Dengan diperkenalkannya Roma III saat ini pada tahun 2006, kriteria ini
didefinisikan ulang menjadi gejala persisten yang bertahan selama dua bulan
sebelum diagnosis.
PERMASALAHAN
Anak-anak dengan AP-FGID dilaporkan memiliki skor quality of life (QoL)
yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan anak sebaya yang
sehat
Pada 29,1% pasien dengan nyeri abdomen kronis, nyeri bertahan bahkan
untuk lebih dari 5 tahun, meskipun sering mendapat perhatian medis
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis
mengenai epidemiologi gangguan nyeri abdomen fungsional pada anak-anak di
seluruh dunia untuk merangkum pengetahuan yang ada mengenai prevalensi,
geografis, jenis kelamin dan distribusi usia
Selain itu, peneliti bertujuan untuk meninjau faktor-faktor yang berkaitan dengan
gangguan nyeri abdomen fungsional, seperti faktor psikososial, kualitas hidup,
ketidakhadiran di sekolah, peristiwa hidup dan faktor sosial ekonomi
METODE PENELITIAN
Penelitian diambil dari Database Cochrane Library, MEDLINE, EMBASE, CINAHL, dan
PsychInfo dicari, hingga Februari 2014.
Abstrak masing masing penelitian dilakukan skrining untuk uji kelayakan. Penelitian
yang terlihat memenuhi syarat diambil dan dibaca dalam teks lengkap untuk
menilai apakah memenuhi kriteria inklusi.
Screening ini dilakukan oleh dua reviewer (KD dan JK) secara independen. Antara
dua reviewer diselesaikan dengan konsensus bila memungkinkan, atau dengan
berkonsultasi dengan reviewer ketiga (MT) untuk membuat keputusan akhir.
KRITERIA INKLUSI
Sampel berupa anak-anak berusia 4-18 tahun
Dengan nyeri abdomen fungsional sesuai dengan kriteria ROMA I, II, III,
kriteria Apley dan Naish atau ditentukan oleh adanya nyeri abdomen
nonorganik pada anak-anak dengan setidaknya tiga episode nyeri perut
dan/atau episode mingguan dari nyeri perut dengan durasi gejala minimal 3
bulan;
Penelitian epidemiologi dengan sampel digolongkan berdasarkan kelompok
kelahiran, sampel berbasis sekolah atau populasi umum dan
Hasil yang dilaporkan pada epidemiologi, prevalensi atau insidensi.
PENILAIAN KUALITAS
Peneliti menyusun alat penilaian sendiri berdasarkan skala untuk penelitian kuantitatif dan
pedoman untuk mengevaluasi studi prevalensi
Peneliti melakukan skrining berdasarkan enam kriteria berikut:
(1) Apakah metode pemilihan subjek dijelaskan dan sesuai?
(2) Apakah karakteristik subjek cukup dijelaskan, yaitu apakah mereka sesuai dengan populasi
target berdasarkan dengan jenis kelamin dan usia?
(3) Apakah nyeri abdomen fungsional didiagnosis dengan tepat?
(4) Apakah instrumen survei dapat diandalkan dan valid?
(5) Apakah metode analitik dijelaskan dan dibenarkan, serta sesuai? Dan
(6) Apakah hasilnya dilaporkan dengan cukup detail?
Studi diberi skor sejauh mana mereka memenuhi setiap kriteria yang berlaku dengan: tidak,
sebagian atau ya.
EKSTRAKSI DATA
Informasi berikut terkait dengan pengumpulan data dan hasil diekstraksi dan
dimasukkan ke dalam spreadsheet Excel:
1. Lokasi,
2. Strategi pengambilan sampel yang digunakan untuk mengidentifikasi peserta,
3. Ukuran sampel
4. Kisaran usia
5. Definisi gangguan nyeri abdomen fungsional dan
6. Prevalensi keseluruhan dari gangguan nyeri perut fungsional.
Jika tersedia, jenis kelamin, usia dan distribusi geografis dari prevalensi, faktor
sosial ekonomi, kualitas hidup, faktor psikososial, ketidakhadiran di sekolah dan
beberapa kejadian dalam hidup juga dilaporkan.
ANALISIS STATISTIK
Heterogenitas dihitung
Metode meta Baik model efek Ketika heterogenitas dengan statistik Q-
analisis digunakan tetap atau model signifikan, model Cochrane, dan derajat
untuk menilai efek acak digunakan efek acak heterogenitas
dikuantifikasi dengan uji
prevalensi gangguan untuk mengumpulkan diterapkan, jika I2. Hasil P <0,10 dan
nyeri abdomen data sesuai dengan tidak model efek I2> 50% menunjukkan
fungsional. heterogenitas tetap digunakan heterogenitas yang
signifikan
Selain itu, analisis subkelompok dilakukan untuk menilai distribusi geografis, usia
dan jenis kelamin dari prevalensi.