PENDAHULUAN
Proses interaksi dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
misalnya melalui tatap muka langsung. Secara tidak langsung dapat melalui sarana-sarana
komunikasi misalnya surat, radiogram, telepon, dan interlokal. Tujuan dari interaksi sosial
sebagai berikut :
Menurut Soejono Sukanto, terdapat dua syarat yang pasti terjadi jika melakukan interaksi
1. Kontak Sosial
Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial
itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan
tanpa harus menyentuhnya, seperti misalnya dengan cara berbicara dengan orang yang
bersangkutan. Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang-orang dapat
berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan yang lainnya yang
tidak perlu memerlukan sentuhan badaniah. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga
bentuk:
a. Antara orang perorangan
b. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Kontak sosial memiliki beberapa sifat, yaitu :
a. Kontak sosial positif, merupakan kontak sosial yang mengarah pada suatu
kerja sama
b. Kontak sosial negative, merupakan kontak sosial yang mengarah pada
suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak
sosial.
c. Primer, mengadakan hubungan langsung bertemu, bertatap muka
d. Sekunder, mengadakan hubungan yang melalui perantara
2. Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran kepada orang lain
(yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian
memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan. Dengan adanya komunikasi
sikap dan perasaan kelompok dapat diketahui olek kelompok lain aatau orang lain. Hal
ini kemudain merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.
1. Proses Asosiatif
Bentuk interaksi social asosiatif adalah interaksi social yang melahirkan kerja
sama. Adapun bentuk-bentuk interaksi social asosiatif diantaranya adalah sebagai
berikut :
A. Kerja sama
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi social dimana ada usaha yang dilakukan
bersama-sama antara individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Ada beberapa bentuk kerja sama di dalam masyarakat diantaranya adalah :
1. Bargaining
Sebuah bentuk kerja sama dalam perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang atau jasa antara individu maupun kelompok.
2. Cooptation
Cooptation atau kooptasi meruapakan sebuah proses masuk dan diterimanya
unsur-unsur baru dalam sebuah kelompok atau organisasi, untuk menjaga
stabilitas organisasi tersebut.
3. Coalition
Coalition atau koalisi adalah sebuah bentuk kerja sama yang dilakukan oleh
dua buah organisasi atau lebih demi kepentingan bersama.
4. Join venture
Join venture atau disebut dengan usaha patungan adalah bentuk kerja sama
yang tujuannya untuk menghasilkan keuntungan. Kerja sama ini dilakukan
dengan perusahaan tertentu.
B. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu bentuk interaksi sosial yang dilakukan untuk mengurangi
ketegangan – ketegangan yang terjadi anatar individu atau kelompok. Ada beberapa
bentuk – bentuk akomodasi, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap yang diambil utuk menghindari suatu
perselisihan.Kompromi
2. Kompromi
Kompromi adalah interaksi sosial di mana terjadi sikap saling pengertian antar
pihak, sehingga terjadi sebuah penyelesaian terhadap sebuah perselisihan. Kompromi
sering disebut juga dengan perundingan.
3. Coercion
Koersi adalah suatu bentuk akomodasi, di mana proses pelaksanaannya dilakukan
dengan cara paksaan. Bentuk coersi ini terjadi apabila satu pihak memiliki posisi yang
lebih kuat.
4. Arbitation
Arbitation disebut juga dengan mediasi, yaitu suatu bentuk interaksi di mana
pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga yang memiliki kedudukan lebih tinggi di
antara kedua belah pihak yang saling bertentangan.
5. Concilation
Concilation adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mempertengahkan suatu
permasalahan dan mengambil sebuah keputusan bersama.
6. Ajudication
Ajudication adalah sebuah bentuk penyelesaian perkara yang dilakukan melalui
pengadilan. Cara ini bisanya dilakukan apabila tidak terjadi kesepakatan dalam
perundingan.
7. Stalemate
Stalemate adalah sebuah bentuk akomodasi seperti balance of power (politik
keseimbangan) di mana kedua belah pihak yang saling berselisih sama – sama
mengurangi kekuatan mereka.
8. Segregasi
Segregasi yaitu sebuah upaya yang dilakukan dengan cara saling menghindar
untuk mengurangi ketegangan.
9. Gencatan senjata
Gencatan senjata adalah sebuah pertentangan dalam jangka waktu yang telah
ditentukan untuk mencari penyelesaian konflik tersebut.
C. Akulturasi
Akulturasi adalah sebuah proses yang terjadi di mana suatu kelompok manusia
dihadapakan dengan unsur – unsur kebudayaan asing. Seiring berjalannya waktu,
unsur – unsur tersebut akan diterima dan menjadi budaya mereka.
D. Asimilasi
Asimilasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial yang terjadi untuk mengurangi
suatu perbedaan yang terjadi di antara beberapa individul atau kelompok, dengan kata
lain asimilasi adalah usaha untuk menyamakan sikap, mental, dan tindakan agar
tercapainya sebuah tujuan bersama. Contoh dari bentuk asimilasi adalah pembauran
antara etnis Tionghoa dengan masyarakat pribumi.
2. Proses Disosiatif
Disosiatif adalah sebuah proses interaksi sosial yang mengarah kepada suatu
perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif yang terjadi di masyarakat.
Adapun jenis - jenis disosiatif adalah sebagai berikut:
A. Persaingan (competition)
Persaingan merupakan sebuah bentuk sosial di mana adanya proses kompetisi
atau persaingan antara individu atau kelompok. Meskipun adanya persaingan, bentuk
sosial ini tidak menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu
kemenangan. Contoh bentuk interaksi sosial ini adalah persaingan antar siswa untuk
memperebutkan peringkat pertama di dalam kelas.
B. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah bentuk proses disosatif di antara persaingan dan konflik. Ada
lima macam bentuk kontravensi, di antaranya adalah: kontravensi yang bersifat
umum, seperti penolakan, keengganan, gangguan, pengacauan, dan kekerasan.
Kontravensi yang bersifat sederhana, seperti memaki-maki, menyangkal, mencerca,
dan memfitnah. Kontravensi yang bersifat intensif, seperti penghasutan, penyebaran
isu, dan mengecewakan. Kontravensi yang bersifat rahasia, seperti membongkar
rahasia lain dan berkhianat. Kontravensi yang bersifat taktis, seperti intimidasi,
provokasi, dan mengganggu pihak lawan.
C. Konflik
Konflik adalah suatu bentuk proses sosial di mana adanya sebuah pertentangan
anatara individu atau kelompok yang diwarnai dengan ancaman dan kekerasan.
2.6 Jenis Interaksi Sosial
Ada tiga jenis interaksi sosial, yakni interaksi antar individu dengan individu, interaksi
antar individu dan kelompok, serta interaksi kelompok dan kelompok. Interaksi sosial
dapat berbentuk kerja sama, persaingan, pertikaian, maupun sejenisnya (dalam hal ini
dilihat dari kerjasama dan pertentangan antara dokter dan pasien) dalam pelayanan
kesehatan yang meliputi pemeriksaan dan pengobatan. Ketiga jenis interaksi tersebut kita
jelaskan berikut ini (M.Sitorus, 2000: 12).
1. Interaksi Antar Individu dan Individu
Interaksi jenis ini bisa sangat konkret atau jelas, akan tetapi bisa juga sebaliknya.
Pada saat dua individu bertemu, interaksi sosial pun sudah mulai. Walaupun kedua
individu tersebut tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun sebenarnya interaksi sosial
telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar akan adanya pihak lain yang
menyebabkan perubahan dalam diri masing-masing. Hal ini sangat dimungkinkan oleh
faktor-faktor tertentu seperti bau asap rokok atau bau keringat yang menyengat, bunyi
penyakit tertentu seperti batuk atau bisa juga bunyi yang dihasilkan saat bersin dan hal
lain yang mengundang reaksi orang lain (seperti menutup hidung).
2. Interaksi Antara Kelompok dan Kelompok
Interaksi sosial juga bisa terjadi antara kelompok dan kelompok. Interaksi jenis ini
terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan bukan sebagai pribadi-pribadi anggota
kelompok yang bersangkutan. Contohnya, adanya perbedaan pendapat mengenai
tindakan selanjutnya terhadap pasien antara pihak rumah sakit dengan pihak keluarga
pasien.
3. Interaksi Antara Individu dan Kelompok
Interaksi sosial bisa juga terjadi antara individu dan kelompok. Bentuk interaksi
disini berbeda-beda sesuai dengan keadaan. Interaksi tersebut lebih mencolok manakala
terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dan kepentingan kelompok.
Misalnya, dilakukannya penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif kepada
masyarakat yang lebih spesifik yaitu kepada ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan
ataupun ibu-ibu yang sudah menginginkan mendapat momongan.
2.7. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Ciri-ciri Interaksi Sosial Menurut Soleman B. Taneko antara lain:
(1) adanya dua orang pelaku atau lebih
Karena jika tidak melibatkan 2 orang atau lebih kita tidak mengalami hubungan.
Sedangkan pengertian interaksi sosial adalah adanya hubungan/komunikasi yang
melibatkan 2 orang atau lebih, sebab interaksi pasti melibatkan pengirim pesan dan
penerima pesan. Tanpa adanya itu, maka interaksi sosial tidak akan tercapai.
(2) adanya hubungan timbal balik antar pelaku
terjadinya hubungan timbal balik ini disebabkan oleh adanya tindakan (perlakuan)
dan tanggapan (respon), antara dua pihak. Contohnya interaksi antar pemberi materi
kesehatan dan peserta dengan timbal balik berupa pertanyaan.
(3) proses diawali dengan adanya kontak sosial, baik secara langsung (kontak sosial
primer : hubungan timbal balik antarindividu atau antarkelompok yang terjadi secara
fisik (tatap muka). Misalnya, berbicara dan berjabat tangan), maupun secara tidak
langsung (kontak sosial sekunder: hubungan timbal balik antarindividu atau
antarkelompok melalui perantara, seperti komunikasi melalui media seperti
telepon, chatting, ataupun menyampaikan pesan lewat orang lain),
(4) adanya dimensi waktu (lampau, sekarang, dan akan datang) yang menentukan sifat
hubungan timbal balik yang sedang berlangsung
Dalam proses interaksi dibatasi oleh dimensi waktu sehingga dapat menentukan sifat
aksi yang sedang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam interaksi.
Contohnya saat berbicara dengan tenaga kesehatan yang lebih tua menggunakan
bahasa yang sopan.
(5) adanya tujuan dari masingmasing pelaku.
Tidak semua tindakan merupakan interaksi. Hakikat interaksi terletak pada kesadaran
mengarahkan tindakan pada orang lain. Harus ada orientasi timbal-balik antara pihak-
pihak yang bersangkutan, tanpa menghiraukan isi perbuatannya: cinta atau benci,
kesetiaan atau pengkhianatan, maksud melukai atau menolong.
5. Faktor Motivasi
Motivasi yaitu rangsangan pengaruh,stimulusyangdiberikanantarmasyarakat,yangdapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yangdikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya melalui sikap kritis dan akal budinya (rasional).Motivasi biasanya
diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya
dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
6. Faktor Empati
Empati adalah proses larutnya kejiwaan dalam kedukaan atau kesukaan yang dialami
oleh orang lain. Empati dapat terjadi saat kita mendengar berita menyedihkan atau berita
membahagiakan dari orang lain sehingga seolah kita jadi merasakan kesedihan maupun
kebahagiaan tersebut. Contoh empati misalnya ketika melihat seorang pengemis di
jalanan dan merasakan kasihan kepadanya sehingga kita memutuskan untuk memberikan
sedekah.
2.9 Tahapan Interaksi Sosial
Menurut Mark L. Knapp dalam buku Social Intercourse: From Greeting to Goodbye
(1978), dalam interaksi sosial terdapat tahap yang bisa mendekatkan dan tahap yang bisa
merenggangkan hubungan orang-orang yang berinteraksi. Di bawah ini adalah penjelasan
kedua tahap tersebut.
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antar individu, antar individu dan kelompok, serta antar
kelompok. Proses interaksi dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung misalnya melalui tatap muka langsung. Secara tidak langsung dapat melalui
sarana-sarana komunikasi misalnya surat, telepon dan lain-lain. Tujuan interaksi sosial
pada dasarnya adalah untuk menjalin hubungan timbal balik bagi setiap individu maupun
kelompok yang melakukan interaksi sosial dengan didukung adanya syarat-syarat, faktor-
faktor, ciri-ciri dan bentuk dari interaksi sosial.
Fungsi interaksi social sendiri adalah untuk menjalankan kehidupan
social,menjalin tali silaturahmi,melakukan kerja sama, menjalin hubungan
usaha,mendiskusikan persoalan. Syarat dari interaksi social sendiri adalah kontak social
dan komunikasi. Cir-ciri interaksi social sendiri adalah ada pelaku dengan jumlah lebih
dari satu orang,ada komunikasiantar pelakudengan menggunakan symbol-simbol,ada
dimensi waktu(masa lampau,,masa kini,dan masa mendatang) yang menentukan sifat aksi
yang sedang berlangsung,ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat.
3.2. SARAN
Saran yang dapat diberikan pada interaksi sosial dalam pengembangan kelompok
terkait kesehatan masyarakat sebagai berikut :
1. Interaksi sosial saat ini sudah berjalan dengan baik tanpa disadari oleh
manusia tetapi perlu pengembangan yang lebih bagi masyarakat agar lebih
memahami
2. Interaksi sosial bisa digunakan sebagai media dalam mempromosikan
kesehatan kepada masyarakat
3. Dengan banyaknya fungsi interaksi sosial seperti menjalankan kehidupan
sosial, menjalin tali silaturrahmi, melakukan kerjasama, menjalin
hubungan usaha, dan mendiskusikan persoalan diharapkan bisa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari karena begitu bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Fallowfield, L. 2002. Communication about sexual problems and sexual concerns in ovarian
cancer: a qualitative study176 (2)
Farid,M. 2014. Pola dan Tahap Interaksi Sosial. www.centrawayang.blogspot.co.id. 5 November
2018(14:35)
https://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial. 5 November 2018(15:55)
https://kbbi.web.id/motivasi.5 November 2018(15:20)
Taneko,S. B. 1984. Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: CV. Rajawali.
Soekanto, S. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Knapp, M.L. 1985. Tahap-Tahap Interaksi. Terjemahan K. Sunarto Pengantar Sosiologi, Sebuah
Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Santoso. 2010. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.