Anda di halaman 1dari 26

Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang


Terkait

Andrew Logan

Kelompok F4 - NIM : 102012289

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna utara nomor 6, Jakarta Barat

E-mail : andrew_juanda@hotmail.com

Pendahuluan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yang merentang dari mulut sampai anus,
dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan
pankreas. Fungsi utama saluran pencernaan adalah memindahkan nutrien, air, dan elektrolit
makanan yang telah kita telan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang telah
ditelan merupakan sumber energi atau bahan bakar yang esensial. Bahan bakar tersebut
digunakan oleh sel untuk menghasilkan ATP untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang
memerlukan energi. Seringkali seseorang mengalami gangguan di sistem pencernaannya,
misalnya batu empedu. Hal yang akan diperhatikan dari sistem pencernaan yakni struktur
yang terkait dan organ-organ aksesorisnya. Struktur itu dapat ditinjau baik dari segi

1
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

makroskopis maupun mikroskopisnya. Selain itu, tentu mekanisme dari sistem pencernaan
tersebut juga menjadi hal yang akan dibahas pada makalah ini.

Pembahasan

Organ Terkait Makroskopis

Mulut

Mulut terbentang dari bibir sampai ke isthmus faucium, yaitu peralihan dari mulut dengan
pharynx. Mulut dibagi dalam vestibulum oris, yaitu bagian antara bibir dan pipi di sebelah
luar dengan gusi dan gigi-geligi di sebelah dalam; dan cavitas oris propria yang terletak di
dalam arcus alveolaris, gusi, dan gigi-geligi.1

Lidah adalah massa otot lurik yang ditutupi oleh membrana mucosa. Dua pertiga bagian
anteriornya terletak di dalam mulut, dan sepertiga bagian posteriornya terletak di pharynx.
Pada permukaan atas dua pertiga bagian anterior lidah terdapat 3 jenis papilla: papilla
filiformis, papilla fungiformis, dan papilla vallata.1

Oropharynx

Oropharynx terletak di belakang cavum oris dan terbentang dari palatum molle sampai ke
pinggir atas epiglottis. Oropharynx mempunyai atap, dasar, dinding anterior, dinding
posterior, dan dinding lateral.1

Atap dibentuk oleh permukaan bawah palatum molle dan isthmus pharyngeus. Kumpulan
kecil jaringan limfoid terdapat di dalam submucosa permukaan bawah palatum molle. Tonsila
palatina merupakan dua massa jaringan limfoid yang terletak pada dinding lateral oropharynx
di dalam fossa tonsilaris.1

Oesophagus

Oesophagus merupakan sebuah tabung otot yang dapat kolaps, panjangnya sekitar 25 cm,
yang menghubungkan pharynx dengan gaster. Sebagian besar oesophagus terletak di dalam
thorax. Oesophagus masuk ke abdomen melalui lubang yang terdapat pada crus dextrum
diaphragma. Setelah berjalan sekitar 1,25 cm, oesophagus masuk ke lambung di sebelah
kanan garis tengah. Di anterior oesophagus berhubungan dengan facies posterior lobus
hepatis sinister dan di posterior dengan crus sinistrum diaphragma. Nervus vagus sinistra dan

2
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

dextra masing-masing terletak pada permukaan anterior dan posterior oesophagus.1

Secara anatomi tidak terdapat sphincter pada ujung bawah oesophagus. Namun, lapisan
sirkular otot polos pada daerah ini berperan secara fisiologis sebagai sebuah sphincter.
Sewaktu makanan berjalan turun melalui oesophagus, terjadi relaksasi otot yang terdapat
pada ujung bawah oesophagus lebih dahulu dari gelombang peristaltik sehingga makanan
masuk ke gaster. Kontraksi tonik sphincter ini mencegah isi lambung mengalami regurgitasi
ke dalam oesophagus.1

Gaster

Gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai tiga fungsi:
menyimpan makananpada orang dewasa gaster mempunyai kapasitas sekitar 1500 ml;
mencampur makanan dengan getah lambung untuk membentuk chymus yang setengah cair;
dan mengatur kecepatan pengiriman chymus ke usus halus sehingga pencernaan dan absorpsi
yang efisien dapat berlangsung.1

Gaster dibagi menjadi bagian-bagian berikut: Fundus gastricum berbentuk kubah, menonjol
ke atas dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus berisi penuh udara.
Corpus gastricum terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis, suatu lekukan
yang selalu ada pada bagian bawah curvatura minor. Anthrum pyloricum terbentang dari
incisura angularis sampai pylorus. Pylorus merupakan bagian gaster yang berbentuk tubular.
Dinding otot pylorus yang tebal membentuk musculus sphincter pyloricus. Rongga pylorus
dinamakan canalis pyloricus. Musculus sphincter pyloricus mengatur kecepatan pengeluaran
isi gaster ke duodenum.1

Intestinum Tenue

Duodenum

Usus dua belas jari atau duodenum dalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.2

3
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Pendarahan oleh A. gastroduodenalis cabang A. hepatica communis, A. pancreatico


duodenalis superior, anterior, & posterior memperdarahi duodenum.bagian.proximal, A.
pancreaticoduodenalis inferior, anterior & posterior cabang A. mesenterica
superior memperdarahi duodenum bagian distal dan Vena mengikuti arteri mengalirkan
darah ke dalam V. porta sebagian tidak langsung melalui V. mesenterica superior dan v.
Lienalis.2

Jejunum dan Ileum

Jejunum dan ileum panjangnya 6 meter, dua per lima bagian atas merupakan jejunum.
Masing- masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi dapat perubahan yang
bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada duodenojejunalis
dan ileum berakhir pada junctura ileocaecalis.1

Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dari ileum berdasarkan gambaran berikut ini:1

1. Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah


sisi kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis
dan di dalam pelvis.
2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan ileum.
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan
cabang- cabang panjang dan jarang yang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum
menerima banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih
arcade.
5. Kelompok jaringan limfoid (lempeng Peyer) terdapat pada tunica mucosa ileum
bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng Peyer
dapat dilihat dari luar pada dinding ileum.

Untuk lebih jelasnya, perbedaan jejunum dan ileum dapat dilihat pada gambar 1.

4
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Gambar 1. Beberapa Perbedaan Eksternal dan Internal


Antara Jejunum dan Ileum.1

Intestinum Crassum

Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus, Intestinum crassum terbagi menjadi
caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan
colon sigmoideum.1

Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum dan intestinum
crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca dextra. Panjang
caecum sekitar 6 cm dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Caecum mudah bergerak,
walaupun tidak mempunyai mesenterium. Adanya lipatan peritoneum di sekitar caecum
membentuk recessus ileocaecalis superior, recessus ileocaecalis inferior, dan recessus
retrocaecalis.1

Appendix vermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang mempunyai otot dan
mengandung banyak jaringan limfoid. Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial
caecum, sekitar 2,5 cm di bawah junctura ileocaecalis. Bagian appendix vermiformis lainnya
bebas.1

Hepar

Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Hepar
bertekstur lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah
diaphragma. Sebagian besar hepar terletak di profunda arcus costalis dextra, dan

5
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

hemidiaphragma dextra memisahkan hepar dari pleura, pulmo, pericardium, dan cor. Hepar
terbentang ke sebelah kiri untuk mencapai hemidiaphragma sinistra. Permukaan atas hepar
yang cembung melengkung di bawah kubah diaphragma. Facies visceralis, atau
posteroinferior, membentuk cetakan visera yang letaknya berdekatan sehingga bentuknya
menjadi tidak beraturan. Permukaan ini berhubungan dengan pars abdominalis oesophagus,
gaster, duodenum, flexura coli dextra, ren dextra dan glandula suprarenalis dextra, serta
vesica biliaris. Untuk lebih jelas mengenai hepar, dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.1

Gambar 2. Hepar tampak depan.1

Gambar 3. Hepar tampak belakang.1

Hepar dapat dibagi menjadi lobus hepatis dexter yang besar dan lobus hepatis sinister yang
kecil oleh periekatan ligamentum peritoneale, ligamentum falciforme. Lobus hepatis dexter
terbagi lagi nenjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissura
ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissura ligamenti venosi.1

Ligamentum faiciforme, yang merupakan lipatan ganda peritoneum, berjalan ke atas dari
umbilicus ke hepar. Ligamentum ini mempunyai piggir bebas berbentuk bulan sabit dan

6
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

mengandung ligamentum teres hepatis yang merupakan sisa vena umbilicalis. Ligamentum
faiciforme berjalan ke permulaan anterior dan kemudian ke permukaan superior hepar dan
akhirnya membelah menjadi dua lapis. Lapisan kanan membentuk lapisan atas ligamentum
coronarium; lapisan kiri membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian
kanan ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum triangulare dextrum. Perlu
diketahui bahwa lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum coronarium terpisah satu
dengan yang lain, meninggalkan sebuah daerah yang tidak diliputi peritoneum. Daerah ini
disebut area nuda.1

Pembuluh-pembuluh darah yang mengalirkan darah ke hepar adalah arteria hepatica propria
(30%) dan vena portae hepatis (70%). Arteria hepatica propria membawa darah yang kaya
oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah yang kaya akan hasil metabolisme
pencernaan yang diabsorbsi dari tractus gastrointestinalis. Darah arteria dan vena dialirkan ke
vena centralis masing-masing lobuli hepatis melalui sinusoid hepar. Venae centrales
mengalirkan darah ke vena hepatica dextra dan sinistra, dan vena- vena ini meninggalkan
pars posterior hepar dan bermuara langsung ke dalam vena cava inferior.1

Vesica Felea

Vesica felea atau kantung empedu adalah sebuah kantong berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan bawah (facies visceralis) hepar. Vesica felea dibagi menjadi fundus, corpus,
dan collum. Fundus vesicae felea berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah margo
inferior hepar, penonjolan ini merupakan tempat fundus bersentuhan dengan dinding anterior
abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX dextra. Corpus vesicae felea terletak dan
berhubungan dengan facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri. Collum
vesicae felea melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, yang berbelok ke dalam omentum
minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus hepaticus communis untuk membentuk
ductus choledochus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1

7
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Gambar 4. Vesica Felea.1

Pancreas

Pancreas merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin kelenjar menghasilkan
sekret yang mengandung enzim-enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan
karbohidrat. Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada epigastrium dan
kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus, dan terletak pada dinding posterior abdomen
di belakang peritoneum. Pancreas menyilang planum transpyloricum. Pancreas dapat dibagi
dalam caput, collum, corpus, dan cauda. Untuk lebih jelas mengenai gambar pankreas, dapat
dilihat pada gambar 5.1

Gambar 5. Bagian-bagian Pancreas.1

8
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Organ Terkait Mikroskopis

Cavum Oris
Cavum oris merupakan rongga yang terdiri atas labium oris, buccal, dentis, gingivae, linguae,
palatum molle dan palatum durum. Labium oris merupakan area yang secara garis besar
dapat terbagi menjadi 3 bagian, yaitu area cutanea, area merah bibir, dan area oral mukosa.3

Lingua merupakan otot yang permukaan dorsalnya dilingkupi oleh papila. Epitel pada lingua
ialah epitel berlapis gepeng bertanduk maupun tidak bertanduk. Papila pada lidah berfungsi
sebagai reseptor perasa. Adapun papila ini tersebar pada 2/3 permukaan anterior lingua.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 6. Papila yang dimaksud adalah:3

Papila circumvalata : tersusun dalam sulcus terminalis yang dikelilingi epitel lidah.
Papila filiformis: epitel berlapis gepeng bertanduk, runcing, dan tidak punya taste bud.
Papila fungiformis : tersebar diantara papila filiformis, memiliki taste bud dan punya
bentuk modifikasi yang disebut papila lentiformis.
Papila foliata: punya taste bud, memiliki lekuk sumur yang dalan dan rudimenter pada
manusia namun berkembang pada kelinci.

Gambar 6. Papila.3

Oesophagus

Pada tunika mukosa dari oesophagus dapat dijumpai epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk. Tunika muskularis mukosa hanya berupa selapis sel longitudinal. Pada lamina
propria didapai kelenjar mukus truberlosa kompleks yang merupakan perluasan dari kelejar

9
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

kardia. Tunika submukosa oesophagus memiliki kelenjar submukosa yang disebut sebagai
oesophageal gland.4

Tunika muskularis oesophagus terdiri dari otot lurik dan otot polos. 1/3 proximal oesophagus
terdiri dari otot lurik, 1/3 tengah merupakan campuran otot lurik dan otot polos, sedangkan
1/3 distalnya merupakan otot polos.4

Gaster

Pada tunika mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastica. Epitel pada tunika ini
ialah epitel toraks tanpa sel goblet. Dinding gaster sangat berlipat disebut rugae yang terdiri
dari lapisan otot tebal. Gaster memiliki tiga bagian yaitu kardia, fundus dan pylorus. Masng-
masing bagian ini memiliki kelenjar dengan ciri khas tertentu.4

Kelenjar pada kardia dan pilorus memiliki sifat yang hampir mirip yaitu tersusun dari
tubulosa kompleks yang mensekresikan mukus. Kelenjar pilorus relatif pendek, simpleks dan
tubulosanya bercabang. Mukus dari kelenjar ini berfungsi melindungi lambung dari
autodigestion akibat sekresi enzim proteolitik yang cenderung asam. Sedangkan kelenjar
pada fundus memiliki bagian leher, corpus dan fundus.4

Usus Halus

Memiliki epitel selapis toraks bersel goblet. Sel toraks ini memiliki mikrovili yang berfungsi
memperluas bidang penyerapan. Sel goblet pada usus halus makin ke distal makin banyak.
Selain itu pada usus halus terdapat vili intestinal yang juga berfungsi pada absorbsi zat
makanan. Sepanjang membran mukosanya terdapat glandula Lieberkuhn dan sel cryptus yang
berfungsi mengganti sel epitel permukaan yang rusak. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 7.5

Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu:5

Duodenum : memiliki ciri khas yaitu terdapat kelenjar Brunner dengan kompleks
tubulosa bercabang yang memiliki mukus (lendir).
Jejunum : tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri. Memiliki plica
sirkularis Kerckringi yang tinggi.
Illeum : Memiliki agregat limfonodus atau agmina peyeri di lamina propria yang akan
meluas ke tunika submukosa.

10
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Gambar 7. Histologis Usus Halus.5

Hepar

Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus, terdiri atas
parenchyma hepar dengan diameter 0,72 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus
berbentuk sebagai segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut
vena sentralis.4

Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat. Pada
sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat
berbentuk segi tiga berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang terdiri dari
pembuluh darah, pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini
disebut Trigonum Kiernanni.4

Jika mengingat hepar sebagai kelenjar maka apa yang disebut lobulus tadi tidak sesuai
dengan lobulus pada kelenjar yang pada umumnya mempunyai saluran keluar yang terdapat
di tengah-tengah lobulus. Pembagian lobulus hepar tersebut merupakan pembagian cara
klasik yang mendasarkan atas aliran darah yang mengalir dari tepi lobulus yang kemudian
berkumpul di tengah Vena Sentralis. Jika terjadi gangguan peredaran darah akan terjadi
perubahan-perubahan di daerah perifer lobulus yang meluas ke pusat lobulus.4

Parenchyma hepar terdiri atas masa sel yang saling berhubungan dan ditempati oleh suatu
anyaman sinusoid. Sinusoid ini membagi rangkaian sel-sel parenchyma hepar menjadi
lembaran atau lempeng-lempeng setebal satu sel. Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang

11
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

berbentuk polyhedral. Sepanjang permukaan terdapat anyaman canaliculi biliferi di seluruh


lobuli hepatic yang pada sediaan biasa tidak dapat dilihat dengan mikroskop karena canaliculi
tersebut sangat halus. Semua canaliculi akan bermuara di cabang Duktus Biliferus di perifer
lobulus hepatis. 4

Vesica Vellea

Dinding Vesica Fellea terdiri dari tunica mucosa, tunica muscularis, tunica perimuscularis,
dan tunica serosa.

Tunica mucosa. Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka
pembuatan sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae
pada permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih kecil.
Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh. Epitelnya terdiri
atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval dengan bbutir-butir
kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel terdapat banyak
microvilli. Lamina Proprianya sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan
kelenjar kecuali pada collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk
kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus.4

Tunica muscularis terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler,
longitudinal dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.4

Tunica perimuscularis merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh
vesica fellea dan melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak
mengandung serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid,
pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.4

Tunica serosa adalah bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar
dibungkus oleh peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang
menutupi vesica fellea merupakan tunica serosa.4

Vesica fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada permukaan
dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang disebabkan karena
penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.4

12
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Usus Besar

Usus besar memiliki tunika submukosa yang tidak mengandung plica sirkularis dan vili
intestinalis. Sel goblet pada usus besar terdapat dalam jumlah yang besar melebihi sel epitel.4

Terdapat cryptus Lieberkuhn, namun sel paneth dan sel argentafin berjumlah sangat sedikit.
Tunika muskularis longitudinal pada colon membentuk pita yang disebut sebagai taenia coli.4

Appendix merupakan evaginasi dari usus besar yang memiliki panjang 2-18 cm. Lumennya
sempit dan sering berisi debris. Banyak folikel limphoid di tunika submukosa dan yang
membedakannya dengan usus besar ialah tidak terdapatnya taenia coli.4

Rektum dan Anus

Rektum memiliki lapisan mukosa yang berlipat secara longitudinal dan berakhir kira-kira dua
setengah inchi dari orrificium anal. Epitelnya tersusun selapis torajs dan memiliki cryptus.
Pertemuan antara rektum dan anus disebut dengan linea pectinata.4

Anus terbagi dalam 3 segmen yaitu zona collumnaris, zona intermedia dan zona cutanea.
Pada tunika submukosa mengandung banyak pembuluh darah, serat saraf dan badan vater
Paccini. Pembuluh vena disini membentuk plexus hemmoroid. Tunika muskularis mukosa
pada anus membentuk m. dilatator ani internus. Sedangkan tunika muskularis sirkular pada
anus membentuk m. sphcinter ani Internus. Diluar dari lapisan otot ini terdapat lapisan otot
lurik yang membentuk m. sphincter ani externus.4

Mekanisme Sistem Pencernaan

Mulut

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah, motilitas mulut
yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan oleh gigi.6

Fungsi mengunyah adalah untuk menggiling dan memecahkan makanan menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan luas
permukaan makanan yang akan terkena enzim, untuk mencampur makanan dengan liur, dan
untuk merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa nikmat kecap
yang subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward, secara refleks meningkatkan
sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan bagi kedatangan makanan.6

13
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh amilase.


Namun, sebagian besar pencernaan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung setelah
massa makanan dan liur tertelan. Asam menginaktifkan amilase, tetapi di bagian tengah
makanan, di mana asam lambung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama
beberapa jam.6

Faring dan Esofagus

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Menelan dimulai ketika
suatu bolus, atau gumpalan makanan yang telah dikunyah atau encer, secara sengaja didorong
oleh lidah ke belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor
tekanan faring, yang mengirim impuls aferen ke pusat menelan yang terletak di medula
batang otak. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan dalam urutan yang sesuai
otot-otot yang terlibat dalam proses menelan. Menelan adalah refleks yang paling rumit di
tubuh. Menelan dimulai secara volunter, tetapi sekali dimulai maka gerakan ini tidak bisa
dihentikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 8.6

Gambar 8. Tahap orofaring waktu menelan.7

Lambung

Dimulai dari motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan berada di bawah
banyak sinyal regulatorik. Empat aspek motilitas lambung adalah pengisian, penyimpanan,

14
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

pencampuran, dan pengosongan.6

Di dinding foveola gastrica dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik
eksokrin lambung:5

Sel mukus melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini
mengeluarkan mukus encer.
Bagian lebih dalam di kelenjar lambung dilapisi oleh chief cell dan sel parietal. Chief
cell yang jumlahnya lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.
Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik.

Meskipun HCl sebenarnya tidak mencerna apapun, namun zat ini melakukan fungsi-fungsi
spesifik yang membantu pencernaan:6

1. Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif, pepsin, dan membentuk
medium asam yang optimal bagi aktivitas pepsin.
2. Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran partikel
makanan besar menjadi lebih kecil.
3. Menyebabkan denaturasi protein; yaitu, menguraikan bentuk final protein yang berupa
gulungan (pelipatan) sehingga ikatan peptida lebih terpajan ke enzim.
4. Bersama lisozim liur, mematikan sebagian besar mikroorganisme yang tertelan bersama
makanan, meskipun sebagian tetap lolos dan terus tumbuh dan berkembang di usus besar

Permukaan mukosa lambung ditutupi oleh suatu lapisan mukus yang berasal dari sel epitel
permukaan dan sel mukus. Mukus ini berfungsi sebagai sawar protektif terhadap beberapa
bentuk cedera yang dapat mengenai mukosa lambung.6

Pankreas dan Empedu

Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang dan di bawah
lambung, di atas lengkung pertama duodenum. Kelenjar campuran ini mengandung jaringan
eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok
sel sekretorik mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai asinus, yang
berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum.6

Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari dua komponen: enzim
pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel asinus yang membentuk asinus dan larutan

15
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

cair basa yang secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.
Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbonat.6

Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disimpan di dalam granula zimogen setelah


diproduksi, kemudian dilepaskan dengan eksositosis sesuai kebutuhan. Enzim-enzim
pankreas ini penting karena hampir mencerna makanan secara sempurna tanpa adanya sekresi
pencernaan lain. Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu
mencerna ketiga kategori makanan: enzim proteolitik untuk pencernaan protein, amilase
pankreas untuk pencernaan karbohidrat, dan lipase pankreas untuk mencerna lemak.6

Tiga enzim proteolitik utama pankreas adalah tripsinogen, motripsinogen, dan


prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah
tripsinogen disekresikan ke dalam lumen duodenum, bahan ini diaktifkan menjadi bentuk
aktifnya yaitu tripsin oleh enterokinase, suatu enzim yang terbenam di membran luminal sel-
sel yang melapisi mukosa duodenum. Tripsin kemudian secara otokatalisis mengaktifkan
lebih banyak tripsinogen. Seperti pepsinogen, tripsinol gen harus tetap inaktif di dalam
pankreas untuk mencegah enzim proteolitik ini mencerna protein sel tempat ia terbentuk.
Karena itu, tripsinogen tetap inaktif sampai zat ini mencapai lumen duodenum, di mana
enterokinase memicu proses pengaktifan, yang kemudian berlanjut secara otokatalitik.6

Kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase, enzim proteolitik pankreas lainnya, diubah oleh


tripsin menjadi bentuk aktif, masing-masing adalah kimotripsin dan karboksipeptidase, di
dalam lumen duodenum. Karena itu, jika enterokinase telah mengaktifkan sebagian dari
tripsin maka tripsin kemudian melaksanakan proses pengaktifan selanjutnya.6

Masing-masing dari enzim proteolitik ini menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk
akhir yang terbentuk dari proses ini adalah campuran rantai peptida pendek dan asam amino.
Mukus yang disekresikan oleh sel usus melindungi dinding usus halus dari pencernaan oleh
enzim-enzim proteolitik yang aktif tersebut.6

Seperti amilase liur, amilase pankreas berperan dalam pencernaan karbohidrat dengan
mengubah polisakarida menjadi maltosa. Amilase disekresikan dalam getah pankreas dalam
bentuk aktif, karena amilase aktif tidak membahayakan sel sekretorik. Sel-sel ini tidak
mengandung polisakarida.6

Lipase pankreas sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim di seluruh saluran

16
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

cerna yang dapat mencerna lemak. Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida makanan
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Seperti
amilase, lipase disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak ada risiko pencernaan diri oleh
lipase. Trigliserida bukan komponen struktural sel pankreas.6

Hati

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh; organ ini dapat dipandang
sebagai pabrik biokimia utama tubuh. Perannya dalam sistem pencernaan adalah sekresi
garam empedu, yang membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga melakukan
berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:6

1. Memproses secara metabolis ketiga kategori utama nutrien (karbohidrat, protein, dan
lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran cerna.
2. Mendetoksifikasi zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan senyawa asing lain.
3. Membentuk protein plasma.
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
5. Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal.
6. Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag residennya.
7. Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin adalah produk penguraian yang
berasal dari destruksi sel darah merah tua.

Meskipun memiliki beragam fungsi kompleks ini namun tidak banyak spesialisasi ditemukan
di antara sel-sel hati. Setiap hepatosit melakukan beragam tugas metabolik dan sekretorik
yang sama. Spesialisasi ditimbulkan oleh organel-organel yang berkembang maju di dalam
setiap hepatosit. Satu-satunya fungsi hari yang tidak dilakukan oleh hepatosit adalah aktivitas
fagosit yang dilaksanakan oleh makrofag residen yang dikenal sebagai sel Kupffer.6

Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh sfingter Oddi, yang mencegah
empedu masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan makanan. Ketika sfingter ini
tertutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati dialihkan balik ke dalam
kandung empedu, suatu struktur kecil berbentuk kantung yang terselip di bawah tetapi tidak
langsung berhubungan dengan hati. Karena itu, empedu tidak diangkut langsung dari hati ke
kandung empedu. Empedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu di antara waktu
makan. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan
kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh hati.6

17
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Empedu mengandung beberapa konstituen organik, yaitu garam empedu, kolesterol, lesitin,
dan bilirubin dalam suatu cairan encer alkalis serupa dengan sekresi NaHCO3 pankreas. Mes-
kipun empedu tidak mengandung enzim pencernaan apapun namun bahan ini penting dalam
pencernaan dan penyerapan lemak, terutama melalui aktivitas garam empedu.6

Garam empedu secara aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum
bersama dengan konstituen empedu lainnya. Setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagian besar garam empedu diserap kembali ke dalam darah oleh
mekanisme transpor aktif khusus yang terletak di ileum terminal. Dari sini garam empedu
dikembalikan ke sistem porta hati, yang meresekresikannya ke dalam empedu. Daur ulang
garam empedu ini antara usus halus dan hati disebut sirkulasi enterohepatik.6

Istilah efek deterjen merujuk kepada kemampuan garam empedu untuk mengubah globulus
(gumpalan) lemak besar menjadi emulsi lemak yang terdiri dari banyak butiran lemak dengan
garis tengah masing-masing 1 mm yang membentuk suspensi di dalam kimus cair sehingga
luas permukaan yang tersedia untuk tempat lipase pankreas bekerja bertambah. Gumpalan
lemak terdiri dari molekul trigliserida yang belum tercerna. Untuk mencerna lemak, lipase
harus berkontak langsung dengan molekul trigliserida. Karena tidak larut dalam air maka
trigliserida cenderung menggumpal menjadi butir-butir besar dalam lingkungan usus halus
yang banyak mengandung air. Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi gumpalan besar
lemak ini, maka lipase dapat bekerja hanya pada permukaan gumpalan besar tersebut dan
pencernaan lemak akan sangat lama.6

Garam empedu memiliki efek deterjen serupa dengan deterjen yang anda gunakan untuk
membersihkan lemak ketika mencuci piring. Molekul garam empedu mengandung bagian
yang larut lemak plus bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu terserap di
permukaan butiran lemak yaitu, bagian larut lemak garam empedu larut dalam butiran lemak,
meninggalkan bagian larut air yang bermuatan menonjol dari permukaan butiran lemak
tersebut. Gerakan mencampur oleh usus memecah-mecah butiran lemak besar menjadi
butiran-butiran yang lebih kecil. Butiran-butiran kecil ini akan cepat bergabung kembali jika
tidak ada garam empedu yang terserap di permukaannya dan menciptakan selubung muatan
negatif larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan yang sama saling tolak-
menolak, maka gugus-gugus bermuatan negatif di permukaan butiran lemak menyebabkan
butiran tersebut saling menjauh. Daya tolak listrik ini mencegah butir-butir kecil kembali
bergabung membentuk gumpalan lemak besar sehingga menghasilkan emulsi lemak yang

18
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

meningkatkan permukaan yang tersedia untuk kerja lipase.6

Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting dalam mempermudah
penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Seperti garam empedu, lesitin memiliki
bagian yang larut lemak dan bagian yang larut air, sementara kolesterol hampir sama sekali
tak larut dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam
kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk
inti hidrofobik, sementara bagian larut air membentuk selubung hidrofllik di sebelah luar.
Misel, karena larut dalam air berkat selubung hidrofiliknya, dapat melarutkan bahan tak larut
air di bagian tengahnya. Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk
mengangkut bahan-bahan tak larut air melalui isi lumen yang cair. Bahan larut lemak
terpenting yang diangkut di dalam misel adalah produk-produk pencernaan lemak serta
vitamin larut lemak, yang semuanya diangkut ke tempat penyerapannya dengan cara ini. Jika
tidak menumpang di dalam misel yang larut air ini, berbagai nutrien ini akan mengapung di
permukaan kimus, dan tidak pernah mencapai permukaan absorptif usus halus.6

Bilirubin sama sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi merupakan produk sisa yang
diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari
penguraian sel darah merah usang. Rentang usia tipikal sel darah merah di dalam sistem
sirkulasi adalah 120 hari. Sel darah merah yang telah usang dikeluarkan dari tubuh oleh
makrofag yang melapisi bagian dalam sinusoid hati dan di tempat-tempat lain di tubuh.
Bilirubin adalah produk akhir penguraian, bagian hem hemoglobin yang terkandung di dalam
sel darah merah usang ini. Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif
disekresikan ke dalam empedu.6

Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning. Di dalam
saluran cerna, pigmen ini dimodifikasi oleh enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna tinja
yang coklat khas. Jika tidak terjadi sekresi bilirubin, seperti ketika duktus biliaris tersumbat
total oleh batu empedu, tinja berwarna putih keabuan. Dalam keadaan normal sejumlah kecil
bilirubin direabsorpsi oleh usus kembali ke darah, dan ketika akhirnya diekskresikan di urin,
bilirubin ini berperan besar menyebabkan warna urin kuning. Ginjal tidak dapat
mengekskresikan bilirubin sampai bahan ini telah dimodifikasi ketika mengalir melewati hati
dan usus.6

19
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Usus Halus

Segmentasi, metode motilitas utama usus halus sewaktu pencernaan makanan, mencampur
dan mendorong kimus secara perlahan.6

Mukus di dalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan melumasi. Selain itu, sekresi cair
menyediakan banyak H2O untuk berperan dalam pencernaan makanan oleh enzim.
Pencernaan melibatkan hidrolisis yang berlangsung paling efisien jika semua reaktan berada
dalam larutan.6

Pencernaan di lumen usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas, dengan pencernaan
lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu. Akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak di-
reduksi secara sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat
diserap, protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino,
dan karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Karena itu,
pencernaan lemak telah selesai di dalam lumen usus halus, tetapi pencernaan karbohidrat dan
protein belum tuntas.6

Di permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terdapat tonjolan-tonjolan khusus seperti
rambut, mikrovilus, yang membentuk brush border. Membran plasma brush border
mengandung tiga kategori enzim yang melekat ke membran:6

1. Enterokinase, yang mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen.


2. Disakaridase (maltase, sukrase, dan laktase), yang menuntaskan pencernaan
karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa (masing-masing maltosa,
sukrosa, dan laktosa) menjadi monosakarida konstituennya.
3. Aminopeptidase, yang menghidrolisis fragmen-fragmen peptida kecil menjadi
komponen-komponen asam aminonya sehingga pencernaan protein selesai.

Karena itu, pencernaan karbohidrat dan protein dituntaskan di brush border. Semua produk
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein, serta sebagian besar elektrolit, vitamin, dan air,
normalnya diserap oleh usus halus. Hanya penyerapan kalsium dan besi yang biasanya
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Karena itu, semakin banyak makanan yang dikonsumsi,
semakin banyak yang akan dicerna dan diserap, seperti yang telah dirasakan oleh orang-orang
yang berupaya keras mengontrol berat badan mereka.6

20
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum dan jejunum, hanya sedikit yang terjadi di
ileum, bukan karena ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena sebagian besar
penyerapan telah diselesaikan sebelum isi usus mencapai ileum. Usus halus memiliki
kapasitas absorptif cadangan yang besar. Jika ileum terminal diangkat maka penyerapan
vitamin B12 dan garam empedu akan terganggu, karena mekanisme transpor khusus untuk
kedua bahan ini hanya terdapat di bagian ini.3

Usus Besar

Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan
lain yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian besar massa dan karenanya
membantu mempertahankan keteraturan buang air.6

Umumnya gerakan usus besar berlangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya
sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra
yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan
kolon membentuk haustra, serupa dengan segmentasi usus halus tetapi terjadi jauh lebih
jarang.6

Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperlukan karena
pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari larutan
mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cedera
mekanis dan kimiawi. Mukus menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses bergerak,
sementara NaHCO3 menetralkan asam-asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri
lokal. Sekresi meningkat sebagai respons terhadap stimulasi mekanis dan kimiawi mukosa
kolon yang diperantarai oleh refleks pendek dan persarafan parasimpatis.6

Kolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl-
mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmosis. Kolon
menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui
absorpsi garam dan H2O terbentuk massa 1 tinja yang padat. Dari 500 g bahan yang masuk ke
kolon setiap hari dari usus halus, kolon normalnya menyerap sekitar 350 ml, meninggalkan
150 g feses untuk dikeluarkan dari tubuh setiap hari. Bahan feses ini biasanya terdiri dari 100
g H2O dan 50 g bahan padat, termasuk selulosa yang tidak tercerna, bilirubin, bakteri, dan
sejumlah kecil garam.6

21
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Enzim Pencernaan

Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidra, protein dan lemak dibantu oleh enzim
tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu
lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino,
monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.6

Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan proses
pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
untuk mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim
menjadi sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut
berlangsung lebih cepat.6

Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh kelenjar
parotis, submandibularis dan sublingualis. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya
massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau makanan
tertentu. Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada
polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini
akan menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi
aktivator dari enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan
bekerja dengan optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif
(misalnya dalam lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim
dan konsentari substrat juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja.
Selain mencernakan makanan, saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta
melarutkan makanan kering dan padat serta melicinkan gumpalan makanan agar mudah
ditelan.6

Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan


melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan
berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam
klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang
tinggi ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan
menguraikan struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya. Selain itu

22
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

tingkat keasaman yang tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian
besar mikroorganisme yang masuk ke gastro-intestinal track.6

Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa lambung.
Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif akan
memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan
asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan memutuskan
ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.6

Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi
menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari
lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk
kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.6

Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol
rantai pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena
pH optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.6

Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada
duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap
adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam
lambung. Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan
hepar dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin,
hepatokrinin, kolesistokinin dan enterokrinin.6
Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya
kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion
anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 8). Enzim-enzim yang terdapat pada
getah pankreas antara lain:6
Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen
diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang
bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada
bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat
mengkoagulasi susu pada pH optimal 8.

23
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif


ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa
mengkoagulasi susu dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.
Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini
mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas
polipeptida.
Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara
menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.
Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak,
gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja
garam empedu.
Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam
lemak sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan
oleh garam empedu.
RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.

Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase
pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak diperlukan
akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam kolat,
asam deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat
berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut
dalam air.6

Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut:6


Emulsifikasi : dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu dapat
mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih baik.
Garam empedu juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K)
dapat membentuk senyawa kompleks yang lebih mudah larut dalam air.
Netralisasi : empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam lambung.
Ekskresi : Kolesterol yang berasal dari makanan / disentesis dalam tubuh dapat
disekresikan melalui empedu.
Metabolisme pigmen empedu : pemecahan hemoglobin menghasilkan pigmen
empedu yaitu bilirubin yang akan disekresikan melalui empedu. Bahan ini akan

24
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

diabsorbsi di gasto-intestinal track yaitu pada sel epitel mukosa usus halus. Sedangkan
pada lambung tidak terjadi absorbsi kecuali alkohol.

Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan terdapat
pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh
kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari
lambung. Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah:6
Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan
ikatan yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung
molekul di sisi yang mengandung asam amino bebas.
Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino.
Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida
menjadi monosakarida.
Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan
seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.
Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.
Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi
fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.
Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.

Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan
makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan
persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta
menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan
berakhir di darah.6

Penutup

Pencernaan dan penyerapan makanan melibatkan sejumlah besar organ didalam tubuh.
Pencernaan dan penyerapan merupakan sumber nutrisi penting dalam transport aktif, sekresi,
maupun sintesis lainnya. Sehingga bila terjadi gangguan pada 1 tahap saja, dapat
mengganggu hingga keseluruhan tahap pencernaan. Pada skenario, pasien menderita batu
empedu yang menyebabkan nyeri perut kanan atas dan rasa mual.

25
Mekanisme Sistem Pencernaan dan Organ yang Terkait

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h.281.
2. Wibowo DS. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo; 2000. h. 84-5.
3. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006. h.115.
4. Mescher AL. Junqueiras basic histology text & atlas. Singapore: McGraw Hill Medical
2009. h. 211-5
5. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher
2000. h.100.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011. h.641-
92
7. Sherwood L. Human physiology from cell to system. Seventh Editon. Belmont:
Brooks/Cole; 2010.

26

Anda mungkin juga menyukai