KEPERAWATAN
PADA ANAK
DENGAN KASUS
BULLYING
Kelompok 2 Kelas A20.2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
01 02 03 04 05
06 07 08 09 10
Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Menurut Coloroso (2007)
dalam Zakiyah, dkk (2017), bullying dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
Bullying
Cyber Bullying Relasional
BENTUK-BENTUK BULLYING
1 2 3 4
5 6 7 8
Ketidakefektifan koping
03 individu
Gangguan harga diri: harga diri
rendah
Isolasi sosial
Harga Diri Rendah
Gangguan persepsi sensori
Penilaian internal individu
maupun penilaian eksternal
yang negatif
Resiko Bunuh Diri
Mekanisme koping
01 02
maladaptive Ketidakefektifan koping
Harga diri rendah individu
Gangguan persepsi sensori Putus asa
Resiko bunuh diri
Kematian
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
a. S: Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dapat di
ukur dengan menanyakan kepada pasien langsung.
b. O: Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dapat
diukur dengan mengobservasi perilaku pasien pada saat tindakan dilakukan.
c. A: Analisis ulang atas data subjektif data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontradiksi
dengan masalah yang ada.
d. P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisis pada respon pasien yang terdiri
dari tindakan lanjut pasien dan tindakan lanjut oleh perawat.
CONTOH
KASUS
Gambaran Kasus
Nn. T berusia 20 tahun seorang artis cilik, terdiagnosis Bullimia Nervosa selama tiga tahun. Sejak kecil
Nn.T memang menggemaskan karena tubuhnya yang gemuk. Ketika Nn.T beranjak remaja, ia menjadi
korban bully dari teman- temannya karena tubuhnya yang gemuk.Nn.T selalu memendam hal tersebut
sampai ia mengalami setres berat. Nn.T melampiaskan rasa setresnya dengan makan dan bulimia. Ia
mengatakan pernah memiliki berat badan 78 kg kala tingginya 140 cm. Sampai pada akhirnya ia
melakukan diet ketat bahkan sampai harus diopname karena menolak makan. Demi bertubuh langsing.
Nn.T mengaku sempat merogoh tenggorokan hingga memuntahkan segala makanan yang sudah masuk
perut, berolahraga secara berlebihan Sepanjang itu, tidak ada anggota keluarganya yang tahu. Nn.T kerap
depresi ketika berhadapan dengan angka timbangan yang tidak kunjung bergerak ke arah kiri, bahkan
sempat membanting dua timbangan. Nn.T sempat pun sempat merasakan ketakutan akan penyakit
tersebut dan harus berhenti atau live or die. (Astuti et al, 2014)
PENGKAJIAN
1) Faktor predisposisi
a. Aspek biologi: klien terdiagnosis Bullimia Nervosa
b. Psikologis: klien merasa setres berat
c. Sosiokultural: klien berjenis kelamin perempuan berusia 17 tahun
2) Faktor Presipitasi
a. Aspek sifat: klien menderita penyakit Bullimia nervosa
b. Aspek asal: tubuhnya gemuk
c. Aspek waktu: klien menderita Bullimia Nervosa selama 3 tahun.
d. Aspek Jumlah: klien merasa malu
PENGKAJIAN
3) Penilaian terhadap stressor
a. Respons kognitif: klien merasa malu
b. Respons afektif: klien sempat merasakan ketakutan
c. Respons fisiologis: mengaku sempat merogoh tenggorokan
d. Respons perilaku: klien kerap depresi
e. Respons sosial: klien menyembunyikan stress dari anggota keluarganya
4) Kemampuan mengatasi masalah
a. Aspek sosial support: keluarga selalu memberikan dukungan
b. Aspek material asset: klien dari keluarga yang berkecukupan dan sebagai artis
5) Mekanisme koping : secara destruktif klien tidak mampu mengekspresikan
perasaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 2 3
INTERVENSI
Dukungan emosional
Bullying adalah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan
seseorang atau kelompok. Tindakan ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang
lebih kuat, tidak bertanggung jawab, dilakukan secara berulang, dan pelaku merasa senang. Tindakan
tersebut dapat menyakiti korban baik secara fisik maupun psikis sehingga dapat memberikan dampak
negatif pada korbannya terutama remaja. Perilaku agresif seperti bullying dikalangan remaja
mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan, salah satunya kecemasan.
Korban bullying pada remaja mengakibatkan hilangnya rasa percaya, timbul rasa benci, dan takut
untuk membina hubungan atau interaksi dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya. Masalah yang
timbul akibat bullying pada remaja memerlukan asuhan keperawatan yang tepat untuk mencegah
gangguan mental lebih lanjut. Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dilakukan seorang perawat
kepada remaja korban bullying untuk membantu mengurangi kecemasan tanpa membuat individu khawatir
disalahkan dalam mengeksplorasi perasaan atau emosi yang dialaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Borowsky, I. W., Taliaferro, L. A., & McMorris, B. J. (2013). Suicidal thinking and behavior among youth involved in
verbal and social bullying: Risk and protective factors. Journal of Adolescent Health, 53(1 SUPPL), S4-S12.
https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2012.10.280
Djuwita, R. (2006). Kekerasan Tersembunyi Di Sekolah. Aspek-Aspek Psikososial dari Bullying. www.didpib.or.id.
Diakses Tanggal 2 Oktober 2019 Jam 20.00 WIB.
Febriana, B. (2016). Pengaruh Terapi Kognitif Terhadap Harga Diri Remaja Korban Bullying. Jurnal Ilmu Keperawatan
(Journal of Nursing Science), 4(1), 73-84. https://doi.org/10.21776/ub.jik.2016.004.01.
Febriana, Betie. (2017). Penurunan Kecemasan Remaja Korban Bullying melalui Terapi Kognitif. Indonesian Journal of
Nursing Practice Vol. 1 No. 2
Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th Edition. Missouri: Mosby Elsevier
Harbelubun, S. A., & Irnawati, I. (2021). Literature Review: Gambaran Bullying Pada Remaja. In Prosiding Seminar
Nasional Kesehatan (Vol. 1, pp. 1165-1171).
DAFTAR PUSTAKA
Iksani, Leli Nurul. (2015). Studi Fenomenologi :Dinamika Psikologis Korban Bullying pada Remaja.
KPAI. (2018). Kasus Bullying dan Pendidikan Karakter. Jakarta: KPAI
Moorhed, (et al). 2013. Nursing Outcomes Classifications (NOC) 5th Edition. Missouri: Mosby Elsevier
Mundijanti. (2012). School Bullying dan Peran Guru Dalam Mengatasinya (Naskah Krida Rakyat). Madiun. Universitas
Katolik Widya Mandala.
Mulyawan, M., & Agustina, M. (2019). Terapi Kreasi Seni Menggambar Terhadap Kemampuan Melakukan Menggambar
Bentuk pada Pasien Harga Diri Rendah. Jurnal doi mja 332Wiki Keperawatan Indonesia, 8(01), 380-387.
NANDA International. 2014. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi 2012-2014/Editor, T. Heather Herdman;
Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica
Ester, Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC
NANDA International. 2015. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 2015-2017. Jakarta : EGC
Pambudhi, Y. A., & Suroso, T. M. (2015). Efektivitas group cognitive behavior therapy (Gebt) dalam menurunkan
kecemasan menghadapi pelaku bullying ditinjau dari harga diri pada korban bullying. Jurnal Ilmiah Psikologi
Terapan, 3(1), 18-31. https://doi.org/10.22219/JIPT.V311.2124
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Eko. (2014). Konsep dan Teori Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Raharjo, S., & Aktifah, N. (2021). Penerapan Terapi Menulis Terhadap Tingkat Kecemasan Remaja Korban Bullying. In
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan (Vol. 1, pp. 2038-2044).
Rekha, G.O. (2015). Studi Tentang Bullying Pada Siswa Autis Di Sekolah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Salmon, S., Turner, S., Taillieu, T., Fortier, J., & Afifi, T. O. (2018). Bullying Blatynization Experiences armare middle
and higlysekretindolessents: Traditional Adolescence, 63 (May 2017). 29-40.
https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2017.12.005
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Gangguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Zakiyah, E.Z.., Humaedi, S., dkk. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying. Prosiding
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), 324-330. https://doi.org/10.24198/jppm.v4i2.14352.
Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan bullying.
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 4(2).
THANKS!
STOP Do you have any questions?
BULLYING