Kelas :
KESENIAN SUNDA
Di Jawa Barat sendiri selain dikenal wayang kulit, yang paling sangat populer adalah
wayang golek. Istilah “golek” dapat menunjukan dua makna, sebagai kata kerja kata
golek bermakna “mencari” dan sabagai kata benda golek bermakna boneka kayu.
3. Kesenian Tradisional Sunda : Kuda Renggong
Setiap tahun pemerintah mengadakan festifal kuda renggong yang telah menjadi daya
tarik wisata nasional maupun Internasional, Kuda renggong sendiri sudah menjadi
pertunjukan khas kota Sumedang Jawa Barat.
Kesenian ini juga merupakan lambang perlawanan bagi masyarakat terhadap VOC ini,
terdiri dari 8 orang pengusung sisingan, penunggang sisingan, 2 sisingan, pengiring
musik dan jangan lupa juru kawih. Secara filosofis 8 orang pengusung ini tersebut
melambangkan rakyat pribumi yang tertindas dan terjajah, sedangkan sepasang singa
melambangkan Belanda dan Inggris (VOC) yang menjajah Indonesia.
Perpaduan alat musik jentreng dan tarawangsa ini Menghasilkan suara yang klasik dan
sekilas terdengar Mistis. Kesenian ini juga terdapat dibeberapa daerah Sunda, seperti,
Tasikmalaya Selatan, Rancakalong (Sumedang), , Kanekes (Banten) dan Banjaran.
7. Kesenian Musik Sunda Tradisional : Calung
Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan. cara menabuh
calung dengan cara memukul bilah atau ruas (tabung bambu) yang telah tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la untuk masyarakat Sunda, dan
ji-ro-lu-ma-nem untuk masyarakat Banyumas).
Jenis bambu untuk membuat calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam),
namun ada pula juga yang dibuat dari awi temen (bambu ater, berwarna hijau).
Selain gendang, pertunjukan rampak gendang ini juga dapat ditemani dengan berbagai
macam alat musik seperti bonang, rebab, goong, kenong, peking, demung, saron I dan
II, serta rincik. Rampak ini berasal dari bahasa sunda yang artinya serempak atau
bersama-sama sehingga rampak gendang dapat dibilang bermain gendang bersama-
sama.
Rampak gendang dimainkan oleh beberapa orang dan semua pemain menggunakan
kostum yang sama.
Mereka memakai pakaian tradisi sunda yaitu Takwa, sinjang dan udeng (ikat kepala).
Tetapi untuk penabuh gendang, mereka mengenakan pakaian khusus yang berbeda
yaitu terdapat motif khas sunda dengan warna menarik yang seragam.
Pada saat pertunjukan dimulai, para pemain akan naik ke panggung satu persatu dan
menempati posisinya masing-masing sesuai dengan alat musik yang dimainkan. Begitu
aba-aba dari salah satu pemain dinyalakan , alunan musik super energik akan langsung
menghentak penonton.
Selain musik nya yang energik, para pemain juga selalu menggerakan kepala serta
badan mereka bahkan ada pemain yang memainkan alat musik dan sambil berteriak
agar suasana semakin bersemangat.
Jaap Kunst yang mendata gamelan di seluruh Pulau Jawa dalam bukunya Toonkunst
van Java (1934) mencatat bahwa degung terdapat di Bandung (5 perangkat), Sumedang
(3 perangkat), Cianjur (1 perangkat), Ciamis (1 perangkat), Darmaraja (1 perangkat),
Kasepuhan (1 perangkat), Kanoman (1 perangkat), Banjar (1 perangkat), dan
Singaparna (1 perangkat).
Dengan ritme dan irama tertentu, permainan tradisional Sunda ini biasanyanya
dimainkan oleh beberapa orang wanita dan akan menghasilkan musik yang semarak,
apalagi kalau diiringi kawih-kawih yang dinyanyikan bersama oleh para pemainnya.