PENDAHULUAN
Penelantaran yang dimaksud dalam pasal 9 ayat 1 dan 2 yaitu jika orang
yang menurut hukum atau karena perjanjian atau persetujuan menelantarkan
kewajibannya untuk memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada orang-orang dalam lingkup rumah tangga atau orang yang mengakibatkan
ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk bekerja
yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di bawah kendali
orang terebut.2,6 Tindak pidana kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan
seksual merupakan delik aduan.2
II. 4 SANKSI-SANKSI
Ancaman bagi pelaku kekerasan dalam rumah tangga diatur dalam pasal 44.
Disebutkan bahwa setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam
lingkup rumah tangga dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
denda paling banyak lima belas juta rupiah. Bila kekerasan fisik yang dilakukan
mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat maka dipidana dengan
hukuman penjara paling lama sepuluh tahun atau denda paling banyak tiga puluh
juta rupiah. Apabila korban sampai meninggal dunia, maka pelaku dikenakan
sanksi pidana penjara paling lama lima belas tahun atau denda paling banyak
empat puluh lima juta rupiah. Jika kekerasan fisik yang dilakukan tidak sampai
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan, mata
pencaharian, atau kegiatan sehari-hari, maka sanksi yang diberkan berupa pidana
penjara paling lama empat bulan atau denda paling banyak lima juta rupiah.2
Pelaku kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga diancam pada pasal 44.2
UU PKDRT No. 23 Tahun 2004 Pasal 44
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah
tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp15.000.000,00
(lima belas juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp30.000.000,00 (tiga
puluh juta rupiah).
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan
matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun atau denda paling banyak Rp45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).
(4) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
suami terhadap isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau
kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
bulan atau denda paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Ancaman bagi pelaku kekerasan seksual dalam rumah tangga terdapat pada
pasal 46, 47, dan 48.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Irianto, Sulistyowati. Isu KDRT dan Perspektif Pluralisme Hukum.
Cetakan Pertama. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 2012.
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 Tentang PKDRT.
3. Alwi, Hasan. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
4. Sekilas Tentang Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (Cited on 2012 July 26). Available from : URL : http://www.lbh-
apik.or.id/fact-58.htm
5. Wijayanti, Asri SH MH. KDRT dan Perlindungan Anak. 25 Juli 2012.
Available from : URL:
http://www.gagasanhukum.wordpress.com/2012/06/08/kdrt-dan
perlindungan-anak-bagian-iii/
6. Kekerasan Dalam Rumah Tangga Bukan Sebatas Kekerasan Fisik. 20
November 2011 (Cited on 2012 July 26). Available from: URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2012/11/20/13210000/kdrt.bukan.sebat
as.kekerasan.fisik