TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
2.1.2. Lingkup
adalah :
Suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri).
Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah
Kekerasan Fisik
jatuh sakit atau luka berat (Pasal 6). Adapun kekerasan fisik dapat
Kekerasan Psikis
Kekerasan Seksual
orang lain untuk tujuan komersial dan / atau tujuan tertentu. Kekerasan
rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan / atau
tersebut. Selain itu, penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang
atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah
Wahab, 2010).
keyakinan bahwa anak laki-laki harus kuat, berani dan tidak toleran.
dalam rumah tangganya, maupun dari pihak - pihak yang terkait yang
kasus KDRT yang kecil pun lebih banyak dipandang sebelah mata
orang lain. Hal ini menyebabkan munculnya perasaan malu karena akan
apa yang terjadi, hal ini dapat menjadi tekanan tersendiri bagi korban,
2.1.5. Dampak
stress pasca trauma, mengalami depresi, dan keinginan untuk bunuh diri
(Wahab, 2010).
perundang-undangan.
korban sesuai dengan standar profesi, dan dalam hal korban memerlukan
medis yang memiliki kekuatan hukum yang sama sebagai alat bukti.
yang dapat dilakukan untuk menangani KDRT, yaitu pendekatan kuratif dan
a. Pendekatan Kuratif
korban KDRT.
lingkungannya.
b. Pendekatan Preventif
dan membahagiakan.
tinggi.
2.2.1. Definisi
tertulis yang dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi) penyidik tentang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
2.2.3. Prosedur
sanksi hukum pidana sesuai dengan KUHP pasal 216, yang berbunyi :
sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi
pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling
dokter berhak menentukan jenis pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan
barang bukti berupa perlukaan atau akibat-akibat lain pada tubuh korban,
dapat dilakukan akibat penolakan atau tidak mungkin dilakukan, maka hal
(Soeparmono, 2002).
A. Orang hidup
VeR lanjutan
VeR sementara
B. Orang mati
VeR jenazah
Pendahuluan
Isi
Kesimpulan
Penutup
Visum et Repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana
tertulis dalam pasal 184 KUHP. VeR turut berperan dalam proses
pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia. VeR
membaca Visum et Repertum, dapat diketahui dengan jelas apa yang telah
terjadi pada seseorang, dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-
norma hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh dan jiwa
terhadap suatu hasil pemeriksaan. Hal itu sesuai dengan pasal 180 KUHAP
(Afandi, 2010).
ringan sebagaimana diatur dalam pasal 352 (1) KUHP menyatakan bahwa
penganiayaan ringan. Jadi bila luka pada seorang korban diharapkan dapat
sebagaimana diatur dalam pasal 351 (1) KUHP tidak menyatakan apapun
diatur dalam pasal 351 (2) KUHP yang menyatakan: Jika perbuatan
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
pekerjaan pencarian
Cacat berat
Sakit lumpuh