Anda di halaman 1dari 14

CARING DALAM KONTEKS

ASUHAN KEPERAWATAN
KOMITE KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
• Perawat merupakan kelompok profesi yang paling
depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain,
kesakitan, dan kesengsaraan yang dialami masyarakat.
Perawat merupakan anggota dari kelompok profesi
yang menggunakan ungkapan caring yang konsisten ,

• Praktik caring dalam keperawatan menunjukan bahwa


perawat bekerja dengan hati dan jiwa, tanpa caring
keperawatan hanya kumpulan keterampilan tinggi yang
hanya mengenal fisik tanpa Jiwa. => memperoleh
pengakuan yang lebih tinggi dari klien
PENGERTIAN
• "Theory of Human Care" (Watson), mempertegas jenis hubungan
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan
untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
• Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang
berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan
mengaktualisasikan diri. Dia juga memperkenalkan sifat-sifat caring
seperti sabar, jujur, rendah hati.
• Caring juga sebagai suatu "affect" yang digambarkan sebagai suatu
emosi atau perasaan kasihan. atau empati terhadap pasien yang
mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi
pasien.
• Caring juga sebagai suatu therapeutic intervention.
• Apabila perawat dalam perannya menempatkan caring sebagai
pusat yang sangat mendasar, maka perawat dapat membedakan
caring dari curing tanpa mengabaikan kerja sama sebagai tim
pelayanan kesehatan dengan profesi kesehatan lainnya.
KOMPONEN CARING
(Roach, 1984 ) 5 C yaitu:
1. Compassion (bela rasa) Compassion memiliki kepekaan terhadap
kesulitan dan kepedihan orang lain, membantu seseorang untuk
tetap bertahan, memberikan kesempatan untuk berbagi perasaan,
memberikan dukungan secara penuh.
2. Competence (kemampuan) Competence (kemampuan), memiliki
ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, energi dan
motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi.
3. Confidence (kepercayaan diri) Confidence (kepercayaan diri) suatu
keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia dengan
penuh percaya diri.
4. Concience (suara hati) Concience (suara hati) perawat memiliki
standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik –
altruistik yang dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya.
5. Commitment / Komitmen dalam melakukan tugas secara
konsekwen dan berkualitas terhadap karier yang dipilih
HUBUNGAN INTERPERSONAL YANG
MENUNJUKAN PERILAKU CARING
• Memberi salam/menyapa orang lain terlebih dahulu
saat bertemu
• Memberikan perhatian
• Berbagi perasaan dengan orang lain
• Membantu orang tanpa pamrih
• Menjadi seorang pemaaf
• Membeikan dukungan / harapan pada orang lain
• Dapat dipercaya
• Menjadi pendengar yang baik
• Mendampingi seseorang saat berduka
• Memberikan rasa nyaman terhadap orang lain
APLIKASI CARING SEBAGAI NILAI DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN
Ada sepuluh faktor karatif caring (Watson,1988)
1. Membentuk dan menghargai sistem nilai humanistik dan altruistik, merupakan
sikap yang didasari nilai-nilai kemanusiaan dengan menghargai otonomi dan
kebebasan klien terhadap pilihan yang terbaik menurutnya
2. Menanamkan sikap penuh pengharapan, membangun sikap klien yang positif
terhadap pengobatan yang diterimanya serta perilaku sehat
3. Menanamkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain
4. Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu, meningkatkan
penerimaan dan perwujudan perasaan positif maupun negatif
5. Meningkatkan dan menerima ekpresi perasaan positif maupun negatif
6. Menggunakan metoda sistematis dalam penyelesaian masalah caring untuk
pengambilan keputusan secara kreatif dan individualistik
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental sosial, dan spiritual yang suportif, protektif
dan korektif
9. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh pengharapan dalam rangka
mempertahankan keutuhan dan martabat manusia
10. Mengijinkan untuk terbuka pada eksistensi fenomenologikal dan spiritual, cara
penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh & ilmiah melalui pemikiran
masyarakat modern
ISU TERKAIT ASUHAN KEPERAWATAN
HOLISTIK/ HOLISTIC CARE
• Isu utama dalam perawatan holistik terkait
dengan hubungan pasien dan keluarga.
Keluarga merupakan suatu sistem yang
dinamik. Dalam keadaan stress maka sistem
keluarga cenderung mempertahankan
keseimbangan/ homeostasis. Efek utama yang
mempengaruhi keseimbangan tersebut antara
lain disebabkan karena meningkatnya stress
pada anggota keluarga, takut terhadap
kematian, reorganisasi peran keluarga.
• Perawat mempunyai tanggung jawab untuk
meyakinkan bahwa praktik keperawatan
diberikan dengan benar dan baik. Pasien dan
anggota keluarga memerlukan petunjuk atau
penjelasan terhadap perawatan yang
diberikan dan memerlukan dukungan yang
terus menerus selama pasien dirawat di
rumah sakit
BAGAIMANA CARA PENYELESAIANNYA
• Melakukan komunikasi yang terapeutik untuk
membantu menyelesaikan masalah yang
terjadi sesegera mungkin
• Mengidentifikasikan support sistem keluarga
• Mengetahui bagaimana pasien dan keluarga
menyelesaikan stress yang terjadi sebelumnya
• Menginformasikan pelayanan yang tersedia di
rumah sakit.
Tips untuk menolong menyelesaikan
masalah yang dihadapi keluarga:
1. Melakukan sentuhan langsung pada pasien-keluarga
2. Melakukan komunikasi dengan pasien-kelurga, dengan
menghindari sikap yang membuat pasien takut, tidak mau
mendengarkan, dan biarkan keluarga untuk memberikan informasi
langsung ke pasien
3. Memberikan kesempatan pasien mengetahui berbagai situasi
yang terjadi diluar rumah sakit seperti tentang keluarga, binatang
kesayangannya dll
4. Mengidentifikasi anggota keluarga yang bertanggung jawab dalam
menerima dan member informasi
5. Mempertimbangkan orang tepat yang harus menunggu pasien jika
diperlukan sewaktu-waktu
6. Meyakinkan bahwa support pelayanan tersedia jika pasien atau
keluarga memerlukan
APLIKASI HOLISTIK CARE DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN
Kasus 2 :
• Tn R. 42 th pasca tindakan pembedahan Laparatomi
hari perawatan ke-20 di unit perawatan intensif care,
saat ini pasien mengalami masalah penurunan fungsi
ginjal sehingga memerlukan terapi Hemodialisa.
Keluarga bingung, stress sehubungan dengan apakah
terapi yang akan dilakukan membuat keadaan pasien
menjadi lebih baik? Disamping itu kelurga pasien
menghadapi dilema dalam finansial sedangkan untuk
terapi tersebut kemngkinannya tidak hanya sekali.
STUDY KASUS
Kasus 3
• Tn. DD, 38 tahun, di rawat diruang internal dengan
kasus Kanker Paru Stadium 4. Telah mendapat terapi
kemo sebanyak 6 seri satu tahun yang lalu. Kondisi
pasien saat ini, kesadaran menurun, Tensi; 60/palpasi,
Nadi; 120x/menit, RR; 30 x/menit, Suhu menurun,
konjungtiva anemis, akral dingin, keluarga tidak ada
yang menunggu dan perawat ruangan sibuk dengan
HPnya. Saat perawat manajer melakukan supervisi;
pasien terlihat kotor, bau, sekret banyak, ngorok dan
terlihat kegawatan pernapasan.
SOSIALISASI PROFESIONAL

• Sosialisasi profesional adalah proses internalisasi


nilai-nilai keyakinan, menerima pengetahuan,
keterampilan, sikap, keyakinan, norma-norma,
budaya, dan standar etik dalam keperawatan
serta membuat hal ini sebagai bagian dari “self
image” dan perilaku yang dimiliki dirinya (Jacox,
1973). Sosialisasi profesional dimulai pada
mahasiswa baru dan diteruskan setelah lulus
sampai memasuki dunia kerja sehingga tumbuh
sikap profesional
SOSIALISASI PADA TEMPAT KERJA

• Ketika mahasiswa perawat lulus, apakah


sosialisasi profesional selesai? Sebagian besar
ahli menyatakan dan meyakini bahwa
sosialisasi professional adalah kegiatan belajar
seumur hidup.

Anda mungkin juga menyukai