Anda di halaman 1dari 50

DR. Dr.H. RASYIDIN ABDULLAH, MPH, MH.

DPDK
Kajahatan Sosial
Kejahatan (Kriminalitas) berasal dari kata “
Crime” yang berarti kejahatan. Berbgai sarjana
telah berusaha memberikan pengertian kejahatan
secarayuridis berarti segala tingka laku manusia
yang dapat dipidanakan yang diatur dalam
hukum pidana kriminalitas atau tindak kriminal
segala sesuatu yang melanggar hukum atau
sebuah tindak kejahatan.
Faktor-faktor yang memepengaruhi Kajahatan

a. Faktor dari dalam Individu.


• Sifat Khusus dalam diri individu.
• Sifat umum dalam diri individu

a. Faktor dari luar Individu.


•Faktor Ekonomi.
•Faktor Media massa.
Kesenjangan Sosial

Menurut Haryanta kesenjangan sosial ekonomi


merupakan perbedaan jarak kelompok atas
dengan kelompok bawah
Faktor pendorong Kesenjangan Sosial Ekonomi

1. Menurunnya pendapatan per kapita.


2. Ketidakmerataan pembangunan di daerah-
daerah
3. Rendahnya mobilitas sosial
4. Adanya pencemaran lingkungan.
Beberpa contoh kejahatan sosial.

1. Tindak Pelecehan Seksual Anak.


2. Kekerasan Rumah tangga.
3. Perampasan Hak.
4. Adanya pengrusakan lingkungan.
5. Dampak kejadian Luar biasa & bencana.
Tindak Pelecehan Seksual Anak.

Hal ini berkaitan dengan moralitas generasi


muda, banyak terjadi kasus kejahatan pelecehan
seksual terhadap anak.
Aktivitas Seksual anak remaja yang
menyimpang sangat memprihatimkan karena
telah mengarah pada tindakan kriminalitas
secara hukum pidana telah menyalahi ketentuan
undang-undang.
Faktor terjadinya Tindak Pidana Pelecehan
Seksual oleh Anak.

Terjadi karena beberapa faktor psikologis


diantaranya faktor Psikologis dintaranya.
1. Anak tidak mendapat kasih sayang dari
orang tuanya.
2. Orang tua lu[a diri sebagai orang tua karena
terlalu sibuk.
3. Pengaruh lingkungan.
4. Kebebasan pergaulan akibat tidak mendapat
perhatian orang tua dirumah.
5. Adanya film dan video yang lepas sensor
Faktor terjadinya Tindak Pidana Pelecehan
Seksual oleh Anak. (lanjutan )

6. bacaan-bacaan yang dapat menimbulkan


rangsangan dan pengaruh bagi yang
membaca dan melihatnya.

Akibat banyak terjadi penyimpangan seksual


terutama ank usia remaja yang dapat merusak
jiwa anak tersebut, biasanya anak-anak
praremaja yang berpotensi sebagai korban dan
pelaku pelecehan seksual.
Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara
anak dari proses peradilan pidana ke proses diluar
peradilan pidana (Ps 1 Ayat (7) UU SPPA)

Kewajiban Diversi
Pasal 7
(1) Pada tingakat penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan perkara Anak di pengadilan negeri wajib
di upayakan Diversi.
(2) Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakasanakan dlm hal tindak pidana yang dilakukan :
a. diancam dengan pidana penjara dibawah 7 (tujuh)
tahun; dan
b. Bukan merupakan pengulangan tindak pidana.
• Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat KDRT)
• adalah kekerasan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik oleh suami
maupun oleh istri.
• Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT),

• KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan,


yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

• Sebagian besar korban KDRT adalah kaum perempuan (istri) dan


pelakunya adalah suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya,
atau orang-orang yang tersubordinasi di dalam rumah tangga itu.

• Pelaku atau korban KDRT adalah orang yang mempunyai hubungan


darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian dengan suami, dan
anak bahkan pembatu rumah tangga.
Bentuk-Bentuk KDRT
Kekerasan Fisik

Kekerasan Psikis

Kekerasan Seksual

Kekerasan Ekonomi
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan Fisik Berat, berupa penganiayaan
berat seperti menendang; memukul,
menyundut; melakukan percobaan
pembunuhan atau pembunuhan dan semua
perbuatan lain
Kekerasan Fisik Ringan, berupa menampar,
menjambak, mendorong, dan perbuatan
lainnya.
MENU UTAMA
2. Kekerasan Psikis
• Kekerasan Psikis Berat, berupa tindakan
pengendalian, manipulasi, eksploitasi,
kesewenangan, perendahan dan penghinaan,
dalam bentuk pelarangan, pemaksaan dan
isolasi sosial; tindakan dan atau ucapan yang
merendahkan atau menghina; penguntitan;
kekerasan dan atau ancaman kekerasan fisik,
seksual dan ekonomis.
• Kekerasan Psikis Ringan, berupa tindakan
MENU UTAMA
pengendalian, manipulasi, eksploitasi,
3. Kekerasan Seksual

• Kekerasan seksual berat, berupa:


• Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ seksual,
mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang menimbulkan rasa
muak/jijik, terteror, terhina dan merasa dikendalikan.
• Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban
tidak menghendaki.
• Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau
menyakitkan.
• Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan atau
tujuan tertentu.
• Terjadinya hubungan seksual dimana pelaku memanfaatkan posisi ketergantungan
korban yang seharusnya dilindungi.
• Tindakan seksual dengan kekerasan fisik dengan atau tanpa bantuan alat yang
menimbulkan sakit, luka,atau cedera.
• Kekerasan Seksual Ringan, berupa pelecehan seksual secara
verbal seperti komentar verbal, gurauan porno, siulan, ejekan
dan julukan dan atau secara non verbal, seperti ekspresi
wajah, gerakan tubuh atau pun perbuatan lainnya yang
meminta perhatian seksual yang tidak dikehendaki korban
bersifat melecehkan dan atau menghina korban.

MENU UTAMA
4. Kekerasan Ekonomi
1. Kekerasan Ekonomi Berat, yakni tindakan eksploitasi,
manipulasi dan pengendalian lewat sarana ekonomi berupa:
• Memaksa korban bekerja dengan cara eksploitatif termasuk
pelacuran.
• Melarang korban bekerja tetapi menelantarkannya.
• Mengambil tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan
korban, merampas dan atau memanipulasi harta benda
korban.
2. Kekerasan Ekonomi Ringan, berupa melakukan upaya-upaya
sengaja yang menjadikan korban tergantung atau tidak berdaya
secara ekonomi atau tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.
MENU UTAMA
Penyebab KDRT
• Laki-laki dan perempuan tidak dalam posisi yang setara
• Masyarakat menganggap laki-laki dengan menanamkan anggapan bahwa
laki-laki harus kuat, berani serta tanpa ampun
• KDRT dianggap bukan sebagai permasalahan sosial, tetapi persoalan
pribadi terhadap relasi suami istri
• Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan
bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan
• tidak adanya pengetahuan dari kedua belah pihak bagaimana cara
mengimbangi dan mengatasi sifat-sifat yang tidak cocok diantara
keduanya
• tidak adanya rasa cinta pada diri seorang suami kepada istrinya, karena
mungkin perkawinan mereka terjadi dengan adanya perjodohan diantara
mereka tanpa didasari dengan rasa cinta terlebih dahulu.
Akibat KDRT
1. Cedera berat
2. Tidak mampu menjalankan tugas sehari-hari
3. Pingsan
4. Luka berat pada tubuh korban dan atau luka yang sulit
disembuhkan atau yang menimbulkan bahaya mati
5. Kehilangan salah satu panca indera.
6. Mendapat cacat.
7. Menderita sakit lumpuh.
8. Terganggunya daya pikir selama 4 minggu lebih
9. Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan
10.Kematian korban.
11.Gangguan tidur atau gangguan makan atau ketergantungan
obat atau disfungsi seksual yang salah satu atau kesemuanya
berat dan atau menahun.
12.Gangguan stres pasca trauma.
13.Gangguan fungsi tubuh berat (seperti tiba-tiba lumpuh atau buta
tanpa indikasi medis)
14.Depresi berat atau destruksi diri
15.Gangguan jiwa dalam bentuk hilangnya kontak dengan realitas
seperti skizofrenia dan atau bentuk psikotik lainnya
16.Bunuh diri
17.Ketakutan dan perasaan terteror
18.Rasa tidak berdaya, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak
19.Gangguan tidur atau gangguan makan atau disfungsi seksual
20.Gangguan fungsi tubuh ringan (misalnya, sakit kepala, gangguan
pencernaan tanpa indikasi medis)
21.Fobia atau depresi temporer
Istilah teori kekerasan dalam rumah tangga, berasal dari :
+ bahasa Inggris, yaitu violence household theory,
+ bahasa Belanda disebut dengan istilah geweld huishouden theorie,
+ bahasa Jerman disebut theorie der gewalt in der familie.

Istilah kekerasan sendiri berasal dari:


• bahasa Belanda , hardhead atau geweld.
• bahasa Inggris, yaitu hardness atau violence,
• Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kekerasan diartikan sebagai:
Perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera
atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang
orang lain”.
Pengertian kekerasan dalam rumah tangga dijumpai dalam Pasal 1
angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga. Kekerasan dalam rumah tangga
adalah:
'Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1989), hlm. 425.
Solusi
Menjaga komunikasi yang baik antara suami dan istri,
agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan
harmonis
Menerapkan rasa saling percaya, pengertian, saling
menghargai dan sebagainya
kedua belah pihak harus sama-sama menjaga agar tidak
terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan.
Membaca buku-buku yang berisi cerita tentang
bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang baik.
Contoh
Contoh KDRT
KDRT
Kejahatan sosial akibat Kejadian Luar biasa atau
bencana
Kejahatan ini terjadi akibat :
- Kebutuhan yang tinggi yang tidak terpenuhi.
- Keterbatasan gerak melakukan aktivitas.
- Peraturan yang diterapkan sepihak dan bersifat
instruktif (Top-down)
- Pemerintah /berwewenang tidak sanggup memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat.
- Terjadinya kejahatan properti yaitu kejahatan yang
termasuk didalamnya Pencurian, perampokan,
pembakaran.
- Meningkatnya angka pengangguran dan
kemiskinan.
Solusi
Menjaga komunikasi yang baik antara berbagai
sektor yang terkait
Perencanaan harus kombinasi Top-down dan Bottom
Up
Aturan harus jelas, sistimatik, prikemanusian dapat
dilaksanakan oleh masyarakat baik sebai obyek
maupaun sebagai subyek.
Situasi harus konduksif, bukan situasi panik atau
keresahan.
Angka pengangguran dan kemiskinan dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai