Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DASAR EPIDEMIOLOGI

Dosen Pengampu: dr. Nofi Susanti, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelas: IKM 6/3

Kelompok 8

Nama:

1. Abdah Hanifah ( 0801182215 )


2. Akhqilah Marhamah Sari Ritonga ( 0801182242 )
3. Aprilia Arifah Harahap ( 0801183361 )
4. Dhia Nabila Khairunnisa Siregar ( 0801183517 )
5. Nurul Alfani Pohan ( 0801182195 )
6. Winda Damai Yanti ( 0801183411 )

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dasar epidemiologi ini dengan tepat waktu.

Semoga makalah ini dapat di terima bagi ibu dosen dan setiap rekan yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun bagi setiap orang yang membacanya.

Kami menyadari bahwa dalam makalah dasar epidemiologi ini masih banyak
terdapat kekurangan, dan kami mohon maaf apabila terdapat penyampaian kalimat yang
kurang baik, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun
semangat kami sehingga lebih baik untuk ke depannya.

Medan , 27 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3. Tujuan Makalah ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Segitiga Distribusi Epidemiologi....................................................... 3

2.2. Variabel Orang ................................................................................................ 4

2.3. Variabel Tempat .............................................................................................. 7

2.4. Variabel Waktu ................................................................................................ 10

2.5. Ayat dan Hadist Mengenai OTW dalam Kesehatan........................................ 12

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat menerangkan penyebaran (distribusi)
penyakit atau masalah kesehatan yaitu orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
Informasi ini dapat digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan
kerentanan. Perbedaan ini bisa digunakan sebagai petunjuk tentang sumber, agen yang
bertanggung jawab, transisi, dan penyebaran suatu penyakit.

Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi
keterpaparan atau kepekaan mereka terhadap penyakit. Orang yang karakteristiknya mudah
terpapar atau peka terhadap penyakit akan mudah terkena sakit. Karakteristik orang bisa
berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan dan status sosial ekonomi.
Seorang individu yang mempunyai faktor genetik pembawa penyakit akan mudah terpapar
faktor genetic tersebut dan peka untuk sakit. Perbedaan berdasarkan umur, terdapat
kemungkinan dalam mendapat keterpaparan berdasarkan perjalanan hidup. Demikian pula
dengan karakteristik lain yang akan membedakan dalam kemungkinan mendapat
keterpaparan.
Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini dapat batas
alamiah seperti sungai, gunung, atau bisa dengan batas administrasi dan histori. Perbedaan
distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat
menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum diketahui.

Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun.
Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari segitiga distribusi epidemiologi?

2. Apa yang dimaksud dengan variabel orang?

3. Apa yang dimaksud dengan variabel tempat?

1
4. Apa yang dimaksud dengan variabel waktu?

5. Apa saja ayat dan hadist mengenai OTW dalam kesehatan?

1.3. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui definisi dari segitiga distribusi epidemiologi.

2. Untuk mengetahui maksud dari variabel orang.

3. Untuk mengetahui maksud dari variabel tempat .

4. Untuk mengetahui maksud dari variabel waktu.

5. Untuk mengetahui ayat dan hadist mengenai OTW dalam kesehatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Segitiga Distribusi Epidemiologi

Segitiga atau tiga faktor yang dapat dipakai untuk menerangkan distribusi epidemiologi
adalah person, tempat, waktu. Ketiga faktor ini yang membentuk gambaran distribusi
masalah atau penyakit. Informasi PPT (person, place, time) berguna untuk menggambarkan
adanya perbedaan dalam keterpaparan dan susceptibilitas. Artinya jika ada perbedaan dalam
PPT maka itu dapat menjadi petunjuk adanya perbedaan paparan (exposure) agen dan
kepekaan (susceptibility) pejamu. Perbedaan ini dapat dipakai sebagai petunjuk tentang
sumber, agen yang bertanggung jawab, transmisi, dan penyebaran suatu penyakit.

Faktor Orang (Person)

Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi
keterpaparan atau kepekaan mereka terhadap penyakit. Orang yang karakteristiknya mudah
terpapar atau peka terhadap penyakit akan mudah terkena sakit. Karakteristik orang bisa
berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan dan status sosial ekonomi.
Seorang individu yang mempunyai faktor genetik pembawa penyakit akan mudah terpapar
faktor genetic tersebut dan peka untuk sakit. Perbedaan berdasarkan umur, terdapat
kemungkinan dalam mendapat keterpaparan berdasarkan perjalanan hidup. Demikian pula
dengan karakteristik lain yang akan membedakan dalam kemungkinan mendapat
keterpaparan.

Faktor Tempat (place)

Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini dapat batas
alamiah seperti sungai, gunung,atau bisa dengan batas administrasi dan histori. Perbedaan
distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat
menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum diketahui.

Faktor Waktu (Time)

Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun.
Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.

3
2.2. Variabel Orang

1. Sifat Karakteristik Tentang Orang


Perbedaan sifat/keadaan karakteristik individu secara tidak langsung dapat
memberikan perbedaan pada sifat/keadaan keterpaparan maupun derajat risk
(relative eposure) serta reaksi individu terhadap setiap keadaan keterpaparan,
sangat berbeda dapat dipengaruhi oleh berbagai sifat karakteristik tertentu.
- Faktor genetik yang lebih bersifat tetap seperti jenis kelamin, ras, data
kelahiran, dan lain-lain.
- Faktor biologik yang berhubungan dengan kehidupan biologik seperti umur,
status, gizi, kehamilan, dan lain-lain.
- Faktor perilaku yang berpengaruh mobilitas, dan perkawinan, pendidikan,
daerah tempat tinggal, dan lain-lain.
a. Umur
- Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat
utama.
- Penyebaran keadaan umur dalam masyarakat mudah dilihat dengan kurva
penduduk atau piramida penduduk.
- Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk, serat
sifat resistensi tertentu.
- Umur mempunyai hubungan erat dengan berbagai sifat orang lainnya, dan
juga dengan karakteristik tempat dan waktu.
- Perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut umur sangat mempunyai
pengaruh/kemaknaan yang berhubungan dengan:
 Perbedaan tingkat keterpaparan dan kerentanan menurut umur.
 Perbedaan dalam proses pathogenesis dan
 Perbedaan dalam hal pengalaman terhadap penyakit tertentu
- Adanya perbedaan yang dimungkinkan pada nilai rata dari prevalensi,
insidensi, dan mortalitas kematian menurut umur.
- Penggunaan umur secara merata dengan memperhatikan standardisasi.

b. Jenis kelamin

4
- Karekteristik jenis kelamin dan hubungannya dengan sifat keterpaparan dan
tingkat kerentanan sangat memegang peranan tersendiri.
- Rasio jenis kelamin harus selalu diperhitungkan pada peristiwa penyakit
tertentu.
- Berbagai penyakit tertentu ternyata sangat erat hubungannya dengan jenis
kelamin, dengan berbagai sifat tertentu:
- Penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu, terutama yang
berhubungan erat dengan alat reproduksi atau yang secara genetik berperan
dalam perbedaan jenis kelamin
 Penyakit yang mempunyai kecenderungan hanya pada jenis kelamin
tertentu/lebih sering pada jenis kelamin tertentu misalnya: hipertyroidisme,
kandung empedu, dan lain-lain.
 Timbulnya frekuensi penyakit dari jenis kelamin tertentu ke jenis kelamin
lainnya.
- Bila dijumpai perbedaan sifat penyakit menurut jenis kelamin, tidak isidensi
maupun kematiannya, harus dipikirkan apa karena faktor genetik ataukah
faktor kebiasaan hidup saja.
- Harus diperhitungkan pula adanya perbedaan ekspresi penyakit oleh
perbedaan jenis kelamin, serta penggunaan fasilitas kesehatan yang mungkin
berbeda.

c. Kelompok Etnik
Kelompok homogen berdasarkan kebiasaan hidup maupun homogenitas biologis
atau genetik. Perbandingan sifat karekteristik meliputi frekuensi penyakit atau
kematian pada etnik tertentu serta pengalaman terhadap penyakit tertentu. Dalam
hal ini pengaruh lingkungan harus diperhatikan seksama.
1. Ras
- 3 ras utama kulit putih, negro, dan kulit cokelat.
- Adanya penyakit tertentu yang secara genetik berhubungan erat dengan
ras anemia sicklesel.
- Ada penyakit yang tampak karena perbedaan ras tetapi lebih
dipengaruhi oleh lingkungan dan kebiasaan hidup, misalnya perbedaan

5
insidensi penyakit pada ras Cina dengan Indonesia asli, karena ras atau
sosioekonomi/ perilaku.
- Adanya suku terasing dengan pengalaman penyakit tertentu/begitu
pula rasa dengan keadaan sosio atau kultur yang ketat.
2. Kelompok etnik
- Lebih didasarkan pada perbedaan adat, kebiasaan hidup dan mungkin
keadaan sosio, ekonomi dan lingkungan hidup, jenis pekerja utama dan
lainnya.
- Timbulnya perbedaan frekuensi penyakit/ kematian mungkin oleh sifat
tersebut di atas yang berbeda.
- Adanya perbedaan pengalaman penyakit tertentu umpama malaria dan
filaria bagi transmigran dari Jawa dan Bali, atau pada berbagai
penyakit non infeksi seperti latar belakang pengalaman psikologis, dan
lain-lain.
3. Agama
Karekteristik orang yang mungkin dapat memberikan keterangan tentang
pengalaman dan keadaan penyakit dalam masyrakat.
- Perbedaan makanan yang terlarang
- Perbedaan kewajiban ritual misal, solat.
- Kemungkinan adanya isolasi sosial untuk agama minoritas yang
mempengaruhi timbulnya penyakit infeksi dan non infeksi.
4. Hubungan garis keturunan dan antar keluarga
- Adanya penyakit dengan garis keluarga yang jelas seperti gondok,
diabetes, atau sosial.
- Adanya penyakit yang menular yang berpusat pada rumah tangga
seperti Tuberculosis.
- Peranan hubungan antar anggota keluarga dan remaja dalam keluarga
dengan penyakit mental.
- Sifat kehidupan reproduksi dalam keluarga.
5. Pekerjaan
Pekerjaan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan
derajat keterpaparan tersebut serta besarnya risiko menurut sifat pekerjaan.
6. Status perkawinan
6
- Dalam hal status perkawinan, peranannya baik terhadap derajat
keterpaparan dan besarnya risiko, maupun derajat kerentanan.
- Keterangan tentang kawin atau tidak kawin cerai atau janda atau duda.
- Perbedaan lingkungan hidup dan kebiasaan hidup yang berhubungan
dengan status perkawinan.
- Status fertilitas dan yang berhubungan dengan reproduksi.
7. Status sosio/ekonomi
- Berbagai variabel sangat erat hubungannya dengan status
sosio/ekonomi sehingga merupakan karakteristik.
- Status ekonomi berhubungan erat pula dengan faktor psikologis dalam
masyarakat.
8. Penilaian dan implikasi keterangan tentang orang
- Kesalahan dalam perhitungan dapat bersifat kesalahan pelaporan,
kesalahan menilai kelompok, perbedaan sarana yang mempengaruhi
faktor orang, dan lain-lain.
- Kesalahan karena perbedaan demografi
- Pengaruh lingkungan
- Perbedaan anatomis, fisiologis, dan genetik.
- Perbedaan karakteristik tentang orang yang erat dengan hubungannya
satu sama lain.

2.3. Variabel Tempat

1. Sifat Karakteristik tentang tempat


(1) Keadaan Geografis umpama daerah pegunungan, pantai, daratan, dan
sebagainya.
(2) Batas administrasi atau politik umpamanya batas negara, provinsi, kabupaten,
dan seterusnya.
a. Peranan karakteristik faktor tempat dalam epidemiologi terutama:
- Peranan iklim setempat.
- Peranan geologi atau sifat tanah.
- Peranan flora dan fauna setempat.
- Keadaan penyebab dan kepadatan penduduk.
7
- Peranan kebiasaan hidup dan aransemen keadaan setempat.
- Keadaan perkembangan setempat.
- Keadaan sistem pelayanan kesehatan setempat dan berbagai hal yang
berhubungan erat dengan faktor lingkungan.

b. Adanya perbedaan keadaan penyakit berdasarkan tempat dapat terjadi apabila:


- Timbulnya karena perbedaan letak geografis.
- Timbulnya karena unit ruang lingkup dimana variabel internal akan
bertambah pada ruang lingkup yang lebih luas.
- Timbul karena adanya perbedaan sistem pelayanan peraturan setempat.

c. Perbandingan secara internasional dan interkontinental


- Perbandingan harus didasarkan pada nilai rata atau semacamnya.
- Adanya perbedaan komposisi umur penduduk sangat menentukan.
- Perbedaan cara diagnosis.
- Untuk penyakit menular sering dibedakan secara teropis dan bukan
teropis tetapi untuk penyakit lainnya sulit ditentukan berdasarkan
geografis.
- Dengan kemajuan teknologi transportasi, wabah penyakit tidak
memilih kontinental serta batas administrasi internasional.

d. Perbandingan antar tempat dalam suatu negara


- Adanya perbedaan berbagai kondisi antara daerah administratif.
- Keadaan penyakit suatu wilayah dan keberhasilan program pada
wilayah tertentu tidak dapat dijadikan tolak ukur yang menyeluruh.
- Makin kecil wilayah administratif, makin baik dijadikan dasar analisis
dengan keterangan dengan yang lainnya yang cukup.
- Analisis hasil pengamatan secara lokal akan lebih mudah pada daerah
administratif yang kecil dan hampir homogenetif.

e. Perbandingan antar rulal antar urban dan rulal


- Harus ada ketentuan standar tentang urban dan rulal.
- Perbedaan mungkin timbul karena adanya perbedaan sifat seperti:
8
 Kepadatan penduduk
 Keadaan lingkungan hidup
 Keadaan fasilitas kesehatan
 Kemungkinan penduduk dari rulal berobat dan tercatat di
urban.
f. Gambaran penyakit secara lokal atau tempat
- Penggunaan stop map:
 Gambaran kejadian penyakit
 Gambaran fasilitas kesehatan
 Gambaran penyakit berdasarkan daerah kerja
 Gambaran sasaran
- Perhitungan rata kejadian dan kematian bila penduduk diketahui secara
pasti
- Bila penyebaran menurut tempat dapat digambarkan maka:
 Bila penyebab jelas rencana penanggulangan lebih terarah.
 Bila penyebab belum jelas dapat membantu faktor penyebab.

g. Dalam menganalisis hubungan penyakit dengan tempat harus dipikirkan.


- Keadaan penduduk setempat dan sifat karakteristiknya.
- Apa penyakit mungkin berhubungan langsung dengan tempat:
 Angka kesakitan tinggi pada semua golongan umur
 Penyakit tidak dijumpai/kurang di tempat lain
 Penduduk yang pindah ke tempat tersebut akan terserang
penyakit
 Penduduk yang keluar dari tempat akan sembuh/ penyakitnya
tidak bertambah
 Adanya penyakit dengan gejala yang sama pada hewan
- Faktor lingkungan biologis dan sosial ekonomi setempat harus
diperhatikan.

9
2.4. Variabel Waktu

1. Sifat karakteristik menurut waktu


a. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit mengalami
perubahan dari waktu ke waktu.
- Beradanya/adanya kegiatan faktor penyebab penyakit pada waktu
tertentu.
- Adanya perubahan komposisi dan jumlah penduduk menurut waktu.
- Adanya perubahan lingkungan menurut waktu (lingkungan fisik,
biologis maupun sosial).
- Adanya perubahan kriteria dan alat diagnosis, kemajuan pengobatan,
teknologi kedokteran dari waktu ke waktu.
- Adanya perubahan pola penyakit karena usaha pencegahan dan
penanggulangan serta perubahan lainnya dari waktu ke waktu.

b. Perubahan dalam waktu singkat


- Adanya epidemi: kejadian dimana sejumlah penderita melampaui
keadaan dan tempat tertentu. Epidemi umumnya pada penyakit
menular, tetapi tidak terbatas pada penyakit tersebut umpamanya
penyakit akibat bahan kimia/akibat fisik serta kelainan perilaku.
- Kommon source/point epidemic: timbulnya wabah yang mendadak
dengan terfokusnya pada limit waktu sesuai inkubasi terpanjang
penyakit, dengan titik awal didasarkan pada saat penyebab timbul
(keracunan makanan dan lain-lain).
- Epidemi yang berkepanjangan: epidemi yang terus menerus
berlangsung terutama pada penyakit dengan contact person
(umpamanya AIDS) maupun penyakit oleh vektor seperti DHF.

c. Perubahan yang terjadi secara periodik


- Pengaruh musim.
 Hubungan penyakit dengan musim tertentu, terutama pada
penyakit menular, tetapi juga dijumpai pada penyakit kronis
seperti arthritis, asmatik dan lain penyakit tertentu.

10
 Perbedaan waktu yang erat hubungannya dengan keadaan
cuaca yang dapat mempengaruhi sifat penyebab, pejamu, serta
lingkungan.
 Perubahan tahunan secara epidemiologi karena sifat penyakit.
- Perubahan periodik yang bersifat siklus.
Adanya perubahan esidensi penyakit secara reguler antara beberapa
bulan tertentu secara teratur. Analisis perubahan siklus harus hati-hati
dengan sistem administrasi anggaran kegiatan dan lain-lain yang secara
siklus.

d. Perubahan yang terjadi secara skuler


Perubahan yang terjadi setelah sekian tahun (5-10 tahun lebih) yang
menampakkan perubahan keadaan penyakit/kematian yang cukup berati,
dalam hubungan interaksi antara pejamu \ orang, penyebab agent dan
lingkungan.
- Perubahan secara skuler akan lebih tampak bila dianalisis secara
longitudinal peristiwa penyakit dan kematian.
- Perubahan kemungkinan terjadi karena hasil usaha terarah/
keberhasilan atau kegagalan usaha dan penanggulangan
- Perubahan dapat pula terjadi karena:
 Perubahan kriteria penyakit,
 Perubahan sistem diagnosis dan klasifikasi penyakit,
 Perubahan karena pengobatan dan sistem perawatan,
 Perubahan sistem pelaporan, dan lain sebagainya.

e. Penilaian faktor waktu


- Analisis kohort.
Apabila panjang ataupun masa laten penyakit yang lama, dan terjadi
perubahan tingkat keterpaparan dari waktu ke waktu, maka kesalahan
dapat terjadi pada analisis penyakit tersebut, bila hanya didasarkan pada
besarnya insidensi/prevalensi serta besarnya kematian penyakit tersebut
pertahunnya. Untuk menghindari terjadinya kesalahan analisis/interpretasi
11
data, sebaliknya dilakukan analisis kohort berdasarkan tahun kelahiran dan
tahun peristiwa penyakitnya (birth cohort).
- Berapa dari kegunaan dari faktor/karekteristik waktu:
 Dapat menentukan masa inkubasi penyakit menular tertentu, serta
masa penularan rata-rata (period of communicability).
 Waktu kejadian dan keterpaparan serta peristiwa yang
mempengaruhi tingkat khusus (umpamanya tonsilektomi dengan
wabah polio).
 Efek dari kohort kelahiran dalam masa yang relatif singkat
(umpamanya pengaruh immunisasi terdapat perubahan pola
penyakit polio).

2.5. Ayat dan Hadist Mengenai OTW dalam Kesehatan

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan pentingnya


memanfaatkan waktu, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

ِ َّ‫ير ِم ْن الن‬
‫اس‬ ٌ ‫ُون فِي ِه َما َك ِث‬ ِ َ ‫سلَّ َم نِ ْع َمت‬
ٌ ‫ان َم ْغب‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُّ ‫َّاس قَا َل قَا َل النَّ ِب‬
َ ‫ي‬ ٍ ‫ع ْن اب ِْن َعب‬ َ
ُ‫الص َّحةُ َو ْالفَ َراغ‬
ِ

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu)
kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari, no. 5933].

‫يض ۖ َو ََل ت َ ْق َربُو ُه َّن َحت َّ ٰى‬ ِ ‫سا َء فِي ْال َم ِح‬ َ ِ‫يض ۖ قُ ْل ُه َو أَذًى فَا ْعت َ ِزلُوا الن‬ ِ ‫ع ِن ْال َم ِح‬ َ ‫َويَسْأَلُون ََك‬
َ‫ط ِه ِرين‬ َ َ‫َّللا ي ُِحبُّ الت َّ َّوا ِبينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمت‬ ُ ‫ط َّه ْرنَ فَأْتُو ُه َّن ِم ْن َحي‬
َّ ‫ْث أ َ َم َر ُك ُم‬
َ َّ ‫َّللاُ ۚ ِإ َّن‬ ْ َ‫ي‬
َ َ ‫ط ُه ْرنَ ۖ فَإِذَا ت‬

12
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran".
Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Surat Al-
Baqarah Ayat 222.

‫عن سعد رضي هللا عنه يقول قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم (طهروا أفنيتكم فإن اليهود‬
)‫َل تطهر أفنيتها‬

“Dari Sa’ad radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bersihkanlah pekarangan kalian karena sesungguhnya kaum yahudi tidak membersihkan
pekarangan mereka. ”(HR. Ath Tahbarani dan dihasankan di dalam kitab Shahih Al Jami’,
no. 3935).

13
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bahwa timbulnya penyakit karena interaksi ketiga faktor yaitu: induk


semang (host), lingkungan, dan agent. Ketiga faktor ini akan berinteraksi
kemudian memengaruhi status kesehatan individu dan masyarakat. Perubahan
salah satu faktor akan mengubah keseimbangan di antara mereka, yang
mengakibatkan bertambah atau berkurangnya penyakit.
Perbedaan sifat/keadaan karakteristik individu secara tidak langsung dapat
memberikan perbedaan pada sifat/keadaan keterpaparan maupun derajat risk (relative
eposure) serta reaksi individu terhadap setiap keadaan keterpaparan, sangat berbeda dapat
dipengaruhi oleh berbagai sifat karakteristik tertentu.

Peranan karakteristik faktor tempat dalam epidemiologi terutama: Peranan iklim


setempat; Peranan geologi atau sifat tanah; Peranan flora dan fauna setempat; Keadaan
penyebab dan kepadatan penduduk; Peranan kebiasaan hidup dan aransemen keadaan
setempat; Keadaan perkembangan setempat; Keadaan sistem pelayanan kesehatan setempat
dan berbagai hal yang berhubungan erat dengan faktor lingkungan.

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan timbulnya penyakit mengalami perubahan
dari waktu ke waktu. Beradanya/adanya kegiatan faktor penyebab penyakit pada waktu
tertentu; Adanya perubahan komposisi dan jumlah penduduk menurut waktu; Adanya
perubahan lingkungan menurut waktu (lingkungan fisik, biologis maupun sosial); Adanya
perubahan kriteria dan alat diagnosis, kemajuan pengobatan, teknologi kedokteran dari waktu
ke waktu; Adanya perubahan pola penyakit karena usaha pencegahan dan penanggulangan
serta perubahan lainnya dari waktu ke waktu.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu)
kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari, no. 5933].

14
DAFTAR PUSTAKA

Alifariki, La Ode. 2018. Buku Ajar Epidemiologi. Yogyakarta: Penerbit LeutikaPrio.

Irwan. 2017. Epidemiologi Penyakit Menular. Yogyakarta: CV Absolute Media.

Nasri Noor, N. 1997. Dasar Epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

15

Anda mungkin juga menyukai