Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatNYA makalah ini dapat di selesaikan tepat waktu. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu


pengetahuan dan pengalaman bagi semua pihak, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar , 14 November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

PEMBAHASAN ....................................................................................... 1

1. Pengertian Komunikasi ........................................................................... 1

1.1 Komunikasi Secara Umum ............................................................ 1

1.2 Komunikasi Terapeutik ................................................................. 1

1.3 Definisi IGD dan Definisi Komunikasi IGD ................................. 1

2. Tujuan Komunikasi ................................................................................. 2

2.1 Tujuan Komunikasi Secara Umum ................................................. 2

2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik....................................................... 3

2.3 Tujuan Komunikasi di IGD ............................................................. 3

3. Teknik yang digunakan dalam komunikasi di IGD ............................... 4

4. Prinsip-Prinsip Komunikasi di IGD ....................................................... 5

PENUTUP ................................................................................................. 7

Kesimpulan ................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
PEMBAHASAN

1. Definisi Komunikasi

1.1 Komunikasi Secara Umum

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin communis


yang berarti "sama", communication atau communicare yang berarti
"membuat sama" (Mulyana, 2001: 41). Sama di sini maksudnya adalah
sama dalam makna. Artinya, komunikasi akan berlangsung apabila terdapat
kesamaan makna antara komunikator (penyampai pesan) dan komunikan
(penerima pesan). Makna dapat disampaikan dalam bentuk bahasa lisan
(verbal) maupun isyarat lain selain bahasa lisan (non verbal).

1.2 Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara


sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien
(Indrawati, 2003 48).

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan


titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien.
Persoalan mendasar dan komunikasi in adalah adanya saling membutuhan
antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam
komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan
pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).

1.3 Definisi IGD dan Definisi Komunikasi IGD

Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency


care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh

1
penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life
saving).

Instalasi gawat darurat adalah salah satu sumber utama pelayanan


kesehatan di rumah sakit. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD
menjadi khas, diantaranya adalah pasien yang perlu penanganan cepat
walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.

Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan


kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk
menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan rawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat Darurat
(IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki, keberadaan IGD dapat
beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang tergabung
dalam rumah sakit.

Dalam pelaksanaan tindakan dengan klien gawat darurat perawat


perlu melakukan komunikasi terapeutik pada klien harus dengan jujur,
memberikan gambaran situasi yang sesunguhnya sedang terjadi dengan
tidak menambahkan kecemasan dan memberikan suport verbal maupun non
verbal . Klien dapat merasakan puas ataupun tidak puas apabila klien sudah
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diberikan petugas di IGD, baik
yang bersifat fisik, kenyamanan dan keamanan serta komunikasi terpeutik
yang baik.

2. Tujuan Komunikasi

2.1 Tujuan Komunikasi Secara Umum

Berikut ialah beberapa tujuan komunikasi secara umum:


a) Agar bisa memahami maksud orang lain. Dengan melakukan
komunikasi, setiap individu bisa memahami individu lain dengan

2
menggunakan kemampuan mendengar apa yang sedang dibicarakan
orang lain.
b) Agar yang disampaikan komunikator bisa dimengerti oleh komunikan
atau audience. Agar dapat dimengerti oleh komunikan maka
komunikator harus menjelaskan pesan utama dengan sejelas-jelasnya
dan sedetail mungkin pesan tersebut.
c) Agar pendapat dapat diterima orang lain. Komunikasi dan juga
pendekatan persuasif ialah cara agar gagasan kita dapat diterima oleh
orang lain.
d) Menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan atau
kegiatan. Komunikasi dan juga pendekatan persuasif dapat membangun
persamaan presepsi dengan orang lalu menggerakkannya sesuai
keinginan kita.

2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik

a) Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan


pikiran, mempertahakan kekuatan egonya.
b) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi
yang ada
c) Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindakan yang
efektif dan mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya.

2.3 Tujuan Komunikasi di IGD

a) Mendorong dan menganjurkan kerjasama antar perawat dan klien


melalui hubungan perawat dan klien. Perawat berusaha mengungkap
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).

3
b) Menciptakan kepercayaan antara perawat dengan klien yang mengalami
kondisi kritis atau gawat darurat dalam melakukan tindakan, sehingga
klien cepat tertolong dan tidak terjadi hal yang fatal.
c) Untuk mempermudah dan mempercepat penyampaian dan penerimaan
informasi dalam rnenanggulangi penderita gawat darurat.

3. Tehnik Komunikasi Therapiutik yang digunakan di IGD

a) Mendengarkan
Perawat harus berusaha untuk mendengarkan informasi yang
disampaikan oleh klien dengan penuh empati dan perhatian. Ini
dapat ditunjukkan dengan memandang kearah klien selama
berbicara, menjaga kontak pandang yang menunjukkan
keingintahuan, dan menganggukkan kepala pada saat berbicara
tentang hal yang dirasakan penting atau memerlukan ummpan balik.
Teknik dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada klien
dalam mengungkapkan perasaan dan menjaga kestabilan emosi
klien.

b) Menunjukkan penerimaan
Menerima bukan berarti menyetujui, melainkan bersedia
untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan sikap ragu atau
penolakan. Dalam hal ini sebaiknya perawat tidak menunjukkan
ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaksetujuan atau penolakan.
Selama klien berbicara sebaiknya perawat tidak menyela atau
membantah. Untuk menunjukkan sikap penerimaan
sebaiknya perawat menganggukkan kepala dalam merespon
pembicaraan klien.

4
c) Mengulangi Pernyataan Klien
Dengan mengulang pernyataan klien, perawat memberikan
umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya mendapat
respondan berharap komunikasi dapat berlanjut. Mengulang pokok
pikiran klien menunjukkan indikasi bahwa perawat mengikuti
pembicaraan klien.

d) Klarifikasi
Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu
mengehentikan pembicaraan untuk meminta penjelasan dengan
menyamakan pengertian. Ini berkaitan dengan pentingnya informasi
dalam memberikan pelayanan keperawatan. Klarifikasi diperlukan
untuk memperoleh kejelasan dan kesamaan ide, perasaan, dan
persepsi

e) Menyampaikan Hasil Pengamatan


Perawat perlu menyampaikan hasil pengamatan terhadap
klien untuk mengetahui bahwa pesan dapat tersampaikan dengan
baik. Perawat menjelaskan kesan yang didapat dari isyarat
nonverbal yang dilakukan oleh klien. Dengan demikian akan
menjadikan klien berkomunikasi dengan lebih baik dan
terfokus pada permasalahan yang sedang dibicarakan

4. Prinsip- Prinsip Komunikasi Therapiutik di IGD

Ciptakan lingkungan terapeutik dengan menunjukan prilaku dan sikap


seperti:
a. Caring ( sikap pengasuhan yang ditunjukan peduli dan selalu ingin
memberikan bantuan)
b. Acceptance (menerima pasien apa adanya)
c. Respect (hormati keyakinan pasien apa adanya)

5
d. Empaty (merasakan perasaan pasien)
e. Trust (memberi kepercayaan)
f. Integrity (berpegang pada prinsip profesional yang kokoh)
g. Identifikasikan bantuan yang diperlukan
h. Terapkan teknik komunikasi: terfokus, bertanya, dan validasi
i. Bahasa yang mudah dimengerti
j. Pastikan hubungan profesional dimengerti oleh pasien/keluarga
k. Motivasi dan hargai pendapat & respon klien
l. Hindari: menyalahkan, memojokkan, dan memberikan sebutan yang
negative

6
PENUTUP

Kesimpulan

Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan


tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan
lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009). Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang
terjadinya mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang
memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara
cermat, tepat dan cepat.
Komunikasi yang dilakukan kepada pasien yang dalam kondisi gawat
darurat yaitu dengan komunikasi seperti komunikasi terapiutik. Komunikasi
terapeutik pada klien harus dengan jujur, memberikan gambaran situasi yang
sesunguhnya sedang terjadi dengan tidak menambahkan kecemasan dan
memberikan suport verbal maupun non verbal .tetapi dalam hal ini yang lebih
di utamakan dalam mengatasi gawat darurat adalah tindakan yang akan
diberikan kepada pasien harus lebih cepat dan tepat. Komunikasi terapeutik
yang dilakukan pada keadaan gawat darurat juga perlu untuk memperhatikan
prinsip dan teknik untuk mencapai tujuan dari komunikasi dalam keadaan
gawat darurat..

7
Daftar Pustaka

Devito,Joseph. 1997. Komunikasi Antar manusia. Jakarta : Professional


Book.
Djuarsa, sasa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka
Effendy, Onong. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung :PT.Rosdakarya
Indah ferdi.2014.SPGDT(sistem penangulangan gawat darurat).[online].
http://indah-fedri.wikipedia.com/2014/02/spgdt-sistem-penanggulangan-
gawat.html. Diakses pada tanggal 14 November 2017.
None.2009.Komunikai terapiutik.[online].
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/01/komunikasi_terapeutik
.pdf. Diakses pada tanggal 14 November 2017.
Sulfa Oktafiani.2013.Keperawatan Gawat Darurat.[online].
http://sulfaoktafiani.wikipedia.com/. Diakses pada tanggal 14 November
2017.
Thamiiaaa. 2013. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT. [online]. http://thamiiaaa.wikipedia.com/2013/03/konsepdasar-
keperawatan-gawat-2.html. Diakses pada tanggal 14 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai