ERTI IKHTIARINI DEWI KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu mengenal asuhan keperawatan pada klien korban penganiayaan dan kekerasan dan mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien korban penganiayaan dan kekerasan. Tujuan khusus : 1. Mampu melakukan pengkajian pada klien korban penganiayaan dan kekerasan 2. Mampu membuat analisis hasil pengkajian 3. Mampu menentukan diagnosa keperawatan 4. Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien klien korban penganiayaan dan kekerasan. 5 Mampu melakukan evaluasi Dimensi Kekerasan dalam Keluarga Karakteristik Kekerasan dalam Keluarga Efek Penganiayaan dan kekerasan terhadap kesehatan Kekerasan pada Anak Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) Pemerkosaan dan Kekerasan Seksual Menurut WHO, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik atau kekuasaan secara disengaja, ancaman atau tindakan, terhadap seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat yang menyebabkan atau kemungkinan besar menyebabkan luka, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak. Kekerasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal yang bersifat (berciri) keras atau perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan salah satu jenis kekerasan yang menjadi masalah kesehatan global. Studi dari berbagai negara menunjukkan, angka kejadian KDRT berkisar antara 15-71%. KDRT merupakan kasus yang mendominasi dalam kasus kekerasan terhadap perempuan yaitu 96% pada 2010. Dalam catatan tahunan Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan tahun 2011, korban KDRT yang terbanyak adalah perempuan dalam rentang usia produktif (25-40 tahun). Kejadian KDRT dapat menyebabkan morbiditas, mortalitas, dan tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi kesehatan mental pada korban.4 Kasus KDRT yang tidak ditangani secara tuntas akan menimbulkan “lingkaran kekerasan” kekerasan akan terus berulang, bahkan korban kekerasan suatu saat dapat menjadi pelaku kekerasan. TEORI KEKERASAN Teori Kekerasan sebagai Tindakan Aktor (individu) atau Kelompok Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis. Tindak kekerasan yang dilakukan oleh individu dapat berupa pemukulan, penganiayaan, ataupun kekerasan verbal berupa kata-kata kasar yang merendahkan martabat seseorang. Sedangkan kekerasan kolektif merupakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang atau sekelompok orang. Teori Kekerasan Struktural Menurut teori ini kekerasan struktural bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli teori ini memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor (individu) atau kelompok semata, tetapi juga dipengaruhi oleh suatu struktur, seperti aparatur negara. Teori Kekerasan sebagai Kaitan antara Aktor dan Struktur Menurut para ahli penganut teori ini, konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. LINGKUP RUMAH TANGGA Suami istri atau mantan suami istri Orangtua dan anak-anak Orang-orang yang mempunyai hubungan darah Orang-orang yang bekerja membantu kehidupan rumah tangga orang lain yang menetap di sebuah rumah tangga Orang yang tinggal bersama dalam satu rumah untuk jangka waktu tertentu. KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) Adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/ atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, dan perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga didefinisikan sebagai kekerasan yang terjadi dalam ranah pribadi, pada umumnya terjadi antara individu yang dihubungkan melalui intimacy ( hubungan intim, hubungan seksual, perzinahan), hubungan darah mupun hubungan yang diatur oleh hukum. Karakteristik Kekerasan Oleh Individu Kekerasan selalu mengakibatkan timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran Kekerasan dapat berakibat trauma psikologis yang membekas dan memengaruhi kepribadian individu. Sebagian besar tindak kekerasan dilakukan oleh individu yang pernah mengalami tindak kekerasan atau terbiasa melihat perilaku kekerasan. yang biasa menerima hukuman berwujud kekerasan sejak kecil akan tumbuh dengan anggapan bahwa kekerasan merupakan hal lazim. Kelak, ia sangat mungkin melakukan kekerasan pada anak-anaknya atau orang lain Tayangan bercorak kekerasan di televisi kerap juga mendorong individu melakukan peniruan (imitasi) kekerasan Luapan frustrasi yang diakibatkan oleh terhambat atau tercegahnya upaya mencapai tujuan tertentu. Contoh: seorang pelajar yang gagal meraih kelulusan dalam ujian nasional sangat mungkin menjadi frustrasi dan melakukan tindakan bernuansa kekerasan seperti menyakiti sendiri atau menyerang orang lain Provokasi verbal atau juga dapat memicu individu melakukan kekerasan Contohnya, ejekan bernuansa ras atau etnis yang ditujukan kepada seseorang bisa mendorongnya melakukan tindak kekerasan sebagai balasan Konsumsi minuman beralkohol sering pula menjadi penyebab tindak kekerasan oleh individu Karakteristik Kekerasan oleh Kelompok Pada kelompok sosial teratur (yang dapat dijelaskan struktur, norma, dan perannya) kekerasan sering disebabkan oleh upaya memperjuangkan serta memenangkan kepentingan tertentu struktur, norma, dan Pada kelompok sosial tidak teratur (yang tidak dapat dijelaskan perannya), misalnya kerumunan, kekerasan dapat muncul secara spontan. Kekerasan adakalanya muncul sebagai wujud kegagalan menghargai kelompok-kelompok tertentu. Kekerasan oleh kelompok selalu mengakibatkan dampak yang lebih luas, seperti kerusakan harta benda, jatuhnya korban luka maupun kehilangan nyawa, hingga berkembangnya perasaan dendam dan kebencian antarkelompok sosial Kekerasan dapat menimbulkan keretakan hubungan antarkelompok yang mengancam keutuhan masyarakat. DIMENSI KEKERASAN: FISIK DAN PSIKOLOGIS PENGARUH POSITIF DAN NEGATIF ADA OBYEK ATAU TIDAK ADA SUBYEK ATAU TIAK YANG TAMPAK DAN TERSEMBUNYI DISENGAJA ATAU TIDAK KEKERASAN PADA ANAK Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk/tindakan perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking, penelantaran, eksploitasi komersial termasuk eksploitasi seksual komersial anak yang mengakibatkan cidera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan. Menurut Baker, kekerasan terhadap anak adalah tindakan melukai yang berulang - ulang secara fisik maupun emosi terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman badan yang tak terkendali, degradasi dan cemoohan permanen atau kekerasan seksual, biasanya dilakukan para orang tua atau pihak lain yang seharusnya merawat anak. Faktor – Faktor Kekerasan terhadap Anak: FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL Berasal dalam Diri Anak Anak menderita gangguan perkembangan, ketergantungan anak pada lingkungannya, anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, anak yang memiliki perilaku menyimpang dan tipe kepribadian dari anak itu sendiri. Keluarga/Orang Tua Orang tua yang memiliki pola asuh membesarkan anaknya dengan kekerasan atau penganiayaan, keluarga yang sering bertengkar mempunyai tingkat tindakan kekerasan terhadap anak yang lebih tinggi. orangtua tunggal lebih memungkinkan melakukan tindakan kekerasan terhadap anak karena faktor stres yang dialami, orang tua atau keluarga belum memiliki kematangan psikologis sehingga melakukan kekerasan terhadap anak, riwayat orang tua dengan kekerasan pada masa kecil juga memungkinkan melakukan kekerasan pada anaknya. FAKTOR EKSTERNAL Lingkungan luar Budaya Media Massa Bentuk Kekerasan terhadap Anak Kekerasan Fisik Kekerasan Emosional Kekerasan Seksual Penelantaran Anak Eksploitasi Anak Pelecehan dan kekerasan Pelecehan dan kekerasan mencakup elemen lisan, non-lisan, visual dan fisik. Termasuk dalam tindakan ini adalah menciptakan lingkungan kerja yang negatif melalui perundungan dan intimidasi, kekerasan fisik, pelecehan seksual dan perilaku lain yang membahayakan individu maupun kelompok. Pelecehan dan kekerasan dapat menyakiti seseorang dalam banyak aspek, baik secara fisik maupun psikologis. Dalam beberapa kasus, tindakan ini dapat menyebabkan hilangnya martabat dan kepercayaan diri, depresi, kegelisahan, stress, menurunkan produktifitas, menyebabkan kecelakaan, bunuh diri dan bentuk kematian lainnya. Di banyak Negara di dunia, terdapat hukum positif yang melindungi pekerja dari berbagai bentuk kekerasan, seperti pelecehan seksual dan serangan fisik. SEXUAL ABUSE (FAKTOR – FAKTOR) Faktor kelalaian orang tua.Kelalaian orang tua yang tidak memperhatikantumbuh kembang dan pergaulan anak yang membuat subyek menjadi korban kekerasan seksual. Faktor rendahnyamoralitas dan mentalitas pelaku. Moralitas dan mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik, membuat pelaku tidak dapat mengontrol nafsu atau perilakunya. Faktor ekomoni. Faktor ekonomi membuat pelaku dengan mudahmemuluskan rencananya dengan memberikan imingiming kepada korbanyang menjadi target dari pelaku.