TUGAS AKHIR
VARIETAS PACITAN
NIM. 011310413035
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
TUGAS AKHIR
VARIETAS PACITAN
Karya Ilmiah Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Pengobat Tradisional
NIM. 011310413035
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas
segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Airlangga Surabaya.
bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini
terhormat:
1. Maya Septriana, S.Si., Apt., M.Si selaku dosen pembimbing I yang dengan
2. Prof. Sri Agus Sudjarwo, drh., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah
3. Dr. H. Widi Hidayat, SE., M.Si., Ak., CMA., CA selaku Dekan Fakultas
Vokasi Universitas Airlangga dan Prof. Dr. Dian Agustia, SE, MSi, CMA,
Ak, CA, selaku mantan Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang
Airlangga.
Airlangga.
5. Tjitra Wardani, dr., MS dan Dr. Ira Arundina, drg., M.Si selaku dosen
6. Kedua orang tua, Ahmad Jatmiko dan Indriyati yang selalu memberikan
7. Kakak Latief Muhammad Tulus Sejati serta adik-adik Faiz Nur Ahmad,
memberikan dukungan dan doa dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, serta
terima kasih selama ini telah menjadi teman belajar yang menyenangkan
vi
bermanfaat.
10. Seluruh staff pendidikan dan tata usaha program studi D3 Pengobat
11. Semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan terselesaikannya Tugas
Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
vii
RINGKASAN
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
HALAMAN DALAM ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. v
RINGKASAN.............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.............................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................... 5
BAB 2 RIWAYAT PENYAKIT ................................................................. 6
2.1 Identitas Penderita..................................................................... 6
2.2 Pengamatan............................................................................... 6
2.3 Penciuman/Pendengaran .......................................................... 7
2.4 Wawancara/Anamnesa.............................................................. 7
2.4.1 Riwayat Penyakit............................................................ 7
2.4.2 Hal-hal Khusus................................................................ 7
2.5 Perabaan.................................................................................... 8
BAB 3 DASAR TEORI............................................................................... 12
3.1 Dasar Teori Konvensional ........................................................ 12
3.1.1 Anatomi Telinga.............................................................. 12
3.1.2 Deskripsi Tinitus............................................................. 13
3.1.3 Klasifikasi Tinitus........................................................... 13
3.1.4 Penyebab Tinitus............................................................. 14
3.1.5 Patofisiologi Tinitus........................................................ 15
ix
6.1 Hasil.......................................................................................... 47
6.2 Pembahasan............................................................................... 51
6.2.1 Pembahasan Terapi Akupunktur..................................... 51
6.2.2 Pembahasan Terapi Herbal............................................. 57
BAB 7 PENUTUP....................................................................................... 59
7.1 Kesimpulan............................................................................... 59
7.2 Saran.......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 60
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BL : Bladder/Kandung Kemih
cm : Sentimeter
CV : Conception Vessel
g : Gram
kg : Kilogram
xiv
KI : Kidney/Ginjal
mg : Miligram
ml : Mililiter
mm : Milimeter
SP : Spleen/Limpa
BAB 1
PENDAHULUAN
bunyi yang berasal dari dalam kepala atau telinga, biasanya disebut juga
mendesis, atau berbagai macam bunyi yang lain. Tinitus berasal dari kata latin
Prevalensi tinitus pada orang dewasa yaitu 10% sampai dengan 33% dari
xv
dengan bertambahnya umur, yaitu 12% setelah umur 60 tahun dan 5% antara
Organization (WHO), saat ini diperkirakan ada 360 juta (5.3%) orang di dunia
dewasa (183 juta laki-laki, 145 juta perempuan) dan 32 juta (9%) adalah anak-
musik menggunakan ear phones dengan volume yang keras juga dapat
tinitus adalah telinga berdenging pada kepala. Tinitus biasanya disertai dengan
Ming (telinga berdenging). Sindrom tinitus secara garis besar dibagi menjadi
tiga, yaitu hiperaktivitas Yang hati, dahak keruh naik ke atas, dan defisiensi Qi
yaitu akupunktur dan herbal. Akupunktur adalah metode yang efektif untuk
mengatasi nyeri dan tinitus (Henry, et al., 2005). Telah dilakukan penelitian
tentang efek akupunktur pada tinitus oleh Park, et al (2000). Penelitian berupa
uji klinis terhadap enam penderita tinitus. Penelitian menunjukkan hasil yang
xvi
bervariasi dari setiap pasien. Namun hal tersebut menunjukkan hasil yang
signifikan.
Penelitian berupa uji klinis juga telah dilakukan oleh Rogha, et al (2011)
Skala kecemasan dan depresi, kuesioner indeks keparahan tinitus, dan skala
akupunktur biasa tetapi dengan jarum palsu (ujung jarum tumpul). Hasil tes
dari indeks keparahan dan kenyaringan tinitus untuk penilaian yang berbeda
pada kedua kelompok. Setelah sesi 5 dan 10 terapi, rata-rata indeks keparahan
setelah terapi. Selain itu, rata-rata kenyaringan tinitus juga berkurang secara
xvii
signifikan pada kelompok kasus setelah sesi 5 dan 10 terapi (p = 0,001, dan p
tonifikasi Yang ginjal dan mempermudah aliran Qi, Taixi (KI3) mentonifikasi
atau vitamin C adalah salah satu jenis antioksidan yang banyak terdapat pada
tropis, kandungan yang tertinggi terdapat pada buah jeruk jika dibandingkan
dengan buah strawberi, jambu, apel, pepaya, mangga, dan asam jawa. Hasil
penelitian secara berurutan dari yang tertinggi yaitu buah jeruk, strawberi,
66,65; 49,86; 49,57; 48,4 (mg/100 g). Kandungan antioksidan asam askorbat
asam jawa setara dengan mangga, yaitu 41,06 mg/100 g (Febrianti dkk, 2016).
xviii
buah dan lapisan putih di bawah kulitnya (Omodamiro and Umekwe, 2013).
Dalam Ashari (2014), Jawa Timur merupakan produsen jeruk utama ketiga (3)
di Indonesia. Buah jeruk yang diproduksi diantaranya jeruk siam Jember dan
jeruk manis Pacitan. Perbandingan nilai gizi vitamin C buah jeruk siam
Jember dengan jeruk manis Pacitan per 100 gram jeruk yaitu 41,02 mg dan
kuning dan berasal dari buah jeruk yang matang pohon disebut sebagai Chen
(2015), kulit jeruk manis yang sudah matang memiliki aktivitas antioksidan
yang tinggi jika dibandingkan dengan kulit jeruk manis yang belum matang.
dalam penanganan tinitus pada tugas akhir ini adalah dengan terapi
akupunktur pada titik Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan
Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit jeruk manis (Citrus sinensis) varietas
Pacitan.
Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit jeruk manis (Citrus
xix
1.3 Tujuan
Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit
1.4 Manfaat
Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit jeruk manis
BAB 2
RIWAYAT PENYAKIT
di Surabaya. Berusia 20 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan
40 kg. Beragama Islam, status belum menikah, serta berasal dari suku Jawa.
2.2 Pengamatan
xx
pasien kering, rambut pasien hitam kurang berkilau, tipis dan kering. Mata
pasien simetris tetapi memakai kaca mata, telinga simetris tanpa alat bantu
muda cenderung pucat, tebal, lembab, terdapat tapal gigi pada tepi kanan dan
kiri lidah. Pangkal lidah berwarna merah. Selaput lidah berwarna putih tipis
dan mengkilap.
2.3 Penciuman/Pendengaran
pasien tidak berbau, suara pelan, dan tidak dilakukan pemeriksaan pada feses.
2.4 Wawancara/Anamnesa
tahun yang lalu sampai sekarang. Pasien mengalami telinga berdenging setiap
xxi
bagian pinggang hingga lutut, badan mudah lelah, rambut mudah rontok, dan
mata minus. Pasien mengalami keluhan pada bagian telinga, lebih senang
berada di tempat sejuk, berkeringat normal, Buang Air Besar (BAB) rata-rata
satu kali sehari dengan konsentrasi sedikit keras dan berwarna cokelat.
Frekuensi urin pasien sering dengan warna kuning jernih. Pasien memiliki
senang mengonsumsi makanan asin dan pedas serta minuman yang dingin.
pada organ limpa yaitu mudah lelah. Pada organ paru, pasien sering
bernapas pendek. Pada organ ginjal, pasien sering merasa pegal pada
pasien lebih panjang dengan haid berwarna merah kehitaman dan ada
gumpalan.
2.5 Perabaan
xxii
Pada perabaan area keluhan titik Shu dan titik Mu, diketahui pasien
merasa enak tekan pada titik Shu ginjal. Pada penekanan titik Mu diketahui
Organ Shu Mu
Paru ± ±
Usus besar ± ±
Limpa ± ±
Lambung ± ±
Jantung ± ±
Usus kecil ± ±
Kandung kemih ± ±
Ginjal + +
Perikardium ± ±
xxiii
Sanjiao ± ±
Kandung empedu ± ±
Hati ± ±
Keterangan:
xxiv
6. Nadi cepat : denyutan nadi lebih dari 90 kali per menit atau
7. Nadi lambat : denyutan nadi kurang dari 60 kali per menit atau
xxv
BAB 3
DASAR TEORI
xxvi
basiler dan organ corti yang terdiri dari sel-sel rambut yang
xxvii
kepala atau telinga tanpa adanya sumber suara dari luar dan dapat
2011).
sekitar telinga.
mendengar bunyi yang berasal dari dalam kepala atau telinga (Amalia,
xxviii
gangguan pendengaran:
(Markian, 2011).
Tinitus dapat terus menerus atau hilang timbul terdengar (Utami, 2010).
xxix
dalam situasi dan kondisi tertentu, Yin atau Yang dapat berubah ke
memiliki sisi terang dan sisi gelap. Dalam falsafah China Yin dan Yang
perlahan dan cepat, diam dan bergerak, feminism dan maskulin, dan
xxx
Teori Yin Yang mencakup Yin Yang saling bertentangan, Yin Yang
menarik, dan Yin Yang dapat berubah dari satu pihak ke pihak lawannya
(Jie, 1997).
Dalam teori Wu Xing digunakan kayu, api, tanah, logam, dan air
a. Hubungan Menghidupkan
xxxi
dari api, sedang tanah disebut anak dari api. Urutan dalam
b. Hubungan Mengekang
tidak lahir dan tumbuh, dan alam semesta ini akan mati.
c. Hubungan Menindas
xxxii
terlalu kuat, unsur ini menindas unsur yang dalam keadaan normal
d. Hubungan Menghina
apabila terdapat satu unsur dalam keadaan lemah, maka unsur yang
terlalu kuat, maka kayu akan balik mengekang logam (Jie, 1997).
fisiologis dan perubahan patologis. Inti dari teori fenomena organ ialah
xxxiii
mempelajari fenomena dari organ Zang dan organ Fu. Teori Zang-Fu
merupakan istilah yang umum untuk organ dalam tubuh yang dibagi
menjadi dua kategori yakni lima organ Zang dan enam organ Fu. Organ
Zang meliputi hati, jantung, limpa, paru, dan ginjal. Serta organ Fu
Ginjal (Shen)
xxxiv
(Jie, 1997).
xxxv
3. Menampung Qi
xxxvi
1997).
oleh Shen Qi, maka baik telinga maupun alat kelamin dikuasai
diagnosis saja, yaitu dasar diagnosa Yin dan dasar diagnosa Yang.
menjadi dasar diagnosis dalam (Li), dasar diagnosis dingin (Han) dan
menjadi dasar diagnosis luar (Biao), dasar diagnosis panas (Re) dan
xxxvii
aktivitas yang berlebih dari hati, yang mengubah api menjadi lubang
Menurut Yin dan Liu (2000), tinitus dan ketulian secara garis
besar dibagi menjadi tiga, yaitu hiperaktivitas Yang hati, dahak keruh
naik ke atas, dan defisiensi Qi ginjal. Titik pada area lokal dan kandung
xxxviii
xxxix
mengeluarkan dahak
3. Defisiensi Qi Ginjal
xl
Saputra, 2005):
1. Tinggong (SI19)
kemampuan mendengar.
xli
2. Shenshu (BL23)
Du.
aliran Qi.
xlii
3. Taixi (KI-3)
maleolus internus.
kemampuan mendengar.
4. Guanyuan (CV4)
bawah umbilikus.
xliii
usus, gastroptosis.
jalur hubungan antara permukaan tubuh dengan organ dalam tubuh. Dalam
Titik akupunktur adalah area kecil dipermukaan tubuh yang terdiri dari
kumpulan sel selain saraf, motor neuron, pembuluh darah, dan mempunyai
rangsangan yang relatif kecil, sedangkan di luar area titik akupunktur belum
xliv
stimulasi pada sirkulasi bioenergi melalui meridian di sekitar lokasi nyeri dan
Sulaiman, 2007).
hasil yang diinginkan, dalam penggunaan terapi herbal ini perlu diketahui
dosis efektif yang akan diberikan serta efek dan khasiat dari tanaman yang
xlv
a. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledone
Bangsa : Rosidae
Famili : Rutaceae
Marga : Citrus
Jenis : Sinensis
a. Nama Lain
xlvi
b. Deskripsi Tanaman
duri pendek berbentuk paku. Tangkai daun panjang 0,5 – 3,5 cm.
al., 2000).
xlvii
f. Efek farmakologi
efek antimikrobial.
g. Dosis
h. Kontraindikasi
xlviii
yang dapat dilakukan selain terapi yang telah ditentukan yakni akupunktur
dan herbal. Selain itu, usulan terapi ini juga dapat meningkatkan keberhasilan
dilakukan, yaitu:
Selain itu, kalsium, mangan, dan selenium juga dapat menangani tinitus
xlix
yang berarti pada pasien tinitus. Menangani gangguan rahang dan leher
BAB 4
ANALISIS KASUS
telinga berdenging (tinitus) sejak 2 tahun yang lalu sampai sekarang. Pasien
Rata-rata setiap harinya telinga pasien berdenging hingga 5 kali. Bunyi yang
dirasakan pasien yaitu bunyi denging hingga disertai dengan bunyi menderu.
manifestasi dari unsur Air yaitu organ ginjal. Pasien memiliki gerak-gerik
berkilau, tipis dan kering yang menunjukkan adanya gangguan Qi pada organ
ginjal.
cenderung pucat menandakan tubuh pasien defisiensi. Otot lidah tebal dan
lembab serta terdapat tapal gigi pada tepi kanan dan kiri lidah menandakan
li
adanya retensi cairan pada lidah pasien. Pangkal lidah berwarna merah yang
pendengaran, pasien memiliki suara yang pelan. Hal tersebut merupakan ciri
tambahan pasien rambut mudah rontok serta pelupa merupakan ciri organ
ginjal yang lemah. Pasien sering merasa pegal pada bagian pinggang hingga
Pada hal-hal umum, keluhan tubuh pada pasien yaitu bagian telinga
yang merupakan manifestasi dari organ ginjal. Pasien BAB sehari sekali
yang kurang teratur dan jarang mengonsumsi sayuran. Pasien lebih senang
fungsi organ ginjal. Berawal dari pola makan pasien yang tidak teratur,
makanan dan minuman tidak dapat diolah dengan baik oleh Wei-lambung
Qi dari Fei-paru menjadi Jing baru akibatnya tidak dapat disimpan di dalam
beraktivitas, sehingga Jing bawaan atau yang didapat sejak lahir harus
lii
terpakai. Jika hal tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan
dan sebaliknya. Dalam kasus ini, keadaan Jing dari limpa dan Yang dari
ginjal tidak mencukupi untuk saling memengaruhi satu sama lain. Qi dapat
pasien yang setiap hari berdenging dan beberapa gejala yang mengikutinya
seperti daya tahan tubuh melemah, mudah lelah, sering bernapas pendek,
pegal pada bagian pinggang hingga lutut, rambut mudah rontok, dan pelupa.
didapatkan nadi secara umum adalah dalam, lemah, dan lambat yang
didapatkan nadi dalam, lemah, dan lambat yang menandakan defisiensi pada
organ ginjal.
ginjal.
liii
BAB 5
PERAWATAN
berdenging) dengan terapi yang diberikan adalah terapi akupunktur pada titik
liv
Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta
terapi herbal yaitu pemberian kulit jeruk manis (Citrus sinensis) varietas
Pacitan.
consent oleh pasien dan terapis di poli OTI RSUD Dr. Soetomo Surabaya
akupunktur dan terapi herbal yang dilaksanakan mulai tanggal 25 April 2016
hingga tanggal 18 Mei 2016 (24 hari). Tempat dilaksanakannya terapi yaitu di
terapis di Jalan Kedung Sroko. Jadwal terapi akupunktur dan herbal terlampir.
b. Alkohol 70%
c. Kapas steril
f. Klem penjepit
h. Cawan
lv
A. Prosedur Terapis
mm).
setelah penusukan.
menjepit kapas.
lvi
B. Prosedur Pasien
Shenshu (BL23).
lvii
70%.
selama 15 menit.
lviii
berdenging) ini adalah kulit jeruk manis (Citrus sinensis). Dalam terapi kali
ini, jeruk manis yang digunakan adalah jeruk manis varietas Pacitan.
a. Pisau
b. Talenan
c. Timbangan
d. Wadah
e. Kertas perkamen
h. Sendok
i. Saringan
j. Gelas
k. Air
lix
pada wadah.
Satu bungkus kertas perkamen teh kulit jeruk diseduh dengan 100
Teh kulit jeruk diminum satu kali dalam sehari sebanyak 100 ml
lx
c. Menjaga pola hidup sehat dengan istirahat yang cukup dan olahraga secara
teratur.
BAB 6
6.1 Hasil
ginjal yang diberikan meliputi terapi akupunktur pada titik Tinggong (SI19),
lxi
Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) sebanyak 12 kali dengan
jeda 1 hari. Serta terapi herbal dengan pemberian sediaan teh kulit jeruk manis
varietas Pacitan (Citrus sinensis) selama 24 hari yaitu mulai tanggal 25 April
2016 hingga tanggal 18 Mei 2016. Kulit jeruk kering 10 gram diseduh dengan
Hasil perawatan dari terapi akupunktur dan herbal antara lain terlihat
beberapa keluhan tambahan seperti sering merasa pegal pada bagian pinggang
hingga lutut, rambut mudah rontok, pelupa, sering bernapas pendek, dan
berkurang jumlahnya pada setiap tahap terapi. Selain itu keluhan tambahan
perawatan yang telah dilakukan maka didapatkan hasil pada tabel 6.1 sebagai
berikut.
lxii
lxiii
Tahap I
Hasil Perawatan:
Ketika sebelum terapi telinga pasien berdenging rata-rata 5 kali dalam sehari,
pada tahap I ini telinga pasien berdenging 4 kali dalam sehari. Pegal pada
bagian pinggang hingga lutut yang awalnya berat menjadi sedang. Keluhan
rambut rontok dan pelupa menjadi ringan. Keluhan bernapas pendek dan
Tahap II
Hasil Perawatan:
dalam sehari. Pegal pada bagian pinggang hingga lutut pada tingkat ringan.
Keluhan rambut rontok dan pelupa menjadi lebih ringan. Keluhan bernapas
Tahap III
lxiv
Hasil Perawatan:
Pada tahap III jumlah intensitas tinitus, telinga pasien berdenging 2 kali
dalam sehari. Pegal pada bagian pinggang hingga lutut keluhannya pada
tingkat lebih ringan. Pada terapi tahap III, sudah tidak ada keluhan rambut
rontok dan pelupa. Keluhan bernapas pendek dan mudah lelah dalam tingkat
Tahap IV
Hasil Perawatan:
dalam sehari. Sudah tidak merasakan pegal pada bagian pinggang hingga lutut.
Pada terapi tahap ini sudah tidak ada lagi keluhan untuk rambut rontok, pelupa,
Selain keluhan utama dan keluhan tambahan, hasil terapi juga dilihat dari
perubahan lidah. Mulai dari otot lidah hingga selaput lidah. Berikut merupakan
tabel pengamatan lidah dari sebelum terapi hingga terapi tahap I – IV.
lxv
6.2 Pembahasan
tinitus disebabkan sindrom defisiensi Qi ginjal. Hal ini dapat dilihat dari
lxvi
terganggu. Selain itu pola makan pasien yang tidak teratur, makanan dan
didapat sejak lahir harus terpakai. Jika hal tersebut terjadi dalam jangka
pada rambut. Salah satu fungsi dari Shen-ginjal ialah menyimpan Jing,
tersimpan di dalamnya (Jie, 1997). Jika Jing dalam tubuh pasien kurang,
lxvii
a. Tinggong (SI19)
lxviii
mendengar.
b. Guanyuan (CV4)
tonifikasi Qi.
c. Taixi (KI-3)
lxix
d. Shenshu (BL23)
yang membaik terlihat pada tabel 6.1 dan 6.2. Pada saat sebelum terapi
rata-rata telinga pasien berdenging 5 kali dalam sehari. Pada terapi tahap
terapi tahap I, telinga pasien berdenging 4 kali dalam sehari. Pegal pada
pendek dan mudah lelah dirasakan pasien pada tingkat sedang. Pada
terapi tahap II, telinga pasien berdenging 3 kali dalam sehari. Pegal pada
bagian pinggang hingga lutut pada tingkat ringan. Keluhan rambut rontok
dan pelupa menjadi lebih ringan. Keluhan bernapas pendek dan mudah
lelah dirasakan pasien pada tingkat ringan. Pada terapi tahap III, telinga
hingga lutut keluhannya pada tingkat lebih ringan. Pada terapi tahap III,
lxx
sudah tidak ada keluhan rambut rontok dan pelupa. Keluhan bernapas
pendek dan mudah lelah dalam tingkat yang lebih ringan. Serta pada
terapi tahap IV telinga pasien berdenging 1 kali dalam sehari. Pada tahap
mudah lelah.
lembab, terdapat tapal gigi, pangkal lidah berwarna merah, selaput lidah
berwarna putih tipis dan mengkilap. Pangkal lidah yang berwarna merah
terapi tahap I dan II lidah pasien masih terdapat tapal gigi, tetapi warna
merah pada pangkal lidah dan ketebalan lidah sudah berkurang. Pada
terapi tahap III otot lidah sudah berwarna merah muda dan tidak ada
tapal gigi pada lidah pasien. Pada tahap IV pangkal lidah pasien sudah
pasien hanya berdenging 1 kali dalam sehari. Pada terapi tahap IV pasien
lxxi
pendek, dan mudah lelah. Setelah terapi tahap IV lidah pasien berwarna
merah muda, tipis, tidak terdapat tapal gigi, dan pangkal lidah tidak
berwarna merah.
(Gruenwald, et al., 2000). Kulit buah jeruk manis kaya akan kandungan
lxxii
bebas.
Dalam studi kasus ini, kulit jeruk manis yang digunakan berasal
dari buah jeruk yang sudah matang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian
pada kulit buah jeruk manis yang sudah matang lebih tinggi jika
berwarna kuning dan berasal dari buah jeruk yang matang pohon disebut
sebagai Chen Pi. Menurut Butler (2008), Chen Pi memiliki sifat yang
hangat. Hal ini sesuai dengan sindrom pasien yaitu defisiensi Qi ginjal.
baik. Jika sebelum terapi telinga pasien berdenging 5 kali dalam sehari,
dalam sehari.
lxxiii
BAB 7
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
Dari studi kasus yang telah dilakukan pada penanganan tinitus dapat
titik Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4)
serta terapi herbal dengan pemberian sediaan teh kulit jeruk manis varietas
7.2 Saran
(KI3), dan Guanyuan (CV4) serta terapi herbal dengan pemberian sediaan teh
kulit jeruk manis varietas Pacitan (Citrus sinensis) dapat diteruskan untuk
lxxiv
DAFTAR PUSTAKA
lxxv
Henry, James A., Kyle C. D., and Martin A. S. 2005. General Review of Tinnitus:
Prevalence, Mechanisms, Effects, and Management. Journal of Speech,
Language, and Hearing Research, 48: 1204-1235.
Hiller, W., Goebel, G. 2007. When Tinnitus Loudness and Annoyance are
Discrepant: Audiological Characteristics and Psychological Profile. Audiol
Neurotol 12: 391-400.
Hussain, K. A., Bassel T., Binu P. P. K., Jacob J., Jacob M., Vandana R., and
Dharsan D. D. 2015. Antimicrobial Effects of Citrus sinensis Peel Extracts
Against Periodontopathic Bacteria: an In Vitro Study. Annals of the
National Institute of Hygiene, 66 (2): 173-178.
Iwan, S. A. 2006. Seluk Beluk Pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta:
PT. Bhuana Ilmu Populer.
Jie, S. K. 1997. Dasar Teori Ilmu Akupunktur Identifikasi dan Klasifikasi
Penyakit. Jakarta: Grasindo.
Molan, A. L., Massar H. I., and Riyadh H. N. Phenolic Contents and Antioxidant
Activity of Peels and Seeds of Orange (Citrus sinensis) Cultivated in Iraq.
World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5 (4): 473-482.
Pusat Data dan Informasi. 2013. Pendengaran Sehat untuk Hidup Bahagia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kamal, G. M., Anwar F., Hussain A. I., Sarri N., and Ashraf M. Y. 2011. Yield
and Chemical Composition of Citrus essential Oils as Affected by Drying
Pretreatment of Peels. International Food Research Journal, 18 (4): 1275-
1282.
Markian, R. 2011. Skrining Pendengaran Prajurit Batalyon Infantri 100 Raider
Kodam I Bukit Barisan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Martines, F., Daniela B., Fabiola D. P., Enrico M., Vincenzo S., and Gioacchino
M. 2010. Investigation of Tinnitus Patients in Italy: Clinical and
Audiological Characteristics. International Journal of Otolaryngology: 1-
8.
Milind, P. and Chaturvedi Dev. 2012. Orange: Range of Benefits. International
Research Journal of Pharmacy, 3 (7): 59-63.
Omoba, O. S., Rebeccah O. O., Sule O. S., Aline A. B., and Margareth L. A.
HPLC-DAD Phenolic Characterization and Antioxidant Activities of Ripe
and Unripe Sweet Orange Peels. Antioxidant, 4: 498-512.
Omodamiro and Umekwe. 2013. Evaluation of Anti-inflammatory, Antibacterial
and Antioxidant Properties of Ethanolic Extracts of Citrus sinensis Peel
and Leaves. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 5 (5): 56-
66.
lxxvi
lxxvii
Lampiran 1
Inform Consent
lxxviii
Lampiran 2
lxxix
lxxx
Tinggong
Jalan Kedung
Selasa, 17 Mei (SI19), Shenshu
Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi
terapis), pada
(KI3), dan
pukul 11.30
Guanyuan
WIB.
(CV4).
Rabu, 18 Mei
- -
2016
lxxxi
Lampiran 3
lxxxii
Lampiran 4
Nama : GNBI
Alamat : Bojonegoro
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Mahasiswi
Berat Badan : 40 kg
I. PENGAMATAN
Kesadaran : sadar
Sing Tay :
o Gerak-gerik : kalem
o Kulit : kering
lxxxiii
o Mulut : kering
Lidah
II. PENCIUMAN/PENDENGARAN
Suara : pelan
III. ANAMNESA
sampai sekarang.
Hal-hal Umum
Panas/dingin : sejuk
Berkeringat : normal
berwarna cokelat
lxxxiv
senang mengonsumsi makanan asin dan pedas serta minuman yang dingin.
Kehausan : normal
Hal-hal Khusus
lebih panjang dengan haid berwarna merah kehitaman dan ada gumpalan.
lxxxv
IV. PERABAAN
Organ Shu Mu
Paru ± ±
Usus besar ± ±
Limpa ± ±
Lambung ± ±
Jantung ± ±
Usus kecil ± ±
Kandung kemih ± ±
Ginjal + +
Perikardium ± ±
Sanjiao ± ±
Kandung empedu ± ±
Hati ± ±
Keterangan :
lxxxvi
Keterangan:
denyutnya
6. Nadi cepat : denyutan nadi lebih dari 90 kali per menit atau
7. Nadi lambat : denyutan nadi kurang dari 60 kali per menit atau
V. DIAGNOSA
lxxxvii
VI. TERAPI
Titik akupunktur :
Herbal :
Teh kulit jeruk manis varietas Pacitan 10 gram diseduh dengan 100 ml air.
VII. NASEHAT/SARAN
c. Menjaga pola hidup sehat dengan istirahat yang cukup dan olahraga
secara teratur.
lxxxviii
lxxxix