Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Putu Gunung

NIM : 017.06.0001
Topik : Peran Mahasiswa Kedokteran dalam Penaggulangan Bencana
Oleh : dr. Ronanarasafa, S.Ked

PERAN MAHASISWA KEDOKTERAN DALAM


PENAGGULANGAN BENCANA
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis. Selama tahun 2019, Bencana yang melanda Indonesia menimbulkan
banyak korban. Secara keseluruhan bencana di indonesia menyebabkan 5.940.077 jiwa
menderita dan terdampak, kemudian menimbulkan korban meninggal akibat bencana
sejumlah 459 jiwa, 107 orang dilaporkan hilang dan 3.280 lainnya luka-luka. Selain
korban jiwa, bencana juga merusak rumah warga. Kerusakan rumah akibat bencana
sebanyak 61.821 unit rumah terdiri dari 14.721 unit rusak berat, 11.772 unit rusak
sedang, dan 35.328 rusak ringan. Sementara itu pada kelompok fasilitas umum dan
fasilitas sosial, kerusakan fasilitas akibat bencana sebanyak 1.881 unit terdiri dari 1.053
fasilitas pendidikan, 627 fasilitas peribadatan dan 201 fasilitas kesehatan. Melihat data
tersebut, bencana memberikan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat. Bencan
alam atau non alam, tidak dapat diprediksi secara pasti kapan akan datang, melihat hal
tersebut seluruh elemen dimulai dari pemerintah, masyarakat, pegawai sampai pelajar
diwajibkan untuk selalu waspada terhadap bencana. Seluruh elemen tersebut diharapkan
mampu berkolaborasi dan bersinergi dalam mengantisipasi dan menanggulangi
bencana. Dalam penjelasan kali ini, akan dijelaskan mengenai peran pelajar khususnya
mahasiswa kedokteran dalam penanggulangan bencana (BNPB, 2019).

Sebelum masuk kedalam substansi pembahasan, perlu diketahui definisi dari


penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana adalah serangkaian kegiatan yang
meliputi pencegahan, mitigasi, pertolongan pertama, evakuasi, rekonstruksi dan
rehabilitasi. Melihat definisi tersebut, penanggulangan bencana tidak hanya dimulai saat
adanya bencana tetapi dilakukan juga sebelum adanya bencana dan setelah adanya
bencana. Penanggulanga bencana dilakukan oleh seluruh bidang mulai dari pemerintah
sampai dengan mahasiswa (PMI, 2008). Secara umum peran mahasiswa adalah sebagai
iron stock, agent of change, moral force dan social control. Mahasiswa diharapkan
dapat berperan secara nyata dalam kehidupan. Begitupula dalam bencana, mahasiswa
diharapkan mampu mengimplementasikan peran mahasiswa tersebut didalam
penanggulangan bencana.

Melihat hal tersebut, mahasiswa memiliki peran yang strategis dalam


penanggulangan bencana di Indonesia. Bencana selalu memerlukan penanganan yang
cepat, terarah dan terstuktur. Sayangnya sampai saat ini hanya organisasi terkait seperti
BPBD, SAR dan PMI yang dapat digerakkan dengan segera setelah muncul bencana.
Selebihnya adalah para relawan yang memiliki keterbatasan dalam banyak hal, baik
dalam ruang lingkup kendali maupun koordinasi. Dari hal ini lah mahasiswa khususnya
mahasiswa kedokteran dapat berperan penting dalam penanggulangan benacana, baik
sebelum, saat dan setelah bencana (Cahyono, 2014). Berikut adalah peran mahasiswa
kedokteran yang disesuaikan dengan peran mahasiswa :

1. Agent Of Change (Generasi Perubahan).

Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan. Artinya jika ada sesuatu
yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk
merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. Dengan harapan bahwa suatu
hari mahasiswa dapat menggunakan disiplin ilmunya dalam membantu
pembangunan Indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya. Mahasiswa
adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah lebih baik. Hal
ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelektualitas yang cukup bagus
dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi
jembatan antara rakyat dengan pemerintah (Nugroho, 2019).

Dalam konteks ini, peran mahasiswa kedokteran dapat menggunakan


ilmu yang dimilikinya dalam penanggulangan bencana, misalnya ikut serta
dalam menjadi relawan evakuasi yang bertugas sebagai tim triage yang sangat
membantu jalannya penyelamatan, selain itu mahasiswa kedokteran dapat
bergerak dalam tim pertolongan pertama dan bergabung kedalam tim kesehatan
yang memantau kesehatan masyarakat yang terdampak bencana (Robiansah,
2019).

2. Social Control (Generasi Pengontrol).

Sebagai generasi pengontrol seorang mahasiswa diharapkan mampu


mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitarnya. Jadi, selain
pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi
dan memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu
mengkritik,memberi saran dan solusi jika keadaan sosial bangsa sudah tidak
sesuai dengan cita-cita dan tujuan,memiliki kepekaan, kepedulian, dan
kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang teraktual.
Asumsi yang kita harapkan dengan perubahan kondisi sosial masyarakat tentu
akan berimbas pada perubahan bangsa. Intinya mahasiswa diharapkan memiliki
sense of belonging yang tinggi sehingga mampu melakukan hal-hal yang
bermanfaat bagi masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya
sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang senantiasa mencarikan solusi
berbagai problem yang sedang menyelimuti mereka (Nugroho, 2019).

Dalam konsteks tersebut, ilmu komunikasi yang dimiliki oleh mahasiswa


kedokteran diharapkan mampu memberikanedukasi kepada masyarakat. Edukasi
dapat berupa pengetahuan umum tentang bencana, edukasi pola hidup yang
harus diubah untuk menghindarkan diri dari timbulnya bencana seperti tidak
membuang sampah di sungai, tidak menebang pohon sembarangan dan kegiatan
lain yang berpotensi bencana. Selain itu mahasiswa kedokteran dapat meberikan
edukasi mengenai penyakit-penyakit yang dapat timbul pada saat bencana.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan ini sifatnya mengubah sudut pandang dan
pola pikir masyarakat akan bencana dan tidak meremehkan tindakan kecil yang
nantinya daat berpotensi menimbulkan bencana (Robiansah, 2019).

3. Iron Stock (Generasi Penerus).

Sebagai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan


menjadi manusiamanusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia
yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di
pemerintahan kelak. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan
bangsa untuk masa depan bangsa Indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh
organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian
kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus
dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan mahasiswa merupakan momentum
kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya.Pada saat menjadi mahasiswa diberikan banyak pelajaran serta
pengalaman yang suatu saat nanti akandipergunakan untuk membangun bangsa
ini (Nugroho, 2019).

Dalam penanggulangan bencana, organisasi terkait seperti BNPB, SAR


dan PMI terkadang terlambat untuk menangani bencana yang ada. Selain itu
beberapa keahlian hanya dimiliki oleh organisasi terkait, melihat hal tersebut
mahasiswa kedokteran diharapkan dapat berperan aktif dalam berbagai kegiatan
pelatihan dan pengembangan skill yang berfungsi pada saat penanggulangan
bencana seperti pelatihan manajemen bencana, evakuasi dan pelatihan lainnya.
Dengan dibekalinya ilmu ini, mahasiswa kedokteran diharapkan dapat menjadi
garda terdepan dalam merespon bencana, selain itu dengan ilmu yang dimiliki
diharapkan juga mahasiswa dapat menjadi generasi penerus yang handal
(Robiansah, 2019).

4. Moral Force (Gerakan Moral).

Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diwajibkan


untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal
yang menyimpamg dari norma yang ada, maka mahasiswa dituntut untuk
merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan.
Mahasiswa sendiripun harus punya moral yang baik agar bisa menjadi contoh
bagi masyarakat dan juga harus bisa merubah ke arah yang lebih baik jika moral
bangsa sudah sangat buruk, baik melalui kritik secara diplomatis ataupun aksi
(Nugroho, 2019).

Dalam konteks ini, mahasiswa kedokteran diharapkan mampu


memberikan contoh yang baik kepada masyarakat mengenai pola hidup sehat
dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk menghindarkan diri dari
bencana seperti gotong royong menjaga lingkungan sekitar. Ini menjadi salah
satu gerakan kecil yang dapat menimbulkan dan menggiring moral masyarakat
kearah yang lebih baik. Dapat pula mengajak masyarakat untuk saling bahu
membahu membantu masyarakat lain yang terdampak bencana. Kegiatan ini
diharapkan dapat menumbuhkan rasa kemanusiaan yang dimiliki (Robiansah,
2019).

Dalam penanggulangan bencana, hard skill mupun soft skill mahasiswa


kedokteran yang dimiliki sangat diperlukan baik saat proses pencegahan, mitigasi, saat
terjadinya bencana dan saat melakukan rehabilitasi pasca bencana. Selain kegiatan di
atas, mahasiswa kedokteran dapat bergabung atau menjadi relawan suatu organisasi
yang berkaitan dengan penanggulangan bencana seperti Tim Bantuan Medis, Korps
Sukarelawan PMI, BPBD dan organisasi lainnya yang bergerak dibidang kesehatan dan
penanggulangan bencana. Relawan mahasiswa ini diharapkan siap untuk digerakan bila
sewaktu-waktu timbul bencana alam dengan dikoordinasikan oleh pemangku kebijakan.
Apabila kejadian bencana alam dapat dimanajemeni dengan baik, baik menyangkut
penanggulangan maupun penanganan korban bencana, maka dapat dipastikan resiko
bencana yang ditimbulkan akan dapat diminimalisir. Selain bermanfaat bagi masyarakat
juga bermanfaat bagi diri sendiri untuk mempererat tali persaudaraan dan
menumbuhkan rasa saling memiliki (Cahyono, 2014).

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penanggulangan bencana


adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pencegahan, mitigasi, pertolongan pertama,
evakuasi, rekonstruksi dan rehabilitasi. Melihat definisi tersebut, penanggulangan
bencana tidak hanya dimulai saat adanya bencana tetapi dilakukan juga sebelum adanya
bencana dan setelah adanya bencana. Peran mahasiswa kedokteran sangat strategis
dalam menghadapi bencana yang sering dihadapi Indonesia, misalnya dapat berperan
sebagai relawan dalam ikut menanggulangi masalah bencana. Kegiatan ini bisa saja
dikoordinir oleh pihak kampus agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan lebih baik.
Dengan peran serta mahasiswa dalam penanggulangan kebencanaan ini diharapkan
penanganan korban bencana alam dapat dilakukan dengan lebih baik dan risiko yang
ditimbulkan dapat diminimalisir.
Daftar Pustaka

Badan Nasional Penanggulangan Bencana.(2019).Data kebencanaan di Indonesia


sepanjang 2019, Update 7 november 2019. https://bpbd.ntbprov.go.id

Cahyono E.(2014). Manajemen Kebencanaan Berbasis Mahasiswa. Akademi


Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta. JBMA (2)2.

Nugroho, Aziz, 2013, Peran Fungsi Mahasiswa,http://pamuncar.blogspot.


com/2012/06/definisi-peran-dan-fungsi-mahasiswa

Palang Merah Indonesia.(2008).Kumpulan Materi Pelatihan Dasar KSR. Jakarta :


Palang Merah Indonesia Pusat

Robiansah A,Hida T. R., Ashif A. B., Muhammad A. A., Kurnia P. D. M., Lutfia
Hakim, Hafid Iqbalgis,Siti Fatimah, Laras T. P., Erlina Setyani.(2019). Peran
Mahasiswa dan Kampus Dalam Pembangunan Masyarakat Melalui Mitigasi
Bencana di Desa Rawan Bencana Alam. Prosiding Konferensi Pengabdian
Masyarakat (1) 59-60

Anda mungkin juga menyukai