KELOMPOK III:
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini, kasus kekerasan (termasuk pembunuhan) dalam
rumah tangga di Indonesia cenderung meningkat. Di dalam rumah
tangga, ketegangan maupun konflik merupakan hal yang biasa. Namun,
apabila ketegangan itu berbuah kekerasan, seperti: menampar,
menendang, memaki, menganiaya dan lain sebagainya, ini adalah hal
yang tidak biasa. Hal itulah yang sering disebut dengan KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) dlm UU N0. 23/2004 pasal 1 adalah perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya penderitaan
fisik, seksual, psikologis, penelantaran rumah tangga, ancaman,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam rumah tangga.
Pada tanggal 14 September 2004 telah disahkan Undang-Undang
No. 23 tahun 2004 mengenai Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (PKDRT) yang terdiri dari 10 bab dan 56 pasal, yang diharapkan
dapat menjadi payung perlindungan hukum bagi anggota dalam rumah
tangga, khususnya perempuan, dari segala tindak kekerasan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mampu memahami secara menyeluruh tentang tindakan
kekerasan pada istri dalam rumah tangga.
2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi bentuk serta factor-faktor
yang menyebabkan terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT).
3. Dapat mengimplikasikan dan mengetahui bagaimana proses
asuhan keperawatan dalam masalah kekerasan rumah tangga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Undang-Undang PKDRT ini menyebutkan bahwa Kekerasan dalam
Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga (Pasal 1 ayat 1).
2. Menurut Pasal 6 kekerasan fisik adalah perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat.
3. Menurut pasal 7 kekerasan psikis adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau
penderitaan psikis berat pada seseorang.
4. Menurut Suryasukma efek psikologis penganiyaan bagi banyak
perempuan lebih parah disbanding efek fisiknya. Rasa takut,
cemas, letih, kelainan stress post traumatic, serta gangguan makan
dan tidur merupakan reaksi panjang dari tindak kekerasan terhadap
istri juga mengakibatkan kesehatan reproduksi terganggu secara
bilologis yang pada akhirnya terganggu secara sosiologis.