Anda di halaman 1dari 15

GAMBAR RAGAM HIAS PADA BAHAN KAYU

A. Pengertian Ragam Hias


Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu bentuk
karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Indonesia
sebagai negara kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan alam, flora
dan fauna serta manusia yang hidup di dalamnya. Keinginan untuk
menghias merupakan naluri atau insting manusia. Faktor kepercayaan turut
mendukung berkembangnya ragam hias karena adanya perlambangan di
balik gambar.
B. Pengertian Bahan Kayu
Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat
sering digunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai
barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan karena sifat
khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya
mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu
tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan
penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Beberapa teknik dalam digunakan dalam menerapkan ragam hias
pada bahan kayu, seperti mengukir dan menggambar. Mengukir berarti
ragam hias dibuat dengan cara permukaan kayu dipahat dan dibentuk
seperti relief. Teknik menggambar dibuat setelah benda atau barang seni
terbentuk. Ragam hias pada kayu sering dijumpai pada pintu, jendela,
bagian tiang rumah, dan bagian tertentu rumah. Pada umumnya, ragam
hias selain digunakan sebagai bagian dari keindahan rumah juga berfungsi
sebagai penolak bala atau penghormatan kepada roh leluhur. Beberapa
daerah di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi,
dan Papua memiliki ciri khas sendiri dalam membuat ragam hias pada
bahan kayu.
C. Ragam Hias pada Bahan Kayu
Penempatan ragam hias pada bahan kayu dapat dilakukan pada
bidang dua dan tiga dimensi. Pada bidang dua dimensi, ragam hias dapat
dilakukan dengan menggambar atau melukis permukaan bidangnya.
Penerapan ragam hias pada bidang dua dimensi seperti ragam hias pada
ukiran kayu, dilihat dari sisi-sisi bangunan rumah adat.
Penerapan ragam hias pada bahan kayu sudah banyak dijumpai di
berbagai daerah di Indonesia, salah satunya daerah Jawa Tengah.
Pemanfaatan kayu sebagai benda seni sudah sejak lama ada. Kayu
biasanya diolah terlebih dahulu menjadi benda-benda seni tertentu
kemudian diberikan sentuhan ragam hias. Ragam hias yang digunakan
tidak berbeda dengan bahan-bahan lain. Ragam hias yang digunakan
biasanya diambil dari unsur flora, fauna, geometris, dan bentuk-bentuk
figuratif. 
1. Ragam hias flora
Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di
seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal)
mudah dijumpai pada barang-barang seni, seperti batik, ukiran, kain
sulam, kain tenun, dan bordir.  
2. Ragam hias fauna
Ragam hias fauna (animal) merupakan bentuk gambar motif yang
diambil dari hewan tertentu. Hewan sebagai wujud ragam hias pada
umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa
hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu,
burung, kadal, gajah, dan ikan. Ragam hias motif fauna telah
mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya.
Ragam hias fauna dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan
bentuk yang digayakan. 

Motif ragam hias daerah di Indonesia banyak menggunakan hewan


sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah tersebut seperti Yogyakarta,
Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Motif ragam hias
fauna tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran, sulaman,
anyaman, tenun, dan kain bordir Ragam hias bentuk fauna dapat
dijadikan sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal daerah tertentu
di Indonesia seperti burung cendrawasih di Papua, komodo di Nusa
Tenggara Timur, dan gajah di Lampung.
3. Ragam hias geometris

Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari


bentuk-bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera
dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai
di seluruh daerah di Indonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan
menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam
hias. 
4. Ragam hias figuratif

Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar


dengan mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif
biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses
pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.
ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA DAN ASAL DAERAHNYA
 1. Alat musik tradisional : Serune Kale

Sarune Kale berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon, yaitu bunyi yang berasal dari hembusan angin. Cara menggunakan serune kale
adalah dengan ditiup dan menggunakan jari untuk mengatur nada yang ada di lubang
serune kale. 
 
2. Alat musik tradisional : Aramba

Aramba berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara yang mempunyai jenis bunyi Ideofon,
yaitu bunyi yang berasal dari bahan dasarnya. Cara menggunakan Aramba adalah
dengan dipukul dengan menggunakan pemukul seperti stik. 
3. Alat musik tradisional: Saluang
Saluang berasal dari  Minangkabau, Sumatera Barat yang mempunyai jenis bunyi
Aerofon, yaitu bunyi yang berasal dari hembusan angin. Cara menggunakan saluang
dengan ditiup dan lubang yang ada di salung digunakan untuk mengatur nada dan jari-
jari tangan berfungsi untuk menutup lubangnya. 
 
4. Alat musik tradisional : Gambus

Gambus berasal dari Riau, yang membunyai jenis bunyi Kordofun, yaitu bunyi yang
berasal dari dawai atau senar. Gambus mempunyai 3 senar – 12 senar. Gambus biasa
dimainkan sambil diiringi gendang. 
 
5. Alat musik tradisional : Serangko

Serangko berasal dari Jambi yang terbuat dari tanduk kerbau. Cara menggunakan
Serangko adalah dengan ditiup, serangko biasa digunakan untuk pemberitahuan jika ada
musibah di masyarakat Jambi. 
TARIAN TRADISIONAL INDONESIA

TARIAN atau gerakan tubuh adalah salah satu seni pertunjukkan yang diselaraskan
dengan iringan lantunan alat musik. Biasanya tarian berfungsi untuk menyambut tamu,
peringatan hari atau peristiwa tertentu atau bentuk ritual keagamaan. Di Indonesia
menjadi salah satu tradisi dalam bersosialisasi dan membudayakan kesenian tradisional.
1. TARI JAIPONG - Jawa Barat

Siapa yang tak kenal tari Jaipong? Tarian khas dari Jawa Barat ini dikenal dengan
gerakan yang dinamis dan atraktif karena berasal dari gabungan pencak silat, tari
ronggeng dan tari ketuk tilu. Biasanya tarian ini dibawakan secara per orangan atau grup
dan ditampilkan saat penyambutan tamu besar hingga festival budaya.
2. TARI KECAK - Bali
Bukan hanya terkenal dengan keindahan alamnya, Bali juga dikenal dengan ragam
budayanya. Salah satunya tari kecak. Tarian yang menampilkan drama tari dari cerita
Ramayana ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan di Bali. Tari Kecak disebut juga
dengan tari Sang Hyang yang dilakukan saat upacara keagamaan.
3. TARI REMONG - Jawa Timur

Tari remong atau yang biasa disebut dengan tari remo adalah tarian yang
menggambarkan seorang pangeran yang berjuang di medan perang. Tarian ini sering
ditampilkan sebagai pengantar pertunjukan dalam pergelaran kesenian Ludruk atau
tarian selamat datang untuk menyambut tamu. Umumnya, tari ini dibawakan penari
laki-laki dengan gerakan yang gagah berani.
4. TARI SERIMPI - Yogyakarta
Tarian klasik ini bersifat sakral yang menggambarkan kesopanan dan kelemahlembutan.
Hal tersebut dapat dilihat dari gerakannya yang pelan dan lemah lembut. Dulu tarian ini
hanya ditampilkan di lingkungan Keraton Yogyakarta untuk acara kenegaraan dan
peringatan kenaikan tahta Sultan. Karena sifatnya yang sakral, penarinya juga sudah
dipilih oleh keluarga kerajaan. Namun setelah Kerajaan Mataram pecah, tarian ini mulai
mengalami perubahan dalam segi gerakan meskipun inti dari tarian ini masih sama.
5. TARI GAMBYONG - Jawa Tengah (6%)

Masyarakat Jawa dikenal dengan kelembutan dan keluwesannya. Hal tersebut


digambarkan dalam sebuah kesenian, yaitu tari gambyong. Tarian ini dibawakan
beberapa penari wanita dengan gerakan yang anggun dan indah. Di masa Kraton
Surakarta, tari gambyong sering dijadikan sebagai tarian hiburan dan tarian
penyambutan tamu kehormatan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini
juga.
PEMENTASAN SENI PRAGMEN/SENI TEATER

SENI TEATER

Seni Teater – Tahukah kalian tentang seni teater yang merupakan sebuah seni yang
menyajikan beberapa orang yang memainkan peran. Nama teater sendiri diambil dari
bahasa Inggris, Perancis, dan Yunani dengan penulisan yang hampir sama.
Kata theatre dalam bahasa Inggris merujuk kepada sebuah tempat pertunjukan atau
gedung pertunjukan. Secara istilah, teater memiliki arti yaitu segala hal yang
dipertunjukkan dalam sebuah tempat sebagai hiburan. Dalam arti yang lebih sempit,
teater berarti sebuah drama yang dipertunjukkan kepada banyak orang berdasarkan
naskah.
Sedangkan untuk arti yang lebih luas, teater tidak melulu merujuk kepada pertunjukan
drama. Pada arti yang lebih luas, teater bisa diartikan sebagai sebuah pertunjukan yang
dipentaskan di depan khalayak ramai. Seperti misalnya wayang orang, lenong, ludruk,
dan lain sebagainya. Istilah teater sendiri tidak bisa lepas dengan kata drama.
Teater bisa berarti pertunjukan, sedangkan drama berarti naskah yang ditampilkan. Atau
yang lebih mudah, teater merupakan bentuk visualisasi dari drama yang ditampilkan
dalam sebuah panggung serta disaksikan oleh banyak orang.
UNSUR SENI TEATER

Dalam sebuah pementasan teater, tentunya terdapat unsur seni teater yang wajib ada dan
tidak bisa diganggu gugat. Selain itu tanpa adanya salah satu unsur seni teater,
pertunjukan teater tidak akan berjalan dengan lancar. Berikut adalah macam-macam
unsur teater yang bisa dibagi menjadi unsur internal dan unsur eksternal.
1. Skenario
Skenario merupakan unsur seni teater internal yang mana dapat membuat
pertunjukan teater menjadi lebih menarik. Terkadang, ada pula pertunjukan teater
yang tidak menggunakan naskah dan hanya mengandalkan spontanitas para pemeran
teater.
2. Staf Produksi
Unsur teater eksternal ini merupakan satu unsur yang penting. Karena tanpa staf
produksi, pertunjukan teater tidak akan lancar, bahkan tidak terlaksana. Biasanya
staf produksi memiliki tugas untuk mengurus hal seputar produksi teater.
Seorang staf produksi juga memiliki tugas untuk menetapkan orang-orang yang
bertugas, anggaran, program kerja, fasilitas, serta hal lainnya.
3. Pemain
Selain staf produksi, unsur teater yang penting dalam sebuah pementasan teater
adalah pemain. Bahkan seorang pemain sendiri juga dapat menghasilkan unsur
teater yang lain. Seperti misalnya gerak dan suara.
Dalam pementasan teater, biasanya terdiri dari tiga jenis peran, yaitu peran utama,
peran pembantu, serta figuran. Untuk film, pemain laki-laki disebut dengan aktor.
Sedangkan untuk pemain perempuan disebut dengan aktris.
4. Sutradara
Sutradara merupakan unsur teater yang memiliki tugas untuk mengatur jalan cerita
pada pertunjukan teater. Bahkan seorang sutradara juga didapuk menjadi
koordinator dalam pementasan. Tidak hanya itu, seorang sutradara juga memiliki
tugas untuk mencari serta menyiapkan pemain yang akan pentas di pertunjukan
drama.
Seorang sutradara juga memiliki tugas untuk menyiapkan tata rias serta mengatur
tata letak yang dipegang oleh kru serta tim desain atau tim dekor.
5. Properti
Properti merupakan sebuah unsur teater yang dapat memberikan nilai tersendiri
dalam pementasan drama. Dalam menggunakan serta memilih properti, tentunya
harus menggunakan properti yang sesuai dengan pertunjukan yang ditampilkan.
Jika menampilkan drama yang menunjukkan kekerasan, pastikan bahwa properti
yang digunakan aman dan tidak melukai pemain drama.
6. Desainer
Unsur eksternal yang ada pada seni teater berikutnya adalah desainer atau bisa
disebut juga dengan tim desain. Tim desain ini memiliki tugas untuk mengatur
properti, tata suara, tata busana, pencahayaan, dan lain-lain.
7. Crew
Crew merupakan bagian pemegang divisi dari setiap sub bagian yang sudah
dipegang desainer. Yang mana tugas-tugas dari crew ini sudah ditentukan oleh tim
desain atau desainer. Sehingga tugas mereka tidak dapat diganggu gugat.
FUNGSI SENI TEATER

Semakin berkembangnya teknologi, teater tentu mengalami pergeseran. Semula teater


digunakan sebagai sarana upacara ataupun sarana hiburan, tetapi juga bisa sebagai
sarana pendidikan. Tidak hanya sekedar hiburan, teater juga dapat memberikan
pengaruh penting terhadap kehidupan.
Fungsi seni teater bisa menjadi sarana untuk upacara persembahan. Hal ini dibuktikan
dengan awal-awal munculnya teater yang digunakan masyarakat Yunani untuk
menyembah dewa Dyonesos serta dewa Apollo. Sedangkan di Indonesia, teater
tradisional digunakan untuk sarana ibadah.
Selain sebagai sarana ibadah, fungsi seni teater adalah sebagai sarana pendidikan.
Dalam sebuah pementasan teater, tentunya ada pesan moral yang bisa diambil dari
pementasan teater tersebut. Sehingga, teater bisa menjadi sarana pendidikan.
Fungsi seni teater bisa juga menjadi sarana untuk berekspresi. Karena teater adalah
bentuk seni yang tertuju pada peran dan naskah. Sehingga, para seniman akan
mengekspresikan diri mereka melalui ekspresi tubuh serta ucapan dari seniman.
Seni teater juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu,
seni teater juga sebagai sarana untuk bersosialisasi. Karena para pemain teater akan
cenderung memiliki waktu untuk berbincang dengan sesama pemain.
Tentunya hal ini bisa menjadi pemicu seseorang untuk bersosialisasi, terutama bagi
anak muda yang saat ini kurang bersosialisasi. Jika dibandingkan, anak muda lebih
sering berinteraksi dengan gadgetnya dibandingkan dengan orang lain.
CONTOH SENI TEATER

Seni teater tentunya memiliki beragam contoh yang mana memiliki ciri khas masing-
masing pada setiap pertunjukan mereka. Sehingga, setiap contoh seni teater yang ada di
Indonesia memiliki perbedaan yang mudah dilihat serta diidentifikasi. Berikut adalah
contoh dari seni teater.
1. Drama Musikal
Drama musikal merupakan contoh seni teater yang memadukan seni musik, teater,
dan seni tari. Pementasan drama musikal sering kali digelar di berbagai tempat di
Indonesia. Jenis drama musikal yang sering dipentaskan adalah opera dan kabaret.
Bahkan, gabungan dari opera dan kabaret sendiri juga pernah dipentaskan di
Indonesia.
2. Teatrikalisasi Puisi
Contoh seni teater yang menggunakan karya puisi sebagai naskah teater adalah
definisi dari teatrikalisasi puisi. Dalam pertunjukan ini, diperlukan keindahan dari
puisi tersebut sehingga dapat mewujudkan ekspektasi dari pemirsanya. Sehingga
diperlukan kreativitas dalam menerjemahkan puisi menjadi pementasan teater.
3. Teater Boneka
Seni pertunjukan boneka ini sudah lama ada sejak zaman kuno. Teater boneka ini
sering digunakan untuk berbagai kegiatan, salah satunya sebagai sarana dakwah
agama Islam. Hal ini ditunjukkan oleh Sunan Kalijogo yang menyebarkan agama
Islam dengan cara pementasan wayang kulit.
4. Teater Dramatik
Dalam teater dramatik, cerita dalam pementasan dibuat dengan sedetail mungkin.
Mulai dari tokoh, kejadian, hingga alur cerita dibuat dengan detail. Sehingga fokus
dari teater dramatik ini adalah menitik beratkan pada minat penonton terhadap
sebuah cerita yang disajikan.
Selain itu, pemeran teater juga menitik beratkan pada pementasan teater dramatik.
Karena teater dramatik mencoba untuk menunjukkan pementasan layaknya kejadian
yang sebenarnya.
5. Teater Gerak
Contoh seni teater yang satu ini hampir mirip dengan pantomim klasik, karena pada
teater gerak berfokus pada gerak serta ekspresi wajah. Sehingga pementasan teater
gerak jarang menggunakan dialog. Dalam pertunjukan teater gerak, tentu
menyajikan makna serta pesan tertentu yang diekspresikan dalam bentuk gerak.
Seni teater merupakan seni yang menampilkan pertunjukan yang menggunakan
naskah sebagai alur cerita pementasan. Sehingga, seni teater menjadi nilai estetika
tersendiri yang hingga saat ini masih dilestarikan oleh seniman di Indonesia.
Sebuah seni teater tentu tidak bisa lepas dengan masyarakat, sehingga dalam
pementasan dibutuhkan banyak orang agar pertunjukan bisa berjalan dengan lancar.
Sekaligus juga, seni teater dapat menjadi ajang untuk bersosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai