Anda di halaman 1dari 5

Notulensi Diskusi Online “Kekerasan Terhadap Perempuan”

Pembicara : SITI DARIYATINI, S.Sos MM


Tanggal : 21 Juni 2020

 Pengertian
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap perbuatan yang mengakibatkan penderitaan bagi
perempuan, baik secara fisik, psikologis, seksual, pemaksaan dan perampasan kebebasan baik
yang terjadi di lingkungan masyarakat maupun rumah tangga.
 Jenis – jenis Kekerasan
1. Kekerasan Fisik
2. Kekerasan Psikis/Psikologis
3. Kekerasan Seksual
4. Kekerasan Seksual

 Kekerasan Fisik
Tindakan yang bertujuan melukai dengan menggunakan anggota tubuh (Kaki, Tangan) / dengan
benda lain. Bentuk kekerasan fisik antara lain : Pemukulan, penjambakan, tamparan,
penedangan, pelemparan benda, pencekikan, dll. Alat – alat yang digunakan untuk peniksaan
antara lain : Setrika, pisau, Gunting, dll.
 Akibat Kekerasan Fisik
1. Cedera berat
2. Pingsan
3. Luka berat pada tubuh korban yang bisa disembuhkan atau yang menimbulkan bahaya
mati
4. Kerusakan salah satu bagian panca indera
5. Cacat
6. Menderita sakit lumpuh
7. Kematian Korban

 Kekerasan Psikis/Psikologis
Tindakan yang merendahkan citra seorang perempuan, baik melalui ucapan maupun perbuatan
yang menekan emosi perempuan.
 Akibat Kekerasan psikis
1. Hilang kemampuan bertindak
2. Stress atau Trauma
3. Gangguan fungsi Tubuh
4. Gangguan jiwa
5. Bunuh diri
6. Depresi berat
7. Hilang percaya diri
8. Gangguan tidur

 Kekerasan Ekonomi
Bentuk penelantaran ekonomi dimana tidak diberi nafkah yang sesuai, melarang bekerja di
dalam atau luar rumah, sehingga korban diperdaya oleh pelaku.
 Kekerasan Seksual
• Kekerasan yang bernuansa kekerasan yang bernuansa seksual, termasuk berbagai
perilaku yang tak diinginkan dan mempunyai makna seksual yang disebut pelecehan
seksual
• Berbagai bentuk pemaksaan hubungan seksual yang disebut sebagai perkosaan. Tindakan
kekerasan ini bisa diklasifikasikan dalam bentuk kekerasan fisik maupun psikologis. 
 BENTUK-BENTUK KEKERASAN SEKSUAL
• Pelecehan seksual tanpa sentuhan. Termasuk di dalamnya bentuk pemaksaan
mengamati pornografi, atau exhibitionisme;
• Pelecehan seksual dengan sentuhan. Segala tindakan meraba organ seksual
maupun memaksa untuk meraba organ seksual,;
• Adanya penetrasi ke dalam vagina dengan benda apa saja yang tak memiliki
tujuan medis.
• Eksploitasi seksual. Mencakup seluruh tindakan yang memaksa orang masuk
dalam tujuan prostitusi, atau memaksa orang sebagai model foto atau film porno

 Trauma yang dialami korban kekerasan seksual


1. Depresi
2. Trauma
Mereka cenderung merasa kedinginan, pingsan, mengalami disorientasi (kebingungan
mental) gemetar, mual dan muntah. Pasca insiden, insomnia, kilas balik, mual dan
muntah, respon mudah kaget, sakit kepala, tekanan darah tinggi, agresi , isolasi, dan
mimpi buruk, serta peningkatan rasa takut dan kecemasan.
3. Disosiasi
4. Gangguan Makan
5. Hypoactive sexual desire disorder
Hypoactive sexual desire disorder (IDD/HSDD) adalah kondisi medis yang
menandakan hasrat seksual rendah. Kondisi ini juga umum disebut apatisme seksual
atau keengganan seksual.
6. Dyspareunia
Nyeri yang dirasakan selama atau setelah berhubungan seksual. Kondisi ini dapat
menyerang pria, namun lebih sering ditemukan pada wanita.
7. Vaginismus
Ketika seorang wanita memiliki vaginismus, otot-otot vaginanya meremas atau
mengejang dengan sendirinya saat sesuatu memasuki dirinya, seperti tampon atau
penis — bahkan saat pemeriksaan panggul rutin oleh ginekolog. Hal ini dapat sedikit
terasa tidak nyaman atau sangat menyakitkan.

 TIPS MENGHINDARI DAN MENCEGAH KEKERASAN PADA PEREMPUAN


1. Pahami bentuk kekerasan
Pertama kali yang mesti dilakukan adalah memahami segala bentuk kekerasan yang
dapat terjadi. Mengetahui bentuk kekerasan itu agar dapat mengetahui batasan-
batasan saat berperilaku di tengah masyarakat. Dengan memahami bentuk kekerasan
ini, seseorang dapat lebih waspada dan mengetahui segala bentuk ancaman yang
bakal menimpanya.
2. Pahami hubungan yang sehat
Sebagian besar kekerasan terhadap perempuan terjadi pada ranah personal/privat.
Artinya, pelaku adalah orang yang memiliki hubungan darah, kekerabatan,
perkawinan, maupun relasi intim seperti pacar. Hubungan yang sehat merupakan
hubungan yang saling menghargai dan menghormati, Memahami bentuk hubungan
yang sehat pada keluarga dan kekasih merupakan kunci terhindar dari kekerasan. Jika
mulai menunjukkan tanda-tanda yang tidak wajar, tingkatkan kewaspadaan atau
segera cari pertolongan.
3. Bijak dalam bermedia sosial
Banyak sekali modus yang beragam bisa lewat Fb ataupun Wa. Berdasarkan
pengamatan dari beberapa pelaku, Maka bermedsos dengan bijak perlu diutamakan.
Seringkali korban kekerasan perempuan baik itu dalam bentuk pemerasan,
pemerkosaan atau bahkan human trafficking berkenalan dengan korban melalui
media sosial. Oleh karena itu berhati-hatilah ketika berinteraksi dengan orang lain,
terutama yang baru kita kenal melalui media social
4. Hindari lokasi berbahaya
Menghindari lokasi yang berbahaya seperti tempat yang sepi dan rawan kejahatan
juga bisa menurunkan risiko kekerasan pada perempuan. Hindari pula pulang larut
malam karena semakin meningkatkan risiko kejahatan. Atau pergi berdua bersama
teman karena biasanya pelaku mengincar orang yang bepergian sendiri.

 Tempat Pengaduan Layanan Kekerasan Seksual


I. POS PELAYANAN TERPADU (PPT) DI KELURAHAN MASING-MASING
II. UPT. PELAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KOTA
SURAKARTA
III. Gedung Tawangpraja Lt. 1 – Komplek Balaikota
IV. Jl. Jend. Sudirman No. 2 Surakarta, Telp. (0271) 2931755
V. Polsek Terdekat
VI. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Surakarta

 Bentuk Pelayanan
 PENGADUAN MASYARAKAT;
 PENJANGKAUAN KORBAN;
 PENGELOLAAN KASUS;
 PENAMPUNGAN SEMENTARA;
 MEDIASI;
 PENDAMPINGAN KORBAN

 Sesi Pertanyaan
1. Finda Andayani_UMS
Pertanyaan : Bagaimana Jika mengalami kekerasan secara langsung akan tetapi kita
tidak berani karena ancaman pelaku?
Jawab : Yang pertama kita harus melapor kepada pihak berwenang lalu jangan takut
terhadap ancaman kaena pihak berwenang/Pelayanan Terpadu memberikan
perlindungan terhadap pelapor

2. Sukma Rahmawati_UDB
Pertanyaan : Apakah hubungan di luar nikah perlu ditindaklanjuti?
Jawab ; Setiap pemaksaan hubungan seksual harus dilaporkan dan juga harus ada
keterbukaan karena agar masalah tersebut dapat terselesaikan

3. Syafira__UMS
Pertanyaan : Apa yang dilakukan jika pelaku kekerasan seksual adalah kerabat dekat
kita dan kita takut mengatakannya kepada orang tua?
Jawab : Ini termasuk hal yang berat. Itu mengancam secara fisik/psikis. Maka
perbaikan yang utama dalah perbaikan trauma. Maka permasalahan ini harus
dilaporkan agar tidak jadi panjang kasusnya.

4. Nisrina Sukma_UNS
Pertanyaan : Apa keterkaitan Perempuan mengalami kekerasan baik fisik/psikis
terhadap emosi ketika mengurus anaknya nanti?
Jawab : Fisik setiap individu berbeda-beda, Maka perlunya pendampingan secara
psikis serta memberikan penguatan, motivasi agar kondsi korban bisa pulih.

5. Isnan_UNDIP
Pertanyaan: Bagaimana jika korban kekerasan berniat melaporkan tetapi Instansi
menginginkan jalan damai, Apakah harus tetap melapor atau menerima keputusan
instansi?
Jawab : Jalan damai tidak memberi efek jera. Hal itu tetap pilih jalan untuk
melaporkan agar memberikan efek jera kepada pelaku dan agar kasus ini tidak
terulang kembali di waktu yang akan datang.

NB : Pertanyaan yang belum terjawab akan dikirim lewat email pembicara

Anda mungkin juga menyukai