Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PUSKESMAS MULTIWAHANA
PALEMBANG

DISUSUN OLEH :

MEY RINDA NILASARI 200102026

IRFENI NADILA HAKIKA 200102020

MAYA OKTARI 200102025

LORENZA 200102023

AD PUTRA PERMATA 200102001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI

PALEMBANG

Tahun 2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PUSKESMAS MULTIWAHANA KOTA PALEMBANG

Pada tanggal 02 mei – 13 mei 2023

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir

Program Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi

Palembang

Disetujui Oleh :

Dosen PembimbingPKL Pembimbing PKL

Puskesmas Multiwahana

apt.Dewi Patmayuni, M.Farm, Sci apt. Dessy Fajarini S.farm

Ketua Prodi D III FARMASI

apt. Masayu Azizah, M,kes

ii Laporan PKL Puskesmas


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran allahswt yang telah

memberikanrahmat serta karunia-nyakepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikanlaporanpraktek kerja lapangan ini yang alhamdulilah tepat pada

waktunya dalambentuk makalah tanpa hubungan apapun.

Dalam menyusun laporan praktek kerja lapangan ini, kami berterima kasih

bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait baik moral

maupun materialis serta pengarahan di puskesmas multiwahana kota palembang,

terutama kepada

1. Bapak apt. Drs.H. Noprizon, M.Kes selaku ketua yayasan Sekolah Tinggi ilmu

Farmasi BhaktiPertiwiPalembang.

2. Bapak Dr. Ahmad Fatoni, M.Si selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

Bhakti Pertiwi Palembang.

3. Ibu apt.MasayuAzizah, M.Kes selaku ketuaprodi D III Farmasi SekolahTinggi

Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi palembang.

4. Ibu apt. Dewi Patmayuni, M.Farm,Sci selaku pembimbing praktik kerja

lapangan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang.

5. Ibu apt Dessy Fajarini, S. Farm selaku pembimbing praktik kuliah Lapangan di

Puskesmas Multiwahana.

iii Laporan PKL Puskesmas


Kami menyadari bahwa laporan praktekkerja lapangan ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu untuk melengkapi dan memperbaiki isi laporan ini,

mohon kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat

Palembang, mei 2023

Penulis

iv Laporan PKL Puskesmas


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................

1.1LatarBelakang......................................................................................

1.2 Tujuan.................................................................................................

1.3 Manfaat...............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................

2.1 Puskesmas...........................................................................................

2.2 KlasifikasiPuskesmas.........................................................................

2.3 StrukturOrganisasi..............................................................................

2.4 StandarPelayananKefarmasian...........................................................

BAB III TINJAUAN PUSKESMAS.................................................................

3.1 TinjauanUmumPuskesmasMultiwahana............................................

3.1.1 Sejarah dan PerkembanganPuskesmasMultiwahana.......................

3.1.2 Visi dan MisiPuskesmasMultiwahana.............................................

3.1.3 FalsafahPelayanan Kesehatan..........................................................

3.1.4 TujuanPelayanan Kesehatan............................................................

3.1.5 StrukturOrganisasi...........................................................................

3.1.6 ProfilPuskesmasMultiwahana..........................................................

3.1.7 AkreditasiPuskesmasMultiwahana..................................................

3.1.8 Formularium....................................................................................

v Laporan PKL Puskesmas


3.2 Tinjauan Unit Farmasi........................................................................

3.2.1 StrukturOrganisasi...........................................................................

3.2.2 PengelolaanPerbekalanFarmasi.......................................................

3.2.3 PengelolaanPelayananResep............................................................

3.2.4 Pelayanan KIE.................................................................................

3.2.5 PengelolaanSistemInformasi...........................................................

BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................

4.1 AnalisisSistemBerjalan.......................................................................

4.1.1 Perencanaan.....................................................................................

4.1.2 Pengadaan........................................................................................

4.1.3 Penyimpanan....................................................................................

4.1.4 PengamananMutu............................................................................

4.1.5 Pendistribusian.................................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................

5.1 Kesimpulan.........................................................................................

5.2 Saran...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

LAMPIRAN

vi Laporan PKL Puskesmas


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara danmeningkatkan

kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi

masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang

menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan. Peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu dan berkesenimbungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan

ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di

indonesia termasuk puskesmas (Permenkes, 2016).

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan memiliki peran yaitu

menyediakan data dan informasi obat dan pengelolaan obat (kegiatan

perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan, pelaporan dan

evaluasi). Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal

untuk menjamin tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat

waktu pendistribusian, tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit

(Kemenkes, 2010)

Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan satu ksatuan yang tidak dapat

terpisahkan dari pelaksanaan upaya ksehatan, yang berperan penting dalam

peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pelayanan kefarmasian

di puskesmas harus mendukung tiga fungsi puskesmas, yaitu sebagai pusat

1 Laporan PKL Puskesmas


penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat

dan pusat pelayanan kesehatan setrata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan

perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Permenkes 2016).

Praktek kerja lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap

kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah.

Pelaksanaan praktek kerja lapangan di berbagai instansi akan sangat berguna bagi

mahasiswa untuk dapat menimba ilmu pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman. Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan akademi farmasi sekolah tinggi ilmu farmasi bhakti

pertiwi palembang melalui praktek kerja lapangan ini mahasiswa akan mendapat

kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir, menambah pengetahuan

mahasiswa sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab

terhadap apa yang di tugaskan kepadanya (Fitriana, 2009).

1.2 Tujuan yang ingin di capai saat pkl di puskesmas multiwahana sebagai

berikut.

1. Untuk mengetahui apakah pelayanan di puskesmas multiwahana sudah

sesuai denganstandar yang ditetapkan.

2. Untuk mengetahui apa saja peran tenaga teknis kefarmasian (TTK) dalam

pelayan kefarmasian khususnya di puskesmas multiwahana

3. Memberikan bekal wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam

melakukan pelayanan kefarmasian di puskesmas

1.3 Manfaat yang ingi di capai saat pkl di puskesmas multiwahana sebagai

berikut.

2 Laporan PKL Puskesmas


1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai kegiatan kefarmasian

khusunya di puskesmas

2. Memberikan pengetahuan tentang apa saja peran tenaga kefarmasian (TTK)

khususnya di puskesmas.

3. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi tenaga teknis kefarmasian

yang profesional.

3 Laporan PKL Puskesmas


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

Puskesmas adalah kesatuan organisasi kesehatan fungsional pusat

pengembangan Kesehatan masyarakat juga membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan serta masyarakat di samping memberikan

pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya

dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung

jawab atas pemeliharaan Kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya

(Satrianegara, 2012).

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang

menyelenggarakan upaya Kesehatan pemeliharaan, peningkatan Kesehatan

(promotive), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),

dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan. Standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan. Puskesmas satu kecamatan terdapat lebih dari satu, maka tanggung

jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dewngan memperhatikan keutuhan

konsep wilayah yaitu desa atau kelurahan atau dusun atau rukun warga (RW).

Puskesmas bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

(Permenkes, 2016).

4 Laporan PKL Puskesmas


2.2 Klasifikasi Puskesmas

1. Puskesmas PONED

Puskesmas PONED (Pelayanan Obsteri Neonatal Emergensi Dasar) adalah

puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24

jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi

baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujikan

kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS

PONEK pada kasus yang tidak mampu di tangani.

2. Puskesmas pembantu

Puskesmas pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan Kesehatan yang

sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan

puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas

dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi

pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.

3. Polindes

Polindes adalah bangunan yang dibangun dengan bantuan dana pemerintah

dan partipasi masyarakat desa untuk tempat pertolongan persalinan dan

pemondokan ibu bersalin, sekaligus tempat tinggal bidan di desa. Disamping

pertolongan persalinan juga dilakukan pelayanan antenatal dan pelayanan

Kesehatan lain sesuai kebutuhan masyarakat dan kompetensi teknis bidan

tersebut.

5 Laporan PKL Puskesmas


4. Puskesmas keliling roda empat

Puskesmas keliling roda 4 adalah unit pelayanan Kesehatan kepada

masyarakat di daerah terpencil berupa kendaraan bermotor empat dan peralatan

kesehatan.

2.3 Struktur Organisasi

Menurut Permenkes Nomor 75 tahun 2014, struktur organisasi puskesmas adalah

sebagai berikut :

1. Kepala Puskesmas

Kriteria kepala puskesmas yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan

paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat,

masa kerja di puskesmas minimal 2 tahun, dan telah mengikuti pelatihan

manajemen puskesmas.

2. Kasubag Tata Uasaha

Membawahi beberapa kegiatan diantaranya Sistem Informasi Puskesmas,

Kepegawaian, rumah tangga dan keuangan.

3. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat

membawahi :

a) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS

b) Pelayanan kesehatan lingkungan

c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM

d) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

e) Pelayanan Gizi yang bersifat UKM

f) Pelayanan Keperawatan Kesehatan masyarakat

6 Laporan PKL Puskesmas


4. Penanggung jawab UKM pengembangan

a) Pelayanan kesehatan jiwa

b) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat

c) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer

d) Pelayanan kesehatan olahraga

e) Pelayanan kesehatan indera

f) Pelayanan kesehatan lansia

g) Pelayanan kesehatan kerja

h) Pelayanan kesehatan lainnya

5. Penanggung jawab UKP, Kefarmasian, dan laboratorium

a) Pelayanan pemeriksaan umum

b) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut

c) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP

d) Pelayanan gawat darurat

e) Pelayanan gizi yang bersifat UKP

f) Pelayanan persalinan

g) Pelayanan rawat inap untuk puskesmas yang menyediakan pelayanan rawat

inap

h) Pelayanan kefarmasian

i) Pelayanan laboratorium

6. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jenjang fasilitas

pelayanan kesehatan membawahi :

a) Puskesmas Pembantu

7 Laporan PKL Puskesmas


b) Puskesmas Keliling

c) Bidan Desa

d) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

2.4 Standar Pelayanan Kefarmasian

2.4.1 Analisis Sistem Berjalan

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun

2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas adalah Puskesmas

adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunann kesehatan disuatu wilayah kerja.

Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok

puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama

meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

2.4.1.1 Perencanaan

a. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan informan menjelaskan bahwa perencanaan obat di

Puskesmas dilakukan oleh penanggung jawab Apoteker. Dalam

perencanna kebutuhan obat-obatan berdasarkan sumber dana yang berasal

dari APBN, APBD, Provinsi, dan BLUD. Perencanaan kebutuhan obat di

Puskesmas dilakukan 1 kali setahun.

Di ruang Farmasi Puskesmas terdapat petugas farmasi sebanyak

empat orang. Satu Apoteker sebagai penanggung jawab dan tiganya

sebagai tenaga teknis kefarmasian.

8 Laporan PKL Puskesmas


Dalam Permenkes RI Nomor 74 Tahun 2016 Perencanaan kebutuhan

obat ialah aktifitas menyeleksi obat dan juga bahan medis habis pakai

yang nantinya berguna untuk menentukan perkiraan jumlah dan jenis obat

untuk pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah

mempermudah dalam menentukan jumlah kebutuhan agar terorganisir

apa yang menjadi kebutuhan dari instansi kesehatan.

Dari hasil analisa selama PKL (Praktek Kerja Lapangan) bahwa

proses perencanaan obat di Puskesmas Multiwahana sering yaitu

penanggung jawab ruang farmasi puskesmas, serta seluruh penanggung

jawab di Puskesmas Pembantu di wilayah kerja Puskesmas sering.

Seluruh penanggung jawab membuat laporan dengan yang kemudian

mengumpulkan laporan bulanan yang nantinya akan disampaikan kepada

penanggungjawab pengelolaan obat Puskesmas Multiwahana yang

menduduki posisi puskesmas induk di setujui oleh Kepala Puskesmas.

b. Tahap Kebutuhan Obat

Perencanaan obat dilakukan satu tahun sekali oleh Puskesmas dalam

rencana kebutuhan obat (RKO). Perecanaan kebutuhan obat di Puskesmas

Multiwahana mengacu pada Formularium Puskesmas, Formularium

Nasional, pola penyakit dan pola konsumsi. Formularium puskesmas

merupakan daftar obat atau suatu dokumen yang secara terus menerus

direvisi, memuat sediaan obat dan informasi penting lainnya. Selanjutnya

yaitu mengacu pada Formularium Nasional yang dikeluarkan oleh

Kenmenkes. Formularium nasional adalah acuan dalam menyusun

9 Laporan PKL Puskesmas


kebutuhan obat yang memuat daftar penyediaan jenis dan harga obat.

Perencanaan kebutuhan obat dapat dilihat dari pola penyakit di wilayah

kerja Puskesmas, dengan melihat jumlah kunjungan pasien yang berobat

berdasarkan resep obat penyakit apa yang sering terjadi di wilayah kerja

Puskesmas. Dan yang terakhir mengacu pada pola konsumsi, dilihat dari

obat-obat mana yang paling baik digunakan, obat-obat mana yang paling

sedikit digunakan dan obat-obat mana yang sama sekali tidak digunakan.

Perencanaan obat di puskesmas dilakukan untuk menentukan jenis

obat dan jumlah kebutuhan obat. Perencanaan kebutuhan untuk

puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh penanggung jawab

perencanaan obat dengan persetujuan Kepala Puskesmas. Dari analisa

perencanaan obat yang dilakukan Puskesmas dilaporkan dalm Rencana

Kebutuhan Obat (RKO). Perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas

Multiwahana mengacu pada Formularium Puskesmas, Formularium

Nasional, pola penyakit dan pola konsumsi.

2.4.1.2 Pengadaan

a. Metode Pengadaan

Pengadaan/permintaan obat di Puskesmas dilaksanakan agar

mendapatkan jenis dan jumlah obat, obat dengan kualitas tinggi,

menjamin tersedianya obat dengan sigap dan tepat waktu. Pengadaan atau

permintaan obat harus melihat dan mempetimbangkan bahwa obat harus

sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang telah direncanakan.

10 Laporan PKL Puskesmas


Perencanaan obat memiliki dua metode, yaitu metode konsumsi dan

metode epidemiologi. Metode konsumsi ialah berdasarkan meilhat pola

konsumsi obat periode sebelumnya sedangkan metode epidemiologi ialah

berdasarkan pola penyakit yang sering terjadi di periode sebelumnya.

Jumlah kasus ini tergantung dari jumlah kunjungan frekuensi penyakit

dan standar pengobatan.

Berdasarkan analisa menunjukkan bahwa metode yang digunakan

dalam pengadaan obat di Puskesmas Multiwahana adalah metode

konsumsi dan metode epidemiologi. Pengadaan obat dengan

menggunakan LPLPO (Lembar Permintaan dan Lembar Pemakaian Obat)

yang sumber anggarannya dari APBD, APBN, dan Provinsi di ajukan ke

Gudang Farmasi setiap 3 bulan sekali.

b. Waktu pengadaan dan kedatangan obat

Permintaan/pengadaan obat dalam pelayanan obat di Puskesmas

Multiwahana diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten dengan menggunakan format Laporan Pemakaian

dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Waktu pengadaan obat yang

dilakukan yaitu setiap 3 bulan sekali dengan membuat Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang telah disetujui

oleh Kepala Puskesmas. Untuk yang diajukan ke Gudang Farmasi.

Berdasarkan hasil analisa, penentuan waktu dan kedatangan obat di

Puskesmas Multiwahana yang diajukan ke Gudang Farmasi datang tepat

11 Laporan PKL Puskesmas


waktu walaupun kadang kala obatnya tidak sesuai dengan jumlah

permintaan obat.

c. Penerimaan dan pemeriksaan obat

Penerimaan dan pemeriksaan obat adalah kegiatan manajemen yang

dilakukan ketika obat datang ke pelayanan kesehatan dengan memeriksa

jenis dan jumlah sesuai tidak dengan dokumen yang menyertainya. Hal

ini dilakukan agar jenis, jumlah dan mutu obat dapat dilihat langsung.

2.4.1.3 Penyimpanan

Penyimpanan merupakan bagian inti dalam pengelolaan obat, dimana ini

merupakan kegiatan yang dilakukan agar obat tetap aman (tidak hilang, tidak

rusak dan kualitasnya tetap terjaga). Penyimpanan obat yang tepat dan sesuai

standar pengamanan yang sudah ditetapkan akan mempermudah dalam menjaga

stok obat yang telah dipersiapkan.

a. Pengaturan tata ruang

Informan menjelaskan bahwa obat yang telah sampai di Puskesmas

Multiwahana setelah diperiksa lalu dsimpan didalam gudang ataupun di

apotik. Analisa juga melakukan penilaian pada apotik dan gudang dan

didapatkan bahwa ada sedikit kekurangan pada gudang tempat

penyimpanan stok obat gudang yang sedikit sempit.

b. Penyusunan stok obat

Pengaturan penyimpanan obat :

1. Obat disusun secara alfabetis

12 Laporan PKL Puskesmas


2. Obat dirotasi dengan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired

First Out (FEFO)

3. Obat disimpan pada rak

4. Obat yang disimpan pada lantai harus diletakkan diatas pallet

5. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk

6. Cairan dipisahkan dari padatan

7. Sera, Vaksin, Suppositoria disimpan didalam lemari es.

Penyusunan stok obat pada puskesmas Multiwahana sudah sesuai dengan

standar. Penyusunan obat yang dilakukan di Gudang farmasi Puskesmas

Multiwahana di susun berdasarkan bentuk sediaan, First In First Out (FIFO) dan

First Expired First Out (FEFO), suhu penyimpanan, obat APBD, obat APBN,

Obat Provinsi, Obat BLUD, Obat LASA, dan Obat High Alert dengan

berdasarkan abjad atau alfabetis. Pemisahan rak penyimpanan obat ini sebenarnya

untuk mempermudah apoteker untuk mencatat obat-obatan yang nantinya akan

diajukan kegudang farmasi dan juga ke Dinas Kesehatan.

c. Pencatatan stok obat

Pencatatan stok data obat di Puskesmas ialah kegiatan manajemen dimulai

dari obat-obatan yang diterima, penyimpanan dan pendistribusian obat di

Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Pencatatan stok obat yang dilakukan di bagian farmasi Puskesmas

Multiwahana dilakukan setiap harinya melalui Laporan Pemakaian yang dilihat

dari resep obat. Dan untuk perhitungan stok keseluruhan dilakukan setiap

bulannya atau yang dinamakan stock opname dan kemudian dicatat di kartu stok.

13 Laporan PKL Puskesmas


Berdasarkan hasil Analisa didapatkan bahwa setiap harinya pasien yang

dating memeriksakan diri di puskesmas akan mendapatkan resep obat dari dokter

yang kemudian dibawa kebagian obat untuk mendapatkan obat yang dibutuhkan.

Obat-obat yang dikeluarkan setiap harinya kepada pasien akan di tuliskan dalam

buku obat yang dikeluarkan, begitu pula untuk obat-obat yang dikeluarkan Ketika

ada kegiatan posyandu ataupun yang di bawa kepuskesmas pembantu.

2.4.1.4 Pengamanan mutu obat

Pengamanan mutu obat ini dilakukan dengan pengecekkan agar obat

terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan seperti pembuangan obat Cuma-

Cuma, kurangnya stok obat pada gudang obat Puskesmas. Penempatan obat juga

dapat mempengaruhi mutu dan kondisis obat, oleh karena itu obat harus disusun

rapi dengan menggunakan pallet maupun rak dan tidak langsung bersentuhan

dengan lantai. Untuk menjamin mutu obat, obat disimpan didalam lemari untuk

menghindari terjadinya kerusakan fisik obat dan obat khusus seperti vaksin

disimpan dalam chiller. Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan

obat, perlu melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap

awal bulan.

Pengamanan mutu obat di lakukan di Puskesmas Multiwahana serimg

dilakukan dengan upaya pemisahan obat yang akan kadarluarsa sehingga itu yang

digunakan terlebih dahulu. Selanjutnya jika obat sudah kadaluarsa maka obat

tersebut di pisah penyimpanannya agar tidak salah ambil saat memberikan ke

pasien. Obat kadaluarsa disimpan digudang yang berbeda yang nantinya akan

14 Laporan PKL Puskesmas


dimusnahkan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan ataupun pihak ketiga

lainnya.

2.4.1.5 Pendistribusian

Pendistribusian obat adalah kegiatan untuk menyalurkan obat yang bermutu

dan terjamin serta tepat jenis dan jumlahnya dari gudang obat ke unit pelayanan

kesehatan termasuk penyerahan obat ke pasien.

a. Mekanisme

Mekanisme pendistribusian obat adalah langkah-langkah dalam

menyalurkan obat ke unit-unit bawah Puskesmas untuk memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Mekanisme pendistribusian obat yang dilakukan di Puskesmas

Multiwahana pada setiap Puskesmas Pembantu (PUSTU) dilakukan

melihat LPLPO yang dilaporkan PUSTU ke Puskesmas Multiwahana

sebagai puskesmas induk. Dan selanjutnya dilihat dari jumlah kunjungan

yang berobat ke PUSTU tersebut.

Jika obat yang ditulis Dokter di resep ternyata tidak tersedia, maka

petugas farmasi di Puskesmas Multiwahana ada beberapa cara yang

pertama memberikan obat dengan golongan yang sama dan selanjutnya

obat yang berbeda tetapi gunanya sama. Itupun petugas farmasi harus

konsultasi ke dokter apakah obat tersebut dapat digantikan atau tidak.

Setelah dokter bilang bisa, maka petugas akan tanyakan pada pasien

apakah mau digantikan obatnya karena tidak tersedia. Jika pasien bersedia

maka akan digantikan dengan obat yang golongan yang sama ataupun

15 Laporan PKL Puskesmas


gunanya sama. Semua kita kembalikan ke pasien lagi apakah mau

digantikan atau tidaknya obat tersebut.

2.4.1.6 Unit

Puskesmas Multiwahana sebagai puskesmas induk dalam

mendistribusikan obat pada setiap unitnya melihat jumlah kunjungan berobat

dimasing-masing PUSTU. Berdasarkan analisa petugas farmasi dalam

mendistribusikan obat-obatan ke Puskesmas Pembantu yang ada diwilayah kerja

Puskesmas Multiwahana yaitu Puskesmas Sukamaju.

16 Laporan PKL Puskesmas


BAB III

TINJAUAN PUSKESMAS

3.1 Tinjauan Umum Puskesmas Multiwahana

3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Puskesmas Multiwahana

Puskesmas Multiwahana didirikan tahun 1996 dan diresmikan serta dibuka

pertama kali tanggal 21 April 1996 diatas tanah seluas 762,5 m 2dengan luas

bangunan311,87 m2. Puskesmas Multiwahana Palembang terletak di Jl. Mitra

Raya Komplek RSSB Blok H RT.084 RW.032 Kelurahan Sako Kecamatan Sako

Palembang. Pada Maret 2020, Puskesmas Multiwahana menempati gudang baru

beralamat Jl. Musi Raya Nomor 1 RT.013 RW.005 Kelurahan Sialang Kecamatan

Sako (Komplek Perkantoran Kecamatan Sako).

Dalam kurun waktu 26 tahun telah terjadi beberapa kali pergantian

kepemimpinan. Untuk melihat lebih lanjut daftar nama kepemimpinan Puskesmas

Multiwahana dapat dilihat pada tabeldibawah ini.

Tabel 3.1 Daftar Nama Pimpinan Puskesmas Multiwahana Dari Tahun 1996 s/d

sekarang

No Nama Periode
1 dr. Martina Mudjitaba 1996-2002
2 dr. Hj. Erfiana Umar, M. Kes 1 Juli 2002 - 25 Maret 2009
3 dr. Winata 1 April 2009 - 30 November 2010
4 drg. Andhika Sitasari 13 Desember 2010 - 3 Januari 2015
5 drg. Kiki Ayu Marlina 1 Februari 2015 - 31 Desember 2017
6 dr. Irma Wijaya Kusuma 03 Januari 2017 - 10 November 2021
7 dr. Hj. Dian Hayati, MKM.,Sp.KKLP 11 November 2021 - Sekarang
Sumber : Data Puskesmas Multiwahana

17 Laporan PKL Puskesmas


Sesuai kebutuhan dan perkembangan kota Palembang, status Puskesmas

Multiwahana pun berubah sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan

fasilitas yang dimiliki oleh Puskesmas Multiwahana. Berdasarkan Peraturan

Walikota Palembang Nomor 411 Tahun 2008, Puskesmas Multiwahana

ditingkatkan dari Puskesmas biasa menjadi Puskesmas swakelola dan kemudian

pemerintah membuat Peraturan Walikota Palembang Nomor 3 Tahun 2009

seluruh Puskesmas di Kota Palembang dibentuk sebagai Unit Pelaksana Teknis

Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat (UPTD-PUSKESMAS).

Selanjutnya pengusulan Puskesmas Multiwahana menjadi BLUD dilakukan

sejak tahun 2010, dengan memperhatikan situasi internal maupun eksternal

Puskesmas termasuk sistem perundangan yang terkait Puskesmas. Pada tahun

2011, berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor 443 Tahun 2011,

Puskesmas Multiwahana ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola

pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK BLUD).

3.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Multiwahana

Visi Puskesmas Multiwahana :

Terwujudnya masyarakat sehat diwilayah Puskesmas Multiwahana

Misi Puskesmas Multiwahana :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berorientasi pada

kebutuhan masyarakat.

2.Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang professional dan

berintegritas.

18 Laporan PKL Puskesmas


3. Menyediakan dan mengembangkan sarana serta prasarana kesehatan yang

berkualitas dan terstandar

4. Meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat dalam mengatasi

permasalahan kesehatan

5. Meningkatkan kemitraan dengan lintas sector dan jejaring puskesmas dalam

menggerakkan pembangunan kesehatan

3.1.3 Falsafah Pelayanan Kesehatan

Tata Nilai Puskesmas Multiwahana

S : Sopan

P : Profesional

I : Integritas

R : Responsif

I: Inovatif & Kreatif

T : Tanggung Jawab

3.1.4 Tujuan Pelayanan Kesehatan

Terwujudnya masyakat sehat diwilayah kerja Puskesmas Multiwahana

Itu mengartikan bahwa pencapaian yang harus di capai oleh Puskesmas

Multiwahana itu menciptakan masyarakat yang sehat di wilayahnya.

3.1.5 Struktur Organisasi

Puskesmas Multiwahana di kepalai oleh dr. Hj. Dian Hayati, MKM.,

Sp.KKLP sejak tahun 2021 hingga sekarang, lalu Kasubag tata usaha dikepalai

oleh ibu Yusni Kurniasari, Skm, membawahi beberapa kegiatan sistem informasi

Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga dan keuanganpuskesmas. Lalu UKM

19 Laporan PKL Puskesmas


esensial membawahi Promkes& UKS, Kesling, KIA & KB, Gizi, keperawatan

KESMAS dan P2P. UKM Pengembangan membawahi Pelayanan Kesehatan Jiwa,

Kesehatan tradisional, Kesehatan Olahraga, Kesehatan Indera, Kesehatan Lansia,

Kesehatan Kerja dan Kesehatan GII masyarakat.

UKP kefarmasian dan laboratorium yang dikoordinasi oleh dr. Pietra Jaya

membawahi pelayanan Pemeriksaan Umum, Pelayanan kesehatan gigi dan mulut,

pelayanan KIA/KB/Imunisasi, pelayanan pemeriksaan anak,

pelayanankefarmasian, pelayananlaboratorium, pelayananpemeriksaankhusus TB,

pelayanangizi, pelayananpendataran dan rekammedis, pelayananrujukan dan

pelayanantindakan. Jaringanpelayanan dan jejaringpuskesmas yang dikoordinasi

oleh Susilawati, SST membawahijaringanpelayananpuskesmas dan

jejaringfasilitaspuskesmas. Bangunanprasarana dan peralatandikoordinasi oleh

RennyFaramitha, AMAK. Dan yang terakhir mutudikoordinasi oleh

DessyFajarini, S. Farm., Apt membawahimutu KMP&UKM dan UKPP, K3, audit

internal, manajemenresiko, keselamatanpasien, PPI dan survey

kepuasanpelanggan.

3.1.6 Profil Puskesmas Multiwahana

A. Letak Puskesmas dan Wilayah Kerja

Puskesmas Multiwahana terletak di Jl. Musi Raya Nomor 1 RT.013 RW.005

Kelurahan Sialang Kecamatan Sako dengan titik koordinat 2,928979; 104,780534.

Puskesmas Multiwahana terletak didalam Komplek Perkantoran Kecamatan Sako,

dan berjarak ± 75 meter dari jalan besar dan dapat ditempuh dengan mobil

ataupun sepeda motor.

20 Laporan PKL Puskesmas


Luas wilayah kerja Puskesmas Multiwahana adalah ± 1.061 Km2. Wilayah

kerja Puskesmas Multiwahana mencakup 2 (dua) Kelurahan di Kecamatan Sako

yaitu Sialang dan Kelurahan Sukamaju. Untuk melihat lebih lanjut wilayah kerja

Puskesmas Multiwahana, dapat dilihat pada tabel dan peta wilayah dibawah ini.

Tabel 3.2 Daftar Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Multiwahana

Jumlah
No Kelurahan Luas Wilayah
RT RW
1 Sialang 290.00  69 11
2 Sukamaju  770.00 67 13
Puskesmas Multiwahana merupakan Puskesmas perkotaan non rawat inap

dengan batas wilayah kerja Puskesmas Multiwahana sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Banyuasin

Sebelah Selatan : Kecamatan Kalidoni

Sebelah Barat : Kecamatan Sukarami

Sebelah Timur : Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Sematang Borang

B. Data Demografi

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Multiwahana Tahun 2021

Jumlah Kepadatan Penduduk


No Kelurahan Penduduk (Jiwa/Km²)
1 Sialang 22.026 75,69
2 Sukamaju 31.486 40,89

Berdasarkan hasil estimasi kependudukan dari Data Dasar Puskesmas

Multiwahana Tahun 2021, maka terjadi kenaikan jumlah penduduk apabila

dibandingkan dengan Tahun 2020. Jumlah penduduk di Kelurahan Sialang 22.026

21 Laporan PKL Puskesmas


jiwa dan jumlah penduduk di Kelurahan Sukamaju adalah 31.486 jiwa.

Penyebaran penduduk wilayah kerja Puskesmas Multiwahana Kota Palembang

tidak merata. Keadaan ini akan menimbulkan berbagai macam masalah

diantaranya terjadinya kawasan kumuh dan kawasan social lainnya.

Untuk melihat data kependudukan diwilayah kerja Puskesmas

Multiwahana Tahun 2021 dapat dilihat pada tabledibawah ini.

Tabel 3.4 Kepadatan Penduduk diwilayah Kerja Puskesmas Multiwahana Tahun

2021

Jumla
Kepada
Luas Jumlah h Rata-rata
Jumlah tan
N Kecam Wilay Ruma jiwa/Ru
Pendud Pendud
o atan ah h mah
uk uk
(Km²) De Keluraha ∑ Desa dan Tangg Tangga
/Km²
sa n Kelurahan a
1 Sialang 291 0 1 1 22.026 69 283,29 75,69
Sukam
2 aju 770 0 1 1 31.486 67 300,38 40,89

Untuk melihat distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin beserta rasio

jeniskelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

diwilayah Kerja Puskesmas Multiwahana Tahun 2021

Kateg
ori Sialang Sukamaju Total
Usia
(th) L % P % L % P % L % P %
0 - 12 41, 58, 58, 50, 49
bulan 188 13 187 6 269 42 267 81 457 16 454 ,8
12 -
23 41, 41, 58, 58, 50,
bulan 95 3 91 17 135 69 130 82 230 99 221 49
12 - 737 41, 704 41, 1.05 58, 1.00 58, 1.79 51, 1.71 48
59 15 14 4 84 7 85 1 15 1 ,9

22 Laporan PKL Puskesmas


bulan
60 -
72 41, 41, 58, 58, 51, 48
bulan 370 2 354 21 528 79 506 9 898 1 859 ,5
7 - 15 1.6 41, 1.5 41, 2.30 58, 2.21 58, 3.90 50, 3.75
tahun 90 16 47 16 0 83 1 83 9 98 8 49
16-
44 7.7 41, 7.7 41, 11.0 58, 11.0 58, 18.7 49, 18.8 50
tahun 00 15 59 15 08 84 92 84 08 8 51 ,2
45 -
59 1.2 22, 1.2 22, 4.05 77, 4.12 77, 5.25 49, 5.34 50
tahun 04 89 25 9 4 1 3 09 8 57 8 ,4
> 60 41, 1.0 41, 1.34 58, 1.54 58, 2.02 41, 2.88 58
tahun 940 15 79 13 4 84 3 82 0 17 7 ,8
> 70 41, 41, 58, 58, 42, 57
tahun 288 14 394 17 412 85 563 85 700 24 957 ,8

Program Puskesmas Kegiatan UPT Puskesmas Multiwahana secara garis besar

tercantum dalam program upaya, yaitu :

a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial Terdiri dari :

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. KIA

4. PerbaikanGizi

5. Pencegahan dan Pengendalian

b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) terdiri dari :

1. BP Umum

2. BP Gizi

3. KIA/KB

4. Poli Anak

5. Laboratorium

23 Laporan PKL Puskesmas


6. Farmasi

C. Data Ketenagaan

Seluruh kegiatan di Puskesmas Multiwahana dijalankan oleh petugas-petugas

yang berjumlah 49 orang tersebar di Puskesmas Induk dan 1 Puskesmas

Pembantu. Keahlian yang dimiliki oleh para petugas di Puskesmas terdiri dari

berbagai jenjang pendidikan baik yang berlatar belakang kesehatan maupun

umum. Berikut pada tabel berikut tersaji petugas Puskesmas Multiwahana

berdasarkan DUK ( Daftar Urut Kepangkatan ) berserta distribusinya.

3.6 Data Distribusi Petugas di Puskesmas Multiwahana

No Nama Keahlian Jumlah Pendidikan

PUSKESMAS MULTIWAHANA

1 Dokter Umum 2 orang S1 : 3 orang


2 Dokter Gigi 1 orang S1 : 1 orang
3 Perawat 3 orang D3 : 3 orang
4 Perawat Gigi 2 orang D3 : 2 orang
12 D3 : 6 orang
5 Bidan
orang D4 : 6 orang
D3 : 2 orang
6 Petugas Gigi 3 orang
D4 : 1 orang
7 Petugas Sanitarian 1 orang D3 : 1 orang

8 Apoteker 1 orang S1 : 1 orang

9 Asisten Apoteker 2 orang D3 : 2 orang


10 Analisis Laboratorium 4 orang D3 : 4 orang
11 Adminkes 2 orang S1 : 2 orang
12 Tenaga Epidemiologi 2 orang S1 : 2 orang
13 Tenaga Promkes 3 orang S1 : 2 orang
S1 : 1 orang
14 Tenaga Akutan 2 orang
D3 : 1 orang

S1 : 1 orang
15 Tata Usaha 2 orang
D3 : 1 orang
16 Petugas Jaga Malam 1 orang SMP : 1

24 Laporan PKL Puskesmas


orang
PUSTU SUKAMAJU
1 Bidan 1 orang D4 : 1 orang
45
JUMLAH orang  

3.1.7 Akreditasi Puskesmas Multiwahana

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib di akreditasi

secara berkala minimal tiga tahun sekali. Tujuan diberlakukannya akreditasi

puskesmas adalah untuk membina puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan

primer dalam upaya untuk berkelanjutan memperbaiki sistem pelayanan dan

kinerja yang berkaitan pada kebutuhan masyarakat, keselamatan dan manejemen

risiko.

Akreditasi puskesmas berkaitan erat dengan dimensi kualitas pelayanan,

seperti yang disebutkan dalam kriteria standar penilaian akreditasi puskesmas

salah satunya yaitu pada bagian Peningkatan Mutu Puskesmas adalah Madya.

3.1.8 Formularium

Penetapan formularium obat di Puskesmas ini bertujuan untuk menentukan

dan menyeragamkan jenis obat yang digunakan dalam pengobatan agar sesuai

dengan penyakit dan kebutuhan obat di Puskesmas. Formalarium di Puskesmas

Multiwahana sudah ada dan sesuai dengan formularium Nasional.

3.2 Tinjauan Unit Farmasi

25 Laporan PKL Puskesmas


3.2.1 Struktur Organisasi

Dibagian unit farmasiapotekerpenanggungjawabnya apt. DesssyFajariniS.Farm

dan tenagatekniskefarmasianberjumlah 3 orang yaituM. NugrahAmrullah, Amd.

Farm;

3.2.2 Perbekalan Farmasi

Perbekalan farmasi dilakukan setiap bulan dengan lembar LPLPO ke gudang

dinas kesehatan. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi di Puskesmas setiap

periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas Pengelolaan dan

Perbekalan Kesehatan di Unit Farmasi Puskesmas Multiwahana melakukan

pengadaan obat merujuk kepada obat generik. Penyimpanan obat dan perbekalan

kesehatan di Unit Farmasi Puskesmas Multiwahana dilakukan berdasarkan,

Bentuk sediaan obat yang berbeda-beda, seperti tablet, sirup, krim, salep dan

injeksi. Obat disimpan berdasarka urutan alphabet, Vaksin disimpan ditempatnya

dengan suhu yang tepat yaitu 2⁰C - 8⁰C, Obat Psikotropik dan Narkotik disimpan

pada lemari besi dan terkuci ganda. Penyimpanan obat di Puskesmas Multiwahana

menggunakan system FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First

Out). Gudang farmasi di Puskesmas Multiwahana dilengkapi dengan pengatur

suhu ruangan, lemari obat psikotropika dan narkotika, tempat vaksin dengan suhu

yang tepat, obat yang masih dalam kardus disusun rapi sesuai peraturan seperti

tidak terletak langsung di lantai. Gudang farmasi Puskesmas Multiwahana selalu

dijaga kebersihannya. Pendistribusian Obatdari gudang obatkePuskesmas, obat

dsalurkan ke Apotek, ke Puskesmas pembantu Sukamaju, dan ke poliumum, poli

gigi&mulut, KIA, KB, poli MTBS, poli imunisasi, poli poli TB dan laboratorium.

26 Laporan PKL Puskesmas


3.2.3 Pengelolaan Pelayanan Resep

Pelayanan resep di Puskesmas Multiwahana, dilakukan skiring terlebih dahulu

oleh dokter ke pasien, lalu pasien memberikan keluhan kesehatan, kemudian

dokter mendiagnosa dan menuliskan resep lalu resep diberikan ke pihak instalasi

farmasi. Puskesmas multiwahana tidak menyediakan pelayanan rawat inap.

3.2.4 Pelayanan KIE

Penyuluhan/komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) adalah kegiatan

penyampaian informasi mengenai program KKBPK, dalam rangka meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan

keluarga yang berkualitas.

3.2.5 Pengelolaan Sistem Informasi

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan

manusia dan/atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses

manajemen Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya. Sebagai dasar pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan pelayanan Puskesmas (Wibisono, 2012).

27 Laporan PKL Puskesmas


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Sistem Berjalan

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun

2016 tentangstandarpelayanankefarmasian di Puskesmas adalah Puskesmas adalah

unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunann kesehatan disuatu wilayah kerja. Pelayanan

kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu

sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat

pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama meliputi

pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

4.1.1 Perencanaan

a. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan informan menjelaskan bahwa perencanaan obat di

Puskesmas dilakukan oleh penanggungjawabApoteker. Dalam perencanna

kebutuhan obat-obatan berdasarkan sumber dana yang berasal dari APBN,

APBD, Provinsi, dan BLUD. Perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas

dilakukan 1 kali setahun.

Di ruang Farmasi Puskesmas terdapat petugas farmasi sebanyak

empat orang. Satu Apotekersebagai penanggung jawab dan tiganya

sebagaitenagatekniskefarmasian.

28 Laporan PKL Puskesmas


Dalam Permenkes RI Nomor 74 Tahun 2016 Perencanaan kebutuhan

obat ialah aktifitas menyeleksi obat dan juga bahan medis habis pakai

yang nantinya berguna untuk menentukan perkiraan jumlah dan jenis obat

untuk pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujuan perencanaan adalah

mempermudah dalam menentukan jumlah kebutuhan agar terorganisir

apa yang menjadi kebutuhan dari instansi kesehatan.

Dari hasil analisa selama PKL (Praktek Kerja Lapangan) bahwa

proses perencanaan obat di Puskesmas Multiwahana sering yaitu

penanggung jawab ruang farmasi puskesmas, serta seluruh penanggung

jawab di Puskesmas Pembantu di wilayah kerja Puskesmas sering.

Seluruh penanggung jawab membuat laporan dengan yang kemudian

mengumpulkan laporan bulanan yang nantinya akan disampaikan kepada

penanggungjawab pengelolaan obat Puskesmas Multiwahana yang

menduduki posisi puskesmas induk di setujui oleh Kepala Puskesmas.

b. Tahap Kebutuhan Obat

Perencanaan obatdilakukan satutahunsekali oleh Puskesmas dalam

rencana kebutuhan obat (RKO). Perecanaan kebutuhan obat di Puskesmas

Multiwahana mengacu pada Formularium Puskesmas, Formularium

Nasional, pola penyakit dan pola konsumsi. Formularium puskesmas

merupakan daftar obat atau suatu dokumen yang secara terus menerus

direvisi, memuat sediaan obat dan informasi penting lainnya. Selanjutnya

yaitu mengacupadaFormularium Nasional yang dikeluarkan oleh

Kenmenkes.Formularium nasional adalah acuan dalam menyusun

29 Laporan PKL Puskesmas


kebutuhan obat yang memuat daftar penyediaan jenis dan harga obat.

Perencanaan kebutuhan obat dapat dilihat dari pola penyakit di wilayah

kerja Puskesmas, dengan melihat jumlah kunjungan pasien yang berobat

berdasarkan resep obat penyakit apa yang sering terjadi di wilayah kerja

Puskesmas. Dan yang terakhir mengacu pada pola konsumsi, dilihat dari

obat-obat mana yang paling baik digunakan, obat-obat mana yang paling

sedikit digunakan dan obat-obat mana yang sama sekali tidak digunakan.

Perencanaan obat di puskesmas dilakukan untuk menentukan jenis

obat dan jumlah kebutuhan obat. Perencanaan kebutuhan untuk

puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh penanggung jawab

perencanaan obat dengan persetujuan Kepala Puskesmas. Dari analisa

perencanaan obat yang dilakukan Puskesmas dilaporkan dalm Rencana

Kebutuhan Obat (RKO). Perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas

Multiwahana mengacu pada Formularium Puskesmas, Formularium

Nasional, pola penyakit dan pola konsumsi.

4.1.2 Pengadaan

a. Metode Pengadaan

Pengadaan/permintaan obat di Puskesmas dilaksanakan agar

mendapatkan jenis dan jumlah obat, obat dengan kualitas tinggi,

menjamin tersedianya obat dengan sigap dan tepat waktu. Pengadaan atau

permintaan obat harus melihat dan mempetimbangkan bahwa obat harus

sesuai dengan jenis dan jumlah obat yang telah direncanakan.

30 Laporan PKL Puskesmas


Perencanaan obat memiliki dua metode, yaitu metode konsumsi dan

metode epidemiologi. Metode konsumsi ialah berdasarkan meilhat pola

konsumsi obat periode sebelumnya sedangkan metode epidemiologi ialah

berdasarkan pola penyakit yang sering terjadi di periode sebelumnya.

Jumlah kasus ini tergantung dari jumlah kunjungan frekuensi penyakit

dan standar pengobatan.

Berdasarkan analisa menunjukkan bahwa metode yang digunakan

dalam pengadaan obat di Puskesmas Multiwahana adalah metode

konsumsi dan metode epidemiologi. Pengadaan obat dengan

menggunakan LPLPO (Lembar Permintaan dan Lembar Pemakaian Obat)

yang sumber anggarannya dari APBD, APBN, dan Provinsi di ajukan ke

Gudang Farmasi setiap 3 bulan sekali.

b. Waktu pengadaan dan kedatangan obat

Permintaan/pengadaan obat dalam pelayanan obat di Puskesmas

Multiwahana diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten dengan menggunakan format Laporan Pemakaian

dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Waktu pengadaan obat yang

dilakukan yaitu setiap 3 bulan sekali dengan membuat Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang telah disetujui

oleh Kepala Puskesmas. Untuk yang diajukan ke Gudang Farmasi.

Berdasarkan hasil analisa, penentuan waktu dan kedatangan obat di

Puskesmas Multiwahana yang diajukan ke Gudang Farmasi datang tepat

31 Laporan PKL Puskesmas


waktu walaupun kadang kala obatnya tidak sesuai dengan jumlah

permintaan obat.

c. Penerimaan dan pemeriksaan obat

Penerimaan dan pemeriksaan obat adalah kegiatan manajemen yang

dilakukan ketika obat datang ke pelayanan kesehatan dengan memeriksa

jenis dan jumlah sesuai tidak dengan dokumen yang menyertainya. Hal

ini dilakukan agar jenis, jumlah dan mutu obat dapat dilihat langsung.

4.1.3 Penyimpanan

Penyimpanan merupakan bagian inti dalam pengelolaan obat, dimana ini

merupakan kegiatan yang dilakukan agar obat tetap aman (tidak hilang, tidak

rusak dan kualitasnya tetap terjaga). Penyimpanan obat yang tepat dan sesuai

standar pengamanan yang sudah ditetapkan akan mempermudah dalam menjaga

stok obat yang telah dipersiapkan.

a. Pengaturan tata ruang

Informan menjelaskan bahwa obat yang telah sampai di Puskesmas

Multiwahana setelah diperiksa lalu dsimpandidalam gudang ataupun di

apotik. Analisa juga melakukan penilaian pada apotik dan gudang dan

didapatkan bahwa ada sedikit kekurangan pada gudang tempat

penyimpanan stok obat gudang yang sedikit sempit.

b. Penyusunan stok obat

Pengaturan penyimpanan obat :

8. Obatdisusunsecaraalfabetis

32 Laporan PKL Puskesmas


9. ObatdirotasidengansistemFirst In First Out (FIFO) dan First Expired

First Out (FEFO)

10. Obatdisimpan pada rak

11. Obat yang disimpan pada lantaiharusdiletakkandiatas pallet

12. Tumpukandussebaiknyaharussesuaidenganpetunjuk

13. Cairandipisahkandaripadatan

14. Sera, Vaksin, Suppositoriadisimpandidalamlemari es.

Penyusunanstokobat pada

puskesmasMultiwahanasudahsesuaidenganstandar. Penyusunanobat

yang dilakukan di gudangfarmasiPuskesmasMultiwahana di

susunberdasarkanbentuksediaan, First In First Out (FIFO) dan First

Expired First Out (FEFO) ,suhupenyimpanan, obat APBD, obat APBN,

ObatProvinsi, Obat BLUD, ObatLASA,danObatHigh Alert

denganberdasarkan abjad ataualfabetis.

Pemisahanrakpenyimpananobatinisebenarnyauntukmempermudahapote

keruntukmencatatobat-obatan yang

nantinyaakandiajukankegudangfarmasi dan juga ke Dinas Kesehatan.

c. Pencatatanstokobat

Pencatatanstok data obat di

Puskesmasialahkegiatanmanajemendimulaidariobat-obatan yang

diterima, penyimpanan dan pendistribusianobat di Puskesmasatau unit

pelayanalainnya.

33 Laporan PKL Puskesmas


Pencatatanstokobat yang dilakukan di

bagianfarmasiPuskesmasMultiwahanadilakukansetiapharinyamelaluiLa

poranPemakaian yang dilihatdariresepobat. Dan

untukperhitunganstokkeseluruhandilakukansetiapbulannyaatau yang

dinamakanstock opname dan kemudiandicatat di kartustok.

Berdasarkanhasilanalisadidapatkanbahwasetiapharinyapasien yang

datangmemeriksakandiri di

puskesmasakanmendapatkanresepobatdaridokter yang

kemudiandibawakebagianobatuntukmendapatkanobat yang dibutuhkan.

Obat-obat yang dikeluarkansetiapharinyakepadapasienakan di

tuliskandalambukuobat yang dikeluarkan, begitupulauntukobat-obat

yang dikeluarkanketikaadakegiatanposyanduataupun yang di

bawakepuskesmaspembantu.

4.1.4 Pengamanan mutu obat

Pengamanan mutu obat ini dilakukan dengan pengecekkan agar obat

terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan seperti pembuangan obat Cuma-Cuma,

kurangnya stok obat pada gudang obat Puskesmas. Penempatan obat juga dapat

mempengaruhi mutu dan kondisis obat, oleh karena itu obat harus disusun rapi

dengan menggunakan pallet maupun rak dan tidak langsung bersentuhan dengan

lantai. Untuk menjamin mutu obat, obat disimpan didalam lemari untuk

menghindari terjadinya kerusakan fisik obat dan obat khusus seperti vaksin

disimpan dalam chiller. Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan

34 Laporan PKL Puskesmas


obat, perlu melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap

awal bulan.

Pengamanan mutu obat di lakukan di Puskesmas Multiwahanaserimg

dilakukan dengan upaya pemisahan obat yang akan kadarluarsa sehingga itu yang

digunakan terlebih dahulu. Selanjutnya jika obat sudah kadaluarsa maka obat

tersebut di pisah penyimpanannya agar tidak salah ambil saat memberikan ke

pasien. Obat kadaluarsa disimpan digudang yang berbeda yang nantinya akan

dimusnahkan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan ataupun pihak ketiga

lainnya.

4.1.5 Pendistribusian

Pendistribusian obat adalah kegiatan untuk menyalurkan obat yang bermutu

dan terjamin serta tepat jenis dan jumlahnya dari gudang obat ke unit pelayanan

kesehatan termasuk penyerahan obat ke pasien.

a. Mekanisme

Mekanisme pendistribusian obat adalah langkah-langkah dalam

menyalurkan obat ke unit-unit bawah Puskesmas untuk memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Mekanisme pendistribusian obat yang dilakukan di Puskesmas

Multiwahana pada setiap Puskesmas Pembantu (PUSTU) dilakukan

melihat LPLPO yang dilaporkan PUSTU ke Puskesmas Multiwahana

sebagai puskesmas induk. Dan selanjutnya dilihat dari jumlah kunjungan

yang berobat ke PUSTU tersebut.

35 Laporan PKL Puskesmas


Jika obat yang ditulis Dokter di resep ternyata tidak tersedia, maka

petugas farmasi di Puskesmas Multiwahana ada beberapa cara yang

pertama memberikan obat dengan golongan yang sama dan selanjutnya

obat yang berbeda tetapi gunanya sama. Itupun petugas farmasi harus

konsultasi ke dokter apakah obat tersebut dapat digantikan atau tidak.

Setelah dokter bilang bisa, maka petugas akan tanyakan pada pasien

apakah mau digantikan obatnya karena tidak tersedia. Jika pasien bersedia

maka akan digantikan dengan obat yang golongan yang sama ataupun

gunanya sama. Semua kita kembalikan ke pasien lagi apakah mau

digantikan atau tidaknya obat tersebut.

b. Unit

Puskesmas Multiwahana sebagai puskesmas induk dalam

mendistribusikan obat pada setiap unitnya melihat jumlah kunjungan

berobat dimasing-masing PUSTU. Berdasarkan analisa petugas farmasi

dalam mendistribusikan obat-obatan ke Puskesmas Pembantu yang ada

diwilayah kerja Puskesmas MultiwahanayaituPuskesmasSukamaju.

36 Laporan PKL Puskesmas


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pelayanan kefarmasian di puskesmas multiwahana sudah mengikuti standar

yang ditetapkan oleh permenkes no 7 tahun 2016.

2. Peranan tenaga teknis kefarmasian di puskesmas multiwahana itu ialah dalam

pelayanan kefarmasian, pengelolaan sediaan farmasi.

3. Pihak puskesmas multiwahana telah memberikan pengetahuan tentang

pelayanan kefarmasian di puskesmas dan menambah wawasan serta

meningkatkan keterampilan mahasiswadalam melakukan pelayanan

kefarmasian di puskesmas.

5.2 Saran

1. Disarankan kepada pihak farmasi Puskesmas Multiwahana dapat membuat

laporan untuk 10 pemakaian obat terbanyak agar dapat mengetahui obat-obat

yang paling sering digunakan

2. Disarankan kepada pihak farmasi Puskesmas Multiwahana untuk melengkapi

obat yang tidak lengkap, agar pasien tidak perlu membeli obat diluar karena

obat yang ada di Puskesmas tidak lengkap.

3.Disarankan kepada Puskesmas Multiwahana untuk memperluas bagian Gudang

farmasi agar dapat memuat banyak obat didalamnya.

37 Laporan PKL Puskesmas


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2006). Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta:

Depkes RI Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktorat Bina Farmasi

Komunikasi dan Klinik.

Depkes RI. (2007). Pelayanan Informasi Obat. Jakarta: Depkes RI Dirjen

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Direktorat Bina Farmasi Komunikasi dan

Klinik.

Fitriana. (2009). Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas. Jakarta:

Fakultas Farmasi UI.

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian di

Puskesmas. Jakarta: Menkes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomoe 74. (2016). Tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Satrianegara M.F., (2012). Organisasi dan Fungsi Manajemen Layanan

Kesehatan. Makassar: Alauddin University Press.

38 Laporan PKL Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai