DISUSUN OLEH:
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“PARAFIMOSIS”. Makalah ini kami disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah SistemPerkemihan 2.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui tentang apa yang di maksud parafimosis.
2. Mengetahui penyebab dari ternyadinya parafimosis.
3. Mengetahui tentang patofisiologi parafimosis.
4. Mengetahui manifestasi klinis parafimosis.
5. Mengetahui penatalaksanan parafimosis
6. Mengetahui penatalaksanan parafimosis.
7. Mengetahui komplikasi parafimosis.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui tentang apa yang di maksud parafimosis.
2. Mahasiswa mengetahui tentang penyebab dari terjadinya parafimosis.
3. Mahasiswa mengetahui tentang patofisiologi parafimosis.
4. Mahasiswa mengetahui manifestasi klinis parafimosis.
5. Mahasiswa mengetahui cara mengatasi parafimosis
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Parafimosis dapat terjadi setelah pencabutan kulup selama pemeriksaan penis
terperinci, pembersihan penis glans, kateterisasi uretra, atau sistoskopi.
Perkembangan parafimosis setelah kateterisasi tidak jarang terjadi. Sebelum
memasukkan kateter uretra, seorang profesional kesehatan menarik kulit khatan untuk
mempersiapkan dan menginjak penis glans dengan steril. Kulup yang ditarik bisa
ditinggalkan dengan cara itu selama beberapa jam sampai beberapa hari. Kegagalan
untuk mengembalikan kulit khatan ke posisi asalnya terkadang mengarah pada
pengembangan parafimosis.
Penyebab paraphimosis yang lebih tidak biasa adalah sebagai berikut:
1. Self-infliction, seperti menusuk dengan cincin penis ke dalam kelenjar
2. Penempatan manik prabayar
3. Menari erotis
4. Infeksi Plasmodium falciparum
5. Dermatitis kontak (misalnya, dari penerapan jus celadine ke kulup)
4
2.4 Anatomi Parafimosis
5
2.5 Manifestasi Klinis
a. Udeme pada glans penis
b. Nyeri
c. Jeratan dengan penis
2.6 Penatalaksanaan
Prepusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat
glans selama 3-5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan-lahan
prepusium dikembalikan pada tempatnya. Jika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum
insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatnya. Setelah
edema dan proses inflamasi menghilang pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi.
2.7 KOMPLIKASI
Parafimosis harus dianggap sebagai kondisi darurat karena retraksi prepusium yang
terlalu sempit di belakang glans penis ke sulkus glandularis dapat mengganggu perfusi
permukaan prepusium distal dari cincin konstriksi dan juga pada glans penis dengan
risiko terjadinya nekrosis.
Jika parafimosis tidak segera diterapi, hal ini dapat mengganggu aliran darah ke ujung
distal dari penis (penis tip). Pada kasus yang ekstrim, hal ini mungkin dapat
menyebabkan kerusakan atau cedera ujung penis, gangren maupun hilangnya ujung penis
(penis tip).
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Parafimosis adalah sebuah kondisi serius yang bisa terjadi hanya pada laki-laki dan
anak laki-laki yang belum atau tidak disunat. Parafimosis berarti kulup terjebak di
belakang kepala penis dan tidak dapat ditarik kembali ke posisi normal.
4.2 SARAN
Dengan adanya makalah dengan kasus parafimosis pada anak,di harapkan mahasiswa
dapat mengerti tentang pengertian, etiologi dan patofisiolgi serta mampu memberikan
suatu asuhan keperawatan yang benar pada anak yang menderita parafimosis.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan untuk itu
penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Jones SA, Flynn RJ. An unusual (andsomewhat piercing) cause of paraphimosis.Br J Urol
1996;78:803-4.