Anda di halaman 1dari 2

Pengobatan Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik

Tatalaksana pengobatan pasien lupus ini mencakup berupa edukasi yang diberikan
kepada pasien tentang penyakitnya dan melakukan terapi non farmakologis yaitu istirahat yang
lebih, tidak boleh kelelahan dan melindingi dari paparan sinar matahari. Perlindungan dari
paparan sinar matahari, menggunakan pakaian dan tabir surya, menghindari paparan matahari
langsung, dan tidak menggunakan obat yang dapat menimbulkan fotosentisasi sangat penting
dalam mencegah memperburuk kelainan kulit.
Pasien penderita lupus tetap memerlukan aktiviyas fisik yang cukup demi menjaga massa
tulang dan berat badan normal. Terapi farmakologis yang paling penting diberikan pada pasien
lupus adalah pemberian kortikosteroid (metilprednisolon) 0,8 mg/kg BB/hari yang terbagi dalam
tiga dosis dan klorokuin 4 mg/kg BB/hari dan OAINS.
Melakukan pemeriksaan rutin fungsi ginjal pada penderita lupus sangat dibutuhkan
melalui jalur pemeriksaan hasil urine terutama pada sedimen, proteinuria, kadar kreatinin darah,
albumin serum, dan kliriens kreatinin. Pemberian obat kortikosteroid hingga lebih dari 7,5
mg/hari dalam jangka kurun waktu lewat dari 3 bulan membutuhkan suplementasi kalsium.
Pemeriksaan funduskopi dan perimetri, perlu dilakukan kepada pasien untuk mengontrol fungsi
mata setiap 3 sampai 6 bulan sekali, mengingat efek samping dari klorokuin yang diberikan pada
pasien penderita lupus. Terapi yang diberikan kepada pasien lupus tersebut wajib dengan aturan
yang direkomendasikan oleh pemerintah Indonesia.

Program Penanggulangan Masalah Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik

Angka kejadian penyakit tidak menular setiap tahunnya selalu meningkat, salah satunya
ialah penyakit lupus. Lupus atau nama lainnya penyakit autoimun ialah kondisi saat kekebalan
tubuh seseorang tidak mampu untuk membedakan substansi asing (non-self) dengan sel dan
jaringan tubuh sendiri (self). Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh merusak sel, jaringan, dan
organ tubuh yang sehat.

  Badan kesehatan dunia mencatat jumlah orang penderita penyakit lupus di dunia hingga
sekarang menjadi lima juta orang, dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari 1100 ribu kasus
baru. Mengacu pada data yang dilaporkan Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2016, ada sekitar
2.166 pasien rawat inap yang dinyatakan penderita penyakit lupus. Tren ini melaju dua kali lipat
jika dibandingkan dengan tahun 2014, dengan ditemukannya penderita lupus 1.169 kasus baru.
Meningkatnya angka kematian akibat pemyakit lupus perlu mendapatkan perhatian khusus
karena 25% atau sekitar 550 jiwa meninggal dunia akibat menderita lupus pada tahun 2016.

Adapun program pemerintah untuk mencegah penyakit lupus atau untuk menekan angka
prevalensi penyakit lupus. Program ini dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dan diberi nama dengan SALURI (Periksa Lupus Sendiri). Periksa Lupus Sendiri
dilakukan di Puskesmas, POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) ataupun di sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan seperti:
 Tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan
 Tidak merokok
 Persiapkan diri untuk perubahan cuaca karena memengaruhi proses inflamasi
 Tidak boleh stress dan trauma fisik
 Diet khusus sesuai organ yang terkena
 Hindari paparan sinar matahari langsung, khususnya UV pada pukul 10.00 sampai 15.00
 Pakailah pakaian tertutup dan tabir surya minimal SPF 30PA++ 30 menit sebelum
meninggalkan rumah
 Hindari paparan lampu UV
 Tidak memakaian kontrasepsi atau obat lain yang didalamnya mengandung hormon
estrogen

Anda mungkin juga menyukai