Anda di halaman 1dari 14

KEBUTUHAN

SPIRITUAL DALAM KEBUTUHAN SPIRITUAL


KEPERAWATAN
 Penting sekali bagi seorang perawat memahami
perbedaan antara spiritual, keyakinan dan agama
guna menghindarkan salah pengertian yang akan
mempengaruhi pendekatan perawat dengan
pasien.
Oleh :

1. Suherman  Manusia adalah makhluk yang mempunyai aspek


spiritual yang akhir-akhir ini banyak perhatian dari
2. Eni Kurniati masyarakat yang disebut kecerdasan spiritual
yang sangat menentukan kehagiaan
3. Itmamu Syuun hidup seseorang. Perawat memahami bahwa
aspek ini adalah bagian dari pelayanan yang
komprehensif. Karena selama dalam perawatan,
respon spiritual kemungkian akan muncul pada
pasien.
KEBUTUHAN
SPIRITUAL DALAM
KEPERAWATAN
 Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit
membutuhkan asuhan keperawatan yang
Oleh : holistik dimana perawat dituntut untuk
1. Suherman
mampu memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif bukan hanya pada
2. Eni Kurniati masalah secara fisik namun juga spiritualnya.
3. Itmamu Syuun
Untuk itulah materi spiritual diberikan
kepada calon perawat guna meningkatkan
pemahaman dan kemampuan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kebutuhan spiritual.
SPIRITUAL
Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus, yang
berarti bernafas atau angin. Ini berarti segala
sesuatu yang menjadi pusat semua aspek dari
kehidupan seseorang (McEwan, 2005). Spiritual
adalah keyakinan dalam hubungannya dengan yang
Maha Kuasa dan Maha Pencipta (Hamid, 1999).

Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap


individu dan tergantung pada budaya,
perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan
ide-ide tentang kehidupan seseorang (Potter &
Perry, 1999)
Menurut Burkhardt (1993) dalam Hamid (1999) spiritual
meliputi aspek sebagai berikut:
a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidk diketahui
b. Menemukan arti dan tujuan hidup
c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber
dan kekuatan dalam diri sendiri.

Kepercayaan artinya mempunyai kepercayaan atau


komitmen terhadap sesuatu atau seseorang, sementara
agama merupakan sistem ibadah yang teratur dan
terorganisasi (Hamid, 1999)
Karakteristik
1. Hubungan dengan diri sendiri( Kekuatan dalam
dan self relience)
a. Pengetahuan diri (siapa dirinya dan apa yang
dapat dilakukannya)
b. Sikap (percaya diri sendiri, percaya pada
kehidupan/ masa depan, ketenangan pikiran,
harmoni/ keselarasan dengan diri sendiri)

2. Hubungan dengan alam (Harmoni)


a. Mengetahui tentang alam, iklim, margasatwa
b. Berkomunikasi dengan alam (berjalan kaki,
bertanam), mengabdikan dan melindungi alam
3. Hubungan dengan orang lain
(Harmoni/ Suportif)
a. Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara
timbal balik
b. Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit
c. Meyakini kehidupan dan kematian (mengunjungi,
melayat)

(Tidak harmonis)
a. Konflik dengan orang lain
b. Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan
dan friksi
4. Hubungan dengan Ketuhanan
(Agamis atau tidak agamis)
a. Sembahyang/ berdoa/ meditasi
b. Perlengkapan keagamaan
c. Bersatu dengan alam
Perkembangan spiritual
 Bayi dan todler (1-3 tahun)
Tahap awal perkembangan spiritual adalah
rasa percaya dengan yang mengasuh dan
sejalan dengan perkembangan rasa aman,
dan dalam hubungan interpersonal, karena
sejak awal kehidupan mengenal dunia
melalui hubungan dengan lingkungan
kususnya orangtua. Bayi dan todler belum
memiliki rasa bersalah dan benar, serta
keyakinan spiritual. Mereka mulai meniru
kegiatan ritual tanpa tau arti kegiatan
tersebut dan ikut ketempat ibadah yang
mempengaruhi citra diri mereka.
 Prasekolah

Sikap orang tua tentang moral dan agama


mengajarkan pada anak tentang apa yang
dianggap baik dan buruk.anak pra sekolah
belajar dari apa yang mereka lihat bukan
pada apa yang diajarkan. Disini bermasalah
jika apa yang terjadi berbeda dengan apa
yang diajarkan.
 Usia sekolah
Anak usia sekolah Tuhan akan menjawab
doanya, yang salah akan dihukum dan yang baik
akan diberi hadiah. Pada mas pubertas, anak
akan sering kecewa karena mereka mulai
menyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab
menggunakan cara mereka dan mulai mencari
alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu
saja.
Pada masa ini anak mulai mengambil keputusan
akan meneruskan atau melepaskan agama
yang dianutnya karena ketergantungannya pada
orang tua. Remaja dengan orang tua berbeda
agama akan memutuska memilih pilihan agama
yang dianutnya atau tidak memilih satupun dari
agama orangtuanya.
 Dewasa
Kelompok dewasa muda yang dihadapkan
pada pertanyaan bersifat keagamaan dari
anaknya akan menyadari apa yang diajarkan
padanya waktu kecil dan masukan tersebut
dipakai untuk mendidik anakya.

 Usia pertengahan
Usia pertengahan dan lansia mempunyai
lebih banyak waktu untuk kegiatan agama
dan berusaha untuk mengerti nilai agama
yang di yakini oleh generasi muda.
Konsep  Spiritualitas
Konsep spiritual memiliki delapan batas tetapi saling tumpang
kesehatan tindih: Energi, transendensi diri, keterhubungan,
kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan nilai, kekuatan
spiritual
batiniah, harmoni dan batin nurani .

 Dimensi Spiritual
a. Spiritualitas 1) Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia
luar
b. Dimensi Spiritual
2) Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan
c. Konsep kesejahteraan 3) Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik dan
menghadapi kematian
spiritual

 Konsep kesejahteraan spiritual


1) Dimensi vertikal. Hubungan positif individu dengan Tuhan atau
beberapa kekuasaan tertinggi
2) Dimensi horizontal. Hubungan positif individu dengan orang lain
Hubungan antara
spiritual –
kesehatan dan
sakit

Keyakinan spiritual 1) Menuntun kebiasaan sehari-hari


sangat penting bagi
perawat karena dapat 2) Sumber dukungan
mempengaruhi tingkat 3) Sumber konflik
kesehatan dan prilaku
klien. Beberapa
pengaruh yang perlu
dipahami:
Manifestasi
perubahan
fungsi spiritual

a. Verbalisasi distress
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GANGGUAN
b. Perubahan perilaku
SPIRITUAL ???????

Anda mungkin juga menyukai