Anda di halaman 1dari 9

Kekerasan Dalam

Rumah Tangga
Irene Andrea Handaka
102014098
Skenario 5

Seorang perempuan 29 th, datang ke IGD bersama dengan Polisi meminta untuk dilakukan visum
et repertum. Wanita tersebut mengaku telah dipaksa melakukan anal sex oleh suaminya. Kejadian
tersebut telah terjadi berulang kali sejak satu tahun terakhir. Dari pemeriksaan ditemukan adanya
luka memar pada lengan kanan dan kiri, luka memar pada dada, jaringan parut pada dinding luar
lubang pelepasan, lipatan/kerutan lubang pelepasan sudah mulai menghilang dan kekuatan otot
lubang pelepasan melemah.
Mind Map Aspek
Hukum dan
Medikolegal

Visum et Identifikasi
Repertum Korban

RM
Pemeriksaan
Anmnesis
Medis
Definisi
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman atau perampasan kemerdekaan,
LINGKUP RUMAH TANGGA
• UU NO 23 TAHUN 2004secara melawsan hukum dalam lingkup rumah tangga.
( pasal 2 UU RI 1.
NO Kekerasan
23 tahun 2004)
Fisik ( pasal 6)
Bentuk-bentuk kekerasan
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat ( pasal 1 UUterdiri
yang RI 2.
NOKekerasan
23 tahun 2004)
- tangga Psikis (pasal 7)
dalam rumah Suami, Isteri, dan anak ( termasuk anak angkat dan anak tiri )
dari suami istri, 3. Kekerasan Seksual (pasal 8)
(pasalatau
5 UUsuami istritahun
RI- no 23 dan anaknya, atau ayah dan
Orang-orang yang mempunyai 4. hubungan keluarga
Penelantaran Rumah dengan
Tangga orang
2004)
anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam (pasal 9)
sebagaimana disebutkan diatas karena hubungan darah, perkawinan
garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.
(misalnya mertua, menantu, ipar, dan besan), pengasuhan, dan perwalian,
yang menetap dalam rumah tangga
- Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah
tangga tersebut, dalam jangka waktu lama berada dalam rumah tangga yang
bersangkutan.
Faktor
Pelaku danPemicu
Korban Kekerasan
Dalam Rumah Tangga
Terjadinya Sanksi Pidana pada kekerasan Fisik
(pasal 44,50)
( Pasal 2 UU RI No 23 Tahun
KDRT 2004 ) )
Sanksi Pidana pada kekerasan Psikis
(pasal 45,50)
Sanksi pidana bagi pelaku
KDRT
(UU nodengan
Yang dimaksud 23 tahun 2004
pelaku KDRT )
adalah
Sanksi Pidana pada kekerasan Seksual
orang yang melakukan kekerasan dan atau (pasal 46,47,48,50)

ancaman kekerasan dalam lingkup rumah


tangga Yang dimaksud dengan korban KDRT adalah
Sanksi Pidana pada Penelantaran Rumah
orang yang mengalami kekerasan dan arau
Tangga
(pasal 49,50)
ancaman kekerasan dalam lingkup rumah
tangga
Identifikasi Korban

Untuk pembuatan Visum et Repertum


• luka memar pada lengan kanan dan kiri,

1. Lakukan Anamnesis terhadap korban luka memar pada dada  kekerasan


akibat benda tumpul
• jaringan parut pada dinding luar lubang

2. Pemeriksaan Fisik terhadap korban pelepasan


• lipatan/kerutan lubang pelepasan sudah
Pemeriksaan Medis mulai menghilang
• kekuatan otot lubang pelepasan
melemah.

Pemeriksaan cairan sperma/ cairan mani


Visum et Repertum Pasal 133 KUHAP ayat 1
Penyidik dalam rangka menangani korban baik luka,
kekerasan atau mati yang diduga akibat tindak

Susunan dalam Ver : pidana dapat meminta bantuan dokter ahli


Visum et repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter
kehakiman, atas
dokter, ataupermintaan
ahli lainnya. penyidik yang
1. Pro Justisia
berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun
2. Pendahuluan
bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah,
3. Hasil pemeriksaan
untuk kepentingan peradilan. Visum et repertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu
4. Kesimpulan
perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia.
5. Penutup
kesimpulan

Visum et Repertum adalah suatu keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik
secara tertulis mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusian, baik hidup maupun mati
ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan dibawah
sumpah, untuk kepentingan peradilan.
Dalam pembuatan Visum et Repertum, haruslah jelas, lengkap, mengacu pada pasal-pasal yang terikat
dalam undang-undang, dan harus bersifat objektif, independent dan ilmiah.
Dalam kasus diatas mengenai kdrt, sangat penting dilakukannya anamnesis serta pemeriksaan-
pemeriksaan yang terkait dengan kasus.

Anda mungkin juga menyukai