PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan kelamin. Salah satu gejala dari STD
Duh tubuh adalah suatu gejala dimana keluarnya cairan atau sekret dari uretra,
baik cairan serosa ataupun mukosa tidak berupa darah ataupun urin. Duh bisa bersifat
fisiologi ataupun patologis contoh pada uretritis gonore ataupun non spesifik (uretritis
non-gonore). 1
Sangat penting dalam membedakan duh tubuh fisiologis atau patologis, dengan
yang aktif secara seksual, dewasa muda, dan bangsa Afrika Amerika. Hal ini pula
padat penduduk, dan faktor pasangan. Faktor resiko untuk terkena infeksi gonore baru
meliputi: berganti-ganti pasangan, usia yang masih muda, status belum menikah, suku
tingkat pendidikan. 7
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana gambaran angka kejadian
duh utertra di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1
Mengetahui angka kejadian duh uretra di Poliklinik kulit dan kelamin RSUD
catatan rekam medik penderita di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ulin
Banjarmasin selama tahun 2015, diharapkan menjadi evaluasi bagi para klinisi dan
tenaga kesehatan ,masyarakat untuk pencegahan infeksi duh uretra dan diharapkan
Bahan penelitian diambil dari catatan rekam medik penderita duh uretra yang
datang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ulin Banjarmasin selama
BAB II
2
A. DEFINISI
Seperti yang sudah dikemukakan di atas bahwa DUH tubuh pada pria
adalah berupa DUH tubuh uretra, yaitu suatu gejala berupa keluarnya cairan dari
uretra baik mukus ataupun serosa tidak berupa darah ataupun urin. Secara umum
DUH tubuh uretra ini bisa bersifat fisiologis dan bisa bersifat patologis misalnya
B. ETIOLOGI
patologis. Pada pria, sekret uretra merupakan gejala paling umum nampak pada
Pada pria sekret normal yaitu sperma, yang dihasilkan dari testis, dan
DUH Patologis pada pria dapat dibagi atas Urethritis gonococcal, yaitu
3
C. DIAGNOSIS
periksa adalah organ seksual. Biasanya pasien akan datang dengan perasaan
yang akan kita lakukan adalah rahasia, dan sebaiknya kita pun melakukannya
dengan santai dan percaya diri, sehingga pasien akan terbuka untuk memberikan
seksual?
13. Apakah anda sebelumnya pernah berobat?
14. Apakah anda pernah membeli obat tanpa resep dari dokter? Jika ya, obat
apakah itu?
Gambar 1: Diambil sesuai aslinya dari Prosedur Pelayanan Medis Perhimpunan Dokter Spesialis
6
PENYAKIT-PENYAKIT DENGAN KELUHAN DUH TUBUH PADA PRIA
1. GONORE
Definisi
Uretritis gonore akut merupakan salah satu penyakit hubuungan seksual yang
disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae yang menyerang uretra pada laki-laki,
Epidemiologi
kelamin yang terbanyak dewasa ini. Tidak ada imunitas bawaaan maupun setelah
menderita penyakit. Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antara berbagai
suku bangsa atau jenis kelamin atau umur. Diperkirakan setiap tahun tidak kurang dari
25 juta kasus baru ditemukan didunia.beberapa strain kuman gonokok yang resisten
terhadap penisilin, quinolone dan antibiotic lainnya telah ditemukan beberapa tahun
yang lalu dan membawa persoalan dalam pengobatan, telah tersebar dibeberapa
Negara.3,6
Karakteristik Kuman
sampai 1.5 mikrometer berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi yang datar
Gonorhoeae dapat dibiakkan dalam media Thayer martin dengan suhu optimal. Kellog
7
membedakan Neisseria Gonorhoeae berdasarkan pertumbuhan koloninya pada media
agar, yaitu: 4
Sumber: http://www.microbiologyinpictures.com/images/NEGO%20picture.jpg
Makin kecil N. Gonorhoeae makin tinggi virulensinya, karena sel bakteri ini memiliki
Mikrobiologi
8
1. Membrane sitoplasma membrane ini menghasilkan beberapa enzim seperti
kematian kuman. Terjadi hambatan sintesis dinding sel, sehingga kuman akan mati.
3. Membrane luar dinding sel
Terdiri dari :
Lapisan polisakarida
Pili
Protein
Lipo oligosaccharide (LOS)
Ig A 1 protease
Manifestasi klinis
seksual.Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak
badan yang dekat. Kuman patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan
melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat bius.
Masa tunas gonore sangat singkat. Pada pria umumnya sekitar2-5 hari. Pada
waktu masa tunas sulit untuk ditentukan karena pada umumnya asimptomatis. Infeksi
N. Gonorhoeae merupakan fase akut yang didahului rasa panas dibagian distal urethra
diikuti rasa nyeri pada penis, keluhan berkemih seperti disuria dan polakisuria.
Terdapat duh tubuh yang bersifat purulen atau seropurulen, kadang-kadang juga
terdapat ektropion. Pada beberapa keadaan, duh tubuh baru keluar bila dilakukan
pemijatan atau pengurutan korpus penis kearah distal, tetapi pada keadaan penyakit
Diagnosis
9
Diagnosa ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Pada sediaan langsung dengan pengecatan gram akan ditemukan gonokokus negatif
gram, intraseluler dan ekstra seluler, berbentuk biji kopi. Selain itu dapat ditemukan
juga lekosit PMN 5/lpb. Bahan duh tubuh pria diambil dari daerah fosa navikularis,
sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartholin, serviks, dan
rectum 8.
10
Gambar 4: Pewarnaan Gram Kuman Diplokok
Sumber:http://textbookofbacteriology.net/themicrobialworld/pathogenesis.html
2. Kultur
Media Transport
11
Media Pertumbuhan
c. Agar coklat McLeod: berisi agar coklat, agar serum, dan agar
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Neisseria_gonorrhoeae
3 Tes Definitif
a. Tes Oksidasi
lembayung8.
12
Gambar 6: Tes Oksidasi
Sumber: http://www.microbiologyinpictures.com/neisseria%20gonorrhoeae.htm
b. Tes Fermentasi
glukosa . 8
5 Tes Thomson
13
Tes Thomson ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi
I II
infeksi
uretritis
anterior
mungkin
Sumber : http://www.kalbe.co.id
Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling
sedikit 80 – 100 ml, jika air seni kurang dari 80 ml, maka gelas II sukar
merah
Tes Thomson: hanya untuk mengetahui sejauhmana infeksi sudah
berlangsung.
Komplikasi
Umumnya penyulit akan timbul jika uretritis tidak cepat diobati atau mendapat
pengobatan yang kurang adekuat. Di samping itu, duh tubuh yang bersifat purulen
atau seropurulen, kadang-kadang juga terdapat ektropion. Pada pria penyulit lokal
kecil pada salah satu sisi di sebelah frenulum dengan gejala bengkak, merah,
Biasanya tidak memberi keluhan. Pada tes dua gelas, pada gelas pertama
15
Cowperitis kelenjar cowper ini terletakpada perineum. Abses pada
kelenjar ini menimbulkan rasa nyeri, panas, dan rasa penuh pada perineum.
Serta sara nyeri waktu buang air besar diikuti frekuensi kencing yang
pada daerah perineum, dan rasa keluhan menjadi lebih hebat disertai rasa
sakit waktu buang air besar. Abses ini dapat pecah kedalam uretra atau
prostatitis akut. Gejala lain yang sering menyertai berupa sering ereksi,
dan epididimitis. Pada perabaan epididimis membesar, nyeri tekan, dan kulit
nyeri tekan, keadaan ini bisa diikuti terjadinya hidrokel dari tunika vaginalis
16
Gejalanya berupa rasa gatal atau terbakar pada anus, tenesmus, dan nyeri sat
buang air besar. Kadang kotoran bercampur dengan darah, nanah, dan lender.
PENATALAKSANAAN
A. Non Medikamentosa
B. Khusus
penyebab IMS patogen terus meningkat., sehingga hal ini akan menyebabkan
beberapa obat yang cukup murah tidak efektif lagi. Rekomendasi untuk
90%.
17
CDC13 (Center for Diaseases Control) dan
dan sefixim), dapat diterapi dengan dan sefixim), dapat diterapi dengan
18
WHO, dilakukan terapi ulang WHO, dilakukan terapi ulang dengan
tunggal
diberikan dalam dosis yang sama, namun memerlukan jangka waktu pemberian yang
PROGNOSIS
dan diterapi.Penderita dapat sembuh sempurna bila dilakukan pengobatan secara dini
19
2. KLAMIDIASIS
Sumber : http://sexual-communication.wikispaces.com/Chlamydia
menular seksual (IMS) dan penyebab IGNS yang tersering.6 Kuman ini ditemukan di
uretra dari 25% sampai 60% kasus pria dengan UGN, 4% - 35% pria dengan gonore,
Sering ditemukan infeksi Chlamydia pada wanita dewasa yang seksual aktif,
dan berhubungan erat dengan usia muda pertama kali kontak seksual serta lamanya
waktu aktivitas seksual.3 Pada wanita urban, ditemukan 15% infeksi endocerviks yang
20
Terdapat 18 serotipe C. trachomatis yang telah teridentifikasi. 6 Serotipe D
1. Fase Dorman
2. Metabolisme BE
3. Perubahan Badan Elementer (BE) menjadi Badan Retikular (BR)
4. Pematangan Badan Retikuler dan pembentukan Badan Elementer
Gambaran Klinik
Penting untuk mengetahui adanya koitus suspektus, yang biasanya terjadi pada
1 sampai 5 minggu sebelum timbulnya gejala. Juga penting untuk mengetahui apakah
telah melakukan hubungan seksual dengan istri pada waktu keluhan sedang
pingpong.6
21
Gambar 9: Infeksi Klamidia
Sumber:http://www.stdinfo.org/the-transmission-and-diagnosis-of-chlamydia-trachomatis/
Uretritis
Infeksi uretra karena C.trachomatis lebih sering asimtomatis dan lebih ringan
berupa lendir yang jernih sampai keruh.5,6 Keluhan yang paling umum ialah waktu
pagi hari atau morning drops, tetapi bisa juga berupa bercak di celana dalam.5,6
Nyeri kencing atau disuri merupakan salah satu keluhan yang banyak
dijumpai, dan sangat bervariasi dari rasa terbakar sampai rasa tidak enak pada saluran
kencing waktu mengeluarkan urin.6 Biasanya gejala klinis timbul setelah inkubasi 7 –
21 hari dengan disuria, polakisuri, gatal, dan duh tubuh uretra jernih sampai keruh
atau bercak pada celana.5 Tetapi keluhan disuri tidak sehebat pada infeksi gonore.6
Keluhan gatal di saluran kencing mulai dari gatal yang sangat sampai ringan
ingin kencing. Bila peradangan hebat bisa bercampur darah, atau bila infeksi sampai
22
pada pars membranasea uretra, maka pada waktu muskulus sfingter uretra
berkontraksi timbul perdarahan kecil. Selain itu timbul perasaan ingin kencing pada
Keluhan lain yang jarang ialah adanya perasaan demam, pembesaran dan nyeri
Pada pemeriksaan klinis muara uretra tampak tanda peradangan berupa edema
dan eritema, dapat ringan sampai berat6 .Namun pemeriksaan pada sebagian besar
kasus tak menunjukkan abnormalitas selain duh tubuh.5 Sekret uretra bisa banyak atau
sedikit sekali, atau kadang – kadang hanya terlihat pada celana dalam penderita.
Sekret umumnya serosa, seromukous, mucous dan kadang bercampur nanah.6 Kalau
tidak ditemukan sekret, bisa dilakukan pengurutan saluran uretra yang dimulai pada
daerah proksimal sampai distal sehingga nampak keluar sekret.6 Kelainan yang
Epididimitis
pada pria muda yang sering kali berkaitan dengan uretritis Chlamydia (NGU). Pria
Laboratorium
Dasar untuk menegakkan diagnosis IGNS ialah berupa apusan sekret uretra.
Pada pemeriksaan sekret uretra dengan pewarnaan gram ditemukan 5 lekosit atau >
dari 4 leukosit5 pada pemeriksaan mikroskopis dengan pembesaran 1000 kali.5,6 Pada
23
lekosit per lapangan pandang dengan pembesaran 1000 kali5 Kriteria diagnosis
uretritis bila terdapat duh tubuh uretra dan terdapat 20 leukosit PMN / lebih pada dua
atau lebih dari lima lapangan pandang dengan pembesaran x400 dari pemeriksaan
sedimen 10-15 ml urine tampung pertama yang dikeluarkan sebelum 4 jam atau
lebih.5
Tes Leukosit esterase untuk skrining pria dengan infeksi asimtomatis dengan
1. Pembiakan
pertumbuhannya membutuhkan sel hidup.5,6 Sel hidup ini dibiakkan dalam gelas kaca
yang disebut monolayer seperti Mc Coy dan BHK yang dapat dilihat hasil
Pada pemeriksaan ini yang dilihat adalah badan elementer (BE) dan badan
memberikan hasil sensitivitas yang rendah dibandingkan dengan kultur, dan tidak
rendah. Pemeriksaan ini lebih mempunyai arti diagnosis pada infeksi mata.6
pembiakan. Pemeriksaan langsung sampai saat sudah diperoleh, dikenal dua cara
pemeriksaan ELISA.6
berikut:5
sekret uretra. Pada UNG akan didapatkan leukosit > dari 4, tanpa adanya
PCR, LCR.
25
Gambar 10: NAAT
Sumber:http://www.terryfarrellfundca.org/2011/11/30/several-types-of-chlamydia-tests/
Diagnosis
adanya tanda uretritis, serta ditemukan kuman penyebab yang spesifik. 6 Bila tidak ada
gejala klinis tetapi ada faktor resiko, perlu dicurigai adanya infeksi C.trachomatis dan
terakhir.
4) Pekerjaan istri/ pasangan seksual beresiko tinggi.
Pengobatan
infeksi tersebut. Satu dari beberapa pilihan terapi tersebut antara lain16 :
26
Ofloksasin 200-400 mg dua kali perhari selama 7 hari
sekarang, dengan dosis tunggal 1 gram sekali minum dan juga efektif untuk gonore. 5
jaringan yang bagus, merupakan obat pertama untuk terapi infeksi Chlamydia yang
menawarkan keuntungan terapi dosis tunggal. Tetrasiklin dan doksisiklint idak boleh
efektif dengan dosis 300 mg sehari dalam 7 – 10 hari, memiliki efektivitas yang
Amoksisilin dosis per oral 3 kali 750 mg selama 10 hari, dapat mengeliminasi
Chlamydia dari pria dengan NGU setelah 24 - 48 hari, meskipun relatif tidak efektif
Pengobatan kombinasi
1) Tiamfenikol dosis 2,5 g hari pertama kemudian 3 kali 500 mg selama 5 hari.
2) Ofloxacin 200-400 mg dua kali perhari selama 7 hari
3) Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari.
4) Azithromisin 1 gram dosis tunggal.
27
dinyatakan sembuh, bila kontrol setelah pengobatan dilakukan setiap 7 hari sampai 3
kali berturut – turut tidak ditemukan adanya keluhan dan pemeriksaan laboratorium
menjadi negatif. Pengobatan untuk IGNS dapat dilanjutkan sampai 4 minggu. IGNS
persisten ialah suatu keadaan masih terdapat tanda uretritis setelah pengobatan selama
4 minggu.6 IGNS rekurens adalah suatu keadaan setelah 2 minggu pengobatan selesai
keluhan uretritis timbul lagi, pada waktu itu penderita telah melakukan hubungan
terutama karena sarana laboratorium yang sangat terbatas. Di samping itu pada
Untuk menegakkan diagnosis perlu satu mikroskop biasa untuk mengetahui adanya
uretritis dan mencari kuman spesifik. Cara pendekatan sindrom sangat sulit
dan urogenital pada manusia. Yang disebut sebagai genital Mycoplasmal organism
pada saluran urogenital bagian bawah pada individu yang aktif secara seksual. 7
dan dewasa yang tidak aktif secara seksual, kolonisasi mikroorganisme ini relatif
rendah. Bayi baru lahir dapat pula terinfeksi melalui jalan lahir dari ibu yang
terinfeksi.7
spesifik dan sering bersamaan dengan Chlamydia trachomatis. Dahulu dikenal dengan
28
nama T-strain mycoplasma. Mycoplasma hominis juga sering bersama-sama dengan
Ureaplasma urealyticum.
spesifik masih diragukan dan masih dilakukan berbagai studi lebih lanjut mengenai
hal ini. Terdapat studi yang mengemukakan bahwa Ureaplasma sp. ditemukan
terbanyak pada pria yang belum pernah menderita urethritis sebelumnya (infeksi
pertama kali).6 Telah dilakukan pula inokulasi Ureaplasma sp. intraurethral, dan
Gejala Klinis
organisme ini dapat menyebabkan gejala yang biasanya tumpang tindih oleh gejala
yang disebabkan oleh organisme yang lebih sering menjadi penyebab seperti halnya
Chlamydia. Hal ini dapat pula terjadi karena banyaknya ko-infeksi organisme tersebut
pada penderita NGU mengingat infeksi oleh karena mikroorganisme ini menimbulkan
Diagnosis
29
media khusus melalui swab urethra. Dapat pula digunakan PCR untuk mendeteksi
M.genitalium.6
Komplikasi
terutama pada individu dengan defisiensi antibodi (immunocompromise host). Hal ini
dapat menyebabkan osteomyelitis, arthritis septik, dan infeksi saluran pernapasan. Hal
ini dibuktikan dengan ditemukannya M.hominis pada infeksi akibat luka operasi, efusi
pericard, abses subkutan, dan cairan synovial pada penderita rheumatoid arthtritis.
Banyak studi yang mengemukakan bahwa spesies mycoplasma sering terjadi pada
Tatalaksana
untuk M.hominis dan Ureaplasma sp. apabila terdapat resistensi dengan antibiotika
lain.6
4. TRIKOMONIASIS
Definisi
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi protozoa yang disebabkan oleh
menyerang traktus urogenitalis bagian bawah pada wanita maupun pria, namun pada
30
Trichomonas vaginalis merupakan satu-satunya spesies Trichomonas yang
bersifat patogen pada manusia dan dapat dijumpai pada traktus urogenital. Pertama
kali dikemukakan oleh Donne pada tahun 1836 dan untuk waktu yang lama sejak
mµ. Pada sediaan basah spesimen dari penderita dengan gejala yang hebat, ukurannya
lebih kecil bila dibandingkan dengan spesimen dari kasus asimptomatik atau dari
mencapai setengah dari panjang badannya. Pada sediaan basah mudah terlihat oleh
koloni trofozoit pada permukaan sel urethra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis
pada pria.3 Trichomonas vaginalis cepat mati bila mengering, terkena sinar matahari
dan terpapar air selama 35-40 menit. Pada keadaan higiene yang kurang memadai
urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan subepitel. Masa
tunas rata-rata 4 hari sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian
dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan di lapisan subepitel
yang menjalar sampai di permukaan epitel. Di dalam vagina dan uretra, parasit hidup
dari sisa-sisa sel, kuman-kuman, dan benda lain yang terdapat dalam sekret.2
Infeksi Ekstragenital
jarang, meskipun pada penderita dengan imunocompromised. Hal tersebut oleh para
peneliti memberikan suatu dugaan bahwa lokasi terjadinya infeksi parasit tidak hanya
tergantung pada pertahanan hospes, tetapi juga dipengaruhi oleh sifat Trichomonas
Pentatrikhomonas hominis.6
Gejala Klinis
Seperti pada wanita spektrum klinik trikomoniasis pada pria sangat luas mulai
dari tanpa gejala sampai pada uretritis yang yang hebat dengan komplikasi prostatitis.
Masa inkubasi biasanya tidak melebihi 10 hari. Gambaran klinis dapat dibagi
menjadi:3
1. Pembawa kuman asimptomatik
Meskipun Trichomonas vaginalis dapat ditemukan pada uretra, urin dan cairan
prostat pria yang berkontak seksual dengan dengan wanita yang menderita
2. Simptomatik
Gambaran klinis akut
Gambaran klinis akut merupakan keadaan yang jarang terjadi. Harkness (1950)
yang gambaran klinisnya sulit dibedakan dari UNG yang disebabkan oleh sebab
lain. Hanya 50-60% kasus simptomatik didapatkan DUH tubuh uretra, sepertiga
mukopurulen dan mukoid. DUH tubuh biasanya keluar secara intermitten, sedang
disuria dan perasaan gatal pada uretra, masing-masing hanya dikeluhkan oleh
32
kurang dari seperempat kasus. Uretritis oleh karena Trichomonas vaginalis pada
umumnya bersifat self limited. Balanopostitis dapat pula terjadi dan lebih sering
pada pria yang tidak disunat dan kurang memperhatikan higiene. Keadaan ini
ditandai dengan adanya erosi yang nyeri pada glans dan preputium, kadang-
kadang disertai DUH tubuh purulen, terutama bila disertai infeksi sekunder.
Komplikasi
Pada pria dapat terjadi prostatitis, yaitu infeksi atau inflamasi pada kelenjar
prostat yang tampak seperti sindrom berat dengan gambaran klinis yang bervariasi,
sering disebabkan melalui transmisi seksual dengan akibat terjadi inflamasi akut sel
pada epitelium glandularis dan lumen dari prostat. Komplikasi lain adalah struktur
uretra, epididimitis, balanitis dan mempengaruhi kesuburan, dan pada penderita yang
tidak disirkumsisi dapat terjadi balanitis serta phimosis. Penyebab tersering infertilitas
pada pria adalah komplikasi epididimitis bilateral dan oklusi vas deferens serta
abnormalitas semen. Hal ini disebabkan karena dalam perjalanannya, sperma transit
adanya inflamasi dan kerusakan epididimis dapat mempengaruhi fertilitas pada pria
33
Diagnosis
Variasi gambaran klinis trikomoniasis sangat luas, disamping itu berbagai
kuman penyebab IMS dapat pula menimbulkan keluhan serta gejala yang sama,
trikomoniasis baik pada pria maupun wanita, namun hal tersebut tidak cukup untuk
vaginalis pada sediaan langsung (sediaan basah) atau pada biakan DUH tubuh
penderita. Diagnosis pada pria menjadi lebih sulit lagi, karena infeksi ditandai oleh
jumlah kuman yang lebih sedikit bila dibandingkan wanita. Uretritis non gonore
(UNG) yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis tidak dapat dibedakan secara
diobati dengan rejimen yang efektif terhadap Chlamydia trachomatis dan Ureaplasma
diagnosis trikomoniasis.3
Pemeriksaan Laboratorium
Cara Pengambilan Spesimen
Pada pria, spesimen diambil dengan mengerok (scrapping) dinding uretra
sedimen dari 20cc pertama urin pertama pagi-pagi. Spesimen tersebut, terutama yang
diambil setelah masase prostat dapat menghasilkan 15% hasil positif pada kasus-kasus
34
yang tidak terdiagnosis dengan pemeriksaan uretra. Pada spesimen tersebut dilakukan
pemeriksaan:3
1. Sediaan langsung (sediaan basah) dengan larutan garam fisiologis, dengan
cara: lidi kapas dicelupkan ke dalam 1cc garam fisiologis, dikocok. Satu tetes
larutan tersebut diteteskan pada gelas objek, kemudian ditutup dengan kaca
pada satu tetes garam fisiologis yang telah diletakkan pada kaca objek.
Sumber : http://www.spesialis.info/?waspadai-gejala-trikomoniasis
Trikomoniasis sering tidak terdiagnosis oleh karena banyak kasus asimptomatik, baik
pada pria maupun wanita. Berbagai usaha telah dilakukan selain pemeriksaan sediaan
atau acridine orange. Pemeriksaan sediaan ternyata menjadi lebih sulit akibat proses
fiksasi dan pengecatan akan menyebabkan perubahan morfologis kuman. Pert (1972)
35
menemukan kesalahan diagnosis sebesar 50% pada sediaan Papanicolaou.
Pemeriksaan ini masih kurang sensitif bila dibandingkan dengan sediaan basah, selain
itu, hasil positif dari sediaan dengan pengecatan harus dikonfirmasikan lagi dengan
pemeriksaan sediaan basah atau biakan, namun Wolner dan Rein mengemukakan
Sumber: http://dwipoenya.wordpress.com/2011/01/15/spesies-spesies-trichomonas-dan-
trikomoniasis/
1. Tes Imunofluoresens
Tehnik ELISA, immunofluorescent antibody, latex agglutination merupakan
tehnik pemeriksaan yang peka dengan sensitivitas lebih dari 90% namun tehnik
lebih lanjut. Tes ini berdasarkan amplifikasi antigen (DNA) sel, dapat
tidak dapat dikultur, dapat dideteksi dengan pemeriksaan ini. Uji dengan PCR
sangat sensitif dan spesifik, lebih mudah dikerjakan dan relatif cepat. 6
Pengobatan
36
Pengobatan trikomoniasis harus diberikan kepada penderita yang
menunjukkan gejala maupun yang tidak. Regimen yang dianjurkan untuk pengobatan
adalah: 3 Metronidazol 2 gram oral dosis tunggal, atau Tinidazol 2 gram oral dosis
tunggal. Regimen alternatif adalah: Metronidazol 2x0,5 gram oral selama 7 hari.
Penderita yang sedang mendapatkan pengobatan metronidazole harus
pada pemeriksaan pertama. Penderita dinyatakan sembuh bila keluhan dan gejala
telah menghilang, serta parasit tidak ditemukan lagi pada sediaan langsung.3
Bila terjadi kegagalan pengobatan, maka tahapan pengobatan berikut dapat
dilaksanakan: Metronidazol 2x0,5 gr gram oral dosis selama 7 hari. Dan bila masih
resistensi.
yang dianjurkan untuk mitra seksual pria adalah dosis terbagi selama 7 hari.
Efektifitas dosis tunggal belum banyak diteliti. Latief melaporkan 40% kegagalan
selalu harus diperhatikan bahwa pengobatan konvensional sampai saat ini sangat
kepatuhan penderita minum obat pada pemberian dengan dosis terbagi atau adanya
maka dapat dicoba obat lain misalnya nimorasol, tinidazole, ornidazole, seknidazole
atau karnidazole.3
1. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen peroksida 1-2% dan larutan asam
laktat 4%.
2. Bahan berupa supositoria, bubuk yang bersifat trikomoniasidal.
3. Gel atau krim, yang berisi zat trikomoniasidal.
Vaksinasi
vaginalis.3
sembuh.
38
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Tabel 1 menunjukkan total jumlah kunjungan pasien tahun 2015. Dari total 37
pasien uretritis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD ULIN periode Januari sampai
Desember 2015 terdapat terdapat 27 kasus uretritis gonore (72,9%), 10 kasus uretritis
dan uretritis non spesifik di RSUD ULIN periode Januari sampai Desember 2015
yaitu kelompok 25-44 tahun 17 orang (46%), diikuti kelompok usia15-24 tahun dan
Tabel 1. Distribusi pasien uretritis berdasarkan jenis penyakit di Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD ULIN periode Januari sampai Desember 2015
Kelamin RSUD ULIN periode Januari sampai Desember 2015 berjumlah 24 pasien
baru, dengan total kunjungan 37 kasus. Insidensi kejadian uretritis gonore dan uretritis
non gonore di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD ULIN periode Januari sampai
Tabel 2. Distribusi pasien uretritis berdasarkan usia di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUD ULIN periode Januari sampai Desember 2015
40
B. PEMBAHASAN
Pada penelitian ini ditemukan 27 orang (72,9%) yang didiagnosis dengan uretritis
gonore dan 10 orang (27,1%) dengan uretritis non spesifik dari total keseluruhan
penyakit. Hal ini menunjukkan bahwa kasus uretritis gonore lebih banyak
dibandingkan dengan kasus uretritis gonore. Sesuai dengan Hasil penelitian Silalahi et
al.12 pada tahun 2009-2011di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado melaporkan
pasien uretritis gonore sebanyak 56 orang (68,5%) dan pasien uretritis non spesifik
dibandingkan pasien uretritis non spesifik. Hal ini disebabkan karena gejala dan
keluhan uretritis gonore lebih cepat diketahui daripada uretritis non spesifik, sehingga
Pada distribusi usia ditemukan bahwa usia yang paling banyak ialah kelompok
usia 25-44 tahun sebanyak 17 orang (46%) yang sejalan dengan penelitian Sambonu et
al.12 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tahun 2012 menemukan bahwa
usia yang paling banyak ialah kelompok 25-44 tahun sebanyak 10 orang (66,7%).
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jawas dan Murtiastutik5 di RSUP
Dr. Soetomo Surabaya uretritis gonorea mendapatkan usia tersebut yang terbanyak
yaitu 169 orang (52,6%). Usia 25-44 tahun tergolong usia produktif dan seksual aktif,
sehingga kemungkinan besar dapat menimbulkan penyakit IMS pada kelompok usia
ini.
41
BAB V
KESIMPULAN
A. Simpulan
utama duh uretra mencapai 37 kasus, terdiri dari 27 (72.9%) kasus urethritis
2. Insidensi kasus duh uretra ( urethritis gonorea dan urethritis non spesifik)
prevalensi kasus urethtitis non spesifik tertinggi terjadi pada kelompok umur
B. Saran
seksual, terutama pada kelompok usia produktif guna menurunkan prevalensi duh
42
mengetahui trend prevalensi dan insidensi dari duh uretra.
43