Anda di halaman 1dari 3

MEMBANGKITKAN SEMANGAT MAHASISWA ZAMAN SEKARANG

Oleh : makhfudhotul hidayah


Kondisi Bangsa saat ini
para mahasiswa sebagai pemuda masa kini diharapkan mampu bermetamorfosa menjadi penerus
tombak estafet pembangunan negara, dengan intelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-
pilar kehampaan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara,
serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akademisnya dalam menghasilkan buah karya
yang berguna bagi kehidupan lingkungan, akan tetapi sangat disayangkan, jika dalam kondisi
bangsa kila saat ini peran mahasiswa semakin lemah. Jiwa kritis mahasiswa semakin luntur
akibat termakan oleh penggunaan teknologi yang semakin canggih Padahal kecanggihan
teknologi yang semakin tinggi tersebut, harusnya menjadi inspirasi mahasiswa Indonesia untuk
menciptakan karya dan inovasi besar untuk peningkatan teknologi bangsa. Akan tetapi,
kenyataan yang ada, sebagian besar adalah sebaliknya.
Golonganpembawaperubahan
Sebagai golongan akademisi secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu,
sebagai sebagai agen perubahan (agent of change). pengawas sosial (agent of social control),
sebagai generasi penerus masa depan (iron stock) Karena itu, saat ini diperlukan revitalisasi
mahasiswa sebagai solusi permasalahan bangsa dan perubahan. Karena memang pada dasarnya
peran mahasiswa adalah sebagai agen perubahan (agent of change). Sumber daya manusia
terbesar dalam perubahan berada di tangan mahasiswa (pemuda), karena dari pemikiran-
pemikirannya yang selalu inovatif, penuh akan ide, dan tidak mudah berhenti sebelum mencapai
titik optimum. Perubahan merupakan sebuah perintah yang diberikan oleh Allah swt.
Berdasarkan Qur'an surat Ar Ra'd: 11, dimana dijelaskan bahwa suatu kaum harus mau berubah
bila mereka menginginkan sesuatu keadaan yang lebih baik. Lalu berdasarkan hadis yang
menyebutkan bahwa orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang
beruntung, sedangkan orang yang hari ini tidak lebih baik dari kemarin adalah orang yang
merugi. Peran selanjutnya, yaitu sebagal social control yang mana peran ini merupakan fungsi
kontrol terhadap pemerintah yang sangat perlu diawasi terus menerus. Sifat mahasiswa yang
didasari idealisme tinggi akan menjadi kekuatan besar dalam mengawasi jalannya pemerintahan
yang sudah tidak sesuai dengan kepentingan rakyat Peran ketiga yaitu sebagai Iron Stock Di sin
mahasiswa sangat berperan besar dalam menyediakan sumber-sumber daya manusia dengan
ideaisme yang tinggi dalam proses perubahan bangsa Pemuda Indonesia harus dipersiapkan
dengan baik untuk menjadi penerus pemerintaran Mulai dari kejujuran, idealisme tingg tulus dan
Ikhlas dalam membawa bangsa. Dalam konsep Islam sunan peran pertude sebagia generasi
pengganti yaitu pemuda sebagai pengganti general yang sudah rusak dan memiliki karakter
mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap
kaum kafir.

Itulah gamabaran dari peran mahasiswa pada umumnya, oleh karena kita sebagai mahasiswa
kesehatan masyarakat, kita harus berkontribusi dalam bidang kesehatan bangsa ini untuk
tercapainya MGDs 2015. Setidaknya ada peran kontributif yang bisa dimainkan seorang
mahasiswa kesehatan demi tercapainya MDGs yaitu Pertama, sebagai agent of health. Apabila
kita langsung kaitan dengan MDGs maka seorang agent of health merupakan garda terdepan
dalam membina hubungan yang baik kepada masyarakat. Tentunya dengan tujuan agar
masyarakat menjadi lebih peduli dengan kesehatan mereka dan pada akhirnya mereka mengerti
bahwa kesehatan adalah suatu hal yang mahal. Misalnya dengan aksesnya yang lebih leluasa
dalam bidang kesehatan maka mahasiswa akan lebih mudah melakukan berbagai kegiatan yang
merangsang masyarakat akan pentingnya kesehatan. Kedua, sebagai agent of change. Tentunya
kita mengharapkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia terus meningkat dan mencapai
MDGs 2015 yang akan datang. Mahasiswa bisa menjadi penggerak perubahan tersebut.
Misalnya, dengan pengetahuannya akan bahaya merokok seorang mahasiswa kesehatan
mengadakan seminar, kampanye bebas rokok, sampai dengan aksi long march di Hari Tanpa
Tembakau Sedunia yang jatuh pada 31 Mei. Ketiga, sebagai agent of development. Peran ini
bersinergi dengan peran agent of change. Setiap usaha yang dilakukan demi menuju perubahan
yang lebih baik, utamanya menuju MDGs, bisa terus dipertahankan dan dikembangkan pada
masa yang akan datang. Tentunya MDGS bukanlah tujuan akhir dari setiap tujuannnya.
Mahasiswa kesehatan baik saat ini dan seterusnya mempunyai tanggung jawab meneruskan cita-
cita MDGs.
Gerakan Mahasiswa
Pandangan masyarakat terhadap mahasiswa sebagai kelompok intelektual dan sebagai agen
gerakan pembaharuan. hendaklah menyadarkan kita sebagai kelompok intelektual muda. Dalam
hal itu, mahasiswa dituntut untuk dapat berperanan lebih nyata terhadap perubahan atau paling
tidak menjadi pendorong dari sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam konteks itulah,
letak peranan mahasiswa secara umum sebaga agent of social control serta sebagai agent of
change. Dan secara khusus bagi mahasiswa kesehatan, ia memiliki peran yang besar terkait
dengan peranannya sebagai agent of health, agent of change, dan agent of development Namun
kalau dinilai, gerakan mahasiswa yang baru saja dibahas, sepertinya tidak mempunyai visi yang
jelas serta kehilangan konsep. Itu semua, disebabkan karena kesadaran mahasiswa akan suatu
gerakan belum sepenuhnya terbuka, dan bahkan cenderung bersifat euforia. Hanya beberapa
mahasiswa saja, yang benar-benar konsisten serta matang dalam menggagas gerakan
pembaharuan.

Kalau kita bandingkan mahasiswa sekarang dengan mahasiswa dahulu, sangatlah jauh berbeda.
Dulu, mahasiswa dengan idealismenya dapat menjadi payung bagi masyarakat yang memerlukan
pembelaan. Namun kondisi tersebut berbeda dengan kondisi mahasiswa sekarang, yang
mengalami degradasi, baik dari segi intelektualisme, idealisme, patriotisme, maupun semangat
jati diri. mereka. Mahasiswa sekarang, cenderung untuk berpikir pragmatis dalam menghadapi
persoalan
Sistem pendidikan yang terlihat kaku dan diperburukkan dengan biaya pendidikan yang tinggi
membebani mahasiswa, mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap daya kritis mahasiswa
serta idelismenya. Sebab, mahasiswa dituntut secara penuh berfikir mengenai hal-hal akademis
sehingga pemikiran tentang kondisi bangsa dan rakyat menjadi terlupakan. Kondisi seperti itu,
menjadikan Universitas benar-benar menjadi suatu angan-angan belaka bagi orang kecil untuk
mencicipi bangku kuliah. Jarang sekali mahasiswa coba berfikir tentang persoalan kerakyatan,
keagamaan, ataupun bagaimana konsep memajukan bangsa di era globalisasi ini. Dengan adanya
fakta tersebut, maka kita mempunyai kewajiban untuk mengubah mentalitas yang hedonis dan
pragmatis tersebut kembali kepada jati diri mahasiswa yang mempunyai idealisme tinggi. Salah
satu jalan alternatif untuk itu adalah dengan menghadapkan langsung mahasiswa pada persoalan-
persoalan kerakyatan Di samping itu supaya berjalan seimbang fungsi perguruan tinggi sebagai
fungsi pengabdian masyarakat (sesuai tri dharma perguruan tinggi) harus dilaksanakan tidak
hanya terbatas pada simbol tetapi benar-benar nyata di dalam aplikasinya. Hal itu dimaksudkan
untuk menolak pandangan bahwa kampus hanya untuk orang elite Dengan begitu idealisme serta
daya kritis mahasiswa yang terasa hilang akan dapat dibangunkan kembali.
Sumber :
Waloyo, budi. 2013. Revitalisasi peran mahasiswa. Diambil dari
https://www.academia.edu/5437652/Revitalisasi_Peran_Mahasiswa. Diakses pada tanggal 10
agustus 2022.

Anda mungkin juga menyukai