Anda di halaman 1dari 28

PELAYANAN

KEPERAWATANJIWA
PADA
SITUASI BENCANA
Pendahuluan

 Bencana merupakan peristiwa traumatis dan menimbulkan dampak yang


merugikan bagi manusia dan lingkungannya.
 Ada bencana yang terjadi akibat alam amupun akibat ulah manusia.
 Akibat dari bencana tersebut dapat menimbulkan kehilangan nyawa, harta
benda, dan menimbulkan masalah kesehatan jwa.
Defenisi Bencana

 Bencana adalah kejadian-kejadian yang berakibat secara langsung atau


bertahap terhadap menurunnya status kesehatan masyarakat yang tidak
dapat diatasi secara adekuat (WHO).
 Bencana adalah peristiwa atau ranggkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
oleh alam atau faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harata benda, dampak
psikologis (UU No. 24 Th 2007).
Penyebab Bencana

Bencana • Bencana yang diakibatkan oleh alam seperti gempa


bumi, banjir, tsunami, gunung meletus, angin putting
Alam beliung, dan tanah longsor

Bencana • Bencana yang diakibatkan oelh peristiwa non alam

Non Alam seperti gagal teknologi, epidemi, wabah penyakit

Bencana • Bencana yang diakibatkan oleh manusia seperti konflik

Sosial sosial dan terror bom


Proses terjadinya bencana

Pra Pasca
Bencana
Bencana Bencana
Pra Bencana

 Kondisi yan tidak ada bencana pada lokasi rawan bencana seperti daerah
pantai atau pegunungan, daerah jalur gempa, daerah pinggiran sungai,
lokasi pemukiman padat, gedung-gedung tinggi.
 Upaya yang dilakukan selama pra bencana adalah : pencegahan, dan
kesiapsiagaan.
Bencana

 Kondisi bencana adalah ketika bencana benar-benar sedang terjadi.


 Segera setelah terjadinya bencana, individu atau masyarakat pada area
yang terkena bancana akan mengalami trauma dan berada pada situasi krisi
akibat perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupannya.
 Beberapa kondisi yang biasanya menyertai bencana anatara lain adalah
kematian, kerusakan dan kehilangan harta benda, serta perpisahan dengan
orang yang dicintai.
Tahapan Bencana
Tahap dr mulai 0-1 minggu setalah Tahap 1-4 minggu

Tahapan Recovery
Tahapan Rescue
Tahapan Impact

terjadinya bencana terjadinya bencana. setelah terjadi


Pada tahap ini bencana disaat
sampai dg 48 jam dilakukan pelyanan
kemudian. Pada keadaan sudah lebih
intervensi krisis,
tahap ini dilakukan memastian kemanan stabil. Pada tahap
tindakan dan kebutuhan fisik ini dilakukan
penyelamatan pada seperti tempat tinggal, penanganan
survivor, makanan dan pakaian gangguan kejiwaan
komunikasi, dan terpenuhidan sesegera yang terjadi dan
mungkin juga intervensi
pertolongan mempertemukan psikososial lainnya.
pertama psikologis korban dengan
keluarga dan
komunitasnyaa. Pada
tahap ini juga
diberukan pelayanan
kesehatan jiwa.
Pasca Bencana

 Pasca bencana dihitung mulai empat minggu setelah bencana sampai


dengan pemulihan.
 Individu yang mengalami bencana akan mengalami trauma baik fisik
maupun psikologis.
 Trauma menyebabkan masalah kesehatan jiwa sebagai reaksi terhadap
kejadian, masalah atau trauma yang sangat berat pada individu akibat
ketidakmampuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang
dialami.
 Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba akibat suatu kejadian akan
menimbulkan ketidakseimbangan emosi, pikiran dan perilaku yang dapat
mengarah pada kesehatan jiwa.
Respon individu terhadap
bencana
 Faktor keseimbangan yang mempengaruhi respon individu terhadap krisis
adalah persepsi terhadap kejadian, sistem pendukung yang dimiliki, dan
mekanisme koping yang digunakan.
 Reaksi emosi dapat diobservasi dari individu yang menjadi korban.
 3 tahapan reaksi emosi setelah bencana :
1. Reaksi individu segera (24 jam) setelah bencana
2. Minggu pertama – ketiga setelah bencana
3. Lebih dari minggu ketiga setelah bencana
Respon individu terhadap bencana
 Reaksi individu segera (24 jam) setelah bencana :
1. Tegang, cemas, panik
2. Terpaku, linglung, syok, tidak percaya.
3. Lelah, bingung
4. Gelisah, menangis, menarik diri
5. Merasa bersalah
Respon individu terhadap bencana
 Minggu pertama – ketiga setelah bencana :
1. Ketakutan, waspada, sensitif, mudah marah, kesulitan tidur
2. Khawatir, sangat sedih
3. Mengulang-ngulang kembali kejadian
4. Bersedih
5. Reaksi positif yang masih dimiliki : berharap atau berpikir tentang masa
depan, terlibat dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan
6. Menerima bencana sebagai takdir.
Respon individu terhadap bencana
 Lebih dari 3 minggu setelah bencana :
1. Kelelahan
2. Merasa panik
3. Kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir tidak realistis
4. Tidak beraktivitas, isolasi sosial, menarik diri
5. Kecemasan : yang dimanifestasikan dengan palpitasi, pusing, letih, mual,
sakit kepala.
6. Stres, berduka, dan berkabung
Tindakan keperawatan dalam
mengelola bencana
• Program antisipatif untuk kondisi pra
a bencana

• Tindakan segera untuk kondisi segera


b setelah bencana

• Pemulihan untuk kondisi pasca


c bencana
Tindakan saat terjadi bencana

 Segera (24 jam) setelah bencana :


1. Pertolongan kedaruratan untuk masalah-masalah fisik
2. Memenuhi kebutuhan standar
3. Untuk membantu individu melalui fase krisisnya maka perawat perlu
memfasilitasi kondisi yang dapat menyeimbangkan krisis seperti menjadi
sumber koping bagi klien.
Tindakan saat terjadi bencana

 Minggu pertama – ketiga setelah bencana :


1. Berikan informasi yang sederhana dan mudah diakses tentang lokasi
jenazah
2. Bantu mencari anggota keluarga yang terpisah
3. Anjurkan pasien dan keluarga untuk melakukan aktivitas kelompok yang
terorganisir
4. Lakukan aktivitas rekreasi bagi anak-anak
5. Informasikan kpd korban ttg reaksi psikologis normal yg terjadi setelah
bencana. Yakinkan mereka bahwa hal tersebut normal dan berlangsung
sementara, akan hilang dengan sendirinya dan dialami oleh semua orang.
Tindakan saat terjadi bencana

 Minggu pertama – ketiga setelah bencana :


6. Informasikan tentang reaksi stres yang normal pada masyarakat secara
massal. Bantu melakukan manajemen stress secara individu, keluarga,
maupun kelompok
7. Motivasi para korban untuk bekerja bersama memenuhi kebutuhan
mereka seperti membersihkan lokasi bersama-sama
8. Libatkan keluarga yang masih sehat dalam pelaksanaan bantuan
9. Pastikan distribusi bantuan merata
Tindakan saat terjadi bencana

 Setelah minggu ketiga bencana


 Pada fase ini tindakan yang dapat dilakukan adalah tindakan psikososial
secara umum dan tindakan psikososial khusus.
 Tujuan melakukan tindakan psikososial secara umum adalah sebagian
besar klien dan keluarga mampu beradaptasi terhadap kondisi psikososial
dengan menggunakan mekanisme koping yang dimiliki walaupun
dukungan dari keluarga/orang lain di lingkungannya sangat minim atau
tidak ada.
Tindakan saat terjadi bencana

 Tindakan psikososial secara umum :


1. Identifikasi individu dengan koping yg tdk efektif
2. Bina hubungan saling percaya
3. Penuhi kebutuhan fisik yang mendesak
4. Mobilisasi dukungan sosial
5. Cegah timbulnya bahaya yg lain (seperti berjangkitnya penyakit menular)
6. Mulai berkomunikasi : mendengarkan masalah mereka, sampaikan
keprihatinan, berikan bantuan yang berkelanjutan
7. Sampaikan bahwa semua korban bencana merasakan perasaan yang sama
Tindakan saat terjadi bencana

 Tindakan psikososial khusus


1. Konseling terhadap trauma
2. Konseling terhadap proses berduka
3. Bimbingan antisipasi
4. Konseling krisis
5. Konseling untuk menyelesaikan masalah
Konseling terhadap trauma

 Dengarkan ungkapan perasaan pasein dengan penuh perhatian


 Tanyakan dan klarifikasi untuk menggali lagi pengalamannya tetapi jangan
memaksa bila pasien menolak
 Coba untuk memahami penderitaan yang dialami pasien dan keluarganya
 Sampaikan bahwa perawat akan selalu membantu dan perlihatkan bahwa
perawat memahami apa yang dirasakannya
 Sampaikan bahwa orang lainpun akan mengalami hal yang sama bila
mengalami kejadian seperti yang dialami pasien
Konseling terhadap proses
berduka
 Lakukan pendekatan dengan cara yang lemah lembut
 Tanyakan tentang kondisi keluarganya dan kemudian bicarakan tentang
korban yang meninggal
 Motivasi untuk berbagi informasi tentang anggota keluarga yang meninggal
 Fokuskan pembicaraan pada hubungan dengan orang-orang terdekat sebelum
bencana dan arti kehilangan secara pribadi
Bimbingan antisipasi

 Bantu pasien untuk menerima bahwa reaksi yang mereka perlihatkan


adalah normal sehingga dapat mengurangi rasa tidak berarti dan putus asa
 Berikan informasi tentang reaksi stress yang alamiah dan intensitas
perasaan dapat berkurang seiring dengan berjalannya waktu
 Lakukan pertemuan yang berisi informasi yang perlu diketahui korban
 Jangan fokuskan perhatian hanya pada reaksi akibat stress secara individu,
tetapi fokuskan pada kekuatan kelompok untuk menghadapi krisis secara
bersama-sama
Konseling krisis

 Bersama pasien mengidentifikasi masalah yang menyebabkan pasien


meminta pertolongan
 Bantu pasien untuk membuat daftar alternatif dan strategi untuk mengatasi
masalahnya
 Bantu klien untuk menilai dukungan sosial yang tersedia untuknya
 Bantu klien untuk mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya
 Bantu klien untuk melaksanakan keputusan yang sudah diambil
 Mendiskusikan persepsi klien tentang kemampuannya
Konseling untuk menyelesaikan
masalah

 Mengidentifikasi masalah
 Mengidentifikasi alternatif pemecehan masalah melalui curah pendapat
 Bandingkan keuntungan dan kerugian dari tiap penyelesaian masalah
 Identifikasi solusi yang paling sesuai untuk pasien
 Implementasikan bentuk penyelesaian yang telah dipilih
Evaluasi Rujukan

 Bila telah melalui beberapa konseling ternyata tidak mebuat kondisi


emosional pasien semakin membaik, maka dibutuhkan evaluasi dan
penanganan oleh tenaga kesehatan mental profesional (perawat jiwa,
psikiatri).
 Penting untuk mempelajari dan mengidentifikasi tanda dan gejala
gangguan mental sehingga dapat melakukan rujukan.
Kriteria kasus yang perlu dirujuk

 Kasus-kasus gangguan mental yang telah diketahui sebelumnya


 Korban dengan gejala-gejala psikologis yang tidak memperlihatkan
perubahan setelah 3 minggu dilakukan tindakan oleh perawat
 Korban yang mengalami disfungsi
 Korban yang berniat bunuh diri
 Penyalahgunaan alkohol / obat-obatan
 Kekerasan fisik dalam keluarga
 Kelompok resiko tinggi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai