informasi yang diberikan terjamin kerahasiaannya.

Jombang, 28 Juli 2018

Peneliti Responden

(Muhammad Roy) ( )
NIM : 143210148

Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu.
Lampiran 4
KISI-KISI KUESIONER

No Parameter No soal Jumlah Soal


1 Jenis diit rendah garam 1,2,3,10 4
2 Jumlah pemberian 4,5,6,7,11,13 6
garam
3 Jadwal diit rendah 8,9,12 3
garam
Jumlah 13
Lampiran 5
LEMBAR KUISIONER

Judul : Pengaruh diit rendah garam terhadap tekanan darah pada Hipertensi usia
lansia

A. DATA UMUM

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang tersedia di bawah ini :

1. Nama (tulis dengan inisial) :

2. Umur :

3. Pendidikan :

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan Tinggi

4. Pekerjaan :

a. Tani

b. Wiraswasta

c. PNS

d. Lain-lain

5. Pendapatan keluarga tiap bulan rata-rata

a. < Rp. 790.000

b. Rp. 790.000 – Rp. 3.500.000

c. >Rp. 3.500.000

6. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang Diet Rendah Garam ?

a. Ya
b. Tidak

7. Kalau ya, darimana anda mendapatkan informasi tentang Diet Rendah Garam?

a. Saudara

b. Tetangga

c. Tenaga kesehatan

d. Media masa

B. DATA KHUSUS

Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut anda paling benar.

1. Ada berapa jenis diet rendah garam ?

a. Ada 3 macam

b. Ada 2 macam

c. Ada 1 macam

2. Diit rendah garam ada 3 jenis, yaitu ?

a. Diit rendah garam I, II, III

b. Diit rendah garam baik, cukup, sedang

c. Diit rendah garam ringan, sedang, berat

3. Jenis Diit rendah garam 1 diberikan kepada penderita hipertensi.....?

a. Hipertensi sedang (160-179/100-110mmhg)

b. Hipertensi ringan (140-160/90-99mmhg)

c. Hipertensi berat (180/110mmhg)

4. Dalam pemakaiannya diperbolehkan menggunakan 1/2 sendok garam dapur (2gr).

Diberikan pada penderita hipertensi sedang (160-179/100-110mmhg), Adalah :

a. Diet rendah garam 1


b. Diet rendah garam 2

c. Diet rendah garam 3

5. Dalam pemakaiannya diperbolehkan menggunakan 1 sendok garam dapur (4gr).

Diberikan pada penderita hipertensi ringan (140-160/90-99mmhg), Adalah :

a. Diit rendah garam 1

b. Diit rendah garam 2

c. Diit rendah garam 3

6. Dibawah ini yang termasuk jenis diit rendah garam yang pemberian garam 200 –

400 mg Na adalah….

a. Diit rendah garam 1

b. Diit rendah garam 1 dan 2

c. Diit rendah garam 3 dan 5

7. Ada 3 jenis diit rendah garam, yang pemberian garam 1 sendok garam dapur ( 4 gr )

dalam sehari diberikan kepada diit rendah garam berapa ?

a. Diit rendah garam 1,4

b. Diit rendah garam 1,2,3

c. Diit rendah garam 2

8. Pada jadwal diit rendah garam pada pukul berapa biasanya memakan cemilan atau

buah - buahan ?

a. Jam 10.00 dan jam 16.00

b. Jam 21.00

c. Jam 05.00
9. Jadwal diit rendah garam ditunjukkan pukul berapa saja ?

a. Jam 07.00, jam 10.00, jam 12.00, jam 16.00, jam 20.00

b. Jam 08.00, jam 11.00, jam 13.00, jam 17.00, jam 21.00

c. Jam 05.00, jam 09.00, jam 12.00, jam 15.00, jam 18.00

10. Apakah Bapak atau Ibu mengerti tentang jenis diit rendah garam ?

a. Ya

b. Tidak

11. Apakah Bapak atau Ibu kalau memasak, pemberian garam dapur melebihi 1 sendok

garam dapur ?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah Bapak atau ibu sanggup melaksanakan jadwal sesuai yang dianjurkan ?

a. Ya

b. Tidak

13. Apakah Bapak atau Ibu mengetahui jika pemberian garam dapur yang tinggi dapat

meningkatkan tekanan darah ?

a. Ya

b. Tidak
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Tabulasi Data Umum

No Jenis Pendidikan
Umur Pekerjaan
Responden Kelamin Terakhir
1 Perempuan 81 tahun SD IRT
2 Perempuan 78 tahun SD IRT
3 Laki-laki 60 tahun SMP Wiraswasta
4 Perempuan 62 tahun SMP IRT
5 Perempuan 71 tahun SD IRT
6 Perempuan 75 tahun SD IRT
Perguruan
7 Perempuan 65 tahun Tinggi Pegawai Negeri
8 Perempuan 64 tahun SMA wiraswasta
9 Laki-laki 74 tahun SD Wiraswasta
10 Laki-laki 70 tahun SMP Wiraswasta
11 Laki-laki 65 tahun SMA Pegawai Negeri
12 Perempuan 64 tahun SD IRT
13 Laki-laki 76 tahun SD Wiraswasta
14 Perempuan 72 tahun SD IRT
15 Perempuan 66 tahun SD IRT
16 Laki-laki 72 tahun SMP Wiraswasta
17 Perempuan 62 tahun SD IRT
18 Laki-laki 60 tahun SD Wiraswasta
19 Perempuan 67 tahun SD Wiraswasta
20 Laki-laki 76 tahun SMA Wiraswasta
21 Perempuan 76 tahun SD IRT
22 Laki-laki 76 tahun SD Wiraswasta
23 Perempuan 75 tahun SD IRT
24 Laki-laki 66 tahun SMP Wiraswasta
25 Perempuan 65 tahun SMA IRT
26 Laki-laki 76 tahun SD Wiraswasta
27 Perempuan 73 tahun SD IRT
28 Perempuan 76 tahun SMP IRT
29 Perempuan 67 tahun SMA Wiraswasta
30 Laki-laki 70 tahun SMP Wiraswasta
31 Perempuan 65 tahun SMA IRT
32 Perempuan 70 tahun SMP IRT
33 Perempuan 75 tahun SD IRT
34 Perempuan 90 tahun SMP IRT
35 Perempuan 76 tahun SMA IRT
Perguruan
36 Perempuan 71 tahun Tinggi Pegawai Negeri
37 Perempuan 63 tahun SMA IRT
38 Laki-laki 75 tahun SD Wiraswasta
39 Perempuan 73 tahun SMP IRT
40 Perempuan 64 tahun SMP IRT
41 Perempuan 80 tahun SD IRT
42 Perempuan 60 tahun SMA IRT
43 Perempuan 68 tahun SMP IRT
44 Perempuan 60 tahun SMA IRT
45 Perempuan 61 tahun SMA IRT
Perguruan
46 Perempuan 60 tahun Tinggi Pegawai Negeri
47 Perempuan 62 tahun SMA IRT
48 Perempuan 77 tahun SD IRT
49 Perempuan 71 tahun SMP IRT
50 Perempuan 67 tahun SMA IRT
Keterangan Jumlah Kode
Laki-laki 13 1
Jenis kelamin
Perempuan 37 2
60-70 tahun 26 1
Umur
70-95 tahun 24 2
SD-SMP 34 1
Pendidikan
SMA 12 2
Terakhir
PT 4 3
IRT 31 1
Pekerjaan Wiraswasta 15 2
Pegawai negeri 4 3
Tabulasi Diit rendah garam

PERTANYAAN
No Responden Total Kriteria Kode
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
R1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 10 baik 1
R2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11 baik 1
R3 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9 cukup 2
R4 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 baik 1
R5 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 6 kurang 3
R6 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 7 cukup 2
R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 baik 1
R8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 10 baik 1
R9 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 8 cukup 2
R10 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 7 cukup 2
R11 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 baik 1
R12 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 kurang 3
R13 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 6 kurang 3
R14 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 7 cukup 2
R15 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 7 cukup 2
R16 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 11 baik 1
R17 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 8 cukup 2
R18 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 9 cukup 2
R19 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 8 cukup 2
R20 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 9 cukup 2
R21 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 7 cukup 2
R22 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 8 cukup 2
R23 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 7 cukup 2
R24 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 7 cukup 2
R25 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10 baik 1
R26 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9 cukup 2
R27 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 9 cukup 2
R28 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9 cukup 2
R29 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 6 kurang 3
R30 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9 cukup 2
R31 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 baik 1
R32 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 7 cukup 2
R33 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 7 cukup 2
R34 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 10 baik 1
R35 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 cukup 2
R36 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 baik 1
R37 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 8 cukup 2
R38 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 9 cukup 2
R39 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 8 cukup 2
R40 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 9 cukup 2
R41 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 6 kurang 3
R42 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 8 cukup 2
R43 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 9 cukup 2
R44 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 7 cukup 2
R45 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 8 cukup 2
R46 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 baik 1
R47 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 8 cukup 2
R48 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 7 cukup 2
R49 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 9 cukup 2
R50 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 baik 1
Total 49 46 17 14 26 33 21 40 33 40 41 41 22
Mean 1 0.92 0.34 0.28 0.5 0.7 0.42 0.8 0.66 0.8 0.8 0.82 0.4
Mean per parameter
Jenis diit rendah soal no 1,2,3,10
0.76
garam
Jumlah pemberian soal no 4,5,6,7,11,13
garam 0.52
Jadwal diit rendah soal no 8,9,12
garam 0.76

keterangan
Kategori jumlah kode
baik 76-100% 13 1
Cukup:56-75% 32 2
Kurang :<56% 5 3
Tabulasi Hipertensi

No Tekanan Kriteria
Kode
Responden Darah Hipertensi
1 160/100 hipertensi stage 2 2
2 160/100 hipertensi stage 2 2
3 160/110 hipertensi stage 2 2
4 170/110 hipertensi stage 2 2
5 160/100 hipertensistage 2 2
6 170/110 hipertensi stage 2 2
7 160/110 hipertensi stage 2 2
8 140/90 hipertensi stage 1 1
9 150/100 hipertensi stage 1 1
10 160/110 hipertensi stage 2 2
11 170/110 hipertensi stage 2 2
12 150/100 hipertensi stage 1 1
13 160/110 hipertensi stage 2 2
14 140/90 hipertensi stage 1 1
15 140/90 hipertensi stage 1 1
16 150/100 hipertensi stage 1 1
17 160/110 hipertensi stage 2 2
18 170/110 hipertensi stage 2 2
19 150/100 hipertensi stage 1 1
20 170/110 hipertensi stage 2 2
21 160/110 hipertensi stage 2 2
22 170/110 hipertensi stage 2 2
23 150/100 hipertensi stage 1 1
24 160/110 hipertensi stage 2 2
25 170/110 hipertensi stage 2 2
26 150/100 hipertensi stage 1 1
27 160/110 hipertensi stage 2 2
28 140/90 hipertensi stage 1 1
29 140/90 hipertensi stage 1 1
30 150/100 hipertensi stage 1 1
31 160/110 hipertensi stage 2 2
32 140/90 hipertensi stage 1 1
33 150/100 hipertensi stage 1 1
34 170/110 hipertensi stage 2 2
35 160/110 hipertensi stage 2 2
36 140/90 hipertensi stage 1 1
37 150/100 hipertensi stage 1 1
38 160/110 hipertensi stage 2 2
39 170/110 hipertensi stage 2 2
40 150/100 hipertensi stage 1 1
41 160/110 hipertensi stage 2 2
42 140/90 hipertensi stage 1 1
43 190/120 hipertensi stage 3 3
44 180/110 hipertensi stage 2 2
45 160/110 hipertensi stage 1 1
46 170/110 hipertensi stage 2 2
47 160/100 hipertensi stage 2 2
48 190/120 hipertensi stage 3 3
49 180/110 hipertensi stage 2 2
50 190/100 hipertensi stage 3 3
keterangan jumlah kode
1. Hipertensi stage I : 140/90 – 159/99 mmHg : 19 : 38 % 1
2. : S: >160 – D: >100
Hipertensi stage II mmHg : 28 : 56 % 2
3. Hipertensi stage
III : S: > 180 - D >110 mmHg : 9 : 18 % 3
Lampiran 12

Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 Y


* * * ** ** ** **
x1 Pearson Correlation 1 .356 .655 .356 .524 .655 .764 1.000 .356 1.000 .524 .524 1.000 .852
Sig. (2-tailed) .312 .040 .312 .120 .040 .010 .000 .312 .000 .120 .120 .000 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** *
x2 Pearson Correlation .356 1 .408 .583 .802 .408 .612 .356 .583 .356 .356 .356 .356 .646
Sig. (2-tailed) .312 .242 .077 .005 .242 .060 .312 .077 .312 .312 .312 .312 .044
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * ** * ** * * * * **
x3 Pearson Correlation .655 .408 1 .408 .655 1.000 .500 .655 .816 .655 .655 .655 .655 .865
Sig. (2-tailed) .040 .242 .242 .040 .000 .141 .040 .004 .040 .040 .040 .040 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** *
x4 Pearson Correlation .356 .583 .408 1 .802 .408 .612 .356 .583 .356 .356 .356 .356 .646
Sig. (2-tailed) .312 .077 .242 .005 .242 .060 .312 .077 .312 .312 .312 .312 .044
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * ** * * ** **
x5 Pearson Correlation .524 .802 .655 .802 1 .655 .764 .524 .802 .524 .524 .524 .524 .852
Sig. (2-tailed) .120 .005 .040 .005 .040 .010 .120 .005 .120 .120 .120 .120 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* ** * * ** * * * * **
x6 Pearson Correlation .655 .408 1.000 .408 .655 1 .500 .655 .816 .655 .655 .655 .655 .865
Sig. (2-tailed) .040 .242 .000 .242 .040 .141 .040 .004 .040 .040 .040 .040 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * * * * **
x7 Pearson Correlation .764 .612 .500 .612 .764 .500 1 .764 .612 .764 .218 .218 .764 .791
Sig. (2-tailed) .010 .060 .141 .060 .010 .141 .010 .060 .010 .545 .545 .010 .006
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * * * ** ** **
x8 Pearson Correlation 1.000 .356 .655 .356 .524 .655 .764 1 .356 1.000 .524 .524 1.000 .852
Sig. (2-tailed) .000 .312 .040 .312 .120 .040 .010 .312 .000 .120 .120 .000 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** ** ** *
x9 Pearson Correlation .356 .583 .816 .583 .802 .816 .612 .356 1 .356 .356 .356 .356 .732
Sig. (2-tailed) .312 .077 .004 .077 .005 .004 .060 .312 .312 .312 .312 .312 .016
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * * * ** ** **
x10 Pearson Correlation 1.000 .356 .655 .356 .524 .655 .764 1.000 .356 1 .524 .524 1.000 .852
Sig. (2-tailed) .000 .312 .040 .312 .120 .040 .010 .000 .312 .120 .120 .000 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * *
x11 Pearson Correlation .524 .356 .655 .356 .524 .655 .218 .524 .356 .524 1 .524 .524 .668
Sig. (2-tailed) .120 .312 .040 .312 .120 .040 .545 .120 .312 .120 .120 .120 .035
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
* * *
x12 Pearson Correlation .524 .356 .655 .356 .524 .655 .218 .524 .356 .524 .524 1 .524 .668
Sig. (2-tailed) .120 .312 .040 .312 .120 .040 .545 .120 .312 .120 .120 .120 .035
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * * * ** ** **
x13 Pearson Correlation 1.000 .356 .655 .356 .524 .655 .764 1.000 .356 1.000 .524 .524 1 .852
Sig. (2-tailed) .000 .312 .040 .312 .120 .040 .010 .000 .312 .000 .120 .120 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
** * ** * ** ** ** ** * ** * * **
Y Pearson Correlation .852 .646 .865 .646 .852 .865 .791 .852 .732 .852 .668 .668 .852 1
Sig. (2-tailed) .002 .044 .001 .044 .002 .001 .006 .002 .016 .002 .035 .035 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 10 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.946 13
TABULASI VALIDITAS

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Jumlah


R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
R2 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 10
R3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
R4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
R6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
R7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
R8 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5
R9 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 5
R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
Lampiran 13

Nonparametric Correlations

Correlations

Diet Rendah
Garam Hipertensi
**
Spearman's rho Diet Rendah Garam Correlation Coefficient 1.000 .679

Sig. (2-tailed) . .000

N 50 50
**
Hipertensi Correlation Coefficient .679 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diet Rendah Garam * Hipertensi 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%


Diet Rendah Garam * Hipertensi Crosstabulation

Hipertensi

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Total

Diet Rendah Garam Baik Count 13 0 0 13

% within Diet Rendah Garam 100.0% .0% .0% 100.0%

% within Hipertensi 68.4% .0% .0% 26.0%

% of Total 26.0% .0% .0% 26.0%

Cukup Count 4 28 0 32

% within Diet Rendah Garam 12.5% 87.5% .0% 100.0%

% within Hipertensi 21.1% 100.0% .0% 64.0%

% of Total 8.0% 56.0% .0% 64.0%

Kurang Count 2 0 3 5

% within Diet Rendah Garam 40.0% .0% 60.0% 100.0%

% within Hipertensi 10.5% .0% 100.0% 10.0%

% of Total 4.0% .0% 6.0% 10.0%

Total Count 19 28 3 50

% within Diet Rendah Garam 38.0% 56.0% 6.0% 100.0%

% within Hipertensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 38.0% 56.0% 6.0% 100.0%

Frequencies

Statistics

Diet Rendah
Garam Hipertensi

N Valid 50 50

Missing 0 0
Frequency Table

Diet Rendah Garam

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 13 26.0 26.0 26.0

Cukup 32 64.0 64.0 90.0

Kurang 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Stage 1 19 38.0 38.0 38.0

Stage 2 28 56.0 56.0 94.0

Stage 3 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Diet Rendah Garam * Hipertensi 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%


83

Diet Rendah Garam * Hipertensi Crosstabulation

Hipertensi

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Total

Diet Rendah Garam Baik Count 13 0 0 13

% within Diet Rendah


100.0% .0% .0% 100.0%
Garam

% within Hipertensi 68.4% .0% .0% 26.0%

% of Total 26.0% .0% .0% 26.0%

Cukup Count 4 28 0 32

% within Diet Rendah


12.5% 87.5% .0% 100.0%
Garam

% within Hipertensi 21.1% 100.0% .0% 64.0%

% of Total 8.0% 56.0% .0% 64.0%

Kurang Count 2 0 3 5

% within Diet Rendah


40.0% .0% 60.0% 100.0%
Garam

% within Hipertensi 10.5% .0% 100.0% 10.0%

% of Total 4.0% .0% 6.0% 10.0%

Total Count 19 28 3 50

% within Diet Rendah


38.0% 56.0% 6.0% 100.0%
Garam

% within Hipertensi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 38.0% 56.0% 6.0% 100.0%


Lampiran 14

Anda mungkin juga menyukai