Anda di halaman 1dari 8

Cedera Pada Fossa Supraclavicularis Kanan yang

Menyebabkan Gangguan Sistem Pernapasan

Helmy Lutfi Fawwazi


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta 11510.
Telepon : 021-5694 2061; Fax : 021-563 1731.
Email: : helmy.2017fk210@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Sistem pernapasan adalah sistem biologis yang terdiri dari organ-organ tertentu dan struktur yang
digunakan untuk proses respirasi pada suatu organisme. Mekanisme pernapasan mencakup dua
proses yaitu inspirasi dan ekspirasi yang dibantu oleh otot pernapasan. Secara anatomi salah
satu organ berperan dalam proses pernapasan yaitu pulmo berfungsi sebagai pendistribusi
udara dan penukar gas sehingga oksigen dapat disuplai ke dan karbon dioksida dikeluarkan
dari sel-sel tubuh.

Kata kunci: sistem pernapasan, pulmo, ekspirasi, inspirasi

Abstrac

The respiratory system is a biological system consisting of certain organs and structures used
for the process of respiration in an organism. The respiratory mechanism includes two
processes, namely inspiration and expiration which are aided by the respiratory muscles.
Anatomically, one of the organs plays a role in the breathing process, namely pulmo
functions as an air distributor and gas exchanger so that oxygen can be supplied to and
carbon dioxide released from the body's cells.

Key words: respiratory, pulmo, expiration, inspiration

1
Pendahuluan

Paru-paru adalah salah satu organ pernapasan yang berfungsi sebagai tempat bertukarnya
oksigen dari udara yang menggantikan karbondioksida di dalam darah. Organ ini bekerja setiap
hari, sehingga jika terdapat kerusakan sekecil apapun pada setiap bagiannya akan
mempengaruhi fungsional tubuh. Penyakit pada paru-paru dapat mempengaruhi jalan napas
mulai dari trakea (tenggorokan) kemudian bercabang menjadi bronkus, lalu menjadi semakin
kecil (alveoli) dan menuju seluruh lapang paru.1

Makroskopik Pulmo (Paru)

Pleura merupakan selaput serosa yang membentuk sebuah kantong tertutup yang
terinvaginasi oleh paru. Pleura yang menempel langsung ke paru dan fisura-fisura yang
terdapat pada paru disebut sebagai pleura visceral manakala pleura parietal adalah pleura yang
melapisis permukaan dalam separuh dinding thorax, menutupi sebahagian besar dalam separuh
dinding thorax, menutupi sebahagian diaphragma dan struktur-struktur yang menempati daerah
tengah thorax. Cavum thorax diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada.
Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga),sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga
menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di
bagian belakang. 2
Paru terdiri daripada paru kanan (pulmo dextra) dan paru kiri (pulmo sinistra). Pulmo
dextra terdiri daripada 3 lobus manakala pulmo sinistra mempunyai hanya 2 lobus. Pada kedua
paru ini terdapat jejas pada facies mediastinalisnya. Jejas yang hanya terdapat pada paru kanan
adalah sulcus vena cava superior, sulcus vena cava inferior, dan sulcis vena azygos. Manakala
jejas yang hanya terdapat pada paru kiri adalah sulcus Ao. Thoracalis, sulcus arcus aorta dan
sulcus A. carotis comunis. Manakala jejas yang terdapat pada kedua belah laru adalah facies
cardiaca, sulcus A. subclavia, sulcus v. anonyma, sulcus trachea dan sulcus oesophagus. 2
Alveoli terdiri membran alveolar dan ruang interstisial.Membran alveolar terbagi pada
Small alveolar cell dengan ekstensi ektoplasmik ke arah rongga alveoli,Large alveolar cell
mengandung inclusion bodies yang menghasilkan surfactant. Anastomosing capillary,
merupakan system vena dan arteri yang salingberhubungan langsung, ini terdiri dari sel
endotel, aliran darah dalam rongga endotel dan Interstitial space merupakan ruangan yang
dibentuk olehendotelkapiler, epitel alveoli, saluran limfe, jaringan kolagen dan sedikit serum.2

2
Gambar 1: Pulmo.2

Otot pernapasan
Otot –otot dinding dada yang murni adalah M. serratus posterior, Mm. levatores
costarum, Mm. intercostales, M. subcostalis dan M. transversus thoracis serta diaphragma
berfungsi sebagai otot-otot pernapasan yang normal. M. pecoralis major, M. pectoralis minor,
M, serratus anterior dan M, latissimus dorsi adalah otot yang melekat pada dinding dada,
berfungsi sebagai otot tambahan inspirasi dalam dan kuat, yakni membantu mengangkat iga-
iga untuk memperluas rongga thorax. M. sternocleidomastoideus dan scaleni bertindak untuk
menfiksasi tulang-tulang yang menjadi tempat lekatnya, dengan demikian untuk
memungkinkan otot-otot yang menghubungkan tulang-tulang tersebut dengan iga-iga di
sebelah bawahnya bekerja lebih efektif mengangkat iga bagian bawah. Diameter antero-
posterior thorax bertambah apabila M. seratus posterior mengangkat empat iga bagian atas dan
mengangkat sternum.3

Gambar 2: Otot-otot pernapasan.3


Selain dari peran otot-otot terdapat juga cairan surfactant yang disekresikan oleh sel
epitel alveolar tipe II. Surfactant ini merupakan surface active agent in water dimana
membantu menurunkan tegangan permukaan air. Apa pernanan surfactant pada tekanan paru?

3
Pada saat dimana saluran pernafasan meuju alveol terobstruksi, biasanya tegangan permukaan
memiliki kecenderungan untuk kolaps. Adanya surfactant mengurangi tegangan permukaan air
dan dengan demikian mengurangi kerja yang dibutuhkan otot-otot untuk memperbesar ukuran
paru.

Mikroskopik Pulmo (Paru)


Pulmo merupakan jalinan atau susunan bronchus, bronkhiolus terminalis, bronkhiolus
respiratory, dan alveolus.4

Bronki
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus
kiri.Terbagi kepada dua yaitu bronkus ekstrapulmonal dan intrapulmonal. Struktur lapisan
mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan
pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan
sempurna. Bronkus kecil terdiri dari epitel bertingkat torak bersilia namun bronkus terkecil
terdiri dari epitel selapis torak bersilia bersel goblet.Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi
bronkiolus.
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus
kanandan kiri.Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum
sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus
dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis
sehingga aliran udara lancar.

Bronkiolus terminalis
Terdiri dari epitel selapis torak bersilia bersel goblet atau epitel selapis torak
rendah.Tidak terdapat tulang rawan. Fungsinya hanya sebagai saluran.Di antara deretan sel ini
terdapat sel clara. Sel ini berbentuk kubah, tidak bersilia dan bagian puncak menonjol pada
lumen.Fungsinya terhadap pembentukan cairan bronkiolar yang mengandung protein,
glikoprotein, kolesterol dan mengeluarkan sejumlah kecil surfactant yang terdapat di dalam
secret bronkiolar.

Bronkiolus Respiratorius
Bagian antara bagian konduksi dan bagian respirasi. Epitel torak rendah atau epitel
selapis kubis sedikit silia tanpa sel goblet. Pada lamina propia terdapat serat kolagen, serat
elastin, dan otot polos yang terputus. Di antara alveoli terdapat epitel selapis kubis ( dinding
diselangi alveoli yaitu tempat terjadinya pertukaran gas)
Di hujung bronkus respiratorius terdapat satu saluran yang dipanggil duktus
alveolaris.Dindingnya tipis dan sebagian besarnya terdiri dari alveoli. Pintu-pintu masuk ke
alveolus terdapat epitel selapis gepeng .Di dalam lamina propia masih terdapat serat otot
polos.Di sekelilingnya terdapat kantung yang disebut sakus alveolaris. Kantong ini dibentuk
oleh beberapa alveoli yang akan membentuk satu ruangan yang disebut. Di muaranya terdapat
serat elastin dan retikulin dan di sini sudah tidak kelihatan otot polos.

Alveolus

4
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli.Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300-
500 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter. Di sini
terdapat serat elastin yang akan melebar waktu inspirasi dan menciut pada waktu ekspirasi.
Serat kolagen pula adalah untuk mencegah regang yang berlebihan sehingga septum dan
kapiller tidak rusak. Pada dinding alveolus terdapat satu lubang kecil yang disebut stigma
alveolaris atau lambert’s sunises atau porus kohn. Lubang ini penting jika berlaku penyumbatan
di mana-mana cabang bronkus atau bronkiolus kerana membenarkan udara mengalir dari
alveolus ke alveolus lain secara kolateral. Namun, ini juga menjadi jalan mudah untuk bakteria
menyebar contohnya pneumonia.
Epitel di sini ialah epitel selapis gepeng yang tipis (type 1). Di antara sel type 1 ada sel
alveol type II yang mensekresi surfaktan (surface-active subtances) terdiri dari kompleks
fosfolipoprotein yang membantu pengembangan jaringan paru.Dapat juga ditemukan sel debu
(dust cell) yang bekerja mamfagosit debu mikroorganime dan benda asing yang terdapat dalam
alveoli yang ikut saat inspirasi.

Mekanisme Pernapasan
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer
ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel
tubuh kembali ke atmosfer. Sistem pernapasan berkaitan dengan penyediaan oksigen untuk
kelangsungan proses metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida hasil
metabolisme secara terus-menerus.5
Sistem respirasi mencakup dua proses yaitu respirasi dalam (internal respiration/
celluler respiration) dan respirasi luar (external respiration). Respirasi dalam meliputi proses
metabolisme intrasel yang terjadi di mitokondria termasuk konsumsi oksigen dan produksi
karbon dioksida selama pengambilan energi dari molekul nutrient. Sementara respirasi luar
meliputi seluruh urutan langkah kejadian antara sel tubuh dengan lingkungan luar.5
Udara cenderung mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan
rendah, yaitu menuruni gradien tekanan. Mekanisme pernapasan terbagi menjadi dua yaitu:5

Inspirasi
Permulaan respirasi dimulai dengan kontraksi otot-otot inspirasi. Sebelum inspirasi
dimulai, otot-otot pernapasan berada dalam keadaan lemas, tidak ada udara yang mengalir, dan
tekanan intra-alveolus setara dengan tekanan atmosfer. Otot inspirasi utama yang berkontraksi
untuk melakukan inspirasi tenang adalah diafragma dan muskulus interkostal eksternal. Otot-
otot ini dirangsang untuk berkontraksi sehingga rongga thorax membesar. Otot inspirasi utama
adalah diafragma, suatu lembaran otot rangka yang membentuk lantai rongga thorax dan
disarafi oleh N. Phrenicus. Diafragma dalam keadaan istirahat berbentuk kubah yang menonjol
ke atas ke dalam rongga thorax dengan luas permukaan kurang lebih 250cm2. Ketika
berkontraksi, diafragma akan turun atau mendatar dan memperbesar volume rongga thorax
dengan meningkatkan ukuran vertikal (atas ke bawah). Dinding abdomen, jika melemas,
menonjol keluar sewaktu inspirasi karena diafragma yang turun menekan isi abdomen ke
bawah dan ke depan. Tujuh puluh lima persen pembesaran rongga thorax sewaktu bernapas
tenang dilakukan oleh kontraksi diafragma.

5
Dua set muskulus interkostal terletak antara iga-iga (inter artinya ‘di antara’; kosta
artinya ‘iga’). Muskulus interkostal eksternus terletak di atas muskulus interkostal internus.
Kontraksi muskulus interkostal eksternus, yang serat-seratnya berjalan ke bawah dan depan
antara dua iga yang berdekatan, memperbesar rongga thorax dalam dimensi lateral (sisi ke sisi)
dan anteroposterior ( depan ke belakang). Ketika berkontraksi, otot interkostal eksternus
mengangkat iga dan selanjutnya sternum akan bergerak ke anterior atas. Saraf interkostal
mengaktifkan otot-otot interkostal ini.
Pada inspirasi kuat atau dalam, dapat dilakukan dengan mengontraksikan diafragma
dan muskulus interkostal eksternus secara lebih kuat dan dengan mengaktifkan otot-otot
inspirasi tambahan (aksesorius) untuk semakin memperbesar rongga thorax. Beberapa otot
inspirasi tambahan antara lain adalah muskulus sternocleidomastoideus dan muskulus
pectoralis mayor. Kontraksi otot-otot tambahan ini, yang terletak di leher, mengangkat sternum
dan dua iga pertama, memperbesar bagian atas rongga thorax. Dengan semakin membesarnya
volume rongga thorax dibandingkan dengan keadaan istirahat maka paru juga semakin
mengembang, menyebabkan tekanan intra-alveolus semakin turun. Akibatnya, terjadi
peningkatan aliran masuk udara sebelum tercapai keseimbangan dengan tekanan atmosfer;
yaitu, tercapai pernapasan yang lebih dalam.

Gambar 3. Aktivitas Otot Pernapasan.5

Ekspirasi
Permulaan ekspirasi adalah relaksasi otot inspirasi. Pada akhir inspirasi, otot inspirasi
melemas, diafragma mengambil posisi aslinya yang seperti kubah ketika melemas. Jaringan
paru yang semula teregang akan mengalami daya recoil ke kedudukan semula sesudah teregang
karena sifat-sifat elastiknya. Sewaktu paru kembali mengecil, tekanan intra-alveolus
meningkat, karena jumlah molekul udara yang lebih banyak yang semula terkandung di dalam
volume paru yang besar pada akhir inspirasi kini termampatkan ke dalam volume yang lebih
kecil. Udara kini meninggalkan paru menuruni gradien tekanannya dari tekanan intra-alveolus
yang lebih tinggi ke tekanan atmosfer yang lebih rendah. Aliran keluar udara berhenti ketika
tekanan intra-alveolus menjadi sama dengan tekanan atmosfer dan gradien tekanan tidak ada
lagi.

6
Selama pernapasan tenang, ekspirasi normalnya merupakan suatu proses pasif, karena
dicapai oleh daya recoil paru ketika otot-otot inspirasi melemas, tanpa memerlukan kontraksi
otot atau pengeluaran energi. Sebaliknya, inspirasi selalu aktif karena ditimbulkan hanya oleh
kontraksi otot inspirasi dengan menggunakan energi. Ekspirasi dapat menjadi aktif untuk
mengosongkan paru secara lebih tuntas dan lebih cepat daripada yang dicapai selama
pernapasan tenang, misalnya sewaktu pernapasan dalam ketika olahraga. Tekanan intra-
alveolus harus lebih ditingkatkan di atas tekanan atmosfer daripada yang dicapai oleh relaksasi
biasa otot inspirasi dan recoil elastik paru. Untuk menghasilkan ekspirasi paksa atau aktif
tersebut, otot-otot ekspirasi harus lebih berkontraksi untuk mengurangi volume rongga thorax
dan paru.
Otot ekspirasi yang paling penting adalah otot dinding abdomen. Sewaktu otot
abdomen berkontraksi terjadi peningkatan tekanan intra-abdomen yang menimbulkan gaya ke
atas pada diafragma, mendorongnya semakin ke atas ke dalam rongga thorax daripada posisi
lemasnya sehingga ukuran vertikal rongga thorax menjadi semakin kecil. Otot ekspirasi lain
adalah muskulus interkostal internus, yang kontraksinya menarik iga turun dan masuk,
mendatarkan dinding dada dan semakin mengurangi ukuran rongga thorax; tindakan ini
berlawanan dengan muskulus interkostal eksternus.
Sewaktu kontraksi aktif otot ekspirasi semakin mengurangi volume rongga thorax,
volume paru juga menjadi semakin berkurang karena paru tidak harus teregang lebih banyak
untuk mengisi rongga thorax yang lebih kecil; yaitu, paru dibolehkan mengempis ke volume
yang lebih kecil. Tekanan intra-alveolus lebih meningkat sewaktu udara di paru tertampung di
dalam volume yang lebih kecil. Perbedaan antara tekanan intra-alveolus dan atmosfer kini
menjadi lebih besar daripada ketika ekspirasi pasif sehingga lebih banyak udara keluar
menuruni gradien tekanan sebelum tercapai keseimbangan. Dengan cara ini, selama ekspirasi
paksa aktif pengosongan paru menjadi lebih tuntas dibandingkan ketika ekspirasi tenang pasif.

Vaskularisasi Pulmo

Paru mendapat darah dari dua sistem arteri, yaitu arteri pulmonalis dan arteri bronkialis.
Arteri pulmonalis bercabang dua mengikuti bronkus utama kanan dan kiri untuk kemudian
bercabang-cabang membentuk ramifikasi yang memasok darah ke interstisial paru. Perlu
diketahui bahwa pembuluh darah percabangan dari arteri pulmonalis mempunyai ujung akhir.
Tekanan darah pada arteri pulmonalis sangat rendah sehingga memungkinkan pertukaran gas
dengan baik sekali. Tekanan darah pada pembuluh yang berasal dari arteri bronkialis lebih
tinggi dibandingkan tekanan pada arteri pulmonalis. Berbeda dengan percabangan pembuluh
darah arteri pulmonalis, percabangan pembuluh arteri bronkialis tidak mempunyai ujung akhir.
Darah yang dipasok oleh arteri bronkialis sampai ke saluran pernafasan, septa interlobular, dan
pleura. Sepertiga darah yang meninggalkan paru melalui vena azigos menuju vena cava
sedangkan yang dua pertiga lagi melalui vena pulmonalis ke atrium kiri.6

7
Kesimpulan

Pada skenario ini seorang penderita yang mengalami sesak nafas setelah tertusuk di fossa
supraclavicularis kanan sehingga terjadinya kolaps pada paru karena kurang produksi
surfactan yang biasanya membuat tegangan permukaan memiliki kecenderungan untuk
kolaps.

Daftar Pustaka

1. Sloane, E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h.266-77


2. Gunardi, S. Anatomi sistem pernapasan. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.h.1-85
3. Anatomy and histology for respiratory system. [internet]. [cited on 2014 May 17].
Available from : http://rubred.wordpress.com/respiratory-system/anatomy-and-
histology-of-the-respiratory-system/
4. Faweet, DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002.h.629-37
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011.h.506-519
6. Hall JE, Guyton AC. Respiration. In: Guyton and hall textbook of medical
physiology. 12th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;2011.h.465-515

Anda mungkin juga menyukai