i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
kita rahmat dan hidayah-Nya supaya penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan
baik dan tepat pada waktu yang sudah di tentukan oleh SMP Labschool Cibubur.
Obesitas dengan maksud mengenalkan sebuah terapi alternatif yang berguna untuk
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak
dan ibu guru, teman - teman dan keluarga saya yang sudah membantu saya untuk
menyelesaikan tugas karya tulis ini supaya saya bisa memenuhi profil lulusan di SMP
Labschool Cibubur.
Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis
menerima saran dan kritik yang ingin disampaikan oleh seluruh bapak dan ibu guru
sekalian.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
medis, serta berada di luar bidang praktik kedokteran modern. Terapi alternatif
yang berasal dari Cina, disebut Traditional Chinese Medicine (TCM). TCM
adalah sistem medis yang dikembangkan berdasarkan filosofi Tao. Teori TCM
Neijing (Inner thearch's Inner classic), yang disusun dua ribu tahun yang lalu
di China (Wang, 2003). Dalam TCM, tubuh manusia mengandung Yin dan Yang
dan bila terjadi ketidakseimbangan Yin dan Yang, maka akan terjadi suatu
penyakit. Qi dan darah berfungsi sebagai mediator dalam komunikasi antara Yin
(Tang, 2006).
1
jarum) atau menggunakan peralatan elektrostimulator dan rangsangan panas
salah satu metode pengobatan alternatif yang bisa diterima secara ilmiah. Saat
berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%). Jumlah penderita obesitas di Indonesia
di kota dan 0,7% di desa. Angka tersebut meningkat hampir lima kali lipat
menjadi 5,3% dan 4,3% pada tahun 1999. Penelitian pada orang dewasa di Bali,
perubahan pada perilaku atau gaya hidup masyarakat serta kondisi kurang sehat
2
yang berakibat pada pola penyakit atau gangguan kesehatan seperti; obesitas,
stroke, hipertensi, kelainan jantung, metabolik sindrom, dan lain lain., yang
menurunkan berat badan akupuntur dapat menjadi salah satu terapi alternatif
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang diperoleh adalah :
3
C. Tujuan Penelitian
Cibubur
D. Kegunaan Penelitian
siswa dan siswi SMP Labschool Cibubur, bahwa terapi akupuntur dapat
E. Sistematika Penelitian
buku dan melalui pengamatan secara langsung cara kerja terapi akupuntur
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obesitas
1. Definisi Obesitas
Obesitas (obesity) berasal dari bahasa latin yaitu od adalah akibat dari,
sedang esum diartikan sebagai makan. Jadi obesitas adalah akibat dari makan.
Secara definisi obesitas adalah suatu keadaan dimana ditemukan kelebihan lemak
dalam tubuh. Seorang dikatakan obesitas bila lemak dalam tubuh berakumulasi
lebih dari 20 persen diatas jumlah normal. Bila lemak berlebih itu antara 10-20
persen diatas jumlah normal, keadaan ini disebut overweight atau kelebihan berat
Body Mass Indeks (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) yang mana dibatasi
oleh BMI kurang dari 30. Perhitungan didasarkan pada tinggi badan dan berat
badan (Ostman et al., 2004). Ukuran yang ditetapkan WHO ternyata terlalu besar
untuk orang Asia. Dari jurnal yang diakses dari website WHO, diperoleh
keterangan mengenai BMI untuk orang Asia, yang dikatakan sudah menderita
6
2. Epidemiologi Obesitas
Secara global, pada tahun 2005 telah ada sekitar 1.6 miliar orang dewasa
kurangnya 400 juta orang dewasa adalah obesitas dengan IMT lebih dari 30,0.
Di tahun 2008, 1,4 juta remaja, 20 dan dewasa adalah overweight. Lebih dari 200
juta laki-laki dan tidak kurang 200 juta wanita obesitas. Remaja dengan usia
di Indonesia sendiri juga masih tinggi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar
tahun keatas berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 10,3% (laki-laki
tahun adalah 9,5% pada laki-laki dan 6,4% pada perempuan (Depkes, 2009).
pada penduduk dewasa lebih dari 18 tahun di Indonesia mencapai 15,4 % dan
prevalensi Overweight pada penduduk dewasa lebih dari 18 tahun mencapai 13,3
%.
sepenuhnya hingga saat ini. Menurut Kumar, Abbas, Fausto dan Mitchell (2010),
obesitas merupakan hasil dari ketidak seimbangan antara asupan energi (dalam
bentuk makanan) dan keluaran energi oleh seseorang, sehingga kelebihan asupan
7
energi akan disimpan dalam tubuh berbentuk jaringan lemak (jaringan adiposa).
Keseimbangan energi tersebut diatur oleh sebuah sistem kontrol tubuh, lipostat,
yang dapat mendeteksi kuantitas energi yang disimpan di jaringan lemak. Kumar
et al. (2010) juga menegaskan bahwa gen yang diduga berhubungan dengan
kejadian obesitas adalah gen yang mengatur komponen molekular dari sistem
penting dalam sistem metabolisme energi adalah gen LEP dan produknya, leptin.
(asupan dan keluaran). Efek leptin sendiri adalah untuk mengurangi asupan
Kumar, Abbas, Fausto dan Mitchell (2010) secara garis besar membagi
utamanya adalah leptin (dari jaringan adiposa), pankreas, lambung, dan peptide
ileum dan kolon sendiri bekerja sebagai sinyal untuk menginisiasi rasa haus.
dilaksanakan.
8
Mekanisme leptin sendiri belum diketahui dengan jelas. Dengan
lemak di jaringan adiposa secara berlebihan (Kumar, Abbas, Fausto dan Mitchell,
2010). Leptin akan dibawa sampai hipotalamus dan berikatan pada dua reseptor,
yaitu :
perangsang makan (NPY) dan agouti-related protein (AgRP). Pada reseptor ini
hidrolisis asam lemak dan produksi energi meningkat (Kumar, Abbas, Fausto dan
Mitchell, 2010). Lebih lanjut Kumar et al. (2010) menjelaskan bahwa mutasi
pada gen yang mengatur sistem melanokortin sentral diatas dapat menyebabkan
obesitas. Sebagai contoh, tikus yang tidak memproduksi leptin akan terus makan
dan bertambah berat badannya. Akan tetapi mutasi ini jarang sekali terjadi.
9
4. Penyebab Obesitas
a. Faktor Genetik.
Faktor genetik yang dimaksud adalah faktor keturunan dari orang tuanya.
b. Faktor Psikologik
perilaku yang salah. Manifestasi stres seseorang juga berbeda-beda, ada yang
justru nafsu makannya meningkat dan merasa lapar terus, tapi ada yang
sebaliknya tidak nafsu makan. Seseorang yang ”rajin makan” cenderung lari ke
makanan jika mengalami tekanan, apalagi jika tidak diimbangi dengan aktivitas
menjadi suatu pola hidup. Kebiasaan kurang baik yang dapat menimbulkan
makan pagi, waktu makan tidak teratur, salah memilih dan mengolah makanan,
e. Faktor lain yang dapat menjadi pemicu kegemukan antara lain: metabolisme
10
5. Kriteria Obesitas
Ada beberapa cara pengukuran lemak tubuh, baik dengan cara langsung
lemak tak langsung dapat dilakukan dengan cara body mass index, berat badan
relatif (BBR) dan skin fold. Dari ketiga jenis pengukuran antropometrik ini, BMI
BMI (Body Mass Index) atau IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah suatu
parameter yang banyak digunakan untuk mengukur lemak dalam tubuh. Dengan
dalam masa pertumbuhan, wanita hamil, orang yang sangat berotot, contohnya
atlet.
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dihitung dengan
membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat
(WHO) tahun 2000, nilai IMT >30 kg/m² menunjukan obesitas dan nilai IMT 25-
antar bangsa, maka untuk wilayah Asia Pasifik termasuk Indonesia telah
11
Clasificat BMI Risk of comorbidities
on (Kg/m2)
Problem
range
II
III
Karena postur tubuh orang Asia berbeda dengan orang barat atau Amerika
yang cenderung mempunyai BMI/IMT tinggi, maka untuk Negara orang Asia,
WHO menentukan standar BMI untuk orang Asia, seperti dilihat dalam tabel 2.2.
(Wiramihardja, 2004).
Hal yang penting dicermati bahwa batas BMI untuk obesitas menurut baku
WHO adalah 30, tetapi menurut baku Asia dikatakan obesitas jika BMI lebih dari
12
25. Hal ini sangat penting peranannya karena berhubungan erat dengan faktor
baku Asia, berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian beberapa negara
BMI pada penduduk dewasa muda >18 tahun dengan kategori sebagai berikut:
6. Dampak Obesitas
timbul akibat ada perubahan atau kerusakan tingkat seluler yang meluas ke
tekanan darah, kolestrol, radang sendi, diabetes tipe II, penyakit jantung empedu,
13
b. Diabetes tipe-2
metabolisme glukosa dan hantaran insulin. Hal ini akan mempengaruhi beberapa
bagian otak, termasuk yang terkait dalam perencanaan dan organisasi misalnya
lobus frontalis dan hippocampus, bagian otak ini merupakan bagian dari tugas
desain blok.
c. Gangguan ortopedik
Penyakit ortopedik yang dapat terjadi adalah vara tibia bilateral (tungkai yang
sendi.
d. Pseudomotor serebri
peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema,
14
e. Nilai ekonomis.
belum tersedia data tentang besarnya nilai ekonomi dari obesitas, akan tetapi dari
f. Konsekuensi psikososial
prasangka dan diskriminasi. Pada remaja putri yang obes dan kelebihan berat
badan merasa malu karena berat badan mereka, merasa tidak modis, merasa
7. Penatalaksanaan
pengurangan energi dengan program pelatihan aerobik, terapi perilaku, dan bila
diperlukan dengan obat-obatan dan pembedahan. Menjaga agar berat badan agar
tetap proporsional dengan tinggi badan adalah jalan yang terbaik. Untuk
dan melakukan pelatihan olah raga teratur. Menurut Fox et al. (1993) kontrol
berat badan dapat dilakukan dengan cara : pertama, mengurangi asupan energi
500 Kkal/hari sehingga seminggu defisit energi 3500 Kkal. Kedua, melakukan
aktifitas fisik selama 30 menit, 3 – 4 kali seminggu. Atau dapat dilakukan dengan
15
kombinasi kontrol diet dan aktifitas fisik.
obesitas sangat penting sebagai terapi dan prevensi terhadap berbagai penyakit.
Penurunan berat badan yang baik sekitar 2 kg perbulan atau 0,5 kg perminggu.
Penurunan berat badan yang terlalu drastis akan menimbulkan kekurangan zat
Olah Raga yang baik untuk penderita obesitas adalah aerobik, karena
tubuh mengunakan lemak sebagai sumber energi. Jalan kaki atau ”reguler easy
walking ” sangat baik dilakukan oleh penderita obesitas yaitu 30 menit jalan kaki,
5-6 kali perminggu. Lakukan pencatatan data seperti Berat Badan (BB), Body
Mass Index (BMI), lingkar perut, dan sangat penting adalah pengukuran Nadi
setiap pagi dan Tes MAF (Maximum Aerobic function test) (Kurniati, 2008).
Cara lain yang sedang berkembang untuk penurunan berat badan adalah
diakui oleh Departemen Kesehatan yang kini semakin berkembang dan diterima
oleh masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Adapun cara
kerja dari metode penurunan berat badan melalui akupunktur adalah untuk
16
B. Akupuntur
sebagai pintu masuk rangsangan berdasarkan kualitas energi yang masuk dan
dilanjutkan oleh deretan yang sama dengan titik akupunktur (meridian) menuju
kumpulan sel yang relatif lebih mudah berubah pola kelistrikannya dengan
energi kimia yaitu reaksi pembentukan ATP dari mitokondria menjadi energi
tersebut, dimana terjadi migrasi aktif ITP dari titik akupunktur hingga mencapai
17
Cara kerja rangsangan titik-titik akupunktur dalam mempengaruhi
Pada akupuntur perut untuk obesitas, ada delapan titik utama yang
digunakan. Titik-titik tersebut yatitu, Tianshu (ST-25) pada kedua sisi, Weidao
(REN-4), Sanyinjiao (SP-6). Selain itu juga dilakukan penjaruman pada titik
tambahan lain, yaitu Quchi (LI-11), Fenlong (ST-40), Qihai (REN-6) dan
Yinlingqau (SP-9) (Abdi et al., 2012). Penelitian dilakukan pada 196 subyek yang
secara acak dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kasus dan kontrol. Kelompok
18
kontrol hanya menjalani pembatasan diet, sementara kelompok kasus selain
(Chi Hai), CV 10 (Hsia Wan), CV 12 (Ching Wan), CV 13 (Shang Wan), kiri dan
kanan SP 15 (Ta Heng), dan kedua sisi ST 25 (Tien Shu). Penjaruman dilakukan
dengan kedalaman sekitar 2,5 cm setelah dilakukan sterilisasi pada kulit. Setiap
jarum diputar masuk dan keluar sampai subjek merasakan sensasi De-Qi. Jarum
menit dengan 15-mA, 0.05-ms pada frekuensi 3 Hz. Penelitian ini melibatkan 31
badan sebesar 5,3 % selama 10 sesi (3 minggu). Hasil ini lebih baik daripada
36, dan ST 44, serta titik akupuntur pada telinga (Sanjao, Shen Men) yang
25, ST28, ST34, dan SP4T. Terapi dilakukan sebanyak 3 kali setiap minggu
2.06 ± 0.31 kg atau 2.78 ± 0.4 % berat badan awal. Pada pelaksanaan terapi kedua
yang dilakukan selama 15 minggu terjadi penurunan berat badan sebesar 2.81 ±
19
0.68 kg atau 3.90 ± 0.40 %. Hasil penelitian ini memberikan beberapa dukungan
penurunan berat badan yang signifikan tanpa disertai dengan instruksi diet,
(Liangmen), SP15 (Daheng), ST36 (Zusanli), SP6 (Sanyinjiao), LI11 (Quchi), SJ6
menunjukkan terjadinya penurunan berat badan dan Body Mass Index (BMI) yang
signifikan. (He et al., 2015). Penelitian ini melibatkan 96 wanita, dimana 56 orang
merupakan penderita obesitas dengan BMI ≥25 kg/m2 yang dibagi secara acak
menjadi dua kelompok, juga 40 orang wanita dengan berat badan overweight (BMI
23-25 kg/m2) yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak (He et al., 2015).
Studi klinis lainnya pada akupunktur herbal untuk obesitas melibatkan titik
akupuntur ST25, CV4, CV6, CV10, CV12, GB26, BL23, dan BL52. ST25, yang
pada meridian perut dan perut, sering digunakan untuk berbagai gangguan saluran
pencernaan. Seperti ST25, titik akupuntur lainnya pada daerah perut kecuali BL23
dan BL52. BL23 dan BL52 terkenal untuk menangani gangguan endokrinologis.
Pada akupunktur telinga, dipilih titik akupunktur hunger point dan stomach
point yang meregulasi respon kenyang. Penelitian ini dilakukan sepuluh orang
20
kelompok (kelompok placebo dan kelompok perlakuan), masing-masing terdiri
kemudian dilepas dan diganti dengan jarum yang baru. Dilakukan berulang hingga
pada berat badan , lingkar pinggang dan indeks massa tubuh (IMT). Juga dilakukan
dikonsumsi selalu dicatat. Selain itu juga dilakukan urinalisis dan pemeriksaan
penurunan berat badan antara 0,7 % hingga 3,5 % dengan hasil yang signifikan
antiaggression pada kedua sisi telinga dan titik stomach membuktikan bahwa
akupuntur dapat digunakan sebagai terapi obesitas. Terapi yang dilakukan selama
15 hari sekali selama 3 bulan menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan
akupunktur yang digunakan adalah ST-25, ST-36, ST-40, ST-44, LI-4, LI-11, SP-
menunjukkan hasil yang signifikan dan dapat ditoleransi dengan baik, dimana
terjadi penurunan BMI, penurunan lemak tubuh, pengecilan lingkar pinggang dan
21
D. Mekanisme Kerja Akupuntur Untuk Terapi Obesitas
perifer pada titik akupuntur. Signal dibawa oleh saraf yang terstimulasi dan
menghasilkan perubahan mood dan rasa kenyang. Akupuntur dapat menekan nafsu
depresi, di mana efek ini tidak didapatkan dengan olahraga dan diet. Perubahan pada
sentral melanocortin circuit) yang dihasilkan oleh jaringan adiposa. Pada keadaan
normal, leptin berfungsi dalam mengatur asupan energi dan pengeluaran energi,
pengaturan hormonal dan neural. Kerja leptin dipengaruhi oleh ikatan neuron
(CART) dan reseptor oreksigenik (pemicu makan) yang terdiri dari NYP dan AgRP
22
Melalui mekanisme yang belum diketahui secara pasti leptin dikendalikan oleh
simpanan lemak. Apabila terdapat jumlah adiposa yang berlebihan akan dihasilkan
leptin dalam jumlah yang besar, melintasi sawar darah otak dan kemudian berkaitan
sintesis NYP dan AgRP (oreksigenik). Apabila terdapat jumlah adiposa yang kurang
memadai, jumlah leptin menurun dan asupan makanan meningkat (Wang et al.,
2008).
Pada orang dengan berat badan normal, aktivitas leptin disekresi kedalam
sirkulasi darah dalam kadar yang rendah. Umumnya, kadar leptin meningkat pada
orang yang menderita obesitas dan kadar leptin yang tinggi tidak mempengaruhi
hiperleptinemia ini mungkin terjadi karena adanya resistensi leptin bukan karena
Sementara itu, efek menekan nafsu makan pada akupuntur telinga telah di uji
coba pada tikus, mencit dan manusia. Namun hingga saat ini mekanisme yang
efek penurunan berat badan pada akupuntur telinga terjadi dengan memberikan
stimulus pada titik hunger point dan stomach point. Hunger point terletak pada
tragus sedangkan stomach point terletak apada cuvum conchae, kedua titik tersebut
23
merupakan titik-titik distribusi cabang-cabang nervus vagus. Kemudian dilakukan
observasi perubahan kebiasaan makan dan perubahan level hormon terkait nafsu
sehingga dapat menjadikan penurunan berat badan (Shen et al., 2009; Ito et al.,
2015).
kelompok perlakuan terjadi penekanan tingkat ghrelin pada pagi hari sedangkan
pada kelompok placebo menunjukkan kenaikan tingkat ghrelin pada pagi hari.
Perubahan serum ghrelin dipengaruhi oleh tingkat gula darah dan dan insulin.
Perubahan gula darah dan insulin pada kedua kelompok tidak berbeda secara
oleh interaksi antara feeding-related cytokines dengan nervus vagus. Karena nervus
24
neurokimia ke diencephalon dan neocortex melalui batang otak. Ghrelin merupakan
system saraf pusat melalui jalur aferen vagal dan melalui darah (Bradford, 2010; Ito
et al., 2015).
terdapat pada telinga dan menaikkan kadar serotonin yang akan meningkatkan kerja
otot polos pada lambung yang kemudian akan menekan rasa lapar atau untuk makan,
juga dapat menekan stress dan depresi karena hormone dopamine dan endorphine
yang meningkat. Efek yang lainnya adalah pada serotonin, yang akan meningkatkan
kerja usus sehingga menekan nafsu makan. Akupuntur pada telinga juga bisa
melalui efek pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel - sel lemak (Bradford,
mengurangi berat badan dan mengurangi faktor resiko terkait obesitas. Selain itu,
menurunkan kadar insulin dan kadar leptin. Selain itu kadar plasma ghrelin dan
CCK meningkat sehingga dapat mengurangi rasa lapar (Güçel et al., 2012).
25
mengurangi kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol LDL dengan meningkatkan
badan, lingkar pinggang, dan lingkar panggul, dimana lingkar pinggang berkaitan
mendistribusikan atau melisiskan jaringan lemak perut langsung, dan juga jaringan
lemak pada bagian tubuh lainnya. Akupuntur telah terbukti untuk menekan nafsu
makan dengan meningkatkan tingkat serotonin dalam sistem saraf pusat dan
mengaktifkan pusat rasa kenyang dari hipotalamus. Jika pengurangan nafsu makan
dapat dicapai dengan elektroakupuntur, maka lingkar pinggang dan lingkar panggul
berikut:
2. Efek antioksidan
26
resistensi, yang lagi-lagi memperburuk obesitas. Bersamaan dengan produksi
glutathione peroksidase (GSH-Px), dan katalase juga menurun. Oleh karena itu,
akupunktur herbal tergantung pada jenis ekstrak herbal yang digunakan (Nam
et al., 2016).
kondisi itu memperburuk satu sama lain. Hiperinsulinemia dianggap hasil dari
dalam jaringan adiposa putih. Oleh karena itu, mengurangi tingkat insulin yang
dalam nukleus arkuata dari hipotalamus dan peningkatan leptin serum. Oleh
27
karena itu, mengatur kadar leptin dan sensitivitas leptin dianggap penting untuk
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
memiliki Body Mass Index (BMI) ≥30 kg/m2. Akupuntur merupakan terapi
komplementer yang memiliki Evidence Based Medicine cukup baik dalam terapi
obesitas.
Liangmen (ST21), Tianshu (ST-25), ST28, ST34, Zusanli (ST36), Fenlong (ST-
40), ST-44, GB26, Weidao (GB-28) pada kedua sisi, Guanyuan (REN-4), Qihai
(SP-9), Ta Heng kiri dan kanan (SP 15), SP-4T, (Hegu) LI-4, Quchi (LI-11),
Zhigou (SJ6) bilateral, CV-4, Chi Hai (CV-6), Hsia Wan (CV-10), Ching Wan
(CV-12), Shang Wan (CV-13), BL-23, BL-52, dan PC-6. Pada akupunktur telinga,
dipilih titik akupunktur hunger point dan stomach point yang meregulasi respon
29
leptin, meningkatkan kadar plasma ghrelin sehingga dapat mengurangi rasa lapar.
membantu untuk mengurangi obesitas dan merangsang titik pusat lapar dan
mengurangi nafsu makan shingga pola makan dan tetap diatu dan rutin
berolahraga. Berikut ini adalah titik akupuntur yang mempunyai peran penting
untuk mengurangi obesitas yang pertama adalah titik Zusanli (ST36) berfungsi
membuat rasa lapar berkurang dan rasa kenyang meningkat dengan merangsang
pusat lapardan kenyang di otak yang kedua adalah titik Tianshu (ST-25) dan Quchi
(LI-11) berfungsi membuat pergerakan otot lambung meningkat dan usus halus
berkurang sehingga kita tidak mudah lapar dan meningkatkan beta endorphin,
enkefalin dan serotonin membuat kita selalu senang sehingga kita tidak ingat
dengan makan.
30
B. Saran
satu kegiatan yang dapat menurunkan berat badan seperti pelatihan dengan
intensitas sedang seperti renang, aerobik, jalan kaki; dan bisa juga melakukan
terapi komplementer yaitu tusuk jarum (akupunktur) pada titik rangsang yang
terkait dengan proses pencernaan, dan dapat juga melakukan diet rendah kalori.
31
DAFTAR PUSTAKA
Yin, J., Zhang, H. dan Ye, J. (2008). Traditional Chinese Medicine in Treatment of Metabolic
Syndrome. Endocrine‚ Metabolic & Immune Disorders-Drug Targets, 8(2), pp.99-111.
Nurwati, I. (2015). Pengaruh Akupunktur Titik Feishu (BL 13) dan Zusanli (St 36) Pada
Inflamasi dan Airway Remodeling Mencit Model Asma Kronik (Kajian Imunopatobiologi
Molekuler). Surakarta: Pascasarjana UNS.
Tang, x. (2006). Basic Theroies of Traditional Chinese Medicine. 1st ed. Shanghai: Shanghai
University of Traditional Chinese Medicine Press.
Wang, B. (2003). Huangdi Neijing. 1st ed. Beijing: Ancient Books of Traditional
Chinese Medicine Press.
Padmiari, I.A., Kayanaya, Antarini, Gumala dan Arsana. 2004. Pemantauan Indeks
Massa Tubuh Orang Dewasa Kawasan Perkotaan di Propinsi Bali (Laporan,
Penelitian). Denpasar: Dinkes Propinsi Bali.
32