Anda di halaman 1dari 15

Dislokasi dan Fraktura pada Extremitas Superior

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

Telphone: (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731

Pendahuluan
Sistem muskuloskeletal pada manusia adalah seluruh kerangka manusia dengan seluruh
otot yang menggerakkannya dengan tugas melindungi organ vital dan bertanggungjawab atas
lokomosi manusia. Lokomosi ialah pergerakan berbagai otot yang dapat menggerakkan anggota
badan dalam lingkup gerakan sendi tertentu. Jadi yang dimaksud dengan system muskuloskeletal
mencakup semua struktur tulang, sendi, otot, dan struktur terkait seperti tendon, ligamen serta
sistem saraf perifer.1
Sistem muskuloskeletal terdiri dari susunan berbagai macam tulang. 206 buah tulang
kerangka yang terdiri dari tulang kepala yang membentuk tengkorak (8 buah); tulang wajah (14
buah); tulang telinga dalam (6 buah); tulang lidah (1 buah); tulang yang membentuk kerangka
dada ( 25 buah); tulang yang membentuk tulang belakang dan gelang pinggul (26 buah); tulang
anggota yang membentuk lengan (ekstremitas superior) (64 buah); tulang yang membentuk
tungkai ( ekstremitas inferior) (62 buah).Pada pembahasan kali ini lebih membahas mengenai
ekstremitas superior dimana terdiri atas bahu (hubungan antara tubuh dan lengan atas), lengan
atas, siku, lengan bawah, regio carvalis, dan tangan. 2

Struktur Tulang Ekstremitas Superior

Ekstremitas superior dapat dianggap sebagai pengungkit bersendi banyak yang dapat
bergerak bebas pada tubuh melalui articulation humeri. Pada ujung distal ekstremitas superior
terdapat organ yang penting, yaitu tangan. Banyak fungsi penting dari tangan bergantung
padafungsi pollex yang seperti penjepit, yang memungkinkan seseorang mencengkeram benda
diantara pollex dan index.Ekstremitas superior dapat di bagi menjadi bahu (hubungan
antaratubuh dan lengan atas), lengan atas, siku, lengan bawah, regio carvalis,dan tangan.3

1
Tulang-tulang pada ekstremitas atas:2,4
i. Regio Scapularis

Os. Clavicula
Os. Scapulae

ii. Regio Brachium

Os. Humerus

iii. Regio Antebrachium

Os. Radius,Os. Ulna

Gambar 1. Ekstremitas superior

Scapula
Scapula adalah tulang pipih berbentuk segitga yang terdapat padadinding posterior
thorax di antara iga II sampai VII. Pada permukaanposterior, spina scapulae menonjol ke
belakang.Ujung lateral spina scapulae bebas dan membentuk acromion, yangbersendi dengan
clavicula. Angulus superolateralis scapulae membentukcavitas atau fossa glenoidalis yang
berbentuk seperti buah pir danbersendi dengan caput humeri pada articulatio humeri.
Processuscoracoideus menonjol ke atas dan depan di atas cavitas glenoidalis danmerupakan
tempat melekatnya otot dan ligamentum. Medial terhadapbasis processus coracoideus terdapat
incisura suprascapularis.Permukaan anterior scapula cekung dan membentuk fossa
subscapularis.Permukaan posterior scapula di bagi dua oleh spina scapulae menjadifossa
supraspinata di atas dan fossa infraspinata di bawah. Angulusinferior scapulae dapat di palpasi
dengan mudah pada orang hidup dan merupakan petunjuk posisi iga ketujuh dan processus
spinosus vertebraethoracicae 7.

Gambar 2. Os scapula
Humerus

Humerus bersendi dengan scapula


pada articulatio humeri sertadengan radius
dan ulna pada articulatio cubiti. Ujung atas
humerusmempunyai sebuah caput, yang
membentuk sekitar sepertiga kepalasendi
dan bersendi dengan cavitas glenoidalis
scapulae. Tepat di bawahcaput
humeri terdapat collum anatomicum. Di
bawah collum terdapattuberculum majus
dan minus yang di pisahkan satu sama lain
oleh sulcusbicipitalis. Pada pertemuan
ujung atas humerus dan corpus humeriterdapat penyempitan disebut collum chirurgicum. Sekitar
pertengahanpermukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang disebuttuberositas
deltoidea. Di belakang dan di bawah tuberositas terdapatsulcus spiralis yang ditempati oleh
2
nervus radialis.Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan lateralisuntuk
tempat lekat musculi dan ligamenta, capitulum humeri yang bulatbersendi dengan caput radii,
dan trochlea humeri yang berbentuk katroluntuk bersendi dengan incisura trochlearis ulnae.di
atas capitullumterdapat fossa radialis, yang menerima caput radii pada saat sikudifleksiokan. Di
anterior, diatas trochlea terdapat fossa coronoidea , yangselama pergerakan yang sama menerima
processus coronoideus ulnae. Diposterior, di atas trochlea , terdapat fossa olecrani, yang bertemu
denganolecranon pada waktu sendi siku pada extensio.

Gambar 3. Os humerus
Radius
Radius adalah tulang lateral lengan bawah. Ujung atasnya bersendi dengan humerus pada
articulatio cubiti dan dengan ulna pada articulation radio ulnaris proksimal. Ujung distalnya
bersendi dengan os Scaphoideum dan lunatum pada articulatio radiocarpalis dan dengan ulna
pada articulatio radio ulnaris distal. Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat
kecil. Permukaan atas caput cekung dan bersendi dengan capitulum humeri yang cembung.
Circumferentia articulare radii bersendi dengan incisura radialis ulnae. Dibawah caput tulang
menyempit membentuk collum. Dibawah cullom terdapat Tuberositas bicipitalis / tuberositas
radii yang merupakan tempat insertio musculus biceps.
Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar dibawahdibandingkan dengan
bagian atas.Corpus radii disebelah medial mempunyai margo interossea yang tajam untuk tempat
melekatnya membrana interossea yang menghubungkan radius dan ulna. Tuberculum pronator,
untuk tempat insertio musculus pronator ceres, terletak dipertengahan pinggir lateralnya. Pada
ujung bawah radius terdapat processus styloideus, yang menonjol kebawah dari pinggir
lateralnya. Pada permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang bersendi dengan caput ulnae
yang bulat.Permukaan bawah ujung radius bersendi dengan os Scaphoideum dan os Lunatum.
Pada permukaan posterior ujung distal radius terdapat tuberculum kecil, tuberculum dorsalis,
yang pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculi flexsor pollicis longus.

3
Gambar 4. Os radius

Ulna
Ulna merupakan tulang medial lengan bawah. Ujung atasnya bersendi dengan humerus
pada articulatio cubiti dan dengan caput radii pada articulatio radio ulnaris proxsimal. Ujung
distalnya bersendi dengan radius pada articulation radio ulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari
articulatio radio carpalis dengan adanya facies articularis. Ujung atas ulna besar dikenal sebagai
prosesus olecranii, bagian ini membentuk tonjolan pada siku. Procesus ini mempunyai incisura
dipermukaan anteriornya, incisura trochlearis, yang bersendi dengan trochlea humeri. Di bawah
trochlea humeri terdapat procesus coronoideus yang berbentuk segitiga dan pada permukaan
lateralnya terdapat incisura radialis untuk bersendi dengan caput radii.
Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah. Di lateral mempunyai margo interosseus yang
tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea. Pinggir posterior membulat, terletak
subcutan, dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di bawah incisura radialis terdapat lekukan,
fossa supinator, yang mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii. Pinggir posterior fossa
ini tajam dan di kenal sebaga icrista supinator, yang menjadi tempat origo musculus supinator.
Pada ujung distal ulna terdapat caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan, pada permukaan
medialnya, disebut processus styloideus.

Gambar 5. Os ulna
Otot-Otot pada 1. Otot Anterior Thorax Gerakan scapula :
Ekstremitas Atas Lapisan Superficial M. Pectoralis major
4
M. Pectoralis minor
M. Serratus anterior
M. Subclavius
M. Trapezius
M. Levator scapulae
M. Rhomboideus major
M. Rhomboideus minor

Gambar 6. Otot Anterior


Thorax Lapisan Superficial
Gambar 7. Otot posterior
thorax lapisan superficial

2. Otot yang Melewati Articulatio Humeri


Gerakan Lengan Atas :
M. deltoideus
M. Pectoralis major
M. Latissimus dorsi
M. Supraspinatus
M. Infraspinatus
M. Teres minor
M. Teres major
M. Coracobrachialis
M. Subscapularis

Gambar 8. Otot yang melewati articulatio


humeri

3. Otot yang Melewati Articulatio Cubiti

5
Daerah posterior extensor lengan lengan
bawah, yaitu M. Triceps brachii dan M.
Anconeus.
Daerah anterior flexor lengan bawah,
yaitu M. Biceps brachii, M. Brachoradialis,
dan M. Brachialis

6
4. Otot Lengan Bawah daerah Anterio,
Lapisan Superficial
M. Pronator teres
M. Flexor carpi radialis
M. Palmaris longus
M. Flexor carpi ulnaris
M. Flexor digitorum superficialis

Gambar 10. Otot Lengan bawah daerah


anterior, lapisan superficial

5. Otot Lengan Bawah daerah anterior,


Lapisan Profundus
M. Brachioradialis
M. Extensor carpi radialis longus
M. Extensor carpi radialis brevis
M. Extensor digitorum
M. Extensor carpi ulnaris

Gambar 11. Lengan bawah daerah anterior,


lapisan profundus

6. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior,


Lapisan Superficial
M. Brachioradialis
M. Extensor carpi radialis longus
M. Extensor carpi radialis brevis
M. Extensor digitorum
M. Extensor carpi ulnaris

7
Gambar 12. Otot lengan bawah daerah
posterior, lapisan superficial
7. Otot Lengan Bawah Daerah Posterior,
Lapisan Profunda
M. Supinator
M. Abductor pollicis longus
M. Extensor pollicis brevis and longus
M. Extensor indicus

Gambar 13. Otot lengan bawah daerah


posterior, lapisan profunda

Hubungan Antartulang ( Artikulasi / Persendian )


Antartulang dalam tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan
fungsinya dengan baik. Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).
Berdasarkan keleluasaan gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu sinartrosis,
sinfibrosis, dan diarthrosis.5
A. Synarthrosis
Synarthrosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama
synarthrosis,yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan antartulang
yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya pada tengkorak. Sinkondrosis
adalah persendian oleh tulang rawan (kartilago) hialin, contohnya hubungan antara epifisis dan
diafisis pada tulang dewasa.

B. Diarhtrosis

Diarthrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara leluasa.


Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal paha dan lengan atas.
Ujung tulang yang membentuk persendian (diarthrosis) bersifat khas, yaitu berbentuk bonggol,
sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran bonggol. Setiap permukaan
sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus dengan selaput sinovial yang
membentuk minyak sinovial. Cairan sinovial atau cairan sendi ini berfungsi untuk melicinkan
gerakan.

8
Tabel 1. Pembagian sendi menurut bentuk dan letaknya.5

Macam-Macam Sendi Terdapat pada Gambar

1. Sendi Engsel Persendian pada tulang siku


Sendi engsel adalah persendian dan lutut.
yang memungkinkan terjadinya
gerakan ke satu arah

2. Sendi Pelana Persendian pada hubungan


Sendi pelana adalah persendian antara tulang ibu jari dan
yang memungkinkan gerakan tulang telapak tangan.
ke dua arah.

3. Sendi Putar tengkorak dengan tulang


Sendi putar adalah persendian atlas dan radius dengan
tulang yang satu mengitari ulna.
tulang yang lain sehingga
menimbulkan gerak rotasi

4. Sendi Geser Persendian pada hubungan


Sendi geser adalah persendian antara ruas-ruas tulang
yang gerakannya hanya belakang.
menggeser, kedua ujung agak
rata dan tidak berporos. Sendi
geser disebut juga sendi kepat
atau sendi avoid.

9
5. Sendi Peluru Tulang lengan atas dengan
Sendi peluru adalah persendian gelang bahu dan tulang paha
tulang yang gerakannya paling dengan gelang panggul.
bebas di antara persendian yang
lain, yaitu dapat bergerak ke
segala arah.

6. Sendi Elipsoid / Kondiloid hubungan antara tulang


Mirip dengan sendi peluru, pengumpil dan tulang
hanya saja sendi elipsoid pergelangan tangan
memiliki bonggol dan ujung-
ujung tulangnya tidak
membulat, tetapi sedikit oval.
Oleh karena itu, gerakan yang
dihasilkan lebih terbatas
dibandingkan dengan sendi
peluru

Pergerakan sendi
Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang yang
membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang hanya berfungsi sebagai
pengungkit dan sendi sebagai penumpu.

Beberapa pergerakan sendi antara lain adalah :


1. Fleksi, adalah gerakan memperkecil sudut antara dua tulang.
Contoh : saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso kearah samping.
a. Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kearah depan (meninggalkan
daerah dorsal kaki).
b. Plantar fleksi, adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki

2. Ekstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang.


3. Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti gerakan abduksi
jari tangan dan jari kaki.
4. Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali keaksis utama tubuh (kebalikan dari
gerakan abduksi).
5. Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa
mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak.
a. Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap kebelakang.

10
b. Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap
kedepan.

c. Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat suatu
ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan berbentuk putaran.
7. Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap
kedalam atau kearah medial.
8. Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap
kearah luar.
9. Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah kedepan
atau memfleksi girdel pektoral untuk membusungkan dada.
10. Retraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang, seperti saat meretraksi
mandibula.
11. Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat mengatupkan mulut.
12. Depresi, adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior, seperti saat membuka mulut.5

Struktur Dan Fungsi Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)


Struktur dan Fungsi Jaringan Tulang Rawan Jaringan tulang rawan disebut pula
kartilago yang terbagi menjadi 3 jenis, yakni kartilago hialin, kartilago elastic, dan kartilago
fibroblast. Tulang rawan hialin memiliki berwarna putih kebiruan dan transparan. Di dalam
matriksnya terdapat serat elastic. Cermati Gambar 14. Jaringan ini banyak ditemukan dalam
tubuh. Ketika masih embrio, tulang ini berfungsi sebagai rangka sementara. Sementara pada
orang dewasa, tulang rawan hialin terdapat pada persendian, ujung tulang rusuk, dan saluran
pernafasan. Di dalam tulang rawan elastis terdapat serat elastic berwarna kuning. Perhatikan
Gambar 15. Selain itu, di dalamnya juga terdapat perikondrium. Serat elastis ini berfungsi
memberi kelenturan dan menyokong jaringan tulang rawan. Tulang rawan ini terdapat pada
embrio, laring, telinga luar, dan epiglottis. Pada tulang rawan fibroblas terdapat matriks yang
tersusun atas kolagen dengan warna gelap dan keruh. Simaklah Gambar 16. Secara struktural,
jaringan ini merupakan jaringan tulang rawan yang terkuat. Biasanya terdapat pada hubungan
antar tulang belakang dan tendon. Fungsi adalah sebagai pelindung dan penyokong jaringan.3

Gambar 14. Jaringan Gambar 15. Jaringan Gambar 16. Jaringan


tulang rawan hialin tulang rawan fibrosa tulang rawan elastis

11
Tulang rawan adalah bentuk jaringan ikat khusus terdiri atas sel-sel, disebut kondrosit,
terbesar berjaauhan dalam matriks ekstrasel mirip-jel padat. Jaringan ini tidak diterobos saraf
atau pembuluh darah. Sel-selnya, terisolasi dalam rongga kecil atau lacuna, mendapat makanan
secara difusi melalui fase air dari matriks dari kapilar dalam jaringan sekitar tulang rawan. Sifat
viskoelastis dari matriks ekstrasel member tulang rawan kekuatan dan kekenyalan luar biasa. Ia
sanggup bertumbuh cepat dan tetap mempertahankan kekuatannya, suatu sifat yang merupakan
materi sangat cocok untuk embrio yang berkembang. Sebagian besar kerangka aksial dan
apendikular pada awalnya dibentuk dari tulang rawan dan kemudian diganti oleh tulang.3

Tulang rawan agak terbatas keberadaannya dalam kehidupan pasca-lahir, namun tetap
berperan penting dalam pertumbuhan memanjang tulang panjang ekstremitas. Bila tinggi dewasa
telah tercapai, model tulang rawan dari tulang telah seluruhnya diganti oleh jaringan tulang
kecuali lapisan yang bertahan seumur hidup pada permukaan sambungan dengan tulang lain.
Dapat dibedakan tiga jenis tulang rawan, hialin, elastic, dan fibrokartilago, berdasarkan jumlah
matriks ekstrasel dan jumlah relatif serat kolagen dan elastin dalam matriks. Tulang rawan hialin
adalah bentukl yang paling banyak dijumpai, dan yang lain dapat dianggap sebagai varian dari
struktur dasarnya.3

Struktur Dan Fungsi Kartilago Hialin


Struktur dan Fungsi Kartilago Kartilago dapat mengamati penampang kartilago
hialin mengandung serabut kolagen yang hialin pada Gambar 17.
halus, bewarna putih kebirubiruan, dan
tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat
pada ujung tulang keras, cakram epifisis,
persendian, dan saluran pernapasan (dari
hidung sampai dengan bronkus). Kartilago
hialin berfungsi untuk memberi kekuatan,
menyokong rangka embrionik, menyokong
bagian tertentu rangka dewasa, dan
membantu pergerakan persendian. Anda
Gambar 17. Penampang kartilago hialin

Pada orang dewasa, tulang rawan hialin ditemukan dicincin trakea, hidung dan laring,
permukaan sendi dan ujung ventral iga yang menghubungkannya pada sternum. Ia merupakan
jarinagn semi-translusen dengan warna kelabu-kebiruan. Struktur mikroskopiknya paling mudah
dimengerti dengan mempelajari perkembangannya dalam embrio.
Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada embrio berfungsi sebagai
kerangka sementara hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti dengan tulang. Sedangkan
pada mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan sendi pada sendi yang dapat
bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar (hidung,laring,trakea,bronki), dan ujung ventral
iga, tempat berartikulasi dengan sternum, dan pada lempeng epifise.3

12
Matriks
Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul yang
membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang tepat ,mengelilingi
setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan sedikit kolagen.3

Perikondrium
Kecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis jaringan ikat
padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan.3

Terdiri dari dua lapisan : lapisan fibrosa dan lapisan khondrogenik


Kondrocyt
Pada tepian kartilago hyalin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan sumbu panjang paralel
dengan permukaan. Lebih ke dalam bentuknya bulat, dan dapat berkelompok hingga 8 sel,
kesemuanya adalah hasil dari pembelahan mitosis dari kondrosit. Kelompok demikian disebut
dengan kelompok isogen.3

Struktur paling luar dari kartilago Hyalin bagian atas sama dengan dari bawah masing-masing
terdapat selaput perikondrium yang kaya fibroblas. Agak ke tengah terdapat kondroblas atau sel
kartilago muda dalam kapsula kecil dengan sitoplasma penuh. Makin ke tengah terdapat
kondrosit atau sel rawan dewasa dalam berkelompok seperti bagian paling tengah, kondrosit
tampak membentuk kelompok dua-dua empat-empat, dan disebut kelompok isogen. Tiap
kelompok isogen dikelilingi matriks teritorial dan menampakkan kondrosit dengan sitoplasma
tereduksi, sehingga tampak ruang antara sitoplasma dengan kapsula yang disebut lakuna. Antara
dua kelompok isogen dipisahkan oleh matriks interteritorial.3

Struktur dan Fungsi Kartilago Elastis


Struktur dan Fungsi Kartilago
Elastis - Kartilago elastis mengandung
serabut elastis dan serabut kolagen.
Matriksnya berwarna keruh kekuning-
kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari
kartilago yang lain sehingga mudah pulih
posisinya. Kartilago ini terdapat di epiglotis,
daun telinga, dan bronkiolus.
Kartilago elastis berfungsi untuk memberi
fleksibilitas dan sebagai penyokong. Anda
dapat mengamati penampang kartilago Gambar 18. Penampang kartilago elastis
elastis pada Gambar 18.3

Tulang rawan elastis ditemukan pada telinga luar, dinding liang telinga dan liang
eustachii, epiglotis dan tulang rawan kornikulata dan kuneifrom dari laring. Ia berbeda dari
tulang rawan hialin karena lebih keruh, warna kuning, dan lebih fleksibel.

13
Kondrositnya serupa dengan yang ditulang rawan hialin dan menempati lakuna tersebar satu-satu
atau dalam kelompok isogen dua-dua atau empat. Matriksnya kurang banyak dan sebagian
substansinya terdiri atas serat elastin yang banyak bercabang. Pada sediaan yang dipulas
terhadap elastin, serat-serat itu begitu rapatnya hingga menutupi komponen proteoglikan amorf
dari matriks. Di tepian, anyaman elastinnya lebih longgar dan seratnya tampak berlajut ke dalam
perikondrium.3
Tulang rawan elastis tidak berkembang dari pusat kondifikasi yang sangat seluler namun
didaerah jaringan ikat primitive yang mengandung sel mesenkim dan berkas serat yang tidak
dimiliki cirri kolagen maupun elastin. Serat biasa ini kemudian memperoleh ciri pemulasan
elastin dan sel-sel mesenkim menyusutkan cabang-cabangnya dan berkembang menjadi
kondrosit, mensekresi matriks disekitarnya dan sekitar serat. Pemadatan jaringan ikat sekitar
tepian membentuk perikondrium.3
Meskipun matriksnya kurang banyak disbanding tulang rawan hialin, ia sama pentingnya
bagi sifat mekanik jaringan. Hal ini secara dramatis diperlihatkan dalam percobaansederhana
berikut. Bila papain mentah disuntikan secara intravena kedalam kelinci muda, proteoglikan
matriks mengalami degradasi sebagian dan telinganya jatuh. Tetapi kondrosit dengan cepat
berespons dengan mensekresi komponen matriks baru dan telinganya sebagian besar pulih
kembali dalam 48 jam.3

Struktur dan Fungsi Kartilago Fibrosa


Struktur dan Fungsi Kartilago dapat mengamati penampang kartilago
Fibrosa - Kartilago fibrosa mengandung fibrosa pada Gambar 19.3
serabut kolagen yang padat dan kasar
sehingga matriksnya berwarna gelap dan
keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-
ruas tulangbbelakang, simfisis pubis, dan
persendian. Kartilago
fibrosa berfungsi untuk menyokong dan
melindungi bagian di dalamnya. Anda
Gambar 19. Penampang kartilago fibrosa

Fibrokartilago sangat mirip jaringan ikat padat teratur dan keduanya sering menyatu
tanpa batas tegas diantaranya. Jadi fibrokartilago ditemukan pada tempat insersi ligamen dan
tendo pada tulang. Sebagai gantinya fibroblas fusifrom, kondrosit dikelilingi sedikit matriks
tulang rawan tersusun berbaris diantara berkas perarel serat kolagen tope-I. Biasanya tidak
terdapat perikondrium. Sel-selnya terdapat dalam lakuna dengan simpai sangat tipis yang
mungkin basofilik namun jaringan keseluruhannya biasanya asidofilik karena banyaknya
kolagen. Materi amorf yang sedikit itu kaya akan kondroitin sulfat dan dermatan sulfat. Sebagian
besar fibrokartilago dalam tubuh ditemukan dalam diskus intervertebralis yang merupakan
seperlima panjang tulang belakang. 3
Vertebra memiliki lapis tipis tulang rawan hialin pada permukaaan superior dan
inferiornya. Di antara lapis tulang rawan vertebra berturutan terdapat diskus intervertebralis
dengan materi glatinosa lunak dipusatnya, yaitu nukleus pulposus, dibatasi tepiannya oleh cincin
14
fibrokartilago kuat, disebut anulus fibrisus. Nukleus pulposus adalah derivate dari notochord
ambrio. Ia terdiri aats sedikit sel tersebar jarang dalam matriks lunak kaya asam hialuronat. Sel-
sel ini mengurang dengan bertambahnya usia dan setelah usia 20, tak ada lagi. Anulus fibrosus
terdiri atas banyak lamel konsentris serat kolagen tipe-I yang berjalan serong diantara vertebra,
berakhir pada tulang rawan hialin vertebra yang dihubunginya. Berkas serat dalam lamel
berseblahan terorientasi tegak lurus, menghasilkan susunan yang member fibrokartilago
kemampuan besar menahan kekuatan yang hendak menggeser vertebra satu terhadap lainnya. 3
Nukleus pulposus, terkurung diantara vertebra dan ditahan oleh anulus fibrosus di
tepiannya, membantali kekuatan kompresif sepanjang sumbu tulang belakang.
Anulus fibrosus dapat robek, paling sering di daerah lumbal. Bila herniasinya posterior,
penonjolan nukleus pulposus dapat menekan saraf spinal disertai nyeri hebat dan gangguan
neurologis di daerah yang disarafinya.3

Pembahasan Skenario
Seorang laki-laki usia 55 tahun diantar anaknya ke dokter dengan keluhan tidak bisa
menggerakan lengan kirinya sejak seminggu yang lalu. Menurut anaknya yang juga mahasiswa
kedokteran, ayahnya tidak ke dokter seusai jatuh dari tangga saat membetulkan genteng rumah,
namun hanya diurut. Dari hasil pemeriksaan didapatkan dislokasi pada persendian bahu dan
fraktur bagian 1/3 distal os radius. Kemudian anaknya menanyakan mengapa lengan tersebut
tidak bisa digerakkan sama sekali. Dokter tersebut menjelaskan untuk mengetahuinya harus
terlebih dahulu mengenal struktur anatomi yang saling berhubungan di sekitar lengan yang ikut
mendukung melakukan pergerakan.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dislokasi yang terjadi dalam skenario terdapat pada
bagian sendi peluru. Sendi peluru menyambung pada tulang lengan atas (os humerus) dengan
gelang bahu (os scapula). Dislokasi bahu anterior merupakan kondisi dimana keluarnya caput
humeri dari cavitas artikulare sendi bahu yang dangkal. Sedangkan fraktur yang terjadi pada
bagian 1/3 os radius sinistra menyebabkan disfungsi otot-otot sekitar, dengan begitu lengan
menjadi sulit untuk digerakkan.

Daftar Pustaka
1. Farida N. Kid and global disease. Jakarta: Grasindo; 2010.h.45-8.
2. Laksman H. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.123.
4. Rohen JW, Yokochi C, Drecoll EL. Atlas anatomi manusia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 1999.h.354.
5. Hubungan antartulang (Artikulasi/Persendian). Diunduh dari http://www.sentra-
edukasi.com/2011/07/hubungan-antartulang-artikulasi.html, pada tanggal 19 maret 2013.
6. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.h.91.
7. Fawcett, Bloom. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.h.127.
8. Artner J. Atlas of human skeletal anatomy. Ebook. 2002.

15

Anda mungkin juga menyukai