Anda di halaman 1dari 6

Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan Bangsa (Agent Of The Change)

Mahasiswa adalah istilah yang ditujukan untuk seseorang yang sedang menjalani
pendidikannya diperguruan tinggi. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit
itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi hanyalah syarat administratif
menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari
sekedar masalah admnistratif. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggan
sekaligus tantangan. Karena terkadang “sebutan” mahasiswa itu sendiri dapat digambarkan
sebagai suatu perjalanan untuk menempuh, menyusun, dan memikirkan tentang masa depan
bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia.

Dalam perjalanan tersebut berbagai rintangan harus dihadapi oleh mahasiswa. Masalah
internal dan eksternal secara bergantian pasti sering terjadi. Contoh masalah internal yang
seringkali dialami oleh para mahasiswa adalah downnya mental yang mereka alami. Banyak
sekali penyebabnya, antara lain karena kecemasan mereka terhadap masa depan yang masih
belum pasti, tugas-tugas yang menumpuk dan dosen yang susah untuk dihubungi, dan
terkadang mereka tidak sanggup untuk memisahkan masalah pribadi dan masalah
perkuliahan. Ada juga salah satu rintangan terbesar yang harus dilalui untuk menjadi
mahasiswa yang dapat memberi pengaruh positif bagi bangsa adalah tentang besarnya
pengaruh lingkungan dan sosial yang disekitarnya.

Pengaruh lingkungan dan sosial itu sendiri ada yang berdampak baik dan ada yang
berdampak buruk. Contoh dampak lingkungan yang tidak baik adalah terseretnya mahasiswa
ke pergaulan yang bebas. Pergaulan bebas ini kadang juga terjadi karena kesalahan saat
memilih teman. Besarnya pengaruh lingkungan terhadap seseorang sudah dibuktikan oleh
banyak penelitian. Salah satunya adalah menurut Lubabin Nuqul (2015:12) “ bahwa
lingkungan, baik fisik maupun sosial akan mempengaruhi kinerja fisik dan psikis seseorang
yang juga akan sangat berpengaruh terhadap perilaku di tempat tersebut, baik perilaku secara
individual maupun perilaku secara sosial.”. Maka sebagai mahasiswa yang baik sudah
sepatutnya kita berfikir tentang lingkungan mana yang seharusnya kita pilih untuk bekal baik
kita di masa mendatang. Dengan kata lain, kita sendirilah yang menentukan jalan mana yang
harus kita pilih.Karena mahasiswa adalah assets yang dimiliki oleh bangsa. Banyak sekali
peran dan fungsi seseorang saat ia menjadi mahasiswa atau saat mereka sedang menempuh
pendidikan untuk mencari ilmu, mengasah skill dan membentuk karakter dan pribadi yang
baik. Antara lain :

1. Direct Of The Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena


Sumber Daya Manusia (SDM) nya yang banyak
2. Agent Og The Change, mahasiswa agent perubahan, maksudnya Sumber Daya
Manusia (SDM) untuk melakukan perubahan.
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis.
4. Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral baik.
5. Sosial Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial, contoh mengontrol
kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat.
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi
mahasiswa, yaitu :

1. Peranan moral , dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa


dengan besbas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah mereka dituntut
suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing – masing sebagai individu untuk
dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral
yang hidup dalam masyarakat.
2. Peranan sosial, selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki
peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuaatannya tidak hanya
bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi
lingkungan sekitarnya.
3. Peranan intelektual, mahasiswa sebagaia orang-orang yang disebut sebagai insan
intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata.
Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergelut dengan
ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang baik dengan intelektualitas
yang ia miliki selama menjalani pendidikan.

Dengan demikian, peranan mahasiswa bagi masyarakat dan bangsa sangatlah besar untuk
membawa perubahan dari segi manapun. Namun, indonesia saat ini sedang dihadapi
problematika yang sangat rumit disegala bidang baik dalam bidang ekonomi, pendidikam,
sosial, moral, dan lain sebagainya. Misal dalam bidang ekonomi seperto mash tingginya
angka kemiskinan, korupsi merajalela. Dilanjutkan lagi dalam bidang pendidikan seperti
pendidikan yang tidak merata , banyak tawuran anatar pelajar, dan pada bidang sosial seperti
perang saudara, kriminalitas, dan lainnya.

Serta yang paling krusial adalah demoralisasi yang terjadi dikalangan masyarakat baik
dikalangan penjabat tinggi, wakil rakyat, mahasiswa, pelajar SMA, bahkan pelajar SMP dan
SD pun mengalami kritis moral tersebut. Sunggu dramatis dan miris sekali jika kita lihat
sekarang hampir semua layar kaca dan media informasi lain yang menayangkan bagaimana
krisis moral ini sudah menular dan menggrogoti semua lapusan masyarakat dari para petinggi
negara hinggga para pemuda yang akan menjadi penerus bangsa di kemudia hari.

Demoralisasi tidak dipungkiri telah memasuki ranah mahasiswa, banyak kasus penyimpangan
moral yang telaha dilakukan mahasiwa seperti banyaknya masakah video porno, anarkisme,
narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya. Sedangkan kita tau bahwa mahasiwa telah
disipakan menjadi penerus bangsa yang akan membangun, melanjutkan, dan memajukan
bangsa Indonesia kelak di masa depan.

Mahasiswa lah yang mejadi bibit pejuang selajutnya yang menjadi agent of change disegala
bidang dan menjadi social control yang akan terus menjunjung tinggi keterbukaan dan
transparansi dalam melaksanakan pemerintahan agar lebih mensejahterakan rakyatnya dan
meminimalisir tingkat penyelewengan di tingkat aparatur negara.
Mahasiswa, sebuah gelar baru yang hingga kini “dibanggakan” oleh sebagian besar
masyarakat. Mahasiswa konon adalah para generasi harapan yang kelak mampu membawa
perubahan bagi negara indonesia untuk bisa bersaing dengan negara-negara di dunia. Sebutan
itu hendaknya bisa menjadi cambuk bagi mahasiswa itu sendiri yang dipandang sebagai agent
og change (agen perubahan).

Mahasiswa dituntut mampu untuk mengontrol keadaan negara , bukan sekedar mengkritik,
tetapi juga memberikan kontribusi yang real untuk perubahan yang lebih baik (agent of
social control ). Sebagai kaum intelektual mehasiswa harus bersika berani dan kritis, berani
untuk mendobrak zaman ke arah kemajuan dan kritis terhadap kebijakan para pemegang roda
pemerintahan.

Mahasiswa berperan sebagai transportasi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka.


Beban dan tanggung jawab menjadi mahasiswa sangatlah besar. Mahasiswa harus berani
menyampaikan kebenarakn tanpa penutupi kebohongan, selalu meneriakan keadilan,
sehingga semua harapan rakyat dan juga janji manis para politisi yang selalu berkoar dengan
dalih demi kesejahteraan atas nama rakyat bisa terealisasikan, bukan hanya sekedar omong
kosong belaka.

Namun itu semua hanya akan menjadi labe yang hampa tanpa makna jika mahasiswa tidak
mampu memberikan perubahan yang signifikan bagi masyarakat dan negara. Sekian persen
dari mahasiswa beberapat tahun belakangan ini sudah kehilangan jati dirinya sebagai
mahasiswa sejati. Mahasiswa bangga akan gelarnya namun lupa akan tanggung jawabnya,
ketika mahasiswa diiming-iming beasiswa yang memang mengggiurkan, dengan antuasisas
para hamba ilmu yang numpang belajar diperguruan tinggi itu akan melaksanakan tanggung
jawab ekademis saja sekedar untuk mendapat IP yang tinggi.

Pulang – pergi kampus, menyelami seluruh isi perpustakaan dan mengisi penuh otak
mahasiswa dengan berbagai macam teori, baik dari ceramah dosen di kelas maupun dari
bertumpuk-tumpuk buku dan lembaran makalah yang menemaninya setiap waktu. Tapi
mahasiswa lupa bahwa tanggung jawab sebagai mahasiswa tidak hanya tanggung jawab
akademis saja.

Mahasiswa mengacuhkan realita yang ada di tempatnya mencari ilmu. Pada dasarnya sah -
sah saja bahkan akan menjadi suatu nilai plus jika para kaum terpelajar yang bernama
mahasiswa dan dipandang berkedudukan tinggi tersebut mampu menunjukan bahwa ranah
kognitif mahasiswa yakni dari segi akademisnya juga tinggi dan pantas untuk dibanggakan
(agent of intelektual ).

Tetapi itu semua tidak berarti apa-apa, jika untuk kedepan, implementasinya untuk
lingkunagn sekitar adalah kosong alias “nol besar”. Akan jauh lebih baik jika mahasiswa itu
belajar untuk aktif, kritis, dan tanggap sejak dini, yakni dimulai dari lingkungan kampus
mahasiswa sendiri. Kampus adalah miniatur negara dan warga kampus yang terdiri dari
mahasiswa, dosen, dan karyawan adalah masyarakat negara tesebut, mahasiswa hendaknya
tidak lupa akan perannya sebagai generasi harapan.

Mahasiswa harus punya dasar alasan atau kelak ia akan mejadi apa setelah dikukuhkan
menjadi sarjana. Fakta yanag ada di lapangan menunjukkan bahwa setiap kali sebuah
perguruan tinggi ataupun universitas melaksanakan acara wisuda maka itu akan menambah
seperkian persen dari jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.

Sungguh ironis, padahal jika kita menilik akan definisi mahasiswa adalah sebagai kaum
intelektual yang akan membawa perubahan ke arah progresif, seharusnya mahasiswa mampu
memberi solusi bagi negara untuk mengurangi angka pengangguran yang kian tahun kian
bertambah besar. Namun harapan hanyalah tinggal harapan belaka jika keadaan mahasiswa
sekarang hanya mengandalkan gelar belaka tanpa ada skill yang mumpuni.

Atas dasar persentase ketidakpuasan publik terhadap tindak tanduk kebijakan pemerintah,
mahasiswa dengan segala keintelektualannya merangsek masuk dan memainkan peranannya
sebagai agen of change atau bagian pembawa tonggak estafet perubahan. Agen perubahan
yang diperankan mahasiswa sehendaknya dijadikan sebagai sebuah tanggungjawab besar
yang harus dipikul bersama di pundak mahasiswa. Tanggung jawab yang disematkan pada
mahasiswa harus bisa disinyalir sebagai suatu tanda bahwasannya mahasiswa selalu bisa
dipercaya sebagai penyambung lidah masyarakat, sebagai penyuara disaat rakyat tak mampu
lagi menyuarakan keluhannya kepada pemerintah. Kepercayaan semacam ini harus bisa
dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat berjalan sempurna oleh mahasiswa melalui jenjang
keilmuan dan pengalaman.

Beberapa waktu yang lalu semangat energik mahasiswa begitu terlihat sewaktu aksi
demonstrasi aliansi mahasiswa yang mengkritisi keluaran dari kebijakan-kebijakan
pemerintah. Bahkan aksi berjalan beberapa hari berturut-turut. Seakan ini menggambarkan
bahwa peranan mahasiswa sebagai bentuk senyawa netralisir bagi permasalahan yang timbul
di masyarakat belumlah hilang. Mahasiswa masih ada dan bersanding erat dengan suara
masyarakat. Bingkisan yang begitu indah saat kepercayaan itu diterima oleh mahasiswa,
mahasiswa tak boleh menyia-nyiakannya begitu saja. Tembus langit batasan akan ilmu
pengetahuan dan raih prestasi prestisius dengan menjunjung tinggi akad kejujuran. Adab
harus selalu bisa dipertahankan mahasiswa, karena bagaimanapun adab lebih tinggi
kedudukannya dari pada ilmu. Orang beradab pasti akan tau cara menggunakan keilmuannya
dengan tepat, orang beradab akan selalu menginventariskan dirinya sebagai contoh yang baik
bagi siapa saja. Sikap dan sifat ini yang mesti melekat pada diri mahasiswa.

Sebagai kontrol sosial, mahasiswa akan mengisi kekosongan pada realitas-realitas sosial yang
tak bisa terisi oleh pemerintah dari atas dan masyarakat dari bawah secara vertikal.
Pengungkapan suara-suara latah akan kebutuhan yang memang harus berpihak kepada rakyat
harus bisa selalu didendangkan mahasiswa yang responsif akan polemik sosial
kemasyarakatan. Mahasiswa menempatkan dirinya sebagaidriver utama pembawa harapan
rakyat, yang berarti mahasiswa memegang peranan kontrol akan kondisi dan situasi sosial
yang ada di sekitarnya. Bidang ilmu dan pengalaman yang ia dapat di bangku perkuliahan
sehendaknya menghantarkan mahasiswa sebagai sosok cerdas nan independen yang memang
ditunggangi kepentingan, yakni kepentingan atas rakyat banyak. Dengan semangat
revolusioner dan reaksioner yang begitu membara, sikap kedewasaan dan memanajemen diri
sendiri adalah kunci penguasaan tindakan dan pemikiran yang wajib ada pada mahasiswa.
Dengan begitu keluwesan akan ilmu pengetahuan yang dituangkan mahasiswa dalam setiap
pergerakannya menjadi sempurna karena akan memperlihatkan intelektualitasnya sebagai
kader anak didik bangsa yang cerdas.

Walau demikian besarnya peran mahasiswa dalam konteks kemasyarakatan di luar


perkuliahannya, sedikitpun ia tak boleh melupakan kewajibannya sendiri di bangku
pendidikannya. Serius menekuni bidang keilmuan yang ia pilih akan menciptakan mahasiswa
dengan daya dukung yang unggul akan vokasi kebidangannya. Tidak hanya itu, aktif
berorganisasi akan mengantarkan mahasiswa menjadi pribadi yang berproses bersama dalam
mendapat pengalaman sesuai bidang organisasi yang ia geluti, termasuk menjalin relasi yang
nantinya akan membantu mahasiswa dalam setiap aktifitas maupun kegiatannya kedepan.
Dengan semangat tinggi yang mahasiswa buktikan di dalam kampus, secara tidak langsung
akan mempengaruhi kematangannya dalam mengambil sikap dan responsif serta kritis
terhadap berbagai permasalahan yang terjadi. Hal ini merupakan sebuah langkah kemajuan
yang begitu besar bagi daya dukung atas peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
terdidik melalui jenjang perkuliahan. Langkah ini akan sangat berpengaruh terhadap
cerminan masa depan bangsa yang dapat dilihat dari kualitas SDM yang mumpuni dan
matang dengan bidang keilmuannya masing-masing. Pematanganskill dalam perkuliahan
merupakan modal penting sebelum mahasiswa terjun langsung ke dalam ekosistem
masyarakat. Proses ektraksi diri memfilter pemikiran agar mampu bergerak visioner karena
masyarakat adalah lingkungan dengan pokok permasalahan yang sangat beragam. Sebuah
tantangan besar bagi mahasiswa, maka dari itulah proses step by step yang dijalani haruslah
matang.

Harapan yang begitu besar tersemat di dalam diri mahasiswa sebagai agen dari perubahan
yang lebih baik dan sebagai bentuk adanya kontrol sosial yang menjaga stabilitas
kemasyarakatan. Realisasinya dalam proses ini, mahasiswa dengan tekun dan giat
membersamai proses dari prosedur perkuliahan, disamping itu, pergerakan demi pergerakan
yang dilakukan mahasiswa harus matang dan dilakukan dengan sikap intelek membela
masyarakat, membela keadilan dan merawat serta menjunjung tinggi hidupnya demokrasi
pada bangsa ini. Jangan sampai mahasiswa lengah dengan perilaku sia-sia, lengah dengan
kenikmatan sesaat sikap hedon yang malah membuat mahasiswa hobi untuk bermalas-
malasan. Kesempatan berharga semacam ini menjadi suatu tanggungan besar untuk
perubahan kepada arah yang lebih baik dan bentuk pengontrolan akan situasi kemasyarakatan
yang kondusif. Tolak ukur tegak dan kokohnya suatu bangsa terletak kepada kualitas anak
mudanya yang akan memperlihatkan bagaimana bangsa dan negaranya kedepan. Mahasiswa
sehendaknya menepati janjinya sebagai seorang mahasiswa yang bercita-cita menciptakan
tanah air tanpa penindasan, bangsa yang gandrung akan keadilan serta memperlihatkan
bahasa yang jauh dari pembohongan.

Jadi mahasiswa itu sebagai agen perubahan untuk dirinya terlebih dahulu baru terhadap yang
lain, karena suatu perubahan itu tidak akan muncul sebelum kita sendiri yang melakukannya.
Karena dasar dari semua yang ada di dunia ini adalah manusia itu sediri misalnya
kecanggihkan teknolongi, itu semua dihasilkan dari potensi dasar yang telah diberikan oleh
sang pencipta yaitu berupa akal dan ota yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Rasa bersyukr adalah suatu cara meningkatkan kualitas diri seseorang. Sedangkan sebagai
social control adalah mahasiswa harus peka terhadap apa saja yang terjadi dalam dirinya
terlebih lagi terhadap penyelewangan dan harus segera melakukan koreski diri.

Untuk kedua orang tua, teman-teman, dan orang sekitar mahasiswa harus menjadi agen
perubahan yang lebih tinggi tingkatannya dari penjelasan yang tadi, jadi mahasiswa itu selain
harus memberikan manfaat untuk diri sendiri ia harus memberikan manfaat kepada orang-
orag yang ada disekitarnya juga.

Sebagai social control di dalam keluarga atau orang-orang sekita kita juga tetap harus
mengamati perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dan sebaiknya memberikan
penyelesaian dan solusi yang baik jika ada suatu masalah.

Dan yang paling penting adalah peran mahasiswa sebagai Agent Of Change untuk negara kita
tercinta yaitu Indonesia. Peran mahasiswa sebagai Agent Of Change sangat luas kajiannya,
yaitu bisa agen perubahan dalam pendidikan, pembangunan ekonomi, pemberdayaan sosial,
pengabdian masyarakat, dan masih banyak lagi.

Jadi peran mahasiswa disini adalah menanamkan dasar atau pondasi sebelum menjadi Agent
Of Change dengan rasa bersyukuran. Untuk negara mahasiswa sebagai Social Control harus
mampu bersika kiritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh aparat negara yang
semula ingin mensejahterakhan rakyat malah semakin menyengsarakan rakyat.

Upaya kritis itu tidak hanya dengan melakukan aksi demontrasi yang anarkis atau bakar ban
yang membuat jalan macet berkilo-kilo tetapi bisa dengan hal yang lebih positif msalnya
menulis, bermusyawarah, atau dengan demontrasi yang tidak memberikan masalah terhadap
orang lain.

Rasa bersyukur sangatlah penting untuk menghindari hal-hal yang negatif. Mahasiswa
dengan rasa kebersyukuran akan selalu memikirkan apa yang talah ia dapatkan dan tidak
sempat ia melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.Jadi, marilah kita sebagai
penerus bangsa dan harapan bangsa di masa depan dapat menjadikan rasa bersyukur ini
sebagai dasar pondasi dalam mengoptimalkan peran mahasiswa sebagai Agent Of Change
dan Social Control. Dengan demikian, sangat dibenarkan jika memang mahasiswa memiki
peranan yang sangat penting untuk membawa perubahan bangsa ini. Dari segi manapun
seorang mahasiswa harus memiliki potensi dan karakter yang baik untuk membawa bangsa
ini ke arah yang lebih baik dan selalu memberi perubahan yang positif.

Anda mungkin juga menyukai