Anda di halaman 1dari 90

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR

PENANGANAN TINITUS DENGAN AKUPUNKTUR PADA TITIK

TINGGONG (SI19), SHENSHU (BL23), TAIXI (KI3), DAN GUANYUAN

(CV4), SERTA PEMBERIAN KULIT JERUK MANIS (CITRUS SINENSIS)

VARIETAS PACITAN

ANISA HUSNUL GHOIDA

NIM. 011310413035

PROGRAM STUDI D3 PENGOBAT TRADISIONAL

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR

PENANGANAN TINITUS DENGAN AKUPUNKTUR PADA TITIK

TINGGONG (SI19), SHENSHU (BL23), TAIXI (KI3), DAN GUANYUAN

(CV4), SERTA PEMBERIAN KULIT JERUK MANIS (CITRUS SINENSIS)

VARIETAS PACITAN

Karya Ilmiah Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Pengobat Tradisional

ANISA HUSNUL GHOIDA

NIM. 011310413035

PROGRAM STUDI D3 PENGOBAT TRADISIONAL

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tugas Akhir ini telah diujikan dan dinilai

Oleh panitia penguji pada Program Studi D3 Pengobat Tradisional

Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga

Pada Tanggal 06 Juni 2016

Panitia Penguji Tugas Akhir

Ketua : Tjitra Wardani, dr., MS

Anggota : 1. Dr. Ira Arundina, drg., M.Si

2. Maya Septriana, S.Si., Apt., M.Si

3. Prof. Sri Agus Sudjarwo, drh., Ph.D

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas

segala rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul “PENANGANAN TINITUS DENGAN AKUPUNKTUR

PADA TITIK TINGGONG (SI19), SHENSHU (BL23), TAIXI (KI3), DAN

GUANYUAN (CV4), SERTA PEMBERIAN KULIT JERUK MANIS (CITRUS

SINENSIS) VARIETAS PACITAN.”

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas

Airlangga Surabaya.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, saya mendapat banyak bimbingan,

bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini

perkenankan saya menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada yang

terhormat:

1. Maya Septriana, S.Si., Apt., M.Si selaku dosen pembimbing I yang dengan

sabar membimbing dan memberikan kritik serta saran dalam penyusunan

Tugas Akhir ini.

2. Prof. Sri Agus Sudjarwo, drh., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah

turut membimbing dan memberikan kritik serta saran dalam penyelesaiaan

Tugas Akhir ini.

3. Dr. H. Widi Hidayat, SE., M.Si., Ak., CMA., CA selaku Dekan Fakultas

Vokasi Universitas Airlangga dan Prof. Dr. Dian Agustia, SE, MSi, CMA,

Ak, CA, selaku mantan Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

telah memberikan kesempatan yang besar untuk mendapatkan pendidikan

Program Studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas

Airlangga.

4. Prof. Dr. Suhariningsih, Ir., selaku Koordinator Program Studi D3 Pengobat

Tradisional Fakultas Vokasi Universitas Airlangga dan Arijanto Jonosewojo,

dr., Sp.PD., FINASIM, selaku mantan Koordinator Program Studi D3

Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang telah

memberikan kesempatan untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi Universitas

Airlangga.

5. Tjitra Wardani, dr., MS dan Dr. Ira Arundina, drg., M.Si selaku dosen

penguji yang telah memberikan kritik serta saran yang bermanfaat.

6. Kedua orang tua, Ahmad Jatmiko dan Indriyati yang selalu memberikan

dukungan dalam pendidikan, memotivasi, tiada henti mendoakan, serta

memberikan cinta dan kasih sayangnya.

7. Kakak Latief Muhammad Tulus Sejati serta adik-adik Faiz Nur Ahmad,

Muhammad Faiq Hibban (alm), Rahmainisa Bilqistina, dan Rahmianisa

Bilqistina yang telah memberikan doa dan dukungan dalam mengerjakan

Tugas Akhir ini.

8. Teman-teman Battra 2013, kakak-kakak, dan adik-adik Battra yang sudah

memberikan dukungan dan doa dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, serta

terima kasih selama ini telah menjadi teman belajar yang menyenangkan

serta saling berbagi semangat.

vi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

9. Seluruh pengajar program studi D3 Pengobat Tradisional Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga yang telah memberikan berbagai ilmu yang

bermanfaat.

10. Seluruh staff pendidikan dan tata usaha program studi D3 Pengobat

Tradisional Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

11. Semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan terselesaikannya Tugas

Akhir ini dengan baik.

Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 6 Juni 2016

Penulis

vii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan mendengar


bunyi yang berasal dari dalam telinga, biasanya disebut juga telinga berdenging.
Penyebab tersering tinitus adalah pajanan bising. Mendengarkan musik
menggunakan ear phones dengan volume yang keras juga dapat menyebabkan
tinitus. Pajanan bising dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut kokhlea
sehingga mengakibatkan gangguan pendengaran salah satunya yaitu tinitus.
Berdasarkan anamnesa yang telah dilakukan, pasien mengalami tinitus
disebabkan sindrom defisiensi Qi ginjal. Penanganan kasus tinitus dengan terapi
akupunktur dan terapi herbal. Terapi akupunktur dilakukan pada titik Tinggong
(SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4). Terapi herbal yang
digunakan adalah sediaan teh kulit jeruk manis (Citrus sinensis) varietas Pacitan.
Dalam menangani kasus tinitus, terapi akupunktur dilakukan sebanyak 12
kali dalam 4 tahap terapi. Untuk terapi herbal sediaan teh kulit jeruk manis
(Citrus sinensis) varietas Pacitan dengan dosis 10 gram diseduh dengan 100 ml air
diminum setiap hari. Terapi akupunktur dan herbal yang telah dilakukan selama
24 hari menunjukkan hasil yang baik. Terapi ini dapat mengurangi intensitas
tinitus dan keluhan penyertanya. Terapi akupunktur dan herbal dapat dilanjutkan
agar pasien tidak mengalami tinitus lagi.
Kata kunci: tinitus, akupunktur, herbal, jeruk manis.

viii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................ i
HALAMAN DALAM ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................. v
RINGKASAN.............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.............................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................... 5
BAB 2 RIWAYAT PENYAKIT ................................................................. 6
2.1 Identitas Penderita..................................................................... 6
2.2 Pengamatan............................................................................... 6
2.3 Penciuman/Pendengaran .......................................................... 7
2.4 Wawancara/Anamnesa.............................................................. 7
2.4.1 Riwayat Penyakit............................................................ 7
2.4.2 Hal-hal Khusus................................................................ 7
2.5 Perabaan.................................................................................... 8
BAB 3 DASAR TEORI............................................................................... 12
3.1 Dasar Teori Konvensional ........................................................ 12
3.1.1 Anatomi Telinga.............................................................. 12
3.1.2 Deskripsi Tinitus............................................................. 13
3.1.3 Klasifikasi Tinitus........................................................... 13
3.1.4 Penyebab Tinitus............................................................. 14
3.1.5 Patofisiologi Tinitus........................................................ 15

ix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.2 Dasar Teori Tradisional ............................................................ 15


3.2.1 Teori YinYang................................................................ 15
3.2.2 Teori Lima Unsur (Wu Xing).......................................... 16
3.2.3 Teori Fenomena Organ .................................................. 19
3.2.4 Delapan Dasar Diagnosa................................................. 23
3.2.5 Deskripsi Tinitus............................................................. 23
3.2.6 Diferensiasi Sindrom....................................................... 24
3.2.7 Titik Akupunktur............................................................. 26
3.3 Terapi Akupunktur ................................................................... 30
3.4 Terapi Herbal............................................................................ 30
3.4.1 Jeruk Manis (Citrus sinensis) ......................................... 31
3.5 Usulan Terapi Tradisional......................................................... 34
3.5.1 Terapi Nutrisi untuk Kasus Tinitus................................. 34
3.5.2 Terapi Pijat untuk Kasus Tinitus .................................... 35
BAB 4 ANALISIS KASUS......................................................................... 36
4.1 Analisis Kasus secara Konvensional ........................................ 36
4.2 Analisis Kasus secara Tradisional............................................. 36
BAB 5 PERAWATAN................................................................................ 40
5.1 Bentuk Kegiatan........................................................................ 40
5.2 Waktu dan Tempat Perawatan.................................................. 40
5.3 Perawatan dengan Terapi Akupunktur...................................... 40
5.3.1 Peralatan Terapi Akupunktur.......................................... 40
5.3.2 Prosedur Persiapan Terapi Akupunktur.......................... 41
5.3.3 Prosedur Perlakuan Terapi Akupunktur.......................... 42
5.4 Perawatan dengan Terapi Herbal ............................................. 44
5.4.1 Alat dan Bahan ............................................................... 44
5.4.2 Pembuatan Teh Kulit Jeruk............................................. 45
5.4.3 Penyajian Teh Kulit Jeruk............................................... 45
5.4.4 Aturan Pakai.................................................................... 46
5.5 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi........................................ 46
BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 47

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6.1 Hasil.......................................................................................... 47
6.2 Pembahasan............................................................................... 51
6.2.1 Pembahasan Terapi Akupunktur..................................... 51
6.2.2 Pembahasan Terapi Herbal............................................. 57
BAB 7 PENUTUP....................................................................................... 59
7.1 Kesimpulan............................................................................... 59
7.2 Saran.......................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 60

xi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

2.1 Hasil perabaan titik Shu dan Mu 9


2.2 Hasil perabaan nadi 10
6.1 Hasil perawatan 48
6.2 Perkembangan lidah pasien 51

DAFTAR GAMBAR

2.1 Lidah pasien sebelum terapi 6


3.1 Struktur anatomi telinga 12

xii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.2 Hubungan paparan bising dengan gangguan pendengaran 14


3.3 Yin Yang 16
3.4 Wu Xing 17
3.5 Titik (SI19) Tinggong 27
3.6 Titik (BL23) Shenshu 28
3.7 Titik (KI3) Taixi 29
3.8 Titik (CV4) Guanyuan 29
3.9 Jeruk Manis (Citrus sinensis) 31
5.1 Peralatan terapi akupunktur 41
5.2 Simplisia kulit jeruk manis varietas Pacitan 45
6.1 Penusukan titik Tinggong (SI19) 53
6.2 Penusukan titik Guanyuan (CV4) 54
6.3 Penusukan titik Taixi (KI3) 54
6.4 Penusukan titik Shenshu (BL23) 55

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform consent.......................................................................... 63

Lampiran 2 Jadwal terapi akupunktur dan terapi herbal.............................. 64

Lampiran 3 Dokumentasi perawatan akupunktur........................................ 67

Lampiran 4 Kartu Status Pasien................................................................... 68

xiii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

ANOVA : Analysis of Variance

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BL : Bladder/Kandung Kemih

BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan

cm : Sentimeter

CV : Conception Vessel

g : Gram

kg : Kilogram

xiv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KI : Kidney/Ginjal

mg : Miligram

ml : Mililiter

mm : Milimeter

mmHg : Milimeter Hydrargyrum

SI : Small Intestine/Usus Kecil

SP : Spleen/Limpa

TCM : Traditional Chinese Medicine

WHO : World Health Organisation

WIB : Wilayah Indonesia Barat

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tinitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan mendengar

bunyi yang berasal dari dalam kepala atau telinga, biasanya disebut juga

telinga berdenging. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu,

mendesis, atau berbagai macam bunyi yang lain. Tinitus berasal dari kata latin

yaitu tinnire, yang berarti mendenging (Amalia, 2006).

Prevalensi tinitus pada orang dewasa yaitu 10% sampai dengan 33% dari

populasi dunia (Sunny, et al., 2012). Prevalensi tinitus meningkat seiring

xv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dengan bertambahnya umur, yaitu 12% setelah umur 60 tahun dan 5% antara

umur 20-30 tahun (Martines, et al., 2010). Menurut World Health

Organization (WHO), saat ini diperkirakan ada 360 juta (5.3%) orang di dunia

mengalami gangguan pendengaran, 328 juta (91%) diantaranya adalah orang

dewasa (183 juta laki-laki, 145 juta perempuan) dan 32 juta (9%) adalah anak-

anak. Prevalensi gangguan pendengaran pada orang di atas usia 65 tahun

bervariasi dari 18 sampai hampir 50% di seluruh dunia (Kemenkes, 2013).

Tinitus disebabkan oleh beragam penyebab. Namun penyebab tersering

tinitus adalah pajanan bising (Axelsson and Deepak, 2000). Mendengarkan

musik menggunakan ear phones dengan volume yang keras juga dapat

menyebabkan tinitus serta gangguan pendengaran (Sunny, et al., 2012).

Menurut TCM (Traditional Chinese Medicine), yang dimaksud dengan

tinitus adalah telinga berdenging pada kepala. Tinitus biasanya disertai dengan

menurunnya kemampuan mendengar. Dalam TCM, tinitus disebut sebagai Er

Ming (telinga berdenging). Sindrom tinitus secara garis besar dibagi menjadi

tiga, yaitu hiperaktivitas Yang hati, dahak keruh naik ke atas, dan defisiensi Qi

ginjal (Yin and Liu, 2000).

Terapi yang digunakan selain secara konvensional juga dapat secara

tradisional. Terapi secara tradisional untuk menangani tinitus diantaranya

yaitu akupunktur dan herbal. Akupunktur adalah metode yang efektif untuk

mengatasi nyeri dan tinitus (Henry, et al., 2005). Telah dilakukan penelitian

tentang efek akupunktur pada tinitus oleh Park, et al (2000). Penelitian berupa

uji klinis terhadap enam penderita tinitus. Penelitian menunjukkan hasil yang

xvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bervariasi dari setiap pasien. Namun hal tersebut menunjukkan hasil yang

positif dengan adanya perbaikan pada pasien walaupun belum begitu

signifikan.

Penelitian berupa uji klinis juga telah dilakukan oleh Rogha, et al (2011)

di rumah sakit Alzahra dan Kashani di Ishafan, Iran tahun 2010-2011.

Pengambilan contoh sederhana digunakan untuk memilih pasien yang

kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok akupunktur asli dan

kelompok plasebo. Jumlah pasien pada masing-masing kelompok adalah 27.

Skala kecemasan dan depresi, kuesioner indeks keparahan tinitus, dan skala

kenyaringan tinitus diselesaikan oleh pasien. Dua kuesioner yang terakhir

diselesaikan lagi setelah sesi 5 dan 10 terapi akupunktur. Kelompok kasus

diobati dengan akupunktur efektif dengan jarum akupunktur asli sedangkan

kelompok kontrol diperlakukan tidak efektif, yaitu mirip dengan metode

akupunktur biasa tetapi dengan jarum palsu (ujung jarum tumpul). Hasil tes

individu digunakan untuk membandingkan rata-rata dari nilai indeks tinitus

keparahan dan kenyaringan antara kedua kelompok. Penelitian juga

menggunakan tindakan berulang uji ANOVA untuk membandingkan rata-rata

dari indeks keparahan dan kenyaringan tinitus untuk penilaian yang berbeda

pada kedua kelompok. Setelah sesi 5 dan 10 terapi, rata-rata indeks keparahan

tinitus berkurang secara signifikan pada kelompok kasus (p = 0,002, dan p =

0,001, masing-masing). Kualitas hidup pada kelompok kasus juga meningkat

setelah terapi. Selain itu, rata-rata kenyaringan tinitus juga berkurang secara

xvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

signifikan pada kelompok kasus setelah sesi 5 dan 10 terapi (p = 0,001, dan p

< 0,001, masing-masing).

Titik akupunktur yang digunakan dalam menangani tinitus yaitu

Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4).

Tinggong (SI19) untuk meningkatkan sirkulasi Qi dan darah pada daerah

telinga serta meningkatkan kemampuan mendengar, Shenshu (BL23) untuk

tonifikasi Yang ginjal dan mempermudah aliran Qi, Taixi (KI3) mentonifikasi

ginjal untuk meningkatkan kemampuan mendengar, dan Guanyuan (CV4)

menguatkan jiao tengah dan tonifikasi Qi (Yin and Liu, 2000).

Sedangkan untuk terapi herbal pada tinitus seperti herbal yang

mengandung vitamin B, C, dan E (Seidman and Babu, 2003). Asam askorbat

atau vitamin C adalah salah satu jenis antioksidan yang banyak terdapat pada

berbagai jenis buah-buahan. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh

Febrianti, dkk (2016) tentang kandungan asam askorbat pada buah-buahan

tropis, kandungan yang tertinggi terdapat pada buah jeruk jika dibandingkan

dengan buah strawberi, jambu, apel, pepaya, mangga, dan asam jawa. Hasil

penelitian secara berurutan dari yang tertinggi yaitu buah jeruk, strawberi,

jambu, apel, dan pepaya dengan konsentrasi masing-masing adalah 96,8;

66,65; 49,86; 49,57; 48,4 (mg/100 g). Kandungan antioksidan asam askorbat

asam jawa setara dengan mangga, yaitu 41,06 mg/100 g (Febrianti dkk, 2016).

Jeruk manis (Citrus sinensis) merupakan tanaman yang banyak

mengandung vitamin C sehingga berfungsi sebagai antioksidan. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan oleh Choi, et al (2013), kandungan vitamin C

xviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang berfungsi sebagai antioksidan dapat mengurangi risiko gangguan

pendengaran. Vitamin C dalam jeruk konsentrasi terbanyak terdapat di kulit

buah dan lapisan putih di bawah kulitnya (Omodamiro and Umekwe, 2013).

Dalam Ashari (2014), Jawa Timur merupakan produsen jeruk utama ketiga (3)

di Indonesia. Buah jeruk yang diproduksi diantaranya jeruk siam Jember dan

jeruk manis Pacitan. Perbandingan nilai gizi vitamin C buah jeruk siam

Jember dengan jeruk manis Pacitan per 100 gram jeruk yaitu 41,02 mg dan

49,08 mg. Berdasarkan perbandingan tersebut, maka vitamin C terbanyak

terdapat pada jeruk manis Pacitan.

Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), kulit jeruk yang berwarna

kuning dan berasal dari buah jeruk yang matang pohon disebut sebagai Chen

Pi (Butler, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Omoba, et al

(2015), kulit jeruk manis yang sudah matang memiliki aktivitas antioksidan

yang tinggi jika dibandingkan dengan kulit jeruk manis yang belum matang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, metode terapi yang akan digunakan

dalam penanganan tinitus pada tugas akhir ini adalah dengan terapi

akupunktur pada titik Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan

Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit jeruk manis (Citrus sinensis) varietas

Pacitan.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terapi akupunktur pada titik Tinggong (SI19), Shenshu (BL23),

Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit jeruk manis (Citrus

sinensis) varietas Pacitan dapat menangani tinitus?

xix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.3 Tujuan

Untuk membuktikan terapi akupunktur pada titik Tinggong (SI19),

Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit

jeruk manis (Citrus sinensis) varietas Pacitan dapat menangani tinitus.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Penulis

Terapi akupunktur pada titik Tinggong (SI19), Shenshu (BL23),

Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta pemberian kulit jeruk manis

(Citrus sinensis) varietas Pacitan dapat menangani tinitus.

1.1.1 Bagi Masyarakat

Menambah informasi bagi masyarakat bahwa dalam menangani

tinitus dapat menggunakan terapi akupunktur dan kulit jeruk manis

(Citrus sinensis) varietas Pacitan.

BAB 2

RIWAYAT PENYAKIT

2.1 Indentitas Penderita

Pasien adalah seorang mahasiswi salah satu Perguruan Tinggi Negeri

di Surabaya. Berusia 20 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan

40 kg. Beragama Islam, status belum menikah, serta berasal dari suku Jawa.

2.2 Pengamatan

Pasien dalam keadaan sadar, ekspresi wajah lesu, warna wajah

cenderung gelap, bentuk tubuh cenderung kurus, gerak-gerik kalem, kulit

xx

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pasien kering, rambut pasien hitam kurang berkilau, tipis dan kering. Mata

pasien simetris tetapi memakai kaca mata, telinga simetris tanpa alat bantu

pendengaran, mulut pasien cenderung kering.

Berdasarkan pengamatan lidah didapatkan otot lidah berwarna merah

muda cenderung pucat, tebal, lembab, terdapat tapal gigi pada tepi kanan dan

kiri lidah. Pangkal lidah berwarna merah. Selaput lidah berwarna putih tipis

dan mengkilap.

Gambar 2.1 Lidah pasien sebelum terapi (2 Maret 2016)

2.3 Penciuman/Pendengaran

Berdasarkan pemeriksaan dengan penciuman/pendengaran, keringat

pasien tidak berbau, suara pelan, dan tidak dilakukan pemeriksaan pada feses.

2.4 Wawancara/Anamnesa

Pasien memiliki keluhan utama telinga berdenging (tinitus) sejak 2

tahun yang lalu sampai sekarang. Pasien mengalami telinga berdenging setiap

hari dengan intensitas yang berbeda. Namun, rata-rata telinga pasien

berdenging lima kali dalam sehari.

xxi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Keluhan tambahan yakni pasien sering merasa pegal-pegal pada

bagian pinggang hingga lutut, badan mudah lelah, rambut mudah rontok, dan

mata minus. Pasien mengalami keluhan pada bagian telinga, lebih senang

berada di tempat sejuk, berkeringat normal, Buang Air Besar (BAB) rata-rata

satu kali sehari dengan konsentrasi sedikit keras dan berwarna cokelat.

Frekuensi urin pasien sering dengan warna kuning jernih. Pasien memiliki

kebiasaan makan yang kurang teratur, jarang mengonsumsi sayuran, lebih

senang mengonsumsi makanan asin dan pedas serta minuman yang dingin.

Apabila merasa kehausan pasien tidak langsung ingin minum.

2.4.1 Riwayat Penyakit

Pasien memiliki riwayat penyakit gastritis.

2.4.2 Hal-hal Khusus

Berdasarkan pemeriksaan hal-hal khusus, didapatkan keluhan

pada organ limpa yaitu mudah lelah. Pada organ paru, pasien sering

bernapas pendek. Pada organ ginjal, pasien sering merasa pegal pada

bagian pinggang hingga lutut, rambut mudah rontok, pelupa, dan

telinga berdenging. Pengukuran tekanan darah pasien menunjukkan

angka 110/60 mmHg. Siklus menstruasi teratur, namun waktu haid

pasien lebih panjang dengan haid berwarna merah kehitaman dan ada

gumpalan.

2.5 Perabaan

xxii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada perabaan area keluhan titik Shu dan titik Mu, diketahui pasien

merasa enak tekan pada titik Shu ginjal. Pada penekanan titik Mu diketahui

pasien merasakan enak tekan pada titik Mu ginjal.

Tabel 2.1 Perabaan Titik Shu dan Mu

Organ Shu Mu
Paru ± ±
Usus besar ± ±
Limpa ± ±
Lambung ± ±
Jantung ± ±
Usus kecil ± ±
Kandung kemih ± ±
Ginjal + +
Perikardium ± ±

xxiii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sanjiao ± ±
Kandung empedu ± ±
Hati ± ±

Keterangan : (-) = nyeri tekan (Ekses)

(+) = enak ditekan (Defisiensi)

(±) = tidak ada keluhan (Normal)

Pada pemeriksaan nadi didapatkan data sebagai berikut.

Nadi umum : dalam, lemah, dan lambat.

Tabel 2.2 perabaan nadi

Nadi kanan Nadi kiri


Dangkal Dalam Dangkal Dalam
Nadi
Chun Normal Normal Normal Normal
Guan Normal Normal Normal Normal
Che Normal Normal Normal Lemah, lambat

Keterangan:

1. Nadi dangkal : nadi terasa pada permukaan, menunjukkan letak

penyakit belum terkena organ (Jie, 1997).

2. Nadi dalam : ketika dilakukan perabaan nadi terasa denyutnya

bila dilakukan dengan tekanan jari dengan dalam,

menunjukkan penyakit pada organ (Jie, 1997).

xxiv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Nadi normal : kecepatan nadi normal umumnya antara 60-80 kali

per menit atau sama dengan empat kali per sekali

respirasi (Jie, 1997).

4. Nadi kuat : denyut nadi terasa kuat, menunjukkan kekuatan Qi

dan cukup darah (Jie, 1997).

5. Nadi lemah : denyut nadi terasa lemah, menunjukkan kelemahan

Qi dan kekurangan darah (Jie, 1997).

6. Nadi cepat : denyutan nadi lebih dari 90 kali per menit atau

bersamaan dengan lebih dari lima kali per sekali

respirasi (Jie, 1997).

7. Nadi lambat : denyutan nadi kurang dari 60 kali per menit atau

bersamaan dengan kurang dari empat kali per

sekali respirasi (Jie, 1997).

xxv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

DASAR TEORI

3.1 Dasar Teori Konvensional

3.1.1 Anatomi Telinga

Gambar 3.1 Struktur anatomi telinga

(Sumber: undip.ac.id, 13 Maret 2016)

Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu (Markian, 2011):

1. Telinga Bagian Luar

xxvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Terdiri dari daun telinga dan liang telinga (audiotory

canal), dibatasi oleh membran timpani. Telinga bagian luar

berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung gelombang suara

dan menyebabkan membran timpani bergetar. Semakin tinggi

frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar

begitu pula sebaliknya.

2. Telinga Bagian Tengah

Terdiri dari osside yaitu 3 tulang kecil (tulang pendengaran

yang halus). Martil, landasan, dan sanggurdi yang berfungsi

memperbesar getaran dari membran timpani dan meneruskan

getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat

fleksibel. Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea.

3. Telinga Bagian Dalam

Yang juga disebut cochlea dan berbentuk rumah siput.

Cochlea mengandung cairan, di dalamnya terdapat membran

basiler dan organ corti yang terdiri dari sel-sel rambut yang

merupakan reseptor pendengaran. Getaran dari oval window akan

diteruskan oleh cairan dalam cochlea, menggetarkan membran

basiler. Getaran ini merupakan implus bagi organ corti yang

selanjutnya diteruskan ke otak melalui syaraf pendengar.

3.1.2 Deskripsi Tinitus

xxvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tinitus adalah merupakan persepsi suara yang berasal dari

kepala atau telinga tanpa adanya sumber suara dari luar dan dapat

mengganggu kegiatan sehari-hari, dalam pekerjaan dan tidur (Xu, et al.,

2011).

3.1.3 Klasifikasi Tinitus

Tinitus dapat dibagi atas 2, yaitu (Markian, 2011):

a. Tinitus objektif, bila suara tersebut dapat juga didengar oleh

pemeriksa atau dengan auskultasi di sekitar telinga. Tinitus objektif

bersifat vibritorik, berasal dari transmisi vibrasi sistem vaskuler di

sekitar telinga.

b. Tinitus subjektif, bila suara tersebut hanya didengar oleh pasien

sendiri, jenis ini sering terjadi. Tinitus subjektif bersifat

nonvibratorik, disebabkan oleh proses iritatif atau perubahan

degeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel rambut getar koklea

sampai pusat saraf pendengar.

3.1.4 Penyebab Tinitus

Tinitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan

mendengar bunyi yang berasal dari dalam kepala atau telinga (Amalia,

2006). Tinitus disebabkan oleh beragam penyebab (Hiller and Goebel,

2007). Penyebab tersering tinitus adalah pajanan bising (Axelsson and

Deepak, 2000). Mendengarkan musik menggunakan ear phones dengan

volume yang keras juga dapat menyebabkan tinitus serta gangguan

pendengaran (Sunny, et al., 2012).

xxviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berikut merupakan hubungan antara paparan bising dengan

gangguan pendengaran:

Gambar 3.2 Hubungan paparan bising dengan gangguan pendengaran

(Markian, 2011).

3.1.5 Patofisiologi Tinitus

Pada tinitus terjadi aktifitas elektrik pada area auditorius yang

menimbulkan perasaan adanya bunyi, namun implus yang ada bukan

berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal

dari sumber implus abnormal di dalam tubuh pasien sendiri (Utami,

2010). Implus abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan

telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan

nada rendah, seperti bergemuruh atau nada tinggi, seperti berdengung.

Tinitus dapat terus menerus atau hilang timbul terdengar (Utami, 2010).

3.2 Dasar Teori Tradisional

3.2.1 Teori Yin Yang

Dalam teori Yin Yang, segala sesuatu di alam semesta merupakan

perwujudan dari pertentangan antara Yin dan Yang. Selain saling

berlawanan, antara Yin dan Yang terdapat juga hubungan saling

mengandalkan, saling membutuhkan, dan saling membatasi. Lagi pula

xxix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dalam situasi dan kondisi tertentu, Yin atau Yang dapat berubah ke

pihak lawannya. Teori Yin Yang digunakan untuk menginterpretai

fungsi fisiologis dan juga keadaan patologis dari organ-organ dan

jaringan-jaringan tubuh. Dengan demikian, teori Yin Yang digunakan

dalam menegakkan diagnosis dan pengobatan (Jie, 1997).

Teori Yin Yang menyatakan bahwa semua hal di alam semesta

memiliki sisi terang dan sisi gelap. Dalam falsafah China Yin dan Yang

mewakili semua unsur-unsur yang berlawanan: dingin dan panas,

perlahan dan cepat, diam dan bergerak, feminism dan maskulin, dan

seterusnya. Secara umum, Yang mewakili semua yang bergerak,

menanjak, terang atau bercahaya, progresif, hiperaktif, termasuk

penyakit yang berhubungan dengan fungsi organ tubuh yang terkait

dengan Yang. Sedangkan karakteristik gejala sesuatu yang stasis,

menurun, gelap, degeneratif, hipoaktif, dan penyakit yang bersifat

organik, semuanya berhubungan dengan Yin (Iwan, 2006).

Gambar 3.3 Yin Yang

(Sumber: Wikipedia, 12 Maret 2016)

xxx

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Teori Yin Yang mencakup Yin Yang saling bertentangan, Yin Yang

saling mengandalkan, Yin Yang saling membutuhkan, Yin Yang saling

menarik, dan Yin Yang dapat berubah dari satu pihak ke pihak lawannya

(Jie, 1997).

3.2.2 Teori Lima Unsur (Wu Xing)

Dalam teori Wu Xing digunakan kayu, api, tanah, logam, dan air

sebagai unsur dasar. Kelima unsur itu mempunyai hubungan

menumbuhkan dan membatasi. Berdasarkan sifatnya, semua benda,

fenomena, dan pergerakan yang ada di alam semesta dapat digolongkan

ke dalam pergerakan Wu Xing, maka tampak lebih jelas bahwa tubuh

manusia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan dan

alam semesta (Jie, 1997).

Gambar 3.4 Wu Xing

(Sumber: Wikipedia, 12 Maret 2016)

a. Hubungan Menghidupkan

xxxi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Di dalam hubungan menghidupkan ini, setiap unsur

mempunyai dua aspek, yaitu aspek menghidupkan satu unsur dan

aspek dihidupkan satu unsur. Karena itu, setiap unsur bagaikan

mempunyai satu ibu dan satu anak. Sebagai contoh, kayu

menghidupkan api dan api menghidupkan tanah. Kayu disebut ibu

dari api, sedang tanah disebut anak dari api. Urutan dalam

hubungan menghidupkan adalah kayu menghidupkan api, api

menghidupkan tanah, tanah menghidupkan logam, logam

menghidupkan air, dan air menghidupkan kayu (Jie, 1997).

b. Hubungan Mengekang

Setiap unsur Wu Xing mempunyai satu unsur yang

mengekang dan satu unsur yang dikekang. Keberadaan hubungan

menghidupkan itu pasti perlu dibarengi dengan hubungan

mengekang, kedua jenis hubungan itu tidak dapat dipisahkan.

Apabila tidak ada hubungan menghidupkan, maka segala sesuatu

tidak lahir dan tumbuh, dan alam semesta ini akan mati.

Sebaliknya, apabila tidak ada hubungan mengekang, maka segala

sesuatu berkembang dengan tidak terkendalikan. Karna itu, dengan

adanya hubungan dapat menghidupkan dan mengekang segala

sesuatu menjadi hidup dan bergerak secara dinamis dan

berkembang secara seimbang (Jie, 1997).

c. Hubungan Menindas

xxxii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menindas mempunyai pengertian apabila salah satu unsur

dalam keadaan lemah, maka unsur yang dalam keadaan normal

mengekangnya, pada saat itu akan mengekang terlalu kuat, yang

berarti menindasnya. Demikian pula apabila salah satu unsur

terlalu kuat, unsur ini menindas unsur yang dalam keadaan normal

dikekang. Pada dua keadaan ini penindasan disebabkan oleh

pengekangan yang melampaui batas. Hal ini menandakan

hubungan anatara yang mengekang dan yang dikekang tidak

harmonis lagi. Sebagai contoh, dalam hubungan normal, kayu

mengekang tanah. Apabila kayu terlalu kuat, maka kayu menindas

tanah sehingga tanah menjadi semakin lemah (Jie, 1997).

d. Hubungan Menghina

Menghina mempunyai pengertian apabila salah satu unsur

dalam keadaan terlalu kuat, maka unsur yang dalam keadaan

normal mengekang akan balik menjadi dikekang. Demikian juga

apabila terdapat satu unsur dalam keadaan lemah, maka unsur yang

dalam keadaan normal dikekang akan balik mengekang unsur itu.

Misalnya hubungan yang normal antara logam dan kayu: logam

mengekang kayu, namun apabila logam terlalu lemah atau kayu

terlalu kuat, maka kayu akan balik mengekang logam (Jie, 1997).

3.2.3 Teori Fenomena Organ

Teori fenomena organ adalah teori yang berisi tentang fungsi

fisiologis dan perubahan patologis. Inti dari teori fenomena organ ialah

xxxiii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mempelajari fenomena dari organ Zang dan organ Fu. Teori Zang-Fu

merupakan istilah yang umum untuk organ dalam tubuh yang dibagi

menjadi dua kategori yakni lima organ Zang dan enam organ Fu. Organ

Zang meliputi hati, jantung, limpa, paru, dan ginjal. Serta organ Fu

meliputi kandung empedu, usus kecil, lambung, usus besar, kandung

kemih, dan sanjiao (tripemanas). Dibawah ini organ Zang-Fu yang

berhubungan dengan kasus yang diangkat adalah sebagai berikut:

Ginjal (Shen)

Fungsi dari Shen-ginjal, antara lain menyimpan Jing baik

Jing bawaan maupun Jing yang diperoleh setelah lahir, menguasai

pertumbuhan dan regenerasi, mengendalikan Jin Ye-cairan tubuh,

menampung Qi, menguasai tulang belakang, menumbuhkan

sumsum tulang belakang, berhubungan dengan otak, dan

kesuburannya tampak pada rambut. Shen-ginjal “berpintu” pada

telinga, anus dan alat kelamin. Karena Shen-ginjal secara

keseluruhan menguasai pertumbuhan, perkembangan dan

reproduksi, maka Shen-ginjal disebut sebagai “pangkal dari

congenital” (Jie, 1997).

1. Menyimpan Jing, menguasai pertumbuhan dan regenerasi

Jing adalah partikel dasar yang membentuk tubuh

manusia, juga sebagai materi dasar dalam menunjang segala

aktivitas fungsional tubuh manusia, Jing terdiri atas Jing

xxxiv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bawaan atau kongenital dan Jing yang diperoleh setelah lahir

(Jie, 1997).

Jing bawaan merupakan dasar dari pembentukan

tubuh yang bernyawa, didalamnya tersimpan Cen Qi bawaan

atau Ming Men. Jing bawaan juga merupakan materi yang

berfungsi dalam reproduksi. Jing bawaan diperoleh dari ayah

dan ibu yang kemudian diperkuat oleh Jing makanan dan

minuman (Jie, 1997).

Jing yang diperoleh setelah lahir dibentuk dari Jing

makanan dan minuman yang dicerna dan diolah oleh Wei-

lambung kemudian ditransportasi dan di transformasi oleh Pi-

limpa selanjutnya Jing ini dipadukan dengan Qi dari Fei-paru

menjadi Jing baru dan disimpan di dalam Shen-ginjal. Jing

bawaan mempersiapkan materi dasar untuk Jing yang

diperoleh setelah lahir, sedangkan Jing yang diperoleh setelah

lahir terus-menerus memasok Jing bawaan (Jie, 1997).

2. Mengendalikan Jin Ye-cairan tubuh

Penyerapan, pengangkutan dan pengaturan Jin Ye-

cairan tubuh menyangkut organ-organ Wei-lambung, Pi-

limpa, Xiao Chang-usus halus, Fei-paru San Jiao-tripemanas

dan organ lain, namun semuanya harus mendapat dorongan

dan pemanasan dari Shen-ginjal. Oleh karena itu dalm

pengaturan Jin Ye-cairan tubuh, Shen-ginjal memegang

xxxv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

peranan kunci. Prosesnya, Jin Ye-cairan dari makanan dan

minuman diserap oleh Wei-lambung, yang kemudian diangkut

dan dikirimkan ke seluruh tubuh oleh Pi-limpa selanjutnya

oleh Fei-paru diatur dan diturunkan ke shen-ginjal (Jie, 1997).

3. Menampung Qi

Dalam menjalankan fungsinya Fei-paru

membutuhkan bantuan dari Shen-ginjal yang berfungsi

sebagai penampung Qi. Dalam keadaan Shen Qi cukup maka

pernafasan teratur dan panjang sebaliknya apabila Shen Qi

lemah sehingga tidak dapat menampung Qi maka orang

tersebut hanya mampu menghirup sedikit udara tetapi banyak

mengeluarkan (Jie, 1997).

4. Menguasai tulang belulang, menumbuhkan sumsum tulang

belakang, berhubungan dengan otak, dan kesuburannya

tampak pada rambut

Salah satu fungsi dari Shen-ginjal ialah menyimpan

Jing, sedangkan Jing dapat menumbuhkan sumsum tulang

belakang, dan tulang ditunjang dan dipelihara juga oleh

sumsum, maka Shen-ginjal dalam menumbuhkan tulang

belulang dan sumsum melalui Jing yang tersimpan di

dalamnya. Gigi memiliki hubungan erat sekali dengan tulang

belulang sehingga pertumbuhan gigi juga mengandalkan

pemeliharaan dari Shen Jing. Di samping itu Shen-ginjal

xxxvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dengan otak juga memiliki hubungan yang erat, sehingga

Shen Jing banyak menunjang kecerdasan, kelincahan dan

stamina seseorang. Kesuburan Shen-ginjal juga nampak pada

penampilan rambut sebab pertumbuhan dan kecemerlangan

rambut mengandalkan pemeliharaan dari Shen Jing (Jie,

1997).

5. Berpintu pada telinga, lubang dubur dan alat kelamin

Yang dimaksud dengan pintu ialah alat-alat yang

digunakan oleh organ Zhang Fu untuk berhubungan dengan

dunia luar. Fungsi pendengaran dan pembuangan ditunjang

oleh Shen Qi, maka baik telinga maupun alat kelamin dikuasai

oleh Shen ginjal (Jie, 1997).

3.2.4 Delapan Dasar Diagnosa

Delapan dasar diagnosis ini sesungguhnya hanyalah dua besar

diagnosis saja, yaitu dasar diagnosa Yin dan dasar diagnosa Yang.

Keenam dasar diagnosis lainnya merupakan diferensiasi dari kedua

dasar diagnosis Yin dan Yang. Dasar diagnosis Yin dideferensiasikan

menjadi dasar diagnosis dalam (Li), dasar diagnosis dingin (Han) dan

dasar diagnosis Xu (defisiensi). Dasar diagnosis Yang dideferensiasikan

menjadi dasar diagnosis luar (Biao), dasar diagnosis panas (Re) dan

dasar diagnosis Shi (ekses) (Jie, 1997).

xxxvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.2.5 Deskripsi Tinitus

Menurut TCM (Traditional Chinese Medicine), yang dimaksud

dengan tinitus adalah telinga berdenging pada kepala dan yang

dimaksud ketulian adalah disaudia atau ketidakmampuan untuk

mendengar. Tinitus biasanya disertai dengan menurunnya kemampuan

mendengar dan ketulian biasanya disebabkan dari tinitus. Oleh karena

itu, tinitus dan ketulian dibahas secara bersama. Keduanya merupakan

manifestasi dari beberapa penyakit. menurut TCM, tinitus dan ketulian

dibagi menjadi dua, yaitu Er Ming (telinga berdenging) dan Er Long

(ketulian). Keduanya disebabkan karena stagnasi Qi hati atau karena

aktivitas yang berlebih dari hati, yang mengubah api menjadi lubang

tempat terakumulasi dahak berlebih di dalamnya (Yin and Liu, 2000).

3.2.6 Diferensiasi Sindrom

Menurut Yin dan Liu (2000), tinitus dan ketulian secara garis

besar dibagi menjadi tiga, yaitu hiperaktivitas Yang hati, dahak keruh

naik ke atas, dan defisiensi Qi ginjal. Titik pada area lokal dan kandung

kemih, meridian hati, dan kandung empedu adalah yang sering

digunakan dalam terapi.

1. Hiperaktivitas Yang Hati

Manifestasi : serangan mendadak tinitus bahkan ketulian yang

diperparah oleh stimulasi yang buruk, sakit kepala,

pusing, wajah merah, mata merah, lidah pahit,

tenggorokan kering, iritasi, mudah marah.

xxxviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lidah : otot lidah merah dengan selaput kuning.

Nadi : cepat dan kuat.

Prinsip terapi: menenangkan hati dan mengendalikan aktifitas

berlebih Yang hati.

Titik terapi : (LR-3) Taichong [-], (PC-6) Neiguan [-], (GB-20)

Fengchi [-], (GB-2) Tinghui [-], (SJ-3) Zhongzhu [-],

(GB-43) Xiaxi [-].

Penjelasan : (LR-3) Taichong, (PC-6) Neiguan, (SJ-3) Zhongzhu,

dan (GB-43) Xiaxi menenangkan hati dan

mengendalikan aktifitas berlebih Yang hati. (GB-20)

Fengchi dan (GB-2) Tinghui membersihkan

meridian kandung empedu dan membuka telinga.

2. Dahak Keruh Naik ke Atas

Manifestasi : suara berdenging di kepala, pendengaran menurun

disertai sensasi kaku di daerah telinga, perasaan

sakit pada dada dan epigastrium.

Lidah : otot lidah basah dengan selaput tipis

Nadi : lemah atau licin

Prinsip terapi : menghilangkan lembab dan dahak

Titik terapi : (SJ-21) Ermen [-], (SJ-17) Yifeng [-], (SJ-5)

Waiguan [-], (ST-40) Fenglong [-], (RN-12)

Zhongwan [-], (SP-9) Yinlingquan [+].

xxxix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penjelasan : (SJ-21) Ermen [-], (SJ-17) Yifeng [-] membuka

telinga dan membersihkan lubang. (SJ-5) Waiguan

[-] meridian yang terhubung dengan pendengaran.

(ST-40) Fenglong [-], (RN-12) Zhongwan [-], (SP-9)

Yinlingquan [+] menghilangkan lembab dan

mengeluarkan dahak

3. Defisiensi Qi Ginjal

Manifestasi : suara berdenging di kepala ringan tetapi

berkepanjangan, apabila diberi tekanan keluhan

berkurang, kemampuan mendengar berkurang,

pusing, penglihatan kabur, kelemahan pada pinggang

dan lutut, impotensi.

Lidah : otot lidah merah atau pucat

Nadi : seperti benang dan cepat

Prinsip terapi : menutrisi Qi ginjal

Titik terapi : (SI-19) Tinggong [+], (BL-18) Ganshu [+], (BL-23)

Shenshu [+], (KI-3) Taixi [+], (RN-4) Guanyuan [+],

(ST-36) Zusanli [+].

Penjelasan : (SI-19) Tinggong [+] meningkatkan sirkulasi Qi dan

darah pada daerah telinga, dan meningkatkan

kemampuan mendengar. (BL-18) Ganshu [+], (BL-

xl

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

23) Shenshu [+], (KI-3) Taixi [+] mentonifikasi hati

dan ginjal untuk meningkatkan kemampuan

mendengar. (RN-4) Guanyuan [+], (ST-36) Zusanli

[+] menguatkan jiao tengah dan tonifikasi Qi.

3.2.7 Titik Akupunktur

Titik akupunktur yang digunakan adalah (Yin and Liu, 2000;

Saputra, 2005):

1. Tinggong (SI19)

Letak : di ventral dari tragus telinga, pada dorsal

prosesus kondiloideus os mandibula, terjadi

lekuk pada gerak membuka mulut.

Cara penusukan : tegak lurus 0,3-1 cun.

Cara kerja : meningkatkan sirkulasi Qi dan darah pada

daerah telinga, dan meningkatkan

kemampuan mendengar.

Indikasi : ketulian, tinitus, otitis media, sakit gigi,

gangguan motorik articulatio mandibulae.

xli

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.5 Titik (SI19) Tinggong (Focks, 2008)

2. Shenshu (BL23)

Letak : antara L II-III, 2 jari lateral dari meridian

Du.

Cara penusukan : tegak lurus 0,5-1 cun.

Cara kerja : tonifikasi Yang ginjal dan mempermudah

aliran Qi.

Indikasi : emissi nokturnal, impotensi, enuresis,

menstruasi tidak teratur, leukorea, nyeri

pinggang bawah, kelemahan lutut,

penglihatan kabur, pening, tinitus.

xlii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.6 Titik (BL23) Shenshu (Focks, 2008)

3. Taixi (KI-3)

Letak : diantara tendon akhiles dan maleolus

internus, setinggi bagian prominens dari

maleolus internus.

Cara penusukan : tegak lurus 0,3-1 cun.

Cara kerja : mentonifikasi ginjal untuk meningkatkan

kemampuan mendengar.

Indikasi : sakit tenggorokan, sakit gigi, tuli, tinitus,

pusing, asma, menstruasi tidak teratur,

insomnia, emissi nokturnal, impotensi.

Gambar 3.7 Titik (KI3) Taixi (Focks, 2008)

4. Guanyuan (CV4)

Letak : pada garis sagitalis medialis, 3 cun di

bawah umbilikus.

Cara penusukan : tegak lurus 0,5-1 cun.

Cara kerja : tonifikasi Qi.

Indikasi : nyeri abdomen bawah, diare, hematuria,

enuresis, impotensi, emisi seminal,

xliii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menstruasi tidak teratur, lekore, kolik sekitar

usus, gastroptosis.

Gambar 3.8 Titik (CV4) Guanyuan (Focks, 2008)

3.3 Terapi Akupunktur

Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan yang memanfaatkan

rangsangan pada titik akupunktur untuk mempengaruhi aliran bioenergi tubuh

berdasar pada filosofi keseimbangan hubungan antara permukaan tubuh dan

organ melalui sistem meridian spesifik. Sedangkan sistem meridian adalah

jalur hubungan antara permukaan tubuh dengan organ dalam tubuh. Dalam

satu meridian terdapat beberapa titik akupunktur yang dimanfaatkan sebagai

pintu masuk ke dalam meridian (Saputra, 2005).

Titik akupunktur adalah area kecil dipermukaan tubuh yang terdiri dari

kumpulan sel selain saraf, motor neuron, pembuluh darah, dan mempunyai

sifat aktif listrik, yaitu kemampuan polarisasi listrik dengan pemberian

rangsangan yang relatif kecil, sedangkan di luar area titik akupunktur belum

berubah polarisasi listriknya. penggunaan titik akupunktur memberikan

xliv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

stimulasi pada sirkulasi bioenergi melalui meridian di sekitar lokasi nyeri dan

melakukan kontrol secara fisiologis (Saputra, 2005).

3.4 Terapi Herbal

Terapi herbal adalah pengobatan yang menggunakan bahan yang

berasal dari tanaman. Terapi herbal merupakan bagian dari pengobatan

komplementer dan alternatif (Complementary and Alternative Medicine).

Menurut National Center for Complementary and Alternative Medicine

(NCCAM) mendefinisikan CAM sebagai cara pengobatan yang tidak

dikategorikan sebagai pengobatan konvensional (Seeff Lb, et al., 2002;

Sulaiman, 2007).

Terdapat perbedaan antara pengobatan komplementer dan pengobatan

alternatif, dimana pengobatan komplementer digunakan bersama pengobatan

konvensional, sedangkan pengobatan alternatif digunakan sebagai pengganti

pengobatan konvensional (Edzard, 2006). Oleh karena itu untuk memperoleh

hasil yang diinginkan, dalam penggunaan terapi herbal ini perlu diketahui

dosis efektif yang akan diberikan serta efek dan khasiat dari tanaman yang

akan digunakan. Tanaman herbal yang akan digunakan untuk menangani

kasus ini adalah kulit buah jeruk manis (Citrus sinensis).

3.4.1 Jeruk Manis (Citrus sinensis)

xlv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 3.9 Jeruk Manis (Citrus sinensis)


(Sumber: Wikipedia, 22 Maret 2016)

a. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Dicotyledone

Sub Kelas : Sapindales

Bangsa : Rosidae

Famili : Rutaceae

Sub Famili : Aurantoideae

Marga : Citrus

Sub Marga : Papeda

Jenis : Sinensis

(Milind and Dev, 2012).

a. Nama Lain

xlvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Sinonim dari Citrus sinensis adalah Citrus dulcis. Nama

umum dari Citrus sinensis adalah Jeruk Manis (Sweet Orange)

(Gruenwald, et al., 2000).

b. Deskripsi Tanaman

Jeruk manis (Citrus sinensis), yang mempunyai ciri

tanaman perdu dengan ketinggian 3 – 10 meter, ranting berduri;

duri pendek berbentuk paku. Tangkai daun panjang 0,5 – 3,5 cm.

Helaian daun bulat telur, elliptis atau memanjang, dengan ujung

tumpul atau meruncing tumpul. Mahkota bunga putih atau putih

kekuningan. Buah bentuk bola, atau bentuk bola tertekan berwarna

kuning, oranye atau hijau dengan kuning. Daging buah kuning

muda, oranye kuning atau kemerah-merahan dengan gelembung

yang bersatu dengan yang lain (Milind and Dev, 2012).

d. Kandungan Kimia Tanaman

Kulit buah jeruk manis (Citrus sinensis) mengandung

limonen, citronellal, sinesal, linalil asetat, geranil asetat, dan

flavonoid (Gruenwald, et al., 2000). Kulit buah jeruk manis kaya

akan kandungan kumarin, karoten, terpen, dan linalool (Kamal, et

al., 2011). Banyak kandungan vitamin C pada kulitnya

(Omodamiro and Umekwe, 2013).

e. Bagian yang Digunakan

Bagian yang digunakan adalah kulit buah (Gruenwald, et

al., 2000).

xlvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

f. Efek farmakologi

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Omodamiro

dan Umekwe (2013), kulit jeruk manis (Citrus sinensis) memiliki

efek antiinflamasi, antibakteri, dan antioksidan. Selain itu, menurut

Hussain, et al (2015) dan Arora (2013), kulit jeruk manis memiliki

efek antimikrobial.

Kulit jeruk mengandung alkaloid synephrine, yang

mengurangi produksi kolesterol di hati. Unsur-unsur antioksidan

dalam jeruk melawan oxidative stress yang mengoksidasi LDL

(low-density lipoprotein) dalam darah (Etebu, et al., 2014).

Menurut Molan, et al (2016), kulit jeruk manis memiliki aktivitas

antioksidan yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Choi, et al

(2013), kandungan vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan

dapat mengurangi risiko gangguan pendengaran. Kulit jeruk dapat

digunakan sebagai formula herbal untuk meredakan tinitus

(Goldstein, et al., 2007).

g. Dosis

Dosis perharinya menggunakan 10-15 gram dari kulit buah

kering dengan cara dibuat teh (Gruenwald, et al., 2000).

h. Kontraindikasi

Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan menyusui

(Blumenthal, et al., 2000).

xlviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.5 Usulan Terapi Tradisional

Penggunaan terapi tradisional lain bertujuan sebagai terapi alternatif

yang dapat dilakukan selain terapi yang telah ditentukan yakni akupunktur

dan herbal. Selain itu, usulan terapi ini juga dapat meningkatkan keberhasilan

dalam penanganan tinitus. Usulan terapi tradisional lain yang dapat

dilakukan, yaitu:

3.5.1 Terapi Nutrisi untuk Kasus Tinitus

Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan

makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,

pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan

jaringan tubuh (Rock, 2004). Nutrisi juga merupakan suatu proses

organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal

melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2002).

Suplemen nutrisi yang dianjurkan untuk menangani tinitus,

termasuk mineral seperti magnesium atau zinc (Henry, et al., 2005).

Selain itu, kalsium, mangan, dan selenium juga dapat menangani tinitus

(Seidman and Babu, 2003).

3.5.2 Terapi Pijat untuk Kasus Tinitus

Akupresur sering dikatakan pijat akupunktur, karena teori dasar

akupresur berpedoman pada ilmu akupunktur (Kemenkes, 2011).

xlix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Teknik akupresur menggunakan tekanan jari tangan pada titik

akupunktur untuk memanipulasi keseimbangan energi.

Pijat pada otot-otot leher dan rahang menghasilkan perbaikan

yang berarti pada pasien tinitus. Menangani gangguan rahang dan leher

memiliki efek yang baik pada tinitus (Han, et al., 2009).

BAB 4

ANALISIS KASUS

4.1 Analisis Kasus secara Konvensional

Berdasarkan riwayat penyakit pasien pada BAB 2, pasien mengalami

telinga berdenging (tinitus) sejak 2 tahun yang lalu sampai sekarang. Pasien

mengalami telinga berdenging setiap hari dengan intensitas yang berbeda.

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rata-rata setiap harinya telinga pasien berdenging hingga 5 kali. Bunyi yang

dirasakan pasien yaitu bunyi denging hingga disertai dengan bunyi menderu.

Sejak kelas dua SMA ketika berumur 18 tahun, pasien sering

menggunakan earphone atau headset untuk mendengarkan musik saat

mengendarai sepeda motor. Menurut Sunny, et al (2012), mendengarkan

musik menggunakan ear phones dengan volume yang keras dapat

menyebabkan tinitus. Menurut Markian (2011), paparan bising dapat

menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut kokhlea sehingga

mengakibatkan gangguan pendengaran salah satunya yaitu tinitus.

4.2 Analisis Kasus secara Tradisional

Analisis kasus secara tradisional diperoleh dari hasil anamnesa terhadap

pasien. Analisis kasus dimulai dari pengamatan, penciuman dan pendengaran,

serta keluhan-keluhan pasien. Berdasarkan pengamatan ekspresi wajah,

pasien menunjukkan ekspresi lesu yang menandakan kekurangan Qi. Warna

wajah pasien cenderung gelap. Warna gelap atau hitam merupakan

manifestasi dari unsur Air yaitu organ ginjal. Pasien memiliki gerak-gerik

kalem yang menandakan defisiensi Qi. Pasien berambut hitam kurang

berkilau, tipis dan kering yang menunjukkan adanya gangguan Qi pada organ

ginjal.

Pada pengamatan lidah didapatkan otot lidah berwarna merah muda

cenderung pucat menandakan tubuh pasien defisiensi. Otot lidah tebal dan

lembab serta terdapat tapal gigi pada tepi kanan dan kiri lidah menandakan

li

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

adanya retensi cairan pada lidah pasien. Pangkal lidah berwarna merah yang

menandakan ada gangguan pada organ ginjal.

Berdasarkan pemeriksaan penciuman dan pendengaran, didapatkan hasil

pasien tidak memiliki masalah untuk penciuman. Namun berdasarkan

pendengaran, pasien memiliki suara yang pelan. Hal tersebut merupakan ciri

dari defisiensi Qi.

Keluhan utama pasien adalah telinga berdenging (tinitus) dan keluhan

tambahan pasien rambut mudah rontok serta pelupa merupakan ciri organ

ginjal yang lemah. Pasien sering merasa pegal pada bagian pinggang hingga

lutut yang menunjukkan defisiensi Qi ginjal.

Pada hal-hal umum, keluhan tubuh pada pasien yaitu bagian telinga

yang merupakan manifestasi dari organ ginjal. Pasien BAB sehari sekali

dengan konsentrasi sedikit keras karena pasien memiliki kebiasaan makan

yang kurang teratur dan jarang mengonsumsi sayuran. Pasien lebih senang

mengonsumsi makanan asin dan pedas serta minuman yang dingin.

Mengonsumsi makanan asin dan pedas secara berlebihan dapat mengganggu

fungsi organ ginjal. Berawal dari pola makan pasien yang tidak teratur,

makanan dan minuman tidak dapat diolah dengan baik oleh Wei-lambung

mengakibatkan Pi-limpa juga tidak dapat mentransportasi dan

mentransformasi Jing dengan baik. Jing yang seharusnya dipadukan dengan

Qi dari Fei-paru menjadi Jing baru akibatnya tidak dapat disimpan di dalam

Shen-ginjal (Jie, 1997). Sedangkan tubuh terus membutuhkan Qi untuk

beraktivitas, sehingga Jing bawaan atau yang didapat sejak lahir harus

lii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terpakai. Jika hal tersebut terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan

menyebabkan ginjal kekurangan Qi.

Berdasarkan teori Zang-Fu, hubungan organ ginjal dan limpa dalam

menjalankan fungsi Qi limpa harus mendapatkan pemanasan dari Yang ginjal

dan sebaliknya. Dalam kasus ini, keadaan Jing dari limpa dan Yang dari

ginjal tidak mencukupi untuk saling memengaruhi satu sama lain. Qi dapat

digolongkan dalam Yang sehingga kekurangan Yang pada organ ginjal

termasuk kurangnya Qi pada ginjal. Kurangnya Jing dari makanan dan

minuman yang diolah limpa dapat memengaruhi keadaan Qi ginjal sehingga

menyebabkan defisiensi Qi ginjal. Hal ini termanifestasikan pada telinga

pasien yang setiap hari berdenging dan beberapa gejala yang mengikutinya

seperti daya tahan tubuh melemah, mudah lelah, sering bernapas pendek,

pegal pada bagian pinggang hingga lutut, rambut mudah rontok, dan pelupa.

Pada penekanan titik Shu-belakang dan Mu ginjal pasien merasakan

enak saat ditekan yang menandakan defisiensi. Sedangkan perabaan nadi,

didapatkan nadi secara umum adalah dalam, lemah, dan lambat yang

mengindikasikan bahwa penyakit sudah masuk ke dalam organ dan bersifat

defisiensi. Berdasarkan pemeriksaan nadi lokasi Ce pada tangan kiri

didapatkan nadi dalam, lemah, dan lambat yang menandakan defisiensi pada

organ ginjal.

Berdasarkan hasil analisis kasus secara tradisional, dapat disimpulkan

bahwa pasien mengalami telinga berdenging (tinitus) karena defisiensi Qi

ginjal.

liii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

PERAWATAN

5.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan ini merupakan studi kasus dalam menangani tinitus (telinga

berdenging) dengan terapi yang diberikan adalah terapi akupunktur pada titik

liv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) serta

terapi herbal yaitu pemberian kulit jeruk manis (Citrus sinensis) varietas

Pacitan.

5.2 Waktu dan Tempat Perawatan

Prosedur sebelum dilakukan terapi ialah penandatanganan informed

consent oleh pasien dan terapis di poli OTI RSUD Dr. Soetomo Surabaya

pada tanggal 24 Februari 2016. Terapi yang diberikan meliputi terapi

akupunktur dan terapi herbal yang dilaksanakan mulai tanggal 25 April 2016

hingga tanggal 18 Mei 2016 (24 hari). Tempat dilaksanakannya terapi yaitu di

Klinik Battra Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang bertempat di

Gedung Faal lantai 1 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan rumah

terapis di Jalan Kedung Sroko. Jadwal terapi akupunktur dan herbal terlampir.

5.3 Perawatan dengan Terapi Akupunktur

5.3.1 Peralatan Terapi Akupunktur

a. Jarum akupunktur 1 cun (dengan spesifikasi 0,25 x 25 mm)

b. Alkohol 70%

c. Kapas steril

d. Sarung tangan lateks

e. Tensimeter dan stetoskop

f. Klem penjepit

g. Tempat pembuangan jarum bekas dan kapas bekas pakai

h. Cawan

lv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 5.1 Peralatan terapi akupunktur

5.3.2 Prosedur Persiapan Terapi Akupunktur

A. Prosedur Terapis

a. Menyiapkan jarum akupunktur 1 cun (dengan spesifikasi 0,25 x 25

mm).

b. Menyiapkan alkohol 70% untuk mensterilisasi tangan terapis.

c. Menyiapkan dua macam kapas, yaitu kapas yang telah dibasahi

dengan alkohol 70% digunakan untuk mensterilkan titik

akupunktur, dan kapas kering digunakan saat menyabut jarum

atau membersihkan titik akupunktur bila terjadi pendarahan

setelah penusukan.

d. Menyiapkan tempat pembuangan jarum dan kapas bekas pakai.

e. Menyiapkan klem atau penjepit yang akan digunakan untuk

menjepit kapas.

f. Menyiapkan peralatan lainnya untuk pemeriksaan pasien seperti

tensimeter dan stetoskop.

g. Menggunakan perlengkapan untuk terapi (jas laboratorium dan

sarung tangan lateks).

lvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

B. Prosedur Pasien

a. Pasien dalam kondisi tenang.

b. Pasien tidak terlalu kenyang atau terlalu lapar.

c. Pasien tidak alergi dengan jarum akupunktur.

d. Pasien tidak ingin BAK.

e. Pasien tidak menolak dilakukan penusukan.

5.3.3 Prosedur Perlakuan Terapi Akupunktur

Terapi akupunktur untuk tinitus dilakukan sebanyak 12 kali

dengan jeda terapi 1 hari, setiap penusukan dilakukan selama 15 menit.

Titik yang digunakan dalam menangani tinitus adalah Tinggong (SI19),

Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4). Terapi akupunktur

dilakukan dalam 2 posisi penusukan pada pasien. Posisi badan pertama

(terlentang) untuk menusuk titik Tinggong (SI19), Taixi (KI3), dan

Guanyuan (CV4). Posisi badan kedua (telungkup) untuk menusuk titik

Shenshu (BL23).

Berikut merupakan prosedur perlakuan terapi akupunktur pada pasien:

a. Mempersilahkan pasien masuk dan duduk di ruangan terapi.

b. Melakukan pemeriksaan terhadap pasien (pengamatan, penciuman

atau pendengaran, anamnesa, dan perabaan).

c. Menentukan diagnosa, titik terapi, dan teknik terapi yang digunakan.

d. Mempersilahkan pasien mengganti baju untuk mempermudah

pelaksanaan terapi. Kemudian mempersilahkan pasien berbaring

dengan posisi terlentang.

lvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

e. Mensterilkan alat dan bahan yang akan digunakan dengan alkohol

70%.

f. Mendisinfeksi kulit pada lokasi titik-titik akupunktur yang akan

diterapi dengan menggunakan alkohol 70%.

g. Melakukan penusukkan jarum akupunktur pada titik Tinggong

(SI19), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) dengan teknik tonifikasi.

h. Melakukan manipulasi pembenaman dan penyabutan jarum pada

titik Tinggong (SI19), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) dengan

manipulasi pelengkap scrapping dan pressing. Terapi dilakukan

selama 15 menit.

i. Menyabut seluruh jarum akupunktur dari badan pasien serta

membuangnya di tempat yang telah disediakan.

j. Mempersilahkan pasien berbaring dengan posisi telungkup.

k. Mendisinfeksi kulit pada lokasi titik akupunktur yang akan diterapi

dengan menggunakan alkohol 70%.

l. Melakukan penusukkan jarum akupunktur pada titik Shenshu (BL23)

dengan teknik tonifikasi.

m. Melakukan manipulasi pembenaman dan penyabutan jarum pada

titik Shenshu (BL23) dengan manipulasi pelengkap scrapping dan

pressing. Terapi dilakukan selama 15 menit.

n. Menyabut seluruh jarum akupunktur dari badan pasien serta

membuangnya di tempat yang telah disediakan.

o. Merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.

lviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

p. Memberikan informasi, nasehat, dan saran demi kesehatan pasien

serta hasil terapi yang optimal.

5.4 Perawatan dengan Terapi Herbal

Herbal yang digunakan dalam terapi penanganan tinitus (telinga

berdenging) ini adalah kulit jeruk manis (Citrus sinensis). Dalam terapi kali

ini, jeruk manis yang digunakan adalah jeruk manis varietas Pacitan.

5.4.1 Alat dan Bahan

a. Pisau

b. Talenan

c. Timbangan

d. Wadah

e. Kertas perkamen

f. Panci stainless steel

g. Gelas ukur stainless steel

h. Sendok

i. Saringan

j. Gelas

k. Air

l. Jeruk manis varietas Pacitan

5.4.2 Pembuatan Teh Kulit Jeruk

a. Buah jeruk manis dicuci bersih dengan air yang mengalir.

b. Kulit buah jeruk dipisahkan dengan daging buah jeruk.

lix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

c. Kulit jeruk dipotong kecil-kecil kurang lebih 2,5 mm lalu ditaruh

pada wadah.

d. Kulit jeruk dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, tidak boleh

terkena sinar matahari secara langsung.

e. Proses pengeringan kulit jeruk kurang lebih 2-3 hari.

f. Setelah kering lalu ditimbang tiap 10 gram dan dibungkus dengan

kertas perkamen (Gruenwald, et al., 2000).

Gambar 5.2 Simplisia kulit jeruk manis varietas Pacitan

5.4.3 Penyajian Teh Kulit Jeruk

Satu bungkus kertas perkamen teh kulit jeruk diseduh dengan 100

ml air mendidih dan didiamkan selama 10 menit. Seduhan disaring dan

siap diminum (BPOM, 2012).

5.4.4 Aturan Pakai

Teh kulit jeruk diminum satu kali dalam sehari sebanyak 100 ml

sebelum makan pada pagi hari (Gruenwald, et al., 2000).

5.5 Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

a. Mengurangi penggunaan headset atau earphone.

lx

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

b. Mengonsumsi buah dan sayur terutama yang mengandung vitamin B

kompleks dan vitamin C.

c. Menjaga pola hidup sehat dengan istirahat yang cukup dan olahraga secara

teratur.

BAB 6

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil

Penanganan telinga berdenging (tinitus) dengan sindrom defisiensi Qi

ginjal yang diberikan meliputi terapi akupunktur pada titik Tinggong (SI19),

lxi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4) sebanyak 12 kali dengan

jeda 1 hari. Serta terapi herbal dengan pemberian sediaan teh kulit jeruk manis

varietas Pacitan (Citrus sinensis) selama 24 hari yaitu mulai tanggal 25 April

2016 hingga tanggal 18 Mei 2016. Kulit jeruk kering 10 gram diseduh dengan

100 ml air mendidih, diminum sebelum makan pada pagi hari.

Hasil perawatan dari terapi akupunktur dan herbal antara lain terlihat

dalam perubahan intensitas telinga berdenging pada pasien. Sebelum terapi

didapatkan telinga pasien berdenging sebanyak 5 kali dalam sehari serta

beberapa keluhan tambahan seperti sering merasa pegal pada bagian pinggang

hingga lutut, rambut mudah rontok, pelupa, sering bernapas pendek, dan

mudah lelah. Setelah dilakukan terapi, intensitas telinga berdenging pasien

berkurang jumlahnya pada setiap tahap terapi. Selain itu keluhan tambahan

pada pasien juga berkurang hingga tidak dirasakan kembali. Berdasarkan

perawatan yang telah dilakukan maka didapatkan hasil pada tabel 6.1 sebagai

berikut.

lxii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lxiii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tahap I

Tanggal : 25 April 2016, 27 April 2016, dan 29 April 2016

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Klinik Battra Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Hasil Perawatan:

Pada tahap I, jumlah intensitas telinga berdenging pasien mulai berkurang.

Ketika sebelum terapi telinga pasien berdenging rata-rata 5 kali dalam sehari,

pada tahap I ini telinga pasien berdenging 4 kali dalam sehari. Pegal pada

bagian pinggang hingga lutut yang awalnya berat menjadi sedang. Keluhan

rambut rontok dan pelupa menjadi ringan. Keluhan bernapas pendek dan

mudah lelah dirasakan pasien pada tingkat sedang.

Tahap II

Tanggal : 1 Mei 2016, 3 Mei 2016, dan 5 Mei 2016

Waktu : 11.30 WIB

Tempat : Jalan Kedung Sroko (rumah terapis)

Hasil Perawatan:

Pada tahap II jumlah intensitas tinitus, telinga pasien berdenging 3 kali

dalam sehari. Pegal pada bagian pinggang hingga lutut pada tingkat ringan.

Keluhan rambut rontok dan pelupa menjadi lebih ringan. Keluhan bernapas

pendek dan mudah lelah dirasakan pasien pada tingkat ringan.

Tahap III

Tanggal : 7 Mei 2016, 9 Mei 2016, dan 11 Mei 2016

Waktu : 15.30 WIB

lxiv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tempat : Jalan Kedung Sroko (rumah terapis)

Hasil Perawatan:

Pada tahap III jumlah intensitas tinitus, telinga pasien berdenging 2 kali

dalam sehari. Pegal pada bagian pinggang hingga lutut keluhannya pada

tingkat lebih ringan. Pada terapi tahap III, sudah tidak ada keluhan rambut

rontok dan pelupa. Keluhan bernapas pendek dan mudah lelah dalam tingkat

yang lebih ringan.

Tahap IV

Tanggal : 13 Mei 2016, 15 Mei 2016, dan 17 Mei 2016

Waktu : 11.30 WIB

Tempat : Jalan Kedung Sroko (rumah terapis)

Hasil Perawatan:

Pada tahap IV jumlah intensitas tinitus, telinga pasien berdenging 1 kali

dalam sehari. Sudah tidak merasakan pegal pada bagian pinggang hingga lutut.

Pada terapi tahap ini sudah tidak ada lagi keluhan untuk rambut rontok, pelupa,

bernapas pendek, dan mudah lelah.

Selain keluhan utama dan keluhan tambahan, hasil terapi juga dilihat dari

perubahan lidah. Mulai dari otot lidah hingga selaput lidah. Berikut merupakan

tabel pengamatan lidah dari sebelum terapi hingga terapi tahap I – IV.

lxv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 6.2 Perkembangan lidah pasien

Tahap Gambar Keterangan


Otot lidah berwarna merah muda cenderung
Sebelum pucat, tebal, lembab, terdapat tapal gigi,
terapi pangkal lidah berwarna merah.
Selaput lidah berwarna putih tipis dan
mengkilap.

Otot lidah berwarna merah muda cenderung


Terapi pucat, agak tebal, lembab, terdapat tapal gigi,
tahap I warna merah pada pangkal lidah sudah
berkurang.
Selaput lidah berwarna putih tipis dan
mengkilap.
Otot lidah berwarna merah muda cenderung
Terapi pucat, agak tebal, lembab, terdapat tapal gigi,
tahap II warna merah pada pangkal lidah sudah
berkurang.
Selaput lidah berwarna putih tipis dan
mengkilap.
Otot lidah berwarna merah muda, agak tebal,
Terapi tidak terdapat tapal gigi, warna merah pada
tahap III pangkal lidah sudah berkurang.
Selaput lidah berwarna putih tipis dan
mengkilap.

Otot lidah berwarna merah muda, tipis, tidak


Terapi terdapat tapal gigi, warna merah pada pangkal
tahap IV lidah sudah tidak ada.
Selaput lidah berwarna putih tipis dan
mengkilap.

6.2 Pembahasan

6.2.1 Pembahasan Terapi Akupunktur

Berdasarkan analisis kasus pada BAB 4, pasien memiliki keluhan

tinitus disebabkan sindrom defisiensi Qi ginjal. Hal ini dapat dilihat dari

keluhan pasien seperti telinga berdenging, sering merasa pegal pada

lxvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bagian pinggang hingga lutut, rambut mudah rontok, pelupa, sering

bernapas pendek, dan mudah lelah.

Shen-ginjal “berpintu” pada telinga (Jie, 1997). Jika telinga

mengalami gangguan, maka menunjukkan bahwa Qi ginjal juga

terganggu. Selain itu pola makan pasien yang tidak teratur, makanan dan

minuman tidak dapat diolah dengan baik oleh Wei-lambung

mengakibatkan Pi-limpa juga tidak dapat mentransportasi dan

mentransformasi Jing dengan baik. Jing yang seharusnya dipadukan

dengan Qi dari Fei-paru menjadi Jing baru akibatnya tidak dapat

disimpan di dalam Shen-ginjal (Jie, 1997). Sedangkan tubuh terus

membutuhkan Qi untuk beraktivitas, sehingga Jing bawaan atau yang

didapat sejak lahir harus terpakai. Jika hal tersebut terjadi dalam jangka

waktu yang lama maka akan menyebabkan ginjal kekurangan Qi.

Ginjal juga menguasai tulang belulang, menumbuhkan sumsum

tulang belakang, berhubungan dengan otak, dan kesuburannya tampak

pada rambut. Salah satu fungsi dari Shen-ginjal ialah menyimpan Jing,

sedangkan Jing dapat menumbuhkan sumsum tulang belakang, dan

tulang ditunjang dan dipelihara juga oleh sumsum, maka Shen-ginjal

dalam menumbuhkan tulang belulang dan sumsum melalui Jing yang

tersimpan di dalamnya (Jie, 1997). Jika Jing dalam tubuh pasien kurang,

maka fungsi organ ginjal akan terganggu. Hal tersebut yang

menyebabkan pasien merasakan pegal pada bagian pinggang hingga

lutut, pelupa, mudah lelah, dan rambut mudah rontok.

lxvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Fungsi ginjal yang lainnya yaitu menampung Qi yang bekerjasama

dengan Fei-paru. Dalam keadaan Shen Qi cukup maka pernafasan teratur

dan panjang sebaliknya apabila Shen Qi lemah sehingga tidak dapat

menampung Qi maka orang tersebut hanya mampu menghirup sedikit

udara tetapi banyak mengeluarkan (Jie, 1997). Pada pasien menunjukkan

bahwa Shen Qi lemah sehingga pasien sering bernapas pendek.

Terapi yang dilakukan adalah menutrisi Qi ginjal. Terapi

akupunktur pada titik Shenshu (BL23) dan Taixi (KI3) bertujuan

mentonifikasi ginjal untuk meningkatkan kemampuan mendengar. Titik

Tinggong (SI19) untuk meningkatkan sirkulasi Qi dan darah pada daerah

telinga, serta meningkatkan kemampuan mendengar. Serta titik

Guanyuan (CV4) bertujuan menguatkan jiao tengah dan tonifikasi Qi

(Yin and Liu, 2000).

Titik yang digunakan untuk menangani pasien tinitus dengan

sindrom defisiensi Qi ginjal adalah:

a. Tinggong (SI19)

Gambar 6.1 Penusukan titik Tinggong (SI19)

lxviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Merupakan titik yang digunakan untuk meningkatkan sirkulasi Qi

dan darah pada daerah telinga, serta meningkatkan kemampuan

mendengar.

b. Guanyuan (CV4)

Gambar 6.2 penusukan titik Guanyuan (CV4)

Merupakan titik yang bertujuan untuk menguatkan jiao tengah dan

tonifikasi Qi.

c. Taixi (KI-3)

Gambar 6.3 Penusukan titik Taixi (KI3)

Merupakan titik Shu dan Yuan meridian ginjal. Bertujuan

mentonifikasi ginjal untuk meningkatkan kemampuan mendengar.

lxix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

d. Shenshu (BL23)

Gambar 6.4 Penusukan titik Shenshu (BL23)

Merupakan titik Shu-belakang organ ginjal. Bertujuan untuk

mentonifikasi ginjal untuk meningkatkan kemampuan mendengar.

Hasil yang didapatkan selama terapi 24 hari adalah kondisi pasien

yang membaik terlihat pada tabel 6.1 dan 6.2. Pada saat sebelum terapi

rata-rata telinga pasien berdenging 5 kali dalam sehari. Pada terapi tahap

I keluhan tinitus yang dialami pasien mulai berkurang. Ketika selesai

terapi tahap I, telinga pasien berdenging 4 kali dalam sehari. Pegal pada

bagian pinggang hingga lutut yang awalnya berat menjadi sedang.

Keluhan rambut rontok dan pelupa menjadi ringan. Keluhan bernapas

pendek dan mudah lelah dirasakan pasien pada tingkat sedang. Pada

terapi tahap II, telinga pasien berdenging 3 kali dalam sehari. Pegal pada

bagian pinggang hingga lutut pada tingkat ringan. Keluhan rambut rontok

dan pelupa menjadi lebih ringan. Keluhan bernapas pendek dan mudah

lelah dirasakan pasien pada tingkat ringan. Pada terapi tahap III, telinga

pasien berdenging 2 kali dalam sehari. Pegal pada bagian pinggang

hingga lutut keluhannya pada tingkat lebih ringan. Pada terapi tahap III,

lxx

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sudah tidak ada keluhan rambut rontok dan pelupa. Keluhan bernapas

pendek dan mudah lelah dalam tingkat yang lebih ringan. Serta pada

terapi tahap IV telinga pasien berdenging 1 kali dalam sehari. Pada tahap

IV pasien sudah tidak merasakan lagi keluhan tambahan seperti pegal

pinggang hingga lutut, rambut rontok, pelupa, bernapas pendek, dan

mudah lelah.

Selain keluhan yang dirasakan pasien, perubahan lidah pasien juga

menunjukkan ke arah yang lebih baik. Lidah pasien sebelum terapi

memiliki otot yang berwarna merah muda cenderung pucat, tebal,

lembab, terdapat tapal gigi, pangkal lidah berwarna merah, selaput lidah

berwarna putih tipis dan mengkilap. Pangkal lidah yang berwarna merah

menunjukkan bahwa pasien memiliki gangguan pada organ ginjal. Pada

terapi tahap I dan II lidah pasien masih terdapat tapal gigi, tetapi warna

merah pada pangkal lidah dan ketebalan lidah sudah berkurang. Pada

terapi tahap III otot lidah sudah berwarna merah muda dan tidak ada

tapal gigi pada lidah pasien. Pada tahap IV pangkal lidah pasien sudah

tidak berwarna merah.

Berdasarkan hasil perawatan pada tabel keluhan (6.1) dan tabel

lidah (6.2), pasien menunjukkan perbaikan. Jika sebelum terapi telinga

pasien berdenging 5 kali dalam sehari, setelah terapi tahap IV telinga

pasien hanya berdenging 1 kali dalam sehari. Pada terapi tahap IV pasien

sudah tidak merasakan keluhan tambahan seperti pegal pada bagian

pinggang hingga lutut, rambut mudah rontok, pelupa, sering bernapas

lxxi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pendek, dan mudah lelah. Setelah terapi tahap IV lidah pasien berwarna

merah muda, tipis, tidak terdapat tapal gigi, dan pangkal lidah tidak

berwarna merah.

6.2.2 Pembahasan Terapi Herbal

Terapi herbal yang diberikan selama perawatan ialah seduhan

simplisia kulit jeruk manis varietas Pacitan (Citrus sinensis). Terapi

herbal diberikan selama 24 hari, seduhan diminum 1 kali dalam sehari

sebelum makan pada pagi hari.

Kulit buah jeruk manis (Citrus sinensis) mengandung limonen,

citronellal, sinesal, linalil asetat, geranil asetat, dan flavonoid

(Gruenwald, et al., 2000). Kulit buah jeruk manis kaya akan kandungan

kumarin, karoten, terpen, dan linalool (Kamal, et al., 2011). Banyak

kandungan vitamin C pada kulitnya (Omodamiro dan Umekwe, 2013).

Menurut Butler (2008), kandungan vitamin C pada kulit jeruk lebih

tinggi dibandingkan pada buahnya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Choi, et al

(2013), kandungan vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan dapat

mengurangi risiko gangguan pendengaran. Dalam Goldstein, et al (2007),

kulit jeruk dapat digunakan sebagai formula herbal untuk meredakan

tinitus. Mekanisme kerja antioksidan yaitu antioksidan memilki elektron

lebih yang dapat menangkap radikal bebas dan mendonorkan elektronnya

terhadap sel yang kehilangan elektron akibat radikal bebas. Setelah

lxxii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mendonorkan elektronnya antioksidan tidak bersifat menjadi radikal

bebas.

Dalam studi kasus ini, kulit jeruk manis yang digunakan berasal

dari buah jeruk yang sudah matang. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Omoba, et al (2015), bahwa aktivitas antioksidan

pada kulit buah jeruk manis yang sudah matang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan kulit buah jeruk manis yang belum matang.

Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM), kulit jeruk yang

berwarna kuning dan berasal dari buah jeruk yang matang pohon disebut

sebagai Chen Pi. Menurut Butler (2008), Chen Pi memiliki sifat yang

hangat. Hal ini sesuai dengan sindrom pasien yaitu defisiensi Qi ginjal.

Tubuh pasien kekurangan Qi atau energi dan Qi bersifat hangat (Yang).

Berdasarkan hasil perawatan dengan terapi herbal yang telah

dilakukan selama 24 hari, pasien menunjukkan perubahan yang lebih

baik. Jika sebelum terapi telinga pasien berdenging 5 kali dalam sehari,

setelah pemberian herbal selama 24 hari telinga pasien berdenging 1 kali

dalam sehari.

lxxiii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 7

KESIMPULAN

7.1 Kesimpulan

Dari studi kasus yang telah dilakukan pada penanganan tinitus dapat

disimpulkan bahwa perawatan dengan menggunakan terapi akupunktur pada

titik Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi (KI3), dan Guanyuan (CV4)

serta terapi herbal dengan pemberian sediaan teh kulit jeruk manis varietas

Pacitan (Citrus sinensis) dapat mengurangi intensitas telinga berdenging

(tinitus) dengan sindrom defisiensi Qi ginjal.

7.2 Saran

Terapi akupunktur pada titik Tinggong (SI19), Shenshu (BL23), Taixi

(KI3), dan Guanyuan (CV4) serta terapi herbal dengan pemberian sediaan teh

kulit jeruk manis varietas Pacitan (Citrus sinensis) dapat diteruskan untuk

menangani tinitus agar pasien tidak mengalami tinitus lagi.

lxxiv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, P. 2006. Gangguan Pendengaran “Tinnitus”. Yogyakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Islam Indonesia.
Arora, M., Parminder K. 2013. Antimicrobial and Antioxidant Activity of Orange
Pulp and Peel. International Journal of Science and Research, 2 (11): 412-
415.
Ashari, H. 2014. Potensi Jeruk Manis Pacitan untuk Jus Murni yang Disukai
Semua Umur. Jakarta: Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika.
Axelsson, A., Prasher, D. 2000. Tinnitus Induced by Occupational and Leisure
Noise. Noise & Health 2 (8): 47-54.
Blumenthal, M. 2000. Orange Peel. Herbal Medicine. United State of America:
American Botanical Council.
Butler, L. 2008. Chen Pi. Register of Chinese Herbal Medicine Journal, 5 (5): 16-
19.
Choi, Y. H., Josef M. M., Katherine L. T., Howard H., and Sung K. P. 2013.
Antioxidant Vitamins and Magnesium and the Risk of Hearing Loss in the
US General Population. American Journal of Clinical Nutrition: 1-8.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2011. Pedoman
Pembinaan Pengobatan Tradisional Akupresur. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Obat Asli Indonesia. 2012. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Edzard, E. 2006. Complementary and Alternative Medicine: Examining the
Evidence Community Pract. 79: 333-336.
Etebu, E., A. B. Nwauzoma. 2014. A Review on Sweet Orange (Citrus Sinensis L
Osbeck): Health, Diseases and Management. American Journal of
Research Communication, 2 (2): 33-70.
Febrianti, N., Irfan Y., Risanti D. 2016. Kandungan Antioksidan Asam Askorbat
pada Buah-buahan Tropis. Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi, 2 (1): 1-5.
Focks, Claudia (Ed). 2008. Atlas of Acupuncture. British: Elsevier Limited.
Goldstein, B., Abraham S., and Matthew J. A. 2007. Clear Tinnitus, Middle-Ear
Pressure, and Tinnitus Relief: A Prospective Trial. International Tinnitus
Journal, 13 (1): 29–39.
Gruenwald, J., Thomas B., Christof J. 2000. Sweet Orange (Citrus sinensis). PDR
for Herbal Medicines Fourth Edition: 747-748.
Han, B. I., Ho W. L., Tae Y. K., Jun S. L., and Kyoung S. S. 2009. Tinnitus:
Characteristics, Causes, Mechanisms, and Treatments. Journal of Clinical
Neurology, 5 (1): 11-19.

lxxv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Henry, James A., Kyle C. D., and Martin A. S. 2005. General Review of Tinnitus:
Prevalence, Mechanisms, Effects, and Management. Journal of Speech,
Language, and Hearing Research, 48: 1204-1235.
Hiller, W., Goebel, G. 2007. When Tinnitus Loudness and Annoyance are
Discrepant: Audiological Characteristics and Psychological Profile. Audiol
Neurotol 12: 391-400.
Hussain, K. A., Bassel T., Binu P. P. K., Jacob J., Jacob M., Vandana R., and
Dharsan D. D. 2015. Antimicrobial Effects of Citrus sinensis Peel Extracts
Against Periodontopathic Bacteria: an In Vitro Study. Annals of the
National Institute of Hygiene, 66 (2): 173-178.
Iwan, S. A. 2006. Seluk Beluk Pengobatan Alternatif dan Komplementer. Jakarta:
PT. Bhuana Ilmu Populer.
Jie, S. K. 1997. Dasar Teori Ilmu Akupunktur Identifikasi dan Klasifikasi
Penyakit. Jakarta: Grasindo.
Molan, A. L., Massar H. I., and Riyadh H. N. Phenolic Contents and Antioxidant
Activity of Peels and Seeds of Orange (Citrus sinensis) Cultivated in Iraq.
World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5 (4): 473-482.
Pusat Data dan Informasi. 2013. Pendengaran Sehat untuk Hidup Bahagia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kamal, G. M., Anwar F., Hussain A. I., Sarri N., and Ashraf M. Y. 2011. Yield
and Chemical Composition of Citrus essential Oils as Affected by Drying
Pretreatment of Peels. International Food Research Journal, 18 (4): 1275-
1282.
Markian, R. 2011. Skrining Pendengaran Prajurit Batalyon Infantri 100 Raider
Kodam I Bukit Barisan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Martines, F., Daniela B., Fabiola D. P., Enrico M., Vincenzo S., and Gioacchino
M. 2010. Investigation of Tinnitus Patients in Italy: Clinical and
Audiological Characteristics. International Journal of Otolaryngology: 1-
8.
Milind, P. and Chaturvedi Dev. 2012. Orange: Range of Benefits. International
Research Journal of Pharmacy, 3 (7): 59-63.
Omoba, O. S., Rebeccah O. O., Sule O. S., Aline A. B., and Margareth L. A.
HPLC-DAD Phenolic Characterization and Antioxidant Activities of Ripe
and Unripe Sweet Orange Peels. Antioxidant, 4: 498-512.
Omodamiro and Umekwe. 2013. Evaluation of Anti-inflammatory, Antibacterial
and Antioxidant Properties of Ethanolic Extracts of Citrus sinensis Peel
and Leaves. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, 5 (5): 56-
66.

lxxvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Park, J., Adrian R. W., and Edzard E. 2000. Efficacy of Acupuncture as a


Treatment for Tinnitus. Arch Otolaryngol Head Neck Surg, 126 (4): 489-
492.
Rock, B., AM Coulston, E Monsen. 2004. Nutrition in the Prevalention and
Treatment of disease. Cecil Textbook of Medicine 22nd.
Rogha, M., Mehran R., Ali R. K. 2011. The Effects of Acupuncture on the Inner
Ear Originated Tinnitus. Journal of Research in Medical Sciences, 16 (9):
1217-1223.
Sadlier, M., Stephens, S.D.G., Kennedy, V. 2008. Tinnitus Rehabilitation: A
Mindfulness Meditation Cognitive Behavioural Therapy Approach. The
Journal of Laryngology & Otology 122: 31–37.
Saputra, K. (Eds). 2005. Akupunktur Dasar. Surabaya: Airlangga University
Press.
Seeff, L. B., Lindsay K. L., Bacon B. R., Kresina T. F., Hoofnagle J.H. 2002.
Complementary and Alternative Medicine in Chronic Liver Disease.
Hepatology, 102-109.
Seidman, M. and Seilesh B. 2003. Alternative Medications and other Treatments
for Tinnitus: Facts from Fiction. Otolaryngol Clin N Am, 36: 359–381.
Sulaiman. 2007. Obat Herbal pada Penyakit Hati. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati.
627-636.
Sunny, O. D., Chinyere N. A., and Somefun O. A. 2012. Subjective Tinnitus and
its Association with use of Ear Phones Among Students of the College of
Medicine, University of Lagos, Nigeria. International Tinnitus Journal, 17
(2): 169-72.
Supriasa, I. D. N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.
Utami, I. W. 2010. Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Gangguan
Pendengaran pada Pengemudi Becak Mesin di Kota Pematang Siantar.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
World Health Organization Western Pacific Region, WHO Standard Acupuncture
Point Locations in the Western Pacific Region, 2009.
Xu, X., Bu X., Zhou L., Xing G., Liu C., Wang D. 2011. An Epidemiologic Study
of Tinnitus in a Population in Jiangsu Province, China. Journal Am Acad
Audiol, 22: 578-585.
Yin, G. and Xheng L. 2000. Advanced Modern Chinese Acupunture Therapy.
Beijing, China : New World Press.

lxxvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 1

Inform Consent

lxxviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2

Jadwal Terapi Akupunktur dan Terapi Herbal

Tahap Hari/Tanggal Terapi Terapi Herbal Tempat dan


Terapi Akupunktur Waktu Terapi
Tinggong Klinik Battra
(SI19), Shenshu Fakultas Vokasi
Senin, 25 April (BL23), Taixi Universitas
2016 (KI3), dan Airlangga, pada
Guanyuan pukul 11.00
(CV4). WIB.
Selasa, 26 April
- -
2016
Pemberian 10
Tinggong Klinik Battra
gram
Rabu, 27 April (SI19), Shenshu Fakultas Vokasi
simplisia kulit
2016 (BL23), Taixi Universitas
jeruk diseduh
(KI3), dan Airlangga, pada
1 dengan 100
Guanyuan pukul 11.00
ml air.
(CV4). WIB.
Diminum 1
Kamis, 28 April
- kali sehari -
2016
pada pagi hari
Tinggong Klinik Battra
sebelum
Jum’at, 29 (SI19), Shenshu Fakultas Vokasi
makan.
April 2016 (BL23), Taixi Universitas
(KI3), dan Airlangga, pada
Guanyuan pukul 11.00
(CV4). WIB.
Sabtu, 30 April
- -
2016
Tinggong
Jalan Kedung
Minggu, 1 Mei (SI19), Shenshu
Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi
terapis), pada
(KI3), dan
pukul 11.30
Guanyuan
WIB.
(CV4).
Senin, 2 Mei
- -
2016 Pemberian 10
Tinggong gram Jalan Kedung
Selasa, 3 Mei (SI19), Shenshu simplisia kulit Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi jeruk diseduh terapis), pada
2
(KI3), dan dengan 100 pukul 11.30
Guanyuan ml air. WIB.
(CV4). Diminum 1
Rabu, 4 Mei kali sehari
- -
2016 pada pagi hari

lxxix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tinggong Jalan Kedung


Kamis, 5 Mei (SI19), Shenshu Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi terapis), pada
(KI3), dan pukul 11.30
Guanyuan sebelum WIB.
(CV4). makan.
Jum’at, 6 Mei
- -
2016
Tinggong
Jalan Kedung
Sabtu, 7 Mei (SI19), Shenshu
Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi
terapis), pada
(KI3), dan
pukul 15.30
Guanyuan
WIB.
(CV4).
Minggu, 8 Mei
- -
2016 Pemberian 10
Tinggong gram
Jalan Kedung
Senin, 9 Mei (SI19), Shenshu simplisia kulit
Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi jeruk diseduh
terapis), pada
(KI3), dan dengan 100
3 pukul 15.30
Guanyuan ml air.
WIB.
(CV4). Diminum 1
Selasa, 10 Mei kali sehari
- -
2016 pada pagi hari
Tinggong sebelum
Jalan Kedung
Rabu, 11 Mei (SI19), Shenshu makan.
Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi
terapis), pada
(KI3), dan
pukul 15.30
Guanyuan
WIB.
(CV4).
Kamis, 12 Mei
- -
2016
Tinggong
Jalan Kedung
Jum’at, 13 Mei (SI19), Shenshu
Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi
terapis), pada
(KI3), dan
pukul 11.30
Guanyuan
WIB.
(CV4). Pemberian 10
Sabtu, 14 Mei gram
4 - -
2016 simplisia kulit
Tinggong jeruk diseduh
dengan 100 Jalan Kedung
Minggu, 15 (SI19), Shenshu
ml air. Sroko (rumah
Mei 2016 (BL23), Taixi
Diminum 1 terapis), pada
(KI3), dan
kali sehari pukul 11.30
Guanyuan
pada pagi hari WIB.
(CV4).

lxxx

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Senin, 16 Mei sebelum


2016 - makan. -

Tinggong
Jalan Kedung
Selasa, 17 Mei (SI19), Shenshu
Sroko (rumah
2016 (BL23), Taixi
terapis), pada
(KI3), dan
pukul 11.30
Guanyuan
WIB.
(CV4).
Rabu, 18 Mei
- -
2016

lxxxi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 3

Dokumentasi Perawatan Akupunktur

lxxxii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 4

KARTU STATUS PASIEN

Nama : GNBI

Usia/Tanggal Lahir : 20 tahun/9 Desember 1995

Alamat : Bojonegoro

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pekerjaan : Mahasiswi

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan : 40 kg

Tanggal/Jam : 2 Maret 2016/09.00 WIB

I. PENGAMATAN

 Kesadaran : sadar

 Ekspresi Wajah : lesu

 Warna : cenderung gelap

 Sing Tay :

o Bentuk Tubuh : cenderung kurus

o Gerak-gerik : kalem

o Kulit : kering

o Rambut : hitam kurang berkilau

o Mata : memakai kaca mata

o Telinga : simetris tanpa alat bantu

lxxxiii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

o Mulut : kering

 Lidah

o Otot : merah muda cenderung pucat, tebal, lembab,

terdapat tapal gigi, pangkal lidah berwarna merah.

o Selaput : putih tipis mengkilap

II. PENCIUMAN/PENDENGARAN

 Keringat : tidak berbau

 Feses : tidak dilakukan pemerikasaan

 Suara : pelan

III. ANAMNESA

 Keluhan : telinga berdenging (tinitus) sejak 2 tahun yang lalu

sampai sekarang.

 Keluhan tambahan : pegal pada pinggang hingga lutut, badan mudah

lelah, rambut mudah rontok, dan mata minus.

 Riwayat Penyakit : gastritis

Hal-hal Umum

 Keluhan tubuh : telinga berdenging

 Panas/dingin : sejuk

 Berkeringat : normal

 BAB : satu hari sekali dengan konsentrasi sedikit keras dan

berwarna cokelat

 BAK : sering dengan warna kuning jernih

lxxxiv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

 Makan/minum : makan kurang teratur, jarang mengonsumsi sayuran, lebih

senang mengonsumsi makanan asin dan pedas serta minuman yang dingin.

 Tidur : cukup, 8 jam per hari

 Kehausan : normal

Hal-hal Khusus

 Paru-paru : sering bernapas pendek

 Usus Besar : tidak ada keluhan

 Limpa : mudah lelah

 Lambung : tidak ada keluhan

 Jantung : tidak ada keluhan

 Usus Kecil : tidak ada keluhan

 Kandung Kemih : tidak ada keluhan

 Ginjal : pegal pada pinggang hingga lutut, rambut mudah

rontok, pelupa, dan telinga berdenging

 Perikardium : tidak ada keluhan

 Sanjiao : tidak ada keluhan

 Kandung Empedu : tidak ada keluhan

 Hati : tidak ada keluhan

 Tensi : 100/60 mmHg

 Wanita : siklus menstruasi teratur, namun waktu haid pasien

lebih panjang dengan haid berwarna merah kehitaman dan ada gumpalan.

lxxxv

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

IV. PERABAAN

 Area keluhan : hangat, bila ditekan enak.

Perabaan Titik Shu dan Mu

Organ Shu Mu
Paru ± ±
Usus besar ± ±
Limpa ± ±
Lambung ± ±
Jantung ± ±
Usus kecil ± ±
Kandung kemih ± ±
Ginjal + +
Perikardium ± ±
Sanjiao ± ±
Kandung empedu ± ±
Hati ± ±

Keterangan :

(-) = nyeri tekan (Ekses)

(+) = enak ditekan (Defisiensi)

(±) = tidak ada keluhan (Normal)

Nadi umum : dalam, lemah, dan lambat.

Tabel 2.2 perabaan nadi

Nadi kanan Nadi kiri


Dangkal Dalam Dangkal Dalam
Nadi
Chun Normal Normal Normal Normal
Guan Normal Normal Normal Normal
Che Normal Normal Normal Lemah, lambat

lxxxvi

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Keterangan:

1. Nadi dangkal : nadi terasa pada permukaan, menunjukkan letak

penyakit belum terkena organ (Jie, 1997).

2. Nadi dalam : ketika dilakukan perabaan nadi terasa

denyutnya

bila dilakukan dengan tekanan jari dengan dalam,

menunjukkan penyakit pada organ (Jie, 1997).

3. Nadi normal : kecepatan nadi normal umumnya antara 60-80 kali

per menit atau sama dengan empat kali per sekali

respirasi (Jie, 1997).

4. Nadi kuat : denyut nadi terasa kuat, menunjukkan kekuatan Qi

dan cukup darah (Jie, 1997).

5. Nadi lemah : denyut nadi terasa lemah, menunjukkan kelemahan

Qi dan kekurangan darah (Jie, 1997).

6. Nadi cepat : denyutan nadi lebih dari 90 kali per menit atau

bersamaan dengan lebih dari lima kali per sekali

respirasi (Jie, 1997).

7. Nadi lambat : denyutan nadi kurang dari 60 kali per menit atau

bersamaan dengan kurang dari empat kali per

sekali respirasi (Jie, 1997).

V. DIAGNOSA

lxxxvii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan anamnesa yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

diagnosa kasus tinitus pada pasien mengalami sindrom defisiensi Qi ginjal.

VI. TERAPI

Prinsip terapi : menutrisi Qi ginjal

Titik akupunktur :

Tinggong (SI19) untuk meningkatkan sirkulasi Qi dan darah pada daerah

telinga, serta meningkatkan kemampuan mendengar.

Shenshu (BL23) dan Taixi (KI3) bertujuan mentonifikasi ginjal untuk

meningkatkan kemampuan mendengar.

Guanyuan (CV4) bertujuan menguatkan jiao tengah dan tonifikasi Qi.

Herbal :

Teh kulit jeruk manis varietas Pacitan 10 gram diseduh dengan 100 ml air.

Diminum 1 kali sehari.

VII. NASEHAT/SARAN

a. Mengurangi penggunaan headset atau earphone.

b. Mengonsumsi buah dan sayur terutama yang mengandung vitamin B

kompleks dan vitamin C.

c. Menjaga pola hidup sehat dengan istirahat yang cukup dan olahraga

secara teratur.

lxxxviii

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL


ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

lxxxix

TUGAS AKHIR PENANGANAN TINITUS DENGAN ... ANISA HUSNUL

Anda mungkin juga menyukai