1410211114
Ega Mardiyana
Blok Forensik
Pendahuluan
Cemas
Penuh rasa takut
Sedih
Putus asa
Sulit tidur
Nyeri tidak jelas
Merusak Kondisi psikologis
Bentuk KDRT
Kekerasan Fisik
memukul, menendang, dan lain-lain yang mengakibatkan luka, rasa sakit, atau
cacat pada tubuh istri hingga menyebabkan kematian
Kekerasan Psikis
menghina, berkata kasar dan kotor yang mengakibatkan menurunnya rasa
percaya diri, meningkatkan rasa takut, hilangnya kemampuan untuk bertindak
dan tidak berdaya
Kekerasan Seksual
memaksa istri untuk melakukan hubungan seksual dengan cara-cara yang tidak
wajar atau bahkan tidak memenuhi kebutuhan seksual istri
Kekerasan Ekonomi
membatasi istri untuk bekerja di dalam atau di luar rumah
membiarkan istri yang bekerja untuk di-eksploitasi
tidak memberikan gajinya pada istri
tidak mengijinkan istri untuk meningkatkan karirnya
Lingkup Rumah Tangga
Sakit fisik
Tekanan mental
Menurunnya rasa percaya diri dan harga diri
Depresi, dan keinginan untuk bunuh diri
Berdampak pada anak
Karakteristik kasus KDRT
Mengutip Walker dan Gelles (dalam Frederick & Foreman, 1984) bahwa KDRT
cenderung mengikuti alur sebuah siklus atau lingkaran kekerasan berulang
terhadap istri (cycle of violence)
Fase 1
Munculnya ketegangan, berbagai konflik, pertengkaran mulut, tidak adanya
kesatuan pendapat
Fase 2
Insiden penganiayaan akut terjadi dengan tindakan kekerasan secara verbal,
fisik dan seksual, berlangsung dalam beberapa jam sampai 24 jam atau lebih
lama lagi
Fase 3
Keduanya merasa mereda/ hilang
Pemeriksaan kedokteran forensik
Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebes
dari segala bentuk kekerasan sesuai dengan falsafah Pancasila dan
Undang-undang Republik Indonesia tahun 1945.
Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama Kekerasan dalam rumah
tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk deskriminasi yang harus
dihapus.
Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang kebanyakan adalah
perempuan, hal itu harus mendapatkan perlindungan dari Negara
dan/atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan atau
ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan
derajat dan martabat kemanusiaan.
. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d perlu dibentuk Undang-undang tentang
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
KUHP (kitab undang-undang hukum pidana) pasal 356 yang secara garis
besar isi pasal yang berbunyi:
Barang siapa yang melakukan penganiayaan terhadap ayah, ibu, isteri
atau anak diancam hukuman pidana
Cara penanggulangan KDRT
Perlunya keimanan yang kuat dan akhlaq yang baik dan berpegang
teguh pada agamanya
Harus tercipta kerukunan dan kedamaian di dalam sebuah keluarga,
Harus adanya komunikasi yang baik antara suami dan istri
Butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya
antar anggota keluarga
Saran