Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Model dan Konsep Keperawatan Menurut Dorothea Orem

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Disusun Oleh:
1. Muhamad Iqbal
2. Dani
3. Dudi

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang
kami hadapi dalam penyusunan makalah “Model dan Konsep Keperawatan
Menurut Dorothea Orem”. Namun berkat kerja sama dari anggota kelompok kami
serta bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak
lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa untuk terselesaikannya makalah ini.
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman, dosen dan para pembaca
sekalian demi penyempurnaan makalah ini. Demikian sedikit kata dari kami,
semoga makalah ini bermanfaat.

Tasikmalaya, Desember 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Model Konsep Keperawatan............................................. 3
B. Pengertian Keperawatan Menurut Orem.......................... 5
C. Teori Keperawatan Orem................................................. 6
D. Aplikasi Model Keperawatan Orem................................. 8
E. Aplikasi Teori Orem......................................................... 9
F. Deskripsi Konsep Sentral Orem....................................... 11
G. Ambulasi dan Perawatan Luka......................................... 12
H. Riset Keperawatan Atas Dasar Teori Orem...................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................... 15
B. Saran................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan   sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
merupakan  suatu bentuk  pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu
keperawatan. Pada perkembangannya  ilmu keperawatan   selalu mengikuti
perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan   merupakan ilmu
terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga
dengan pelayanan keperawatan   di Indonesia, kedepan diharapkan harus
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai
dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang  kesehatan
yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan   di sebagian
besar  rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah
melalui proses keperawatan.
Profesi keperawatan   adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan   yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-
simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan   merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang
absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan   adalah
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan   digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu model konsep dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah
ringkasan beberapa teori keperawatan   yang perlu diketahui oleh para

1
perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan
yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model konsep keperawatan
2. Jelaskan pengertian dari keperawatan menurut Orem
3. Bagaimana teori keperawatan Orem
4. Bagaimana aplikasi model keperawatan Orem
5. Bagaimana aplikasi teori Orem
6. Jelaskan deskripsi konsep sentral Orem
7. Bagaimana ambulasi dan perawatan luka menurut Orem
8. Jelaskan riset keperawatan atas dasar teori Orem  

C. Tujuan
1. Mengetahui model konsep keperawatan.
2. Mengetahui pengertian keperawatan menurut Orem
3. Mengetahui teori keperawatan Orem
4. Mengetahui aplikasi model keperawatan Orem
5. Mengetahui aplikasi teori Orem
6. Mengetahui deskripsi konsep sentral Orem
7. Mengetahui ambulasi dan perawatan luka
8. Mengetahui riset keperawatan atas dasar teori Orem  

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Konsep Keperawatan.


Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self
Care (perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan
keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan
kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit,
yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang
ada dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan
atas kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam
pengambilan keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap
manusia menghendaki adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian
dari kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham
Maslow dalam Teori Hierarki kebutuhan masyarakat bahwa setiap manusia
memiliki lima dasar kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis (makan,
minum), keamanan,cinta, harga diri dan aktualisasi diri. Seseorang
mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri dan orang
lain dalam memelihara kesejahteraan, Self Care (perawatan diri) merupakan
perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas
pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu
individu dengan individu lain), hubungan interpersonal dimana ketika kita
berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga
menentukan sekedar hubungan interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi
kita tidak hanya menuntukan conten (isi pesan) melainkan juga
menentukan relationship (hubungan). Self Care akan meningkatkan harga diri
seseorang dan dapat mempengaruhi dalam perubahan (konsep diri). Konsep
diri merupakan representasi fisik seseorang individu, pusat inti dari “aku”
dimana semua persepsi dan pengalaman terorganisasi.

3
Konsep terdiri dari ada lima komponen yaitu:
1.    Gambaran Diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar atau
tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk,fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
Gambaran diri ini harus realistis (nyata) karena lebih banyak seseorang
menerima dan menyukai tubuhnya akan lebih aman sehingga harga dirinya
meningkat. 
Perubahan pada tubuh seperti perkembangan payudara, perubahan
suara, menstruasi. Hal ini merupakan perubahan yang dapat mempengaruhi
gambaran diri seseorang.
2.    Ideal Diri
Idel diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
sesuai dengan standar pribadi. Standar ini dapat berhubungan dengan tipe
orang atau sejumlah aspirasi cita-cita nilai yang di capai. Ideal diri di mulai
berkembang pada masa kanak-kanak yang di pengaruhi oleh orang-orang
penting yang memberikan tuntutan atau harapan. Pada masa remaja, ideal
diri akan di bentuk melalui proses indentifikasi pada orang tua, guru dan
teman.  Ideal diri sebaiknya di tetapkan lebih tinggi dari kemampuan
individu saat ini tapi masih dalam batas yang dapat di capai. Ini di perlukan
oleh individu untuk memacu dirinya ketingkat yang lebih tinggi.
3.    Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribaditerhadap hasil yang di capai dengan
menganalisa seberapa jauh periluku memenuhi ideal diri.
Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri tanpa syuarat sebagai
individu yang berarti dan penting walaupun salah, gagal atau kalah. Harga
diri di peroleh dari penghargaan diri sendiri dan dari orang lain yaitu
perasaan dicintai, dihargai, dan dihormati.
4.    Peran
Peran adalah pola sikap, prilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi di massyarakat

4
dapat menjadikan stressor terhadap peran karena stuktur sosial yang
menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin
dilaksanakan.
5.    Indentitas
Indentitas adalah kesadaran diri yang bersumber dari observasi dan
penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri terhadap
sebagai suatu  kesatuan yang utuh seseorang yang mempuyai perasaan
indentitas yang diri kuat adalah seseorang yang memandang dirinya
berbeda dengan orang lain termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin,
mempuyai otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek diri mampu dan
menguasai diri, mengatur diri sendiri dan menerima diri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
dalam pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam kelompok
kebutuhan dasar yang terdiri dari pemeliharaan dalam pengambilan udara
(oksigenasi) yang mempunyai tiga tahap dalam proses oksigenasi
yaitu , ventilasi (proses keluar dan masuknya udara kedalam system
pernapasan), perfusi dan difusi. Pemeliharaan dalam pengambilan air,
pemeliharaan dalam pegambilan makanan, pemeliharaan kebutuhan, proses
eliminasi, pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat, pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial, kebutuhan
akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat dan
kebutuhan dalam perkembangan kelompok sosial sesuai dengan potensi,
pengetahuan dan keinginan manusia.

B. Pengertian Keperawatan Menurut Orem


Menurutnya pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia
untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus-menerus untuk
dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau
kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).

5
C. Teori Keperawatan Orem
Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan
kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri
serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktek keperawatan
Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self care di antaranya:
a. Perawatan Diri Sendiri ( Self Care )
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self
care  meliputi Self Care itu sendiri, yang merupakan aktivitas
dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri
dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta
kesejahteraan.
1.    Self Care Agency, merupakan suatu kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia,
perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
2.    Adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu
untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.
3.    Kebutuhan Self Care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh.
b. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan yang diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau
kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self
care baik secara kualitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta
membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode
untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain,

6
sebagai pembimbing orang lain,memberi support , meningkatkan
pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada
orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan
praktek dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam pemecahan masalah
(contohnya, masalah yang terjadi pada pasien atau keluarga yaitu masalah
keuangan). Menentukan kapan dan bagaimana pasien memerlukan bantuan
secara teratur bagi pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan
keperawatan dalam kehidupan sehari-hari dan asuhan keperawatan
diperlukan ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, perkembangan dan sosial.
c. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana
kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri
yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan
kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam
melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori sistem ini Orem
memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan keperawatan diantaranya:
1. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory system)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan
pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang
memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan, dan ambulasi
serta adanya manipulasi gerakan. Contohnya, pemberian bantuan pada
pasien koma (penurunan kesadaran akibat penyakit).
2. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System )
Merupakan sistem dalam pemberian perawatan diri secara
sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan
secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana
pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci
muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan

7
melakukan perawatan luka. Contohnya perawatan pada  pasien  post
operasiapendikstomi(operasi pembuangan total apendiks pada saluran
pencernaan) dimana pasien tidak memiliki kemampuan untuk
melakukan perawatan pada luka bekas operasi tersebut.
3. Sistem Suportif dan Edukatif
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh pemberian pendidikan kesehatan pada ibu dan
bapak (keluarga) yang memerlukan informasi tentang pengaturan
kelahiran anak dengan menggunakan kontasepsi (alat mencegah
pembuahan).

D. Aplikasi Model Keperawatan Orem


Kasus :
Tn. J (50 th ) didiagnasis Diabetes Melitus tipe 2 (Diabetes Tidak
Tergantung Pada Insulin).Dia memiliki riwayat hipertensi dan seorang
perokok berat (30 batang/hari).
Perawatan yang dapat diberikan kepada Tn. J berdasarkan model keperawatan
Orem adalah.
1. Udara (educative/supportif). 
Perawatan harus mampu memberikan penjelasan Tn. J (50 tahun) tentang
hubungan penyakit Hipertensi dengan merokok yaitu menghisap udara
yang mengandung zat kimia aktif dari rokok.
2. Air (enducative/supportif). 
Perawat harus mampu meyakinkan adanya hydration-rist yang cukup
dari polidipsia (sering haus) yang memicu Hiperglicemia (kadar gula yang
tinggi dalam darah).

8
3. Activity and rest (adecative/supportif).
Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan aktivitas yang
cocok untuk pasien Diabetes Melitus.
4. Elimination (educative/supportif)
Klien membutuhkan monitoring bagaimana melakukan Buang Air Besar
(BAB) dan Buang Air Kecil (BAK).
5. Food (portial compensatory).
Perawat menganjurkan atau mengatur pola diet yang cocok untuk pasien
dengan Hipertensi dan mengalami Diabetes Melitus serta mengontrol gula
darah setelah makan.
6. Solitude and social interaction (partial compensatory)
Interaksi sosial dengan perawat dapat memberikan perubahan interaksi
dengan tingkah sosial yang mengarah pada perilaku yang adaptif (baik).
7. Hazard prevention (partial compensatory).
Perawat memberikan pendidikan pada pasien tentang kelebihan dan
kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien pada penyakit yang
dialaminya saat ini.
8. Promote Normality (partial compensatory).
Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk
mengembalikan diri pada kehidupan normal pasien, sehingga menjadi
normal kembali.

E. Aplikasi Teori Orem


Kilen dewasa dengan diabetes militus menurut teori self care Orem
dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya
sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan
mencapai kesejahteraan.
 Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari
faktor internal (dari dalam diri individu) dan eksternal (dari luar diri individu),
faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status

9
perkawinan, agama, pendidikan dan pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi
dukungan keluarga dan budaya masyarakan dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang
bersifat kontinun atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan
mencapai kondisi yang sejahtera. Klien membutuhkan tiga kebutuhan self
care berdasarkan teori Orem yaitu:
1.    Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri
secara menyeluruh) kondisi yang seimbang.
2.    Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri
pengembangan) fungsi klien sesuai dengan fungsi perannya. Perubahan
fisik pada klien dengan Diabetes Melitus antara lain menimbulkan
peningkatan dalam rasa haus, peningkatan selera makan, keletihan,
kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina
atau pandangan pada mata berakibat mata kabur.
3.    Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan) penyimpangan kesehatan seperti adanya
Sindrom Hipergilkemik (kumpulan penyakit akibat peningkatan kadar gula
dalam darah) yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit
(dehidrasi), hipotensi (tekanan darah rendah), perubahan sensorik
(Perubahan pada indera perasa), kejang-kejang, takikardi (frekuensi jantung
yang meningkat), dan hemiparesis (kelumpuhan separu badan).
Klien Diabetes Melitus akan mengalami penurunan  pola makan dan
adanya komplikasi yang dapat mengurangi kerharmonisan pasangan dalam
melakukan hubungan intim (misal infeksi vagina dan bagian tubuh
lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang di alami oleh
klien dengan Diabetes Melitus menurut Orem disebut dengan self care-deficit.
Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana
klien mampu untuk  merawat dirinya sendiri dan mengklasifisikannya sesuai
dengan klafisikasi kemampuan klien.

10
F. Deskripsi Konsep Sentral Orem
1. Manusia
Suatu kesatuan yang di pandang sebagai fungsi secara biologis
simbolik dan sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan
asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:
a.    Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
b.    Air
c.    Makanan
d.    Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh
melalui sekresi urin (air kencing) dan feses.
e.    Kegiatan dan istirahat
f.    Interaksi sosial
g.    Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
h.    Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
2. Masyarakat/lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang membentuk
sistem terintegrasi (menyatu) dan interaktif (iteraksi).
3. Kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang
berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik, interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk
menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya.
Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman
spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui
personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan
kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.

11
4. Keperawatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan
sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orangb dewasa, ketika
mereka, orang tua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung
jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu
merawat atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk
menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan
secara sengaja dan mempuyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat
karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan
pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

G. Ambulasi dan Perawatan Luka


Ambulasi dini pada pasien menjalani latihan berjalan pertama yang
dilakukan setelah proses pembedahan operasi. Setelah melakukan proses
dagling, bila pasien dalam keadaan baik-baik saja, lalu dilanjutkan dengan
tahap ambulasi dini meliputi :
1.    Pastikan tempat tidur dalam posisi terendah. Sediakan sebuah kursi untuk
berjaga-jaga kalau pasien lelah.
2.    Setelah pasien melakukan dangling tanpa rasa sakit, bantu pasien untuk
berdiri, periksa nadi pasien.
3.    Pindahkan lengan perawat kebelakang pinggang pasien dan
berbalik   sehingga perawat menghadap ke arah yang sama dengan pasien.
4.    Pasien berjalan dengan jarak pendek dan kembali kesisi tempat ridur. Jika
pasien tampak lelah dan akan pingsan atau terjadi perubahan besar pada
nadi, biarkan pasien beristirahat.
5.    Jika pasien pingsan saat melaksanakan ambulasi dini:
1)   Dengan berlahan turunkan pasien ke lantai
2)   Lindungan kepala pasien
3)   Jangan mencoba menahan pasien berdiri
4)   Beri tanda untuk meminta bantuan

12
6.    Setelah selesai, cuci tangan dan dokumentasikan waktu (durasi) ambulasi
dini, nadi dan reaksi pasien.
Perkembangan perawatan luka (wound care) berkembang dengan sangat
pesat didunia kesehatan. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini
adalah perawatan luka dengan menggunakan prinsip moisture balance,
dimana disebutkan daalam beberapa literature lebih efektif untuk proses
penyembuhan luka bila dibandingkan dengan metode konvensional.
Perawatan luka berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan luka
tersebut. Perawatan luka paling sulit tergantung pada derajat luka. Jika luka
mendalam sampai ke lapisan kulit paling dalam, proses sembuhnya tentu saja
paling lama. Seperti pada kasus luka akibat penyakit diabetes misalnya,
terdapat kasus bahwa luka tersebut harus diamputansi. Namun tindakan
amputansi ternyata bisa gagal setelah dirawat dengan saksama dan dengan
metode yang benar dan tentunya seperti pada kasus luka akibat diabetes
tergantung pada kedisiplinan perawatan. Untuk itu harus diperkenalkan pada
masyarakat bahwa telah ada program perawatan dirumah atau home
care dengan perawatan datang kerumah.

H. Riset Keperawatan Atas Dasar Teori Orem


Berikut ini merupakan riset yg berhubungan dengan teori orem:
“APLIKASI TEORI SELF-CARE DEFICIT OREM DALAM KONTEKS
TUNA WISMA (THE APPLICATION OF OREM’S SELF CARE DEFICIT
IN HOMELESS SETTING) OLEH MEGAH ANDRIYANI”
Kesehatan tuna wisma menjadi tanggung jawab pemerintah dan semua
pihak untuk menciptakan derajat kesehatan warga negara yang optimal. Tuna
wisma juga merupakan klien yang patut mendapat perhatian khusus bagi
perawat kesehatan komunitas.Teori Perawatan Diri banyak digunakan dalam
ilmu keperawatan untuk memberikan kerangka kerja konseptual sebagai
panduan praktik dan membangun pengetahuan perawatan diri melalui riset.
Orem mendeskripsikan perawatan diri sebagai tindakan yang
berkesinambungan yang diperlukan dan dilakukan oleh orang dewasa untuk

13
mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini juga
digunakan dalam konteks tuna wisma oleh banyak ahli. Artikel ini bertujuan
untuk mendeskripsikan konsep Teori Perawatan Diri Orem, mendeskripsikan
kondisi perawatan  diri tuna wisma, dan mengaplikasikan Teori Perawatan
Diri Orem dalam konteks tuna wisma.
“HUBUNGAN TINGKAT SELF CARE DENGAN KEJADIAN
KOMPLIKASI PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RUANG RAWAT INAP
RSUD OLEH SILVIA JUNIANTY”
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis bila disertai
komplikasi diabetik. Self care terdiri atas pengontrolan gula darah,
insulin/Obat Anti Diabetes, perencanaan makan, olahraga, dan penanganan
hipoglikemik dalam pengelolaan DM menjadi tidak efektif akibat pemahaman
yang bervariasi. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara tingkat self
care dengan kejadian komplikasi pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian
deskriptif korelasi yang menggunakan teknik purposive sampling dengan
sampel sejumlah 55 orang.  Pengumpulan data menggunakan kuesioner self
care inventory revised (SCI-R). Analisis univariat menggunakan skor T,
sedangkan bivariat menggunakan korelasi chi square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pasien tingkat self care tinggi atau rendah dapat
menyebabkan kejadian komplikasi yang ditunjukkan melalui hubungan yang
rendah dan pasti. Peran perawat adalah sebagai advokat dan edukator dalam
melindungi hak pasien dan memberikan informasi tentang pentingnya
penerapan self care dalam kehidupan sehari-hari.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan
sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat
harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga
klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan
dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan
karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan.
Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak
digunakan dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea Orem.
Dalam teori self care-nya ia menganggap bahwa perawatan diri merupakan
suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan
taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan
dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini merupakan
suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan
klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat
dipelajari.
Teori Dorothea Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk
dikaji dan dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam
aplikasi praktik keperawatan dan penulis tertarik untuk menelaah teori ini,
dimana ia hanya berfokus pada lingkup praktik keperawatan.

B. Saran
Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini
diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
therapeutik.

15
DAFTAR PUSTAKA

1.         Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan  .


Jakarta : Salemba Medika
2.         Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan   Profesional. Jakarta:
Widya Medika
3.         http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan  -
islam-rufaidah-binti-saad/
4.         Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan  . Jakarta: EGC
5.         http://Teori Keperawatan  _ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/
6.         http://Teori Keperawatan  _Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht
7.         http://Teori Keperawatan   Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht
8.         http://Teori Keperawatan   Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht
9.         http://Konsep & Metode Keperawatan   (ed. 2) - Google Buku.mht
10.       http://Ilmu Keperawatan  _ JOYCE TRAVELBEE.mht
11.       http://Teori Keperawatan   Humanistik_ Paterson and Zderad «
Elisasiregar's Blog.mht
12.       http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht
13.       Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan  , Konsep,
Proses & Praktik. Jakarta: EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai